Brosur Wpda Bali
Brosur Wpda Bali
FORMULIR PENDAFTARAN
08.00 09.00 Dokumen Peningkatan mutu dan keselamatan pasien & Pencegahan Pengendalian Infeksi 09.00 10.00 Dokumen Tata kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan 10.00 10.15 REHAT KOPI 10.15 11.15 Dokumen Manajemen Fasilitas dan Keamanan 11.15 - 12.15 Dokumen Akses Pelayanan dan Kontinuitas dan Asesmen Pasien 12.15 13.15 ISHOMA 13.15 14.15 Dokumen Pelayanan Pasien dan Pelayanan Anestesia dan Bedah 14.15 16.00 Rekam medis untuk pelayanan berfokus pada pasien. 16.00 16.30 Penutupan
Kepada Yth. : Panitia Penyelenggara Workshop Akreditasi RS 2014 Fax. Nomor : 0361- 227911 email : bali.persi@gmail.com / akreditasi.indonesia@gmail.com
Mohon didaftar sebagai Peserta Workshop tersebut (Mohon tulis nama / jabatan / instansi / handphone dengan jelas dan lengkap)
NO
NAMA
BAGIAN
No. HP
LATAR BELAKANG
Dokumen Akreditasi adalah semua dokumen yang harus disiapkan RS dalam pelaksanaan akreditasi RS. Dalam hal ini dokumen dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu dokumen yang merupakan regulasi dan dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan. Di dalam Standar Baru Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi RS ini yang akan dibahas hanyalah acuan untuk penyusunan regulasi. Hal ini menjadi penting, karena selain sebagai panduan RS dalam menyusun dokumen, RS juga menyiapkan dokumen yang terkait dengan aspek hukum. Dengan telah diterbitkannya Undangundang Nomor 44 Tahun 2009, maka RS harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam aspek hukum. Aspek hukum tersebut dalam kaitan kewajiban RS untuk memberikan bantuan hukum kepada staf RS maupun karena harus bertanggung jawab secara hukum sesuai ketentuan UU RS. Perubahan pola Metodologi yang sebelumnya hanya berfokus kepada dokumen telah berubah menjadi Implementasi / Pelaksanaan Kegiatan dengan Metodologi Telusur karena Tugas seorang Direktur dan Ketua Tim Pokja Akreditasi Internal tidak sebatas mendokumentasikan saja seperti standar yang lama akan tetapi telah terjadi perubahan yang lebih mendasar baik kompetensi dan fungsi dari tugas seorang Direktur ataupun Ketua Tim Pokja Akreditasi. Walaupun perubahan Paradigma yang dahulu terfokus pada Dokumentasi saja dan Paradigma Baru menggunakan Metodologi Telusur artinya Dokumen Akreditasi Rumah Sakit tersebut dilengkapi dengan Regulasi, Rekam Medik, dan Dokumen Bukti (pelaksanaan) sehingga memudahkan identikasi dan penulusuran dari sirkulasi seluruh kebijakan dan prosedur yang berlaku. Namun perlu diketahui secara mendasar dimana kewajiban Manajemen (RS) harus menyimpan data atau mendokumentasikan suatu kegiatan yang selama ini dijalankan oleh Manajemen dengan begitu ada unsur kewajiban Manajemen (RS) yang harus dipenuhi untuk menjadikan dasar Hukum yang jelas dengan adanya dokumen-dokumen real merupakan bukti legal yang dimiliki oleh Rumah Sakit. artinya No Documentation, You Do Nothing termasuk Dokumen Rekam Medik. Didalam Akreditasi baru RS Tugas seorang Direktur / Top Level mempunyai tugas yang amat komplek didalam mendorong keberhasilan RS yang dipimpinya terutama didalam fokus New Accreditation mulai dengan menguasai dan mengetahui peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku dan Pimpinan memastikan Rumah Sakit memenuhi hasil laporan atau catatan pemeriksaan terhadap kondisi Rumah Sakit yang dipimpinnya sehingga dapat memenuhi sekaligus melaksanakan Standar dengan lebih baik terutama dalam melaksanakan Standar Pelayanan RS diantaranya pedoman yang harus diikuti dalam menyelenggarakan RS antara lain Standar Prosedur Operasional, Standar Pelayanan Medis dan Standar Asuhan Keperawatan.
TUJUAN
1. Mempersiapkan RS didalam menghadapi perubahan Standar Baru agar nantinya melalui akreditasi RS akan ada perbaikan sistem di RS yang meliputi input, proses dan output. Standar input RS yang terdiri dari fasilitas dan sumber daya manusia harus dipenuhi oleh RS, sedangkan standar proses yang terdiri dari tersedianya kebijakan pedoman, prosedur dan bukti terlaksananya kegiatan harus terdokumentasi dengan baik. Standar output yang merupakan kinerja RS yang diukur dengan indikator mutu RS juga harus terdokumentasi secara terus menerus. 2. Seorang Direktur RS jauh lebih memahami betapa pentingnya sebuah Penilaian didalam Akreditasi Baru serta sebuah komitmen Direktur/Pimpinan RS juga perlu Staf diharapkan mampu dan mau menyusun dokumen akreditasi tersebut artinya TULIS YANG DIKERJAKAN DAN KERJAKAN YANG DITULIS DAN BISA DIBUKTIKAN. Karena itu semua kegiatan harus ditulis (terdokumentasi), kebijaksanaan dan prosedur yang telah ditulis harus dilaksanakan dan pada waktu dilakukan evaluasi dapat dibuktikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan sesuai ketentuan. 3. Tim Pokja Akreditasi Internal RS Juga jauh lebih mampu dari sebelumnya didalam mempersiapkan Standar RS serta melaksanakan tugas survei internal dan Juga dapat mampu melaksanakan Asessor Internal Rumah Sakitnya yang mana sistem dianut dalam pendokumentasiannya adalah berbasi bukti.
PETA
08.00 08.15 Pembukaan 08.15 09.00 Kebijakan dokumen akreditasi dalam standar akreditasi versi 2012 09.00 09.15 REHAT KOPI 09.15 10.15 Tata naskah dan penyusunan regulasi RS dan unit kerja 10.15 11.15 Tata naskah dan penyusunan regulasi lintas unit (Kebijkan, SPO, Panduan) 11.15 12.00 Dokumen Pendidikan Pasien dan Keluarga, Manajemen Komuikasi dan Informasi, Millenium Development Goals 12.00 13.00 ISHOMA 13.00 14.00 Dokumen Manajemen Penggunaan Obat. 14.00 - 14.45 Dokumen Sasaran Keselamatan pasien 14.45 15.30 Dokumen Hak Pasien dan Keluarga 15.30 16.30 Dokumen Kualifikasi dan Pendidikan Staf
Dr dr. Sutoto, M.Kes Dr dr. Sutoto, M.Kes Dr dr. Sutoto, M.Kes Dr dr. Sutoto, M.Kes