Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang (Saidi, 2010). WHO mendefinisikan stroke sebagai suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 2006). Berdasarkan data WHO (2010-b), setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di seluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian sebanyak 5 juta orang dan 5 juta orang lainnya mengalami kecacatan yang permanen. Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan merupakan salah satu penyebab terbanyak di dunia (Xu, et al., 2010). Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang banyak ditemukan tidak hanya pada negara-negara maju tapi juga pada negara-negara berkembang. Menurut Janssen, et al., (2010), stroke merupakan penyebab utama kecacatan di negara-negara barat. Di Belanda, stroke menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab DALYs (Disability Adjusted Life Years = kehilangan bertahun-tahun usia produktif). Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics), stroke menduduki urutan ketiga penyebab kematian di Amerika setelah penyakit jantung dan kanker (Heart Disease and Stroke Statistics2010 Update: A Report from American Heart Association). Dari data National Heart, Lung, and Blood Institute tahun 2008, sekitar 795.000 orang di Amerika Serikat mengalami stroke setiap tahunnya. Dengan 610.000 orang mendapat serangan stroke untuk pertama kalinya dan 185.000 orang dengan serangan stroke berulang (Heart Disease and Stroke Statistics_2010 Update: A Report From

Universitas Sumatera Utara

the American Heart Association). Setiap 3 menit didapati seseorang yang meninggal akibat stroke di Amerika Serikat. Stroke menduduki peringkat utama penyebab kecacatan di Inggris (WHO, 2010-a). Stroke menduduki urutan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit jantung koroner dan kanker di negara-negara berkembang. Negara berkembang juga menyumbang 85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan (WHO, 2006). Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000 penduduk). Menurut Riskesdas tahun 2007, stroke, bersama-sama dengan hipertensi, penyakit jantung iskemik dan penyakit jantung lainnya, juga merupakan penyakit tidak menular utama penyebab kematian di Indonesia. Stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian utama semua usia di Indonesia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Menurut Davenport dan Dennis (2000), secara garis besar stroke dapat dibagi menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik. Di negara barat, dari seluruh penderita stroke yang terdata, 80% merupakan jenis stroke iskemik sementara sisanya merupakan jenis stroke hemoragik. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, di Indonesia kejadian stroke iskemik lebih sering ditemukan dibandingkan stroke hemoragik. Dari studi rumah sakit yang dilakukan di Medan pada tahun 2001, yang tidak sempat dipublikasi, ternyata pada 12 rumah sakit di Medan pada tahun 2001, dirawat 1263 kasus stroke terdiri dari 821 stroke iskemik dan 442 stroke hemoragik, di mana meninggal 201 orang (15,91%) terdiri dari 98 (11,93%) stroke iskemik dan 103 (23,30%) stroke hemoragik (Nasution, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan survey data pasien yang dirawat inap di Bagian Neurologi FK USU/RSUP. H. Adam Malik Medan dari Januari 2010 sampai Desember 2010, didapati data jumlah pasien stroke sebanyak 365 orang (58%) dari 628 orang pasien yang dirawat inap. Ini menunjukkan kejadian stroke di RSUP. H. Adam Malik Medan cukup tinggi. Proporsi untuk stroke iskemik sebanyak 251 orang (69%) dan stroke hemoragik sebanyak 114 orang (31%). Adapun faktor risiko yang memicu tingginya angka kejadian stroke iskemik adalah faktor yang tidak dapat dimodifikasi (non-modifiable risk factors) seperti usia, ras, gender, genetik, dan riwayat Transient Ischemic Attack atau stroke sebelumnya. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi (modifiable risk factors) berupa hipertensi, merokok, penyakit jantung, diabetes, obesitas, penggunaan oral kontrasepsi, alkohol, hiperkolesterolemia (PERDOSSI, 2004). Identifikasi faktor risiko stroke sangat penting untuk mengendalikan kejadian stroke di suatu negara. Oleh karena itu, berdasarkan identifikasi faktor risiko tersebut maka dapat dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan penyakit stroke, terutama untuk menurunkan angka kejadian stroke iskemik.

1.2.Rumusan Masalah Bagaimanakah gambaran faktor risiko pada penderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010 ?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran faktor-faktor risiko pada penderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui persentase laki-laki dan perempuan sebagai faktor risiko stroke iskemik.

Universitas Sumatera Utara

2. Mengetahui persentase masing-masing faktor risiko pada kelompok laki-laki dan perempuan. 3. Mengetahui usia rata-rata penderita stroke iskemik. 4. Mengetahui persentase ras (suku) sebagai faktor risiko stroke iskemik. 5. Mengetahui persentase genetik (adanya riwayat stroke dalam keluarga) dengan faktor risiko stroke iskemik. 6. Mengetahui persentase kebiasaan merokok sebagai faktor risiko stroke iskemik. 7. Mengetahui persentase riwayat Transient Ischemic Attack dan stroke sebelumnya sebagai faktor risiko stroke iskemik. 8. Mengetahui persentase riwayat hipertensi sebagai faktor risiko stroke iskemik. 9. Mengetahui persentase penyakit jantung sebagai faktor risiko stroke iskemik. 10. Mengetahui persentase diabetes mellitus sebagai faktor risiko stroke iskemik. 11. Mengetahui persentase obesitas sebagai faktor risiko stroke iskemik. 12. Mengetahui persentase penggunaan kontrasepsi oral pada kelompok wanita sebagai faktor risiko stroke iskemik. 13. Mengetahui persentase konsumsi alkohol sebagai faktor risiko stroke iskemik. 14. Mengetahui persentase hiperkolesterolemia sebagai faktor risiko stroke iskemik.

1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. RSUP. H. Adam Malik Medan dan dokter Memberikan informasi bagi pihak RSUP. H. Adam Malik Medan dan dokter untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang terdapat pada penderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010.

Universitas Sumatera Utara

Dengan mengetahui faktor-faktor risiko pada penderita stroke iskemik, pihak RSUP. Haji Adam Malik Medan dan dokter dapat mencegah dan menurunkan prevalensi penyakit stroke iskemik di Sumatera Utara dan di RSUP. H. Adam Malik Medan secara khusus.

2. Peneliti Memberikan informasi tambahan pada peneliti gambaran faktorfaktor risiko pada penderita stroke iskemik. Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman melakukan penelitian. Peneliti dapat mengembangkan minat dan kemampuan membuat karya tulis ilmiah.

3. Pembaca Memberikan informasi tambahan bagi pembaca sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai stroke iskemik.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai