Anda di halaman 1dari 16

Dioscorea Memperbaiki Ukuran dan Sifat Mekanik dari Tulang Tikus yang Diovariektomi

Jian-Horng Chen, James Shih-Shyn Wu, Hsiao-Che Lin, Shey-Lin Wu,Wen-Fu Wang, Shu-Kuei Huang5 and Ying-Jui Ho
Abstract Latar Belakang : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efek pemberian dioscorea terhadap ukuran dan sifat mekanik femur tikus yang diovariektomi (OVX). Sampel yang digunakan adalah tikus galur Witar yang telah dilakukan ovariektomi untuk mendapatkan model tikus menopause dan osteoporosis. 4 minggu setelah pembedahan, sampel diberi ekstrak dioscorea alata secara oral (0, 250, 750 or 1500 mgkg sehari sekali) selama 27 hari lalu porositas (perbandingan volume ruang berongga dengan seluruh volume tulang), fraksi mineral, kekakuan, dan kekerasan femur serta kekuatan yang dibutuhkan untuk dapat merusak femur diukur. Hasil : Ovariektomi menyebabkan terjadinya peningkatan total volume, berat kering, dan porositas dan penurunan fraksi mineral femur. Pemberian ekstrak dioscorea membalikkan keadaan dalam hal porositas dan meningkatkan kekuatan yang dibutuhkan untuk merusak femur tikus OVX tetapi tidak mempengaruhi sifat tulang tikus yang diperasi secara palsu. Kesimpulan : Hasil di atas menunjukkan bahwa pemberian dioscorea dapat mempertinggi kekuatan tulang dan memberikan pengetahuan baru mengenai peran dioscorea dalam remodeling tulang dan osteoporosis selama menopause. Bagaimanapun, keuntungannya masih belum jelas terhadap organ reproduksi tikus. DISKUSI : 4 minggu setelah diovarektomi, berat badan tikus bertambah pada tikus OVX dan memiliki perbedaan yang signifikan pada tikus yang dioperasi secara palsu, serupa dengan laporan yang telah disampaikan pada jurnal yang sebelumnya. Ovarektomi menyebabkan peningkatan total volume, berat ringat, dan porositas tetapi menurunkan fraksi mineral pada femur. Pemberian dioscorea selanjutnya membalikkan fisiologis yang terjadi dalam hal porositas dan meningkatkan kekuatan utama pada femur tikus OVX tetapi tidak mempengaruhi sifat tulang pada tikus yang dioperasi secara palsu. Tidak ada efek toksik yang timbul ketika tikus diberi 50% (w/w) dioscorea yang tidak dimasak selama 3 minggu atau dosis dioscorea 500-2000 mg perhari selama 28 hari. Ekstrak air dari dioscorea menghambat resorpsi tulang yang diinduksi oleh paratiroid hormon pada sistem kultur tulang. Administrasi oral dari ekstrak metanol dan etanol pada dioscorea menyebabkan aktivitas antiosteoporosis pada tikus OVX, mempertinggi diferensiasi osteoblas dan mineralisasi matriks beserta pula penurunan hormon paratiroid yang menginduksi resorpsi tulang. Terlebih lagi, penelitian

histomorfometrik menggunakan X-ray yang menganalisa femur tikus OVX menunjukkan bahwa terapi selama 33 hari dengan kapsul diosgenin, steroidal saponin mayor pada dioscorea, membalikkan perubahan perimeter endosteal dan area korteks untuk mengontrol level. Penelitian menunjukkan bahwa administrasi dioscorea juga memiliki efek seperti aktivitas antiosteoporotik, menyebabkan ukuran dan sifat mekanik femur tikus OVX.Ini menunjukkan bahwa efek dioscorea menunjukkan efek menguntungkan pada tulang tikus OVX. Walaupun konten mineral tulang, total volume, dan berat kering memiliki korelasi yang dignifikan dengan berat tubuh, data ini tidak menyediakan informasi fungsional. Untuk menunjukkan sifat fisik, data ini digunakan untuk menghitung ukuran dan parameter mekanik. Porositas menunjukkan proporsi antara bingkai tulang yang terdiri dari komponen organik dan anorganik. Fraksi mineral adalah konten dalam fase anorganik pada frame tulang dan menolak aksi kekuatan pada tulang. Semua diatas ini termasuk dalam sifat mekanik (kekuatan tulang, kekakuan, kekerasan) yang membuat tulang bisa menahan beban dari luar. Walaupun sifat mekanis tidak dipengaruhi oleh ovariektomi, peningkatan porositas dan penurunan fraksi mineral mengindikasikan penurunan fraksi mineral dan kemudian mengindikasikan kualitas dan kuantitas tulang yang kemudian mempengaruhi resiko fraktur. Terapi dioscorea secara signifikan meningkatkan kekuatan pada femur tikus OVX, dan dari hal ini bisa disimpulkan bahwa kekuatan mekanis meningkat. Penelitian sebelumnya yang mencakup tes mekanik pada BOVINE femur menunjukkan hubungan antara sifat mekanik, porositas, dan fraksi mineral pada kekuatan utama yang secra signifikan lebih tingga daripada mineral fraksi itu sendiri. Ini mungkin menunjukkan bahwa pengamatan pada penelitian tentang peningkatan kekuatan femur karena terapi dioscorea pada tikus OVX pasti diiringi dengan penurunan porositas tetapi tidak diiringi oleh fraksi mineral. Selain itu, hubungan ntara porositas dan fraksi mineral bergantung pada subjek experimen dan mungkin juga pada kondisi patofisiologi. Sumber referensi juga menunjukkan bahwa porositas dan fraksi mineral pada tulang manusia adalah parameter yang tidak saling terkait tetapi ada korelatif positif antara BMD dengan volume fraksi pada tulang korteks BOVINE. Data lain yang menunjukkan bahwa dioscorea pada 750 mg/kg menurunkan porositas tapi tidak mempengaruhi fraksi mineral, ternyata sesuai dengan penemuan terapi BIFOSFONAT pada osteoporosis di anjing, dimana perubahan pada porosistas dan densitas mineral tidak berhubungan, hal ini kemudian dapat ditarik kesimpulannya bahwa faktor waktu mungkin ikut berperan. Tambahan lagi, porositas dan fraksi mineral tulang pada tikus OVX yang mendapatkan terapi dioscorea ternyata memiliki kadar yang sama dengan hewan kontrol. Tetapi, bagaimanapun juga, kekuatan mekanik ada tulang tikus OVX lebih baik daripada kontrol. Ini menunjukkan bahwa terapi dengan dioscorea mungkin mempengaruhi baik itu komponen anorganik maupun komponen organik. Selanjutnya, efek dioscorea pada remodelling tulang khususnya fase organik contohnya kolagen selama postmenopause membutuhkan penelitian lebih lanjut. Sistem hormon seks mungkin berengaruh terhadap efek dioscorea. Penurunan level hormon seks pada darah memang berpengaruh pada gejala yang timbul pada menopaus atau disebut juga sindrom postmenopause. Sindrom ini secara signifikan dapat diperbaiki dengan HRT. Diosgenin yang

merupakan steroid saponin yang utama dalam dioscorea digunakan untuk MANUFACTURE hormon steroidal seperti progesteron, estrogen, testosteron, dan kortisone.
by hormone replacement therapy.3 Diosgenin, the main steroidal saponin in dioscorea,8,9 is used to manufacture steroidal hormones such as progesterone, oestrogen, testosterone and cortisone10,11 by in vitro chemical modification.12 There are no reports on the exact mechanisms by which diosgenin is converted to other hormones in vivo, but a previous study showed that hypertrophy of the adrenal cortex in OVX animals was reversed towards control values after continuous supplementation with diosgenin.51 Furthermore, the consumption of wild Mexican yam products containing diosgenin increases progesterone activity in the saliva,52 suggesting that the steroidal hormone system is affected. However, it should be noted that a recent study on menopausal animals indicated that sex hormone levels might not be affected by diosgenin treatment.51 Moreover, dietary supplementation with dioscorea does not affect dehydroepiandrosterone levels in the blood.53 Thus dioscorea and/or diosgenin may not serve as a precursor of sex hormones in vivo but may affect menopausal symptoms by another mechanism, e.g. an anti-inflammatory action, as dioscorea modulates the production of cytokines in vivo25,54 and in vitro.55 Furthermore, the effects of dioscorea observed in this work may be mediated through its antioxidant activity or by modulating lipid metabolism,53 as the antioxidative capacity of foods has positive effects on bone.28 In addition, dioscorea treatment improves nutritional status and the synthesis of proteins and related hormones,42 in which ingredients of dioscorea (diosgenin and related steroidal saponins) are reported to be involved.56 The conditions used in testing, e.g. dryness, humidity and age of the bone, the manner in which the force is applied and whether the bone is kept
2704 J Sci Food Agric 88:27002706 (2008)

DOI: 10.1002/jsfa Dioscorea and bone in ovariectomised rats

whole, affect the mechanical characteristics of bones. Thus the conditions applied here were consistent. Because the main goal of this work was not to focus on the characteristics of compact or cancellous bone but to study the effects of bending force on the whole bone, the whole femur was used for mechanical testing to mimic the situation in which the bone is hit laterally or in a fall. The changes in porosity and bone mineral fraction and their relationship to the mechanical properties seen in this study should not be compared with those for compact or cancellous bones, as the performance of anisotropic bones under axial compression and axial tension differs from that of a

long bone under a bending force. CONCLUSIONS

Aktivitas Antiosteoporotic Dioscorea alata L. cv. Phyto melalui Pacuan Aktivitas Diferensiasi dari Stem Sel Mesenkim dalam Formasi Tulang
Kang-Yung Peng,1 Lin-Yea Horng,2 Hui-Ching Sung,2 Hui-Chuan Huang,1 and Rong-TsunWu1, 2 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek etanol dari ekstrak Dioscorea alata L. cv. Phyto, Dispo85E terhadap formasi tulang dan untuk menginvestigasi mekanisme yang terlibat. Hasilnya didapatkan bahwa Dispo85E meningkatkan aktivitas alkalin fosfat dan formasi nodul tulang pada kultur sumsum tulang primer. Tambahan yang lain bahwa Dispo85E menstimulasi stem sel pluripoten C3H10T1/2 untuk berdiferensiasi menjadi osteoblas daripada menjadi adiposit. Data in vivo dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa Dispo85E menyebabkan osteoblastogenesis dengan meningkatnya aktivitas ALP dan formasi tulang nodul pada kelompok tikus yang diovarektomi (OVX) dan tikus yang tidak diovarektomi. Analisa microcomputed tomography (CT) juga menunjukkan bahwa Dispo85E memperbaiki kemunduran densitas mineral tulang trabekular (tBMD), volume tulang trabecular/total volume (BV/TV), dan nomor tulang trabekular (Tb.N) pada tikus yang diovarektomi. Hasil dari penelitian ini adalah menyarankan bahwa Dispo85E adalah obat botanik dengan profil mekanisme yang memacu doferensiasi spesifik dari sel stroma sumsum tulang dan merupakan alternatif terapi dari osteoporosis.

Metode Penyembuhan Osteoporosis dengan Ekstrak Dioscorea sp


Wu Rong Tsun
Sebuah metode untuk pengobatan osteoporosis meliputi pemberian ekstrak spesies Dioscorea dalam jumlah yang efektif dapat memacu proliferasi dan dan diferensiasi sel sumsum tulang pada subjek. Khususnya Dioscorea alata L. cv. Phyto yang dikarakteristikan oleh RAPD (Randomly Amplified Polymorphic DNA)mengandung 14 DNA dari 428 bp, 452 bp, 537 bp, 602 bp, 723 bp, 817 bp, 934 bp, 1140 bp, 1242 bp, 1478 bp, 1641 bp, 1904 bp, 2151 bp, dan 2918 bp ketika DNA Dioscorea diamplifikasi dengan primer SEQ ID No. 9 dan produk esktrak disiapkan dengan cara (a) mengekstrak umbi Dioscorea dengan mengunakan ekstrak asam asetat (b) hasil yang diperoleh kemudian dipisahkan lagi untuk mendapatkan fraksi larut (c) memisahkan larutan dari fraksi larut yang didapatkan sehingga didapatkanlah fraksi Dioscorea alata sp.

Efek Protektif Dioscorea alata L. cv. Tainung No. 2 pada Tikus Betina BALB/C mice yang Diovariektomi
Hsiao-ling Chen1,,*, Ling-tiao Hong1,Jong Kang Lee2 and Ching-jang Huang3 Keywords: ovariektomi, Dioscorea alata, umbi, genistein, bone mineral density, kalsium, rantai pendek asam lemak

Abstract
Latar belakang : Produk umbi telah digunakan untuk mengobati sindrom postmenopause. Penelitian ini mengkaji mengenai efek Dioscorea alata L. cv. Tainung No. 2 pada BMD tikus betina BALB/c dan mekanismenya mengapa ekstrak menimbulkan efek tersebut. Tikus yang dibedah secara palsu dan diovarektomi (OVX) diberi umbi (630 g bubuk TNG kg1), E2 (20 mg 17oestradiol kg1), atau genistein (2 g genistein kg1) Setelah 12 minggu perlakuan, berat uterus, indeks berat tulang, dan rantai pendek asam lemak sekum dihitung. Hasil : Baik umbi maupun genistein memulihkn atrofi uterin dan diet E2. BMD femur dan lumbar tikus OVX yang diberi umbi lebih besar daripada tikus yang hanya dioperasi palsu, masing-masing (P < 0.05 vs OVX control), sementara kalau Cuma BMD lumbar itu tikus yang dikasih umbi dengan yang dioperasi palsu itu sama (P > 0.05 vs sham). Abu femur dan kandungan kalsium pada tikus OVX kelompok umbi lebih besar (P < 0.05 vs OVX control). Sedangkan rantai pendek dari asam lemak di sekum, hanya tinggi di kelompok umbi dan tidak berkorelai dengan kandungan kalsium pada tulang atau level kalsium plasma. Kesimpulan : Umbi Dioscorea mencegah kehilangan BMD dan memperbaiki status klsum tanpa menstimulasi uterus menjadi hipertrofi pada tikus OVX BALB/c. Umbi Dioscorea mungkin bermanfaat untuk wanita postmenopause dalam mencegah kerapuhan tulang.

Kandungan Oksalat dalam Makanan dan Efeknya pada Manusia


Sc Noonan Bsc MSc and Gp Savage Bsc(hons), PhD, Nz Reg NutR.

Asam oksalat dan garamnya merupakan produk akhir dari metabolisme beberapa jaringan tumbuhan. Ketika tumbuhan-tumbuhan tersebut dikonsumsi, hal itu mungkin akan menimbulkan efek yang merugikan karena oksalat yang berikatan dengan kalsium atau mineral lainnya. Sementara itu Oxalic acid and its salts occur as end products of metabolism in a number of plant tissues. When these plants are eaten they may have an adverse effect because oxalates bind calcium and other minerals. While oxalic acid is a normal end product of mammalian metabolism, the consumption of additional oxalic acid may cause stone formation in the urinary tract when the acid is excreted in the urine. Soaking and cooking of foodstuffs high in oxalate will reduce the oxalate content by leaching. The mean daily intake of oxalate in English diets has been calculated to be 70150 mg, with tea appearing to contribute the greatest proportion of oxalate in these diets; rhubarb, spinach and beet are other common high oxalate-content foods. Vegetarians who consume greater amounts of vegetables will have a higher intake of oxalates, which may reduce calcium availability. This may be an increased risk factor for women, who require greater amounts of calcium in the diet. In humans, diets low in calcium and high in oxalates are not recommended but the occasional consumption of high oxalate foods as part of a nuritious diet does not pose any particular problem.

Potensi Dioscorea alata pada Kesehatan


Wireko-Manu Faustina Dufie,* Maziya-Dixon
b a

Ibok Oduro,

William Otoo Ellis, Robert Asiedu and Bussie

Umbi adalah bagian terpenting ketiga di daerah tropis tetapi hanya sedikit yang tumbuh sebagai makanan yang seht atau untuk tujuan pengobatan. Untuk memastikan potensial untuk kesehatan dan penggunaan alternatif, 20 varietas dari Dioscorea alata telah dikaji total diet fiber (TDF), bahan kering, dan kandungan amilase serta kandungan mineral yang dipilih dibandingkan dengan Dioscorea rotundata, spesies yang dipilih di area tumbuh umbi. Kandungan TDF bervariasi mulai dari 4.10 hingga 11.00%. Komposisi bahan kering mulai dari 19.10 hingga 33.80% dan amilase dari 27.90 hingga 32.30%. Dalam mg kg1, konten mineral dari varietas dari 10.1017.60 untuk Zn, 10 55020 100 untuk K, 83131 untuk Na, 260535 untuk Ca, and 390595 untuk Mg. Hasilnya menunjukkan perbedaan yang signifikan (P > 0.05) antara tes varietas dalam parameter yang ditentukan. Secara umum, tes varietas memiliki bahan kering yang rendah tapi memiliki kandungan amilase yang tinggi. Kandungan TDF pada umbi ini lebih tinggi daripada amilase nasi coklat sementara 2 varietas dibandingkan dengan tepung gandum. Varietas yang diteliti ternyata memiliki kandungan amilase yang lebih tinggi dan kandungan TDF yang dapat digunakn untuk orang dengan diabetes dan gangguan kesadaran karena laju absorbsi makanan yang lambat. Selain itu, natrium yang rendah tapi kalium yang tinggi dan kandungan TDF mengindikasikan bahwa hal ini bisa menjadikan D. alata sebagai terapi penyakit yang kronik. Hal ini karena D. alata dapat menyediakan konsumsi fiber dan mineral yang baik untuk konsumennya. Jadi, tetap dibutuhkan penelitian mengenai fortifikasi makanan dan formulasinya.

Efek Estrogenik Umbi secara Oral pada Wanita Postmenopausel yang Sehat
Wen-Huey Wu PhDa*, Li-Yun Liu PhDb, Cheng-Jih ChungMS, RDa, Hei-Jen Jou MDc & Tzong-An Wang MDd

Tujuan : Dioscorea telah digunakan untuk mengobati gejala-gejala menopausal dari dulu. Penelitian ini mengkaji efek pemberian dioscorea secara oral pada lemak, status antioksidan, dan hormon seks pada wanita postmenopausal. Cara Kerja :Methods: 24 wanita postmenopausal yang sehat telah diminta untuk mengganti makanan pokok mereka (kebanyakan nasi) dengn 390 gram umbi dalam 2 kali makan dari 3 kali makan perharinya selama 30 hari. Terdapat 22 orang sampel yang berhasil menyelesaikan penelitian ini. Gula darah puasa dan urin pagi hari dikumpulkan sebelum dan sesudah intervensi untuk melihat lemak darah, hormon seks, dan metabolisme estrogen urin dan biomarker oksidan stress. Disain penelitiannya adalah dengan menggunakan pre-post study. Penelitian yang serupa pada wanita postmenopausal yang diberi 240 gram kentang manis selama 41 hari dijadikan kelompok kontrol. Level serum estrone, estradiol, dan SHBG dianalisis dari grup kontrol ini. Hasil: Setelah pemberian umbi secara oral ini, ada peningkatan secara signifikan dari konsentrasi estrone (26%), sex hormone binding globulin (SHBG) (9.5%), dan peningkata hampir signifikan dari estradiol estradiol (27%). Perubahan tidak signifikan ditemukan dalam konsentrasi serum dehydroepiandrosterone sulfate, androstenedione, testosterone, follicular stimulating hormone, and luteinizing hormone. Indeks androgen bebas diperkirakan menurun dihitung dari rasio konsentrasi total testosteron dengan SHBG. Konsentrasi metabolite genotoksik dari estrogen urin, 16-hydroxyestrone, menurun secara signifikan 37%. Konsentrasi kolesterol plasma menurun secara signifikan 5,9 persen. Jeda waktu oxidasi LDL memanjang secara 5.8% dan urinary isoprostane levels menurun secara signifikan 42%. Untuk kelompok kontrol diberik makan kentang manis, ketiga hormon yang dijadikan parameter tidak berubah setelah mendapatkan intervensi. Kesimpulan: Walaupun mekanisme aslinya tidak tidak jelas, mengganti 2 dari 3x makan makanan pokok dengan umbi selama 30 hari memperbaiki status hormon seks, lemak, dan antioksidan. Efek ini mungkin mengurasi efek kanker payudara dan penyakit kardiovaskular pada wanita postmenopause.

Konsumsi Umbi (Dioscorea bulbifera Linn) Mengurangi Hiperglikemia dan Fragilitas Tulang pada Tikus Betina Diabetes
de Salgado Rgo, Thas; da Silva Ash, Louise; Pessoa, Letcia; Barreto da Silva Feij, Mrcia; Leite, Juliana; de Sousa dos Santos, Aline; Soares da Costa, Carlos Alberto; Teles Boaventura, Gilson

Abstract: Latar Belakang : Pasien diabetes memiliki resiko patah tulang akibat osteoporosis. Makanan seperti umbi, yang dapat mencegah hiperglikemia sudah digunakan untuk mengobati diabetes. Tujuan : Tujuan dari ditelitinya peran Umbi Brazilian (Dioscorea bulbifera) pada parameter glikemia dan tulang pada tikus betina diabetes. Cara kerja : Tikus Wistar Betina usia 3 bulan dialokasikan kedalam 3 grup. Grup kontrol ( C, n = 6) diberi perlakuan diet lemak yang normal. Tikus Diabetes diberi perlakuan dengan diet tinggi lemak tanpa dan dengan bubuk umbi (DM, n = 8) (DMY, n = 8). Setelah 5 minggu perlakuan, glukosa serum dan insulin, serta massa pankreas, dan area serta jumlah islet pankreas dihitung. Parameter femur dianalisa menggunakan . dualenergy X-ray absorptiometry (DXA) dan computed tomography (CT). Hasil : Terdapat perbedaan yang signifikan jika P&lt;0.05. Grup diabetes menunjukkan perbedaan yang rendah, femur dan massa pankreas, serta area dari islet pankreas dan insulin. Tetapi DMY menunjukkn perbedaan yang rendah (-10%, P &lt; 0.05) daripada konsentrasi glukosa pada grup DM. Femur, dengan pemeriksaan DXA, menunjukkan bahwa BMD yang rendah, kandungan dan areanya pada grup DM. Sementara itu, grup DMY menunjukkan hasil yang lebih besar (+27%, P &lt; 0.05) radiodensity dari kepala femoral ketika dibandingkan dengan grup DM. Diskusi : Tepung Brazilian tidak memperbaiki defek, tapi meringankan konsekuensi pada penelitian eksperimen penyakit diabetes. Ini menunjukkan bahwa untuk mengontrol level glukosa pada tikus diabetes, proteksi yang dianjurkan adalah agen oksidatif dan kemudian bisa meminimalisir komplikasi. Kesimpulan: Menyimpulkan dari penelitian ini, bahwa peneliti menyarankan bahwa tepung umbi bisa menimbulkan efek bermanfaat pada eksperimental diabetes.

Terapi dengan Ekstrak Rhizoma Dioscoreae Memiliki Efek Protektif pada Osteopenia Tikus yang Diovarektomi
Zhiguo Zhang,1 Lihua Xiang,1 Dong Bai,1 Xiaowei Fu,2 Wenlai Wang,1 Yan Li,1Hong Liu,1 Jinghua Pan,1 Yanan Li,1 Gary Guishan Xiao,3 and Dahong Ju1,4

Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dari efek osteoprotektif dari ekstrak aqueous Rhizoma Dioscoreae(RDE) pada tikus yang diovarektomi (OVX-) Hasilnya menunjukkan bahwa RDE dapat mencegah kehilangan tulang pada tikus OVX setelah 12 minggu terapi. Analisa mikroarray menunjukkan bahwa 68 gene menaikkan regulasi dan 100 gen menurunkan regulasi dalam femur pada tikus RDE dalam kelompok tikus OVX. The Ingenuity Pathway Analysis (IPA) menunjukkan beberapa regulasi yang turun memiliki potensial untuk mengkode protein yang termasuk Wnt/-catenin signaling pathway (Sost, Lrp6, Tcf7l2, and Alpl) dan RANKL/RANK signaling pathway (Map2k6 and Nfatc4). Hasil ini mengungkapkan bahwa mekanisme antiosteoporosis RDE mungkin terletak pada egek inhibitor pada reabsorbsi tulang, yang diasosiasikan dengan Wnt/-catenin signaling and the RANKL/RANK signaling.

Fitoestrogen : Pilihan yang Tepat?


Russell, Lori MD; Hicks, G. Swink MD; Low, Annette K. MD; Shepherd, Jinna M. MD; Brown, C. Andrew MD, MPH

Abstrak
Terapi Pengganti Estrogen adalah salah satu terapi yang biasa diresepkan di US. Selama beberapa dekade ini, penjualan untuk terapi alternatif guna penggantin hormon meningkat secara dramatis. Wanita menjadi terapi yang lebih alami untuk mengobati gejala menopause. Well-designed randomized clinical trials biasanya jarang ada,
karena informasi mengenai keamanan dan kemanjurannya. Artikel ini mereview terapi herbal populer, yaitu fitoestrogen pada black cohosh ( Cimicifuga racemosa), dong quai (Angelica sinensis), chast tree (Vitex agnus-castus), dan Umbi Mexican, penggunaannya, mekanisme aksi, dan efek merugikannya.

Osteoprotective Effect of Monascus-fermented Dioscorea in Ovariectomized Rat Model of Postmenopausal Osteoporosis


Shen-Shih Chiang , Shang-Ping Chang , and Tzu-Ming Pan *

Abstrak Eksperimen ini menggunakan tikus yang diovarektomi (OVX) dan meneliti efek pemberian secara oral dri dioscorea, dioscorea merah (RMD) isoflavon dalam dosis yang berbeda pda BMD. 3 bulan setelah tikus dibuat osteoporosis dan 4 minggu setelah diberi perlakuan, tibia dan femur dari tikus OVX menunjukkan BMD yang signifikan dibandingkan dengan kelompok tikus OVX lainnya. Pemeriksaan mendalam menggunakan mikrocomputed tomography juga mengungkapkan bahwa pemberian RMD pada tikus menunjukkan volume tulang trabekular lebih besar massa jenisnya dn lebih tinggi nilainya jika dibandingkan dengan semua grup tikus. Pencitraan 3D mengindikasikan peningkatan konten tulang mineral, densitas tulang mineral, dan konten mineral tulang pada bagian proksimal dari tibia tikus OVX. Penemuan ini mengindikasikan bahwa administrasi monacolin K dan fitoestrogen diosgenin dapt mencegah kehilangan tulang karena defisiensi estrogen.

Diosgenin quantification, characterisation and chemical composition in a tuber collection of Dioscorea spp. in the state of Jalisco, Mexico
Mara de Lourdes Contreras-Pacheco1,Fernando Santacruz-Ruvalcaba1,*, Jorge A. GarcaFajardo2, Jos de Jess Snchez G.1,Mario A. Ruz L.1, Mirna Estarrn-Espinosa2 dan Arturo Castro-Castro1

Abstrak
Umbi Dioscorea spp. Secara umum diketahui berasal dari Jalisco, Mxico. Selain digunakan sebagai makanan, Dioscorea mengandung diosgenin, senyawa yang berfungsi untuk mensistesis hormon steroid di dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti kandungan diosgenin dengan menggunakan gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS), serta karakteristik fisik dan kimia dari ke-60. Untuk mendapatkan sari diosgenin dioscorea dimaserasi dengan menggunakan etanol 80%. Perbedaan statistik yang signifikan pada kandungan diosgenin ditemukan antar aksesi dengan level antara 0.02 dan 0.16 mg kg1 pada dasar yang kering. Panjang, berat, dan proporsi kulit/pulp, presentase kulit dan presentase pulp secara signifikan berbeda. Komposisi kimia pada berat segar menunjukkan presentase moisture antara 71.93 83.26%, crude protein 1.421.74%, ashes 0.801.16%, lipid 0.130.17%, crude fibre 3.804.02% dan total karbohidrat 13.9725.44%. Hasil menunjukkan bahwa umbi ini merupkan sumber nutrisi yang penting bagi konsumennya.

PERTANYAAN : 1. Bagaimana mekanisme diosgenin di dalam tubuh? 2. Mengapa diberikan dosis sebanyak 3 dosis? 3. Bagaimana mekanisme remodelling tulang dan bagaimana mekanisme metabolisme tulang? 4. Apakah pada penelitian ini efek estrogen itu bisa dirasakan pada daerah lain? 5. Bagaimana proses perlindungan tulang pada laki-laki?

Anda mungkin juga menyukai