Anda di halaman 1dari 4

ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

846
PERANCANGAN MESIN PERONTOK PADI (COMBINE HARVERTER)
YANG ERGONOMIS DENGAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI
Ahmad Hanafie, Saripuddin M, Muh. Fadhli
Dosen Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar
ABSTRAK
Mesin perontok padi (combine harverter) yang ergonomis dengan inovasi atau pengembangan yang harus
mendukung, yaitu pada bagian pemisah antara padi dan potongan daun. Dan tenaga kerja dibutuhkan hanya 3-5 orang
tenaga kerja, serta luas area perhari bisa mencapai 3-4 hektar perhari. Dalam proses pembuatan Combine Harverter ini,
bagaimana cara merancang dengan penggerak motor diesel dapat mengahasilkan kerja mekanik, untuk memisahkan
antara biji padi dengan jerami dan lebih ditekankan pada penyesuai antara mesin perontok padi (combine harverter)
yang ergonomis, dirancang secara anthropometri (sesuai dimensi tubuh).
Dari hasil penelitian diperoleh ukuran dimensi tubuh dalam menentukan perancangan mesin combine Perancangan
ulang Panjang tempat kopling 72 cm, Perancangan ulang Tinggi stan stir 33 cm, Perancangan ulang tinggi ideal stan
stir 105 cm, Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke tangan 37 cm, Perancangan ulang Jarak Posisi tangan kanan
dan kiri pada stan stir 45 cm. Perancangan ulang penarik bak tengah dan penarik bak bawah 11 cm, Perancangan stan
kaki 11 cm dan Perancangan stan kaki 19 cm.
Kata Kunci: Ergonomi, Antropometri
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara agraris yang memiliki
hasil-hasil pertanian yang cukup bereneka ragam.
Sejalan dengan perkembangan teknologi sekarang ini,
semua yang berkaitan dengan mesin ataupun bukan
mesin selalu berhubungan dengan teknologi. Apalagi
produsen yang memproduksi suatu alat sangat
kualahan untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
Maka dari itu perlu adanya pengembangan alat
produksi yang bisa membantu proses produksi secara
cepat dan efisien. Namun, sekarang ini masih banyak
pekerjaan yang sebenarnya bisa dibantu dengan suatu
alat atau mesin, tetapi para pelaku produksi masih
menggunakan proses secara manual. Seperti halnya
yang terjadi pada petani penghasil padi. Sekarang ini
masih banyak petani yang memakai cara manual untuk
merontokkan padi, ada yang sudah memakai alat tetapi
masih menggunakan tenaga manusia sebagai
penggeraknya. Padahal untuk memperoleh hasil panen
yang banyak dan bersih, petani harus melakukan
beberapa tahapan dalam merontokkan padi dan
kemudian membersihkan padi dari kotoran-kotoran
(jerami) yang berasal dari potongan-potongan daun
atau tangkai pohon padi yang terkena perontoknya.
Apabila semua itu dilakukan oleh mesin maka petani
akan terbantu dan akan memperoleh padi yang dipanen
lebih banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat.
Pekerjaan perontokan padi sebelumnya diselesaikan
dengan menggunakan bantuan mesin perontok padi
(thresher). Dalam melakukan proses pengerjaan
dilakukan beberapa pekerja secara bergantian dengan
posisi kerja berdiri. Dan terdiri dari beberapa
rangkaian kegiatan yang dilakukan yaitu tenaga kerja
bagian pemotongan, pengumpul, operator mesin,
pengemasan. Yang tentunya dibutuhkan sekitar 15
20 orang tenaga kerja dan luas area yang bisa
dilakukan kurang lebih satu hektar perhari.
Maka dari itu perlu adanya mesin perontok padi
(combine harverter) yang ergonomis dengan inovasi
atau pengembangan yang harus mendukung, yaitu pada
bagian pemisah antara padi dan potongan daun. Dan
tenaga kerja dibutuhkan hanya 3-5 orang tenaga kerja,
serta luas area perhari bisa mencapai 3-4 hektar
perhari. Dalam proses pembuatan Combine Harverter
ini, bagaimana cara merancang dengan penggerak
motor diesel dapat mengahasilkan kerja mekanik,
untuk memisahkan antara biji padi dengan jerami dan
lebih ditekankan pada penyesuai antara mesin
perontok padi (combine harverter) yang ergonomis,
dirancang secara anthropometri (sesuai dimensi tubuh).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan maka pokok permasalahan yang dihadapi
adalah mengenai produktivitas pekerja yang belum
optimal disebabkan oleh fungsi alat yang belum
maksimal. Sehingga perlu di desain sebuah alat yang
lebih ergonomis dengan pendekatan antropometri
1.3 Tujuan penelitian
Untuk mengungkapkan tentang produktivitas
pekerja yang belum optimal dan bertitik tolak dari
permasalahan yang telah diuraikan maka, tujuan
penelitian yang ingin dicapai antara lain membuat
rancangan alat perontok padi yang ergonomis agar
pekerja dapat bekerja dengan efisien, nyaman, sehat,
dan efektifn dengan pendekatan antropometri
1.4 Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
untuk meningkatkan kenyamanan bagi pekerja. Dalam
melakukan aktifitas kerja proses perontokan padi
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011
847
sehingga dapat meningkatkan produktifitas dari produk
yang dihasilkan.
METODE PENELITIAN
2.1 Materi Penelitian
Materi penelitian ini adalah perancangan mesin
perontok padi yang ergonomis, agar nantinya dapat
meningkatkan produktivitas, efesiensi dan efisien serta
kenyamanan kerja.
2.2 Alur Penelitian Perancangan Alat kerja
Antropometri
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan, serta informasi-informasi
yang berhasil dikumpulkan baik berupa data-data yang
dapat digunakan secara langsung maupun data-data
penunjang dalam rangka memecahkan masalah.
Pemecahan masalah yang erat kaitannya meliputi data
antropometri tubuh manusia.
3.1. Hasil penelitian
Dimensi tubuh yang diukur dalam penelitian ini
merupakan dimensi tubuh yang diperlukan untuk
melakukan perancangan ulang (redesign) ukuran
geometris dari perancangan alat kerja. Dimensi
dimensi tubuh pekerja yaitu :
Jangkauan Tangan (JK)
Bahu ke Siku (BS)
Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak
lurus) (SL)
Panjang siku (dari siku sampai ujung jari-jari) (ST)
Siku ke Siku (SS)
Lebar Telapak Tangan (LTT)
Lebar Telapak Kaki (LTK)
Panjang Telapak Kaki (PTK)
Sebelum data-data dimensi tubuh tersebut diolah
menjadi tabel antropometri, maka dilakukan
beberapa uji statistik yaitu uji keseragaman data,
uji kecukupan data, uji kenormalan data dan
persentile serta pembuatan tabel antropometri.
3.2 U|i keseragaman data antropometri
Pengujian keseragaman data yang diperoleh dari
hasil pengamatan sebagai alat kontrol dihitung rata-rata
(mean), batas kontrol atas (BKA), batas kontrol bawah
(BKB), dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95
% dan tingkat ketelitian 5 %. Hasil uji keserangaman
data dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Hasil uji keseragaman antropometri
No.
Dimensi
N BKA BKB Ket.
Tubuh
1 JK 30 70.03 72.01 66.06 seragam
2 BS 30 31.89 33.07 30.70 seragam
3 SL 30 102.06 104.43 99.69 seragam
4 ST 30 32.36 37.46 27.25
seragam
5 SS 30 40.72 45.22 36.22
seragam
6 LTT 30 10.36 11.03 9.69
seragam
7 LTK 30 9.53 10.43 8.62
seragam
8 PTK 30 18.23 18.89 17.57
seragam
Sumber data: hasil pengolahan data
3.3 Uji kecukupan data
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 %
dan tingkat ketelitian 5 %. Hal Dari data dimensi tubuh
yang diukur untuk tiap dimensi akan memiliki
penyimpanan tidak lebih dari 5 %. Dengan syarat
kecukupan data N < N. Maka hasil perhitungan uji
kecukupan data dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Hasil uji kecukupan antropometri
No.
Dimensi
N N' Keterangan
Tubuh
1 JK 30 3.03 cukup
2 BS 30 1,33 cukup
3 SL 30 2.07 cukup
4 ST 30 24.27
cukup
5 SS 30 12.67
cukup
6 LTT 30 16.58
cukup
7 LTK 30 8.80
cukup
8 PTK 30 5.08
cukup
Sumber data: hasil pengolahan data
3.4 Pembuatan tabel antropometri.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan tabel
antropometri yang akan digunakan untuk menganalisa
kesesuaian antara ukuran fasilitas kerja dengan dimensi
tubuh manusia. Tahap penyusunan tabel antropometri
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Menghitung rata-rata dan standar deviasi dimensi
diukur.
2. Menentukan nilai percentil yang akan digunakan
yaitu 5 %-ile, 50 %-ile, dan 95 % - ile.
Identifikasi masalah
Perumusan tujuan
Tinjauan pustaka
Pengumpulan data
dimensi tubuh
Studi Lapangan
Pengujian
statistik
Ukuran dimensi tubuh
dengan persentil P95
Perancangan mesin kerja
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011
848
3. Menghitung nilai dimensi sesuai dengan percentil
yang telah ditentukan pada tahap 2 diatas, rumus
yang digunakan adalah :
Z x X
Dimana :
X = Nilai untuk persentil yang dikehendaki
Z = Konstanta untuk persentil yang dikehendiki
Untuk 5 % - ile, nilai Z = -1,645
Untuk 50 % - ile, nilai Z = 0
Untuk 95 % - ile, nilai Z = 1,645
X = Nilai rata-rata
4. Membuat tabel antropometri berdasarkan
perhitungan yang diperoleh dari tahap sebelumnya.
Dengan mengikuti tahap-tahap diatas, maka
antropometri yang akan digunakan dalam
perancangan ulang atau redesain peralatan kerja
dapat dilihat pada tabel berikut .
Tabel 3.3 Hasil uji persentil antropometri
No.
Dimensi 5 %- ile 50%-ile 95%-ile
SD
Tubuh (cm) (cm) (cm)
1 JK 68.41 70.03 72 0.99
2 BS 30.91 31.89 33 0.59
3 SL 100.11 102.06 105 1.19
4 ST 28.16 32.36 37 2.55
5 SS 37.02 40.72 45 2.55
6 LTT 9.81 10.36 11 0.33
7 LTK 8.78 9.53 11 0.45
8 PTK 17.69 18.23 19 0.33
Sumber data: hasil pengolahan data
Pembahasan
Dalam perancangan alat kerja ini ada perubahan,
terutama pada bagian kopling sebelumnya kompling
berada jauh dari jangkauan operator, Bagian
pemengang, bagian bak yang awalnya bak tertutup,
Agar nantinya pekerja bisa lebih nyaman dalam
melakukan aktivitasnya, sehingga keluhan-keluhan
yang dapat ditimbulkan dari alat tersebut sudah dapat
terhindari.
1. Perancangan ulang Panjang tempat kopling.
- Dimensi tubuh yang digunakan adalah
Jangkauang tangan (JK)
- Persentil yang digunakan 95 % = 72 cm.
2. Perancangan ulang Tinggi stan stir.
- Dimensi tubuh yang digunakan adalah Bahu ke
siku (BS)
- Persentil yang digunakan 95 % = 33 cm.
3. Perancangan ulang tinggi ideal stan stir
- Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke
lantai (dalam posisi berdiri)
- Persentil yang digunakan 95 % = 105 cm.
4. Perancangan ulang jarak luar stan stir
- Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke
tangan
- Persentil yang digunakan 95 % = 37 cm.
5. Perancangan ulang Jarak Posisi tangan kanan dan
kiri pada stan stir
- Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke
siku
- Persentil yang digunakan 95 % = 45 cm.
6. Perancangan ulang penarik bak tengah dan penarik
bak bawah
- Dimensi tubuh yang digunakan adalah lebar
telapak tangan (diukur jari 1-4) (LTT)
- Persentil yang digunakan 95 % = 11 cm.
7. Perancangan stan kaki
- Dimensi tubuh yang digunakan adalah lebar
telapak kaki (LTK)
- Persentil yang digunakan 95 % = 11 cm.
8. Perancangan stan kaki
- Dimensi tubuh yang digunakan adalah panjang
telapak kaki (PTK)
- Persentil yang digunakan 95 % = 19 cm.
Gambar 3.1 Sebelum Redesain salah satu aktivitas
pekerja yang tidak ergonomis
Gambar 3.2 Sebelum Redesain saat pembongkaran
material
Gambar 3.3 Sesudah Redesain Sesuai dengan ukuran
Antropometri
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011
849
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian diperoleh ukuran dimensi
tubuh dalam menentukan perancangan mesin combine
Perancangan ulang Panjang tempat kopling 72 cm,
Perancangan ulang Tinggi stan stir 33 cm,
Perancangan ulang tinggi ideal stan stir 105 cm,
Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke tangan
37 cm, Perancangan ulang Jarak Posisi tangan kanan
dan kiri pada stan stir 45 cm. Perancangan ulang
penarik bak tengah dan penarik bak bawah 11 cm,
Perancangan stan kaki 11 cm dan Perancangan stan
kaki 19 cm.
4.2 Saran
1. Dari hasil analisa, maka disarankan kepada
pengguna alat perontok padi agar, menggunakan
sarung tangan untuk menghindari terjadinya
kecelakaan tangan serta penutup mulut dan hidung
agar serbuk-serbuk dari gabah yang berterbangang
tidak langsung masuk ke mulut dan hidung pada
saat bekerja.
2. Untuk menghasilkan hasil lebih besar, maka perlu
ditetapkan sistem bonus atau insentif untuk
memperoleh hasil lebih besar, tentunya operator
akan lebih bersemangat untuk menyelesaikan
pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad Hanafie (2007), Modifikasi Helm Standar
Kendaraan Roda Dua Yang Ergonomis Bagi
Penguna Telpon Seluler, Jurnal Iltek, Vol. II,
Nomor 4, April 2007, Hal 313-319, Fakultas
Teknik Univ. Islam Makassar
2. Astika (2007), Ergonomi Pertumbuhan Dan
Peranannya Dalam Pembangunan,
http://www.baliheag.org
3. Eko Nurmianto (2007), Ergonomi, konsep dasar
& aplikasinya, Penerbit Guna Widya, Jakarta.
4. Iftikar Z. Sutalaksana; Ruhana A; John H. T (2006),
Analisa dan Perancangan Sistem Kerja. Jurusan
TI ITB.
5. Muh. Yani Syafei Dr,H.,ST.,MT, (2007), Aplikasi
Konsep Ergonomi Dalam Pengembangan Design
Produk Akan Memberikan Nilai Jual Produk
yang Tinggi dan dan Keunggulan Bersaing.
Seminar Nasional Ergonomics in product
Development.
6. Noor Fitrihana, (2007), Memperbaiki Kondisi
Kerja di Industri Garmen, Ergonomi Kerja, B4D3
Consultants, hal 1- 12.
7. Karl T. Ulrich, Steven D. Eppinger (2001),
Perancangan dan Pengembangan Produk, Mc
Graw Hill
8. Roche; Davila, USA (1972), Dalam bukunya
Wignjosoebroto, Sritomo Sritomo (2000),
Ergonomi, Studi Gerak & waktu. Penerbit Guna
widya, Jakarta.
9. Sritomo Wignjosoebroto, (2008), Ergonomi, Studi
Gerak & waktu. Penerbit Guna widya, Jakarta.
10. Sritomo Wignjosoebroto, Srigunani, Ahmad
Hanafie. (2003), Modifikasi mesin perontok Padi
yang Ergonomis. PEI, Yogyakarta.
11. Sudjana (1989), Metoda Statistika, penerbit
Tarsito, Bandung.
12. Usulan Perbaikan Sistem Kerja yang Lebih
Ergonomis pada Stasiun Kerja Perakitan dan
Pemolesan di PT. YPTI, Jun 15th, 2007 by
admin.
13 Ergonomi Industri, http:// adibuana.com / web.
Universitas PGRI Adibuana Surabaya (2008).

Anda mungkin juga menyukai