Anda di halaman 1dari 27

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Analisis Perkembangan Sektor Ekonomi Provinsi Aceh Pasca Tsunami 2004

BIDANG KEGIATAN PKM-P Diusulkan Oleh: 201220180312152 201010060311089 201010170311282

Lazuardi Asri Anang Adenansih A. R. Ardhyn Yanuar Pratama

Angkatan 2012 Angkatan 2010 Angkatan 2010

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013

1. Judul Kegiatan : Analisis Perkembangan Sektor Ekonomi Provinsi Aceh Pasca Tsunami 2004 2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Bidang Ilmu : Sosial Ekonomi 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a.Nama Lengkap : Lazuardi Asri b.NIM :201220180312152 c.Jurusan : IESP d.Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah Malang e.Alamat Rumah dan No Tel./HP : 082370747447 f.Alamat email : asyraf_azuardi@yahoo.com 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang 6. Dosen Pendamping a.Nama Lengkap dan Gelar : Ida Nuraini, S.E. M.Si b. NIDN : 196706131994032001 c.Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Semangka 12 A Mulyoagung-DauMalang/08125271207 7. Biaya Kegiatan Total : a.Dikti : Rp. 9.950.000,00 b.Sumber lain : 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan Malang, 23 Juni 2013 Menyetujui Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan

(Ida Nuraini, S.E. M.Si) NIP.196706131994032001 Pembantu Rektor II

(Lazuardi Asri) NIM. 201220180312152 Dosen Pendamping

(Dr. Diah Karmiyati,P.si) NIP. 10988020064

(Ida Nuraini, S.E. M.Si) NIP.196706131994032001

A. Judul Program

ANALISIS PERKEMBANGAN SEKTOR EKONOMI PROVINSI ACEH PASCA TSUNAMI 2004

B. Latar Belakang Masalah

Tsunami dahsyat di akhir tahun 2004 telah memporak-porandakan Aceh dan menelan korban sebanyak 160 ribu jiwa. Demi rekonstruksi Aceh, GAM dan Pemerintah Indonesia mengumumkan gencatan senjata. Di saat yang sama, masyarakat internasional juga menyalurkan bantuan dana dan tenaga ahli dalam jumlah besar untuk membangun kembali Aceh.

Irwandi Yusuf mengatakan, masyarakat internasional memainkan peranan penting dalam pembangunan kembali Aceh. Pemerintah dan rakyat Tiongkok telah memberikan bantuan dana senilai 500 juta yuan Renminbi atau sekitar 74,6 juta dolar AS. 60 gedung sekolah di Aceh kini sudah berdiri tegak, sistem peringatan dini gempa dan tsunami telah dipasang, dan kampung persahabatan Tiongkok-Indonesia di Aceh sudah dibangun. Banyak perusahaan Tiongkok yang berpartisipasi dalam pembangunan kembali Aceh dan proyek kerja sama kedua pihak telah berlangsung lancar.

Melihat dari fakta bencana yang telah melanda Aceh beberapa tahun silam, masyarakat tiongkok telah banyak berperan penting dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Aceh pasca tsunami, namun sepatutnya masyarakat Aceh tidak hanya hidup berpangku tangan pada bantuan kemanusiaan. Aceh merupakan provinsi yang notabennya 2

memiliki hasil alam melimpah, telah sepatutnya Aceh mampu hidup mandiri dan mensejahterakan masyrakatnya. Banyak sektor penggerak perkonomian yang terdapat di provinsi Nanggroe Aceh Darusallam (NAD), salah satunya adalah pertanian. Tahun 2005 produksi Padi Aceh tercatat mencapai 1.411.649 ton Gabah Kering Giling (GKG) dimana mengalami penurunan dibandingkan tahun 2004 sebesar 1.552.083 atau 9,22%, penurunan ini akibat luasnya kerusakan lahan akibat tsunami. Potensi hasil tambang di Aceh, antara lain meliputi gas alam, minyak bumi, batu bara, emas, dan tembaga. Gas alam dan minyak bumi yang ada di Arun dan daerah lainnya di Aceh telah memberikan sum-bangan yang cukup besar terhadap devisa negara. Sayangnya, jumlah yang diambil oleh pemerintah pusat selama lebih dari tiga dekade pada masa Orde Baru terlalu besar, sementara yang dikembalikan untuk rakyat Aceh terlampau kecil (tak lebih dari 5%). Selain itu, rakyat Aceh sering diperlakukan kurang manu-siawi, terutama ketika DOM di Aceh (1989-1999) diberlakukan oleh rezim Orde Baru, sehingga tidak mengherankan jika Aceh bergolak. Semua yang terjadi sekarang di daerah Serambi Mekkah adalah akibat dari perlakuan yang kurang adil dan manusiawi di masa lalu. Di bidang industri, daerah Aceh memiliki potensi cukup besar terutama industri hasil hutan, perkebunan, dan pertanian, seperti minyak kelapa sawit, atsiri, karet, kertas, serta industri hasil pengolahan tambang yang belum berkembang secara optimal. Aceh memiliki sejumlah industri besar. Antaranya : a. PT. Arun b. PT. PIM c. PT. AAF 3

d. Lafarge Semen Andalas e. Exxon Mobil f. CALTEX

Walaupun Aceh kaya akan hasil alam, namun ada beberapa hal yang patutnya kita perhatikan untuk membangun ekonomi Aceh saat ini, seperti yang penulis kutip dari artikel yang berjudul Problematika Kemiskinan di Aceh dan Langkah -langkah Pengentasannya yang ditulis oleh Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan adalah sebagai berikut: Pembangunan dapat dijalankan dengan baik bilamana didukung oleh 3 prasyarat : a. Sumberdaya manusia yang berkualitas termasuk mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang cukup b. Sumberdaya alam yang cukup c. Lingkungan politik, ekonomi dan sosial budaya yang kondusif. Prasyarat yang tidak terpenuhi akan menciptakan hambatan dan kendala dalam pembangunan antara lain berupa: a. Kemiskinan b. Kesenjangan sosial dan wilayah c. Kebodohan/keterbelakangan d. ketertinggalan e. Penindasan, penyalah-gunaan, KKN dsb.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul ANALISIS PERKEMBANGAN SEKTOR EKONOMI PROVINSI ACEH PASCA TSUNAMI 2004 sekaligus menyajikan data penting terkait pertumbuhan ekonomi pada masyarakat Aceh di mulai tahun 2004 hingga tahun 2012.

C. Rumusan Masalah

1. Berapa jumlah PDRB Provinsi Aceh pasca tsunami tahun 2005 hingga tahun 2012? 2. Bagaimana pengaruh investasi terhadap PDRB Provinsi Aceh? 3. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap jumlah PDRB Provinsi Aceh?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui jumlah PDRB Provinsi Aceh tahun 2005 hingga tahun 2012 2. Untuk mengetahui pengaruh investasi terhadap pendapatan PDRB Provinsi Aceh 3. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan PDRB Provinsi Aceh

E. Luaran yang di Harapkan

1. Ingin mengetahui data PDRB pemerintah Provinsi Aceh pasca tsunami periode 2005 sampai 2012 2. Ingin menyajikan sekaligus memberi informasi hasil analisis pengaruh investasi terhadap pendapatan PDRB pemerintah Provinsi Aceh 3. Ingin menyajikan sekaligus memberi informasi hasil analisis pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan PDRB pemerintah Provinsi Aceh

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi pemerintah Aceh Sebagai sumber informasi dan masukan untuk dijadikan pertimbangan kepada pihakpihak terkait khususnya pemerintah Provinsi Aceh sebagai upaya pembangunan ekonomi dan memberantas kemiskinin pada masyarakat Aceh.

2. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya Sebagai informasi dan acuan untuk peneliti selanjutnya yang mengambil topik yang sama dan juga dapat memberikan sumbangan pengetahuan serta pikiran bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengambil topik yang sama pula.

G. TINJAUAN PUSTAKA

1. Peneliti Pendahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Agus Naufal. Salah satu mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Pertanian bogor dengan judul Peranan Sektor Pertanian Dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Ketimpangan Pendapatan Di Pemerintah Aceh yang mana memiliki tujuan untuk menganalisa pentingnya sektor pertanian sebagai upaya menanggulangi ketimpangan yang terjadi dalam perolehan pendapatan pada pemerintah Aceh. Hasil penelitian tersebut dapat diketahui secara singkat bagaimana peneliti dapat memberikan gambaran terhadap kontribusi hasil pertanian terhadap laju pertumbuhan perkenomian di Provinsi Aceh sendiri.

Namun dalam penelitian ini penulis akan mencoba menyajikan data-data penting terkait pertumbuhan ataupun laju ekonomi di pemerintah Aceh, berbeda dengan peneliti sebelumnya yang menitik beratkan penelitian pada sektor pertanian sebagai pondasi pertumbuhan ekonomi, maka penulis sendiri akan menyajikan hasil penelitian yang bersifat umum atau dihitung dari PDRB (Produk Domestik dan Regional Bruto) secara menyeluruh dan terhitung semenjak pasca tsunami yang telah melanda Provinsi Aceh tahun 2004, sehingga dapat menjadi suatu perbandingan penting secara periodik (tahunan), apakah perekonomian di pemerintah Aceh telah meningkat setiap tahunnya, atau sebaliknya. Maka dari itu peneliti akan mencoba mengangkat sebuah judul Perkembangan Perekonomian Masyarakat Aceh Pasca Tsunami Tahun 2004

2. Pengertian PDRB dan Pertumbuhannya a. Pengertian PDRB 1) Produk Domestik dan Produk Regional Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut, merupakan Produk Domestik daerah bersangkutan. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan Pendapatan Domestik.

Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain atau dari luar negeri, demikian juga sebaliknya faktor produksi yang dimiliki penduduk 7

daerah tersebut dapat ikut serta dalam proses produksi di daerah lain atau di luar negeri. Hal ini menyebabkan nilai produk domestik yang timbul di suatu daerah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk daerah tersebut.

Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar daerah (termasuk juga dari dan ke luar negeri) yang pada umumnya berupa upah/gaji, bunga, deviden dan keuntungan maka timbul perbedaan antara Produk Domestik dan Produk Regional.

Produk Regional adalah Produk Domestik ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar daerah/negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan keluar daerah/negeri tersebut. Akan tetapi untuk mendapatkan angka-angka tentang pendapatan yang mengalir keluar dan masuk ke suatu daerah (yang secara nasional dapat diperoleh dari neraca pembayaran luar negeri) masih sangat sulit saat ini, hingga Produk Regional ini belum dapat dihitung. Untuk sementara dalam perhitungan ini Produk Regional dianggap sama dengan Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor.

Bila Pendapatan Regional ini dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di region tersebut, maka dihasilkan Pendapatan Per Kapita.

2) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar Angka Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (Gross Value Added) yang timbul dari seluruh sektor ekonomi di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai 8

tambah bruto adalah nilai lebih yang timbul setelah melalui suatu proses produksi atau nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara. Nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tak langsung netto. Dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar.

3) Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar

dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar. Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut (ausnya) dari barang-barang modal yang terjadi selama barang tersebut ikut serta dalam proses produksi.

4) Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor Perbedaan antara konsep biaya faktor dengan harga pasar adalah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut oleh pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak langsung yang dibayar oleh perusahaan terdiri dari iuran wajib ke pemerintah yang diberlakukan sebagai biaya untuk kegiatan produksi. Pajak tidak langsung ini termasuk segala jenis pajak yang dikenakan atas kegiatan produksi, penjualan, pembelian atau penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan. Suatu

perusahaan/usaha dapat membayar pajak tidak langsung kepada Pemerintah Daerah maupun ke Pemerintah Pusat.

Pajak Tidak Langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekspor, cukai dan lainlain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseorangan. Pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang. Pajak berpengaruh menaikkan harga sedangkan subsidi menurunkan harga. Pajak tidak langsung neto diperoleh dari pajak tidak langsung dikurangi subsidi. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi pajak tidak langsung neto, hasilnya adalah Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor.

5) Ringkasan Agregat PDRB Dari uraian di atas, maka konsep-konsep yang dipakai dalam Produk Domestik Regional Bruto adalah sebagai berikut :

a)

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (GRDP at Market Prices), dikurangi penyusutan akan sama dengan ;

b)

Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Harga Pasar (NRDP at Market Price) dikurangi pajak tidak langsung neto akan sama dengan ;

c)

Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor (NRDP at Factor Cost) ditambahkan pendapatan neto yang mengalir dari / ke daerah lain akan sama dengan ;

d)

Pendapatan Regional (Regional Income) dikurangi pajak pendapatan perusahaan (Cooperate Income Tax), keuntungan yang tidak dibagikan 10

(Undistributed Profit), iuran kesejahteraan sosial (Social Security Contribution) ditambah transfer yang diterima oleh rumah tangga, bunga neto atas bunga pemerintah akan sama dengan ;
e)

Pendapatan Orang Seorang (Personal Income) dikurangi pajak rumah tangga, transfer yang dibayarkan rumah tangga, akan sama dengan ;

f)

Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan (Disposible Income).

b. Pertumbuhan Regional Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan

masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi di wilayah tersebut. Pertambahan pendapatan itu diukur dalam nilai rill, artinya diukur dalam harga konstan. Hal itu juga menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut. Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment yaitu bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar wilayah (Richardson, 1991). Ada dua cara pendekatan yang dapat digunakan (Richardson, 1991). Pertama, mengadaptasi model-model ekonomi makro yang digunakan dalam teori pertumbuhan agregatif dan yang kedua menafsirkan pertumbuhan suatu daerah menurut struktur dinamika industrinya. Untuk pendekatan yang pertama terdapat tiga model umum yang digunakan yaitu model Neo-klasik, Basis Ekspor, dan Harrod-Domar.

11

Dalam model Neo-klasik tingkat pertumbuhan terdiri dari tiga sumber yaitu akumulasi modal, tenaga kerja, dan residuyang dapat dinamakan sebagai kemajuan teknik (Richardson, 1991). Sedangkan menurut model Basis Ekspor, pertumbuhan suatu daerah tergantung pada pertumbuhan industri-industri ekspornya dan kenaikan permintaan yang bersifat ekstrim bagi daerah yang bersangkutan adalah penentu pokok dari pertumbuhan regional. Sektor-sektor perekonomian suatu daerah dikelompokkan menjadi sektor basis dan non basis. Sektor basis merupakan sektor yang memiliki keunggulan komparatif (dibanding dengan daerah lain dalam lingkup wilayah yang lebih luas) dengan sasaran utama untuk diekspor ke daerah lain. Pada model Harrod-Domar, memfokuskan peranan kunci kepada investasi dalam proses pertumbuhan ekonomi, lebih diutamakan tentang watak ganda yang dimiliki investasi. Dia menciptakan pendapatan (dampak permintaan) dan memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal (dampak penawaran). Selama investasi neto tetap berlangsung, pendapatan nyata dan output akan semakin membesar. Model ini juga dapat digunakan untuk menganalisa pertumbuhan regional dengan cara memperhitungkan perpindahan modal dan tenaga kerja interregional (Richardson, 1991). Semakin tinggi hasrat masyarakat di suatu daerah untuk menabung dan apabila rasio modal-output mereka semakin rendah, dengan demikian daerah tersebut akan bertumbuh semakin cepat. Impor neto adalah tambahan kepada tabungan total suatu daerah, maka daerah-daerah yang memiliki surplus impor dapat tumbuh lebih cepat dari daerah-daerah lainnya.

12

c. Produk Domestik Regional Bruto Salah satu indikator ekonomi makro yang berperan dalam membuat perencanaan kebijaksanaan dalam pembangunan, menentukan arah pembangunan serta mengevaluasi hasil pembangunan suatu wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto. PDRB dapat dijadikan sebagai indikator laju pertumbuhan ekonomi sektoral agar dapat diketahui sektor-sektor mana saja yang menyebabkan perubahan pada pertumbuhan ekonomi.

Besar kecilnya PDRB yang dapat dihasilkan oleh suatu wilayah/daerah tergantung oleh besarnya sumberdaya alam yang telah dimanfaatkan, jumlah dan mutu sumberdaya manusia, kebijaksanaan pemerintah, letak geografis serta tersedianya sarana dan prasarana di wilayah tersebut. Terdapat beberapa ukuran pendapatan nasional , diantaranya: Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB), Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB), Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Neto (PNN), dan National Income (NI) atau Pendapatan Nasional (PN) (Dumairy, 1996). Menurut Gilis et al (2004), Produk Nasional Bruto (PNB) adalah penjumlahan nilai produk akhir barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) tanpa menghitung nilai produk antara.

Produk Domestik bruto (PDB) sama dengan PNB tetapi dalam perhitungannya mengeluarkan pendapatan warga negara yang berada di luar negeri tapi memasukkan seluruh produksi dalam negeri termasuk pendapatan yang diterima warga negara asing. Sedangkan PDB untuk tingkat wilayah regional pada 13

sebuah Negara dikenal dengan sebutan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Perhitungan PDRB dapat dilakukan dengan dua metode antara lain (Dumairy, 1996):

1) Metode Langsung Dalam menghitung PDRB dengan metode langsung, perhitungan diserahkan sepenuhnya pada kepada data daerah yang terpisah dari data nasional, sehingga hasil perhitungannya mencakup seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Dalam metode ini PDRB dapat diukur dengan tiga pendekatan yaitu:

a) Pendekatan Produksi PDRB merupakan jumlah barang dan jasa terakhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Unit-unit produksi dimaksud secara garis besar dipilah-pilah menjadi 11 sektor (dapat juga dibagi menjadi 9 sektor) yaitu (1) pertanian; (2) pertambangan dan penggalian; (3) industry pengolahan; (4) listrik, gas, dan air minum; (5) bangunan; (6) perdagangan; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) bank dan lembaga keuangan lainnya; (9) sewa rumah; (10) pemerintahan; dan (11) jasa-jasa.

b) Pendekatan Pendapatan PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu setahun. Balas jasa produksi yang dimaksud meliputi upah 14

dan gaji, sewa tanah, modal, dan keuntungan. Semuanya dihitung sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam hal ini mencakup juga penyusutan dan pajak-pajak tak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini per sektor disebut nilai tambah bruto sektoral. Oleh sebab itu PDRB menurut pendekatan pendapatan merupakan penjumlahan dari nilai tambah bruto seluruh sektor atau lapangan usaha.

c) Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir, meliputi (1) pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan; (2) pembentukan modal tetap domestik bruto dan perubahan stok; (3) pengeluaran konsumsi pemerintah; serta (4) ekspor neto (yaitu ekspor dikurang impor) dalam jangka waktu setahun.

2) Metode Tidak Langsung / Alokasi Menghitung nilai tambah suatu kelompok kegiatan ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah nasional kedalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan saling mendukung satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong peningkatan mutu atau kualitas data daerah. Dilihat dari penjelasan diatas PDRB dari suatu daerah/wilayah lebih menunjukkan 15

pada besaran produksi suatu daerah bukan pendapatan yang sebenarnya diterima oleh penduduk sekitar yang bersangkutan. Walaupun demikian, PDRB merupakan data yang paling representatif dalam menunjukkan pendapatan dibandingkan dengan data-data yang lainnya.

H. Metode Pelaksanaan Program 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan diadakan di Provinsi Aceh, dan berpusat di kantor Bappeda Provinsi Aceh di Jl. Tgk. H. Mohd. Daud Bereu-eh No. 26, yang mana sebagai pusat pengambilan data skunder. 2. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian pengambilan data akan dilaksanakan dalam jangka waktu empat bulan. 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif bersifat deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menyisihkan dan menentukan ubahanubahan (variabel) dan kategori-kategori ubahan. Ubahan-ubahan ini secara bersamasama terkait dengan bingkai hipotesis yang seringkali ada sebelum data simpulkan dan kemudian diujikan terhadap data. (Sumarno, 2005) 4. Jenis data dan Teknik Pengumpulan Data a. Jenis Data Data yang dianalisis dalam penelitian ini bersifat data sekunder atau data tidak langsung yang diperoleh dari Bappeda Provinsi Aceh. Data Sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau dengan kata lain data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain biasanya 16

sudah dalam bentuk publikasi. Sedangkan data yang akan dianalisis jika dilihat bentuknya menggunakan data time series. Data yang dikumpulkan meliputi: 1) Data PDRB Provinsi Aceh pasca tsunami tahun 2005 sampai 2012 2) Data jumlah investasi PMDN dan PMA di Provinsi Aceh 3) Data jumlah tenaga kerja di Provinsi Aceh b. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan jenis pengumpulan data bersifat dokumentasi. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan menganalisa dokumen-dokumen yang diperoleh di Bappeda Provinsi Aceh, Perpustakaan Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Indonesia agar dapat dipercaya kebenarannya. 5. Teknik Analisis Data Model Analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah Regresi Linear Berganda. Regresi Linier berganda merupakan bentuk kualitatif pertama yang paling sering digunakan dalam analisis. Model ini dikatakan berganda karena di dalam model regresi linier berganda variabel bebas (explanatory) yang digunakan lebih dari satu jenis variabel (Satria, 2009). Metode estimasi yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). Metode Kuadrat Terkecil Biasa adalah suatu metode estimasi yang dilakukan dengan cara memperkecil kesalahan penaksiran dengan cara menderivasi jumlah kuadrat kesalahan terhadap nilai penaksir parameter hingga nol. Pengaruh dari investasi dan jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh dispesifikasi dalam model yang akan dijadikan sebagai model penelitian merupakan fungsi matematis, sebagai berikut: PDRB = f (PMDN, PMA, TK) Dengan spesifikasi model sebagai berikut: Y= +1X1+2X2+3X3+ei

17

Dimana: Y : PDRB Provinsi Aceh (milyar Rp.) : Intercept

1,2,3,4 : Koefisien Regresi X1 X2 ei : Investasi PMDN tahun sebelumnya (milyar Rp.) : Jumlah tenaga kerja yang berkerja (orang) : term of error a. Pengujian Hipotesis 1) Uji statistik Pengujian Hipotesis pengujian hipotesa secara statistik yang digunakan adalah pendekatan uji signifikasi untuk memeriksa keabsahan hipotesa, yaitu: a) Uji t Uji t merupakan sutu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent secara parsial. Pada penelitian, peneliti akan menggunakan 5% atau dengan kata lain tingkat kepercayaan 95% Adapun rumusan Hipotesis pengujian adalah sebagai berikut: H0:1= 0 : H1:1# 0 : Berarti secara parsial variabel independent tidak mampu

mempengaruhi variabel dependent Berarti secara parsial Variabel independet mampu

mempengaruhi variabel dependent Hasil perbandingan antara P-value nilai t dari setiap variabel independent dengan menggunakan tingkat signifikasi yang digunakan merupakan dasar dalam menarik kesimpulan. b) Uji F Uji F adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui signifikasi koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependent variabel. Pada penelitian, peneliti akan menggunakan 5% atau dengan kata lain tingkat kepercayaan 95%. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut: HO: 1, 2, 3 = 0 Artinya secara simultan variabel independent tidak mampu mempengaruhi variabel dependent

18

H1: 1, 2, 3 # 0 Artinya secara simultan variabel independent mampu mempengaruhi variabel dependent Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F
hitung

dengan F

tabel

jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak yang berarti variabel independent secara simultan dapat mempengaruhi variabel dependent. c) Koefisien Determinasi Tahap selanjutnya adalah mencari nilai dari koefisien determinasi. Koefisien determinasi merupakan ukuran ringkas yang menginformasikan kepada kita seberapa baik sebuah garis regresi sampel sesuai dengan datanya. Koefisien determinasi R menunjukkan kemampuan model (Variabel Independent Menjelaskan Variabel Dependent). Sifat Determinasi Koefisien R antara lain yaitu: besarannya tidak pernah negatif batasan nilainya 0<R<1. Semakin tinggi R semakin baik model menjelaskan perubahan variabel dependent. Nilai R diperoleh dari: R : 1- ei 2) Pengujian penyimpangan asumsi klasik Pengujian pelanggaran asumsi klasik ini dilakukan untuk mengetahui tentang adanya penyimpangan asumsi klasik yang dikemukakan oleh Gauss Markov serta sebagai syarat untuk memenuhi persyaratan asumsi dalam model estimasi Ordinary Least Square (OLS). Pengolahan data penelitian ini menggunakan eviews 4.1. Uji asumsi klasik tersebut antara lain: a) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji adanya korelasi berseri antara kesalahan penganggu pada periode saat ini dan sebelumnya dalam suatu regresi linear. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lain. Masalah autokorelasi timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Pendeteksian ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW test). Nilai DW test dapat dirumuskan sebagai berikut:

19

DW stat : |

ei, ej | ei

Bentuk perumusan Hipotesis Uji Autokorelasi: HO : = 0 Artinya tidak terjadi korelasi berseri antara kesalahan pengganggu atau terjadi non autokorelasi H1 : # 0 Artinya terjadi korelasi berseri antara kesalahan pengganggu atau terjadi autokorelasi b) Uji Multikolinearitas Multikolinearitas menunjukkan adanya keberadaan dari hubungan linear yang sempurna atau tepat diantara sebagaian atau seluruh variabel penjelas dalam sebuah model regresi. (Gujarti, 2012). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai R-square, F
hitung,

hitung

serta standart

error. Kemungkinan adanya multikolinearitas jika R-square dan Fhitung tinggi sedangkan nilai t
hitung

banyak yang tidak signifikan, korelasi berpasangan yang

tinggi diantara Regresor, pemeriksaan korelasi parsial, eigenvalue dan indeks kondisi, toleransi dan variance inflating factor, scatterplot. c) Uji Heterokedastisitas Uji Heterokesdastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah faktor pengganggu mempunyai variasi yang sama atau tidak. Varians dari setiap faktor gangguan ei, kondisional terhadap variabel independent yang dipilih adalah suatu angka-angka konstan tertentu yang setara dengan , maka dapat kita simpulkan ini adalah kondisi homokedastisitas/varians yang sama. Sedangkan Heterokedastisitas menunjukkan varians yang berbeda. Adapun hipotesa yang akan diuji adalah sebagai berikut: HO:1, 2, 3 = 0 artinya tidak terjadi Heterokedastisitas H1:1, 2, 3 # 0 artinya terjadi Heterokedastisitas

20

I. Jadwal Kegiatan Penelitian No


Jenis kegiatan Bulan Ke 1 1 2 3 4 Bulan Ke 2 1 2 3 4 1 Bulan Ke 3 2 3 4

1.

Tahap persiapan a. menyusun proposal penelititian v b. melekukan observasi di Provinsi Aceh v

2.

Tahap pelaksanaan a. pengumpulan data v v v v

3.

Tahap penulisan a. penulisan hasil penelitian b. pengumpulan hasil penulisan v v v v

J. Rancangan Biaya No. Item Pengeluaran 1 Biaya Perjalanan a. Transportasi 3 orang x @ Rp.150.000.00 b. Temu wicara 4 kali c. Akomodasi dan Konsumsi Peralatan Penunjang a. Flash disk b. Sewa Printer 4 bulan Pengeluaran Biaya Lain-lain a. Pembuatan proposal Rp. 300.000,00 21 Rp. Rp. 200.000,00 400.000,00 Rp. 450.000,00 Jumlah

Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.000.000,00

b. Laporan Penelitian c. Transparansi d. Foto Copy dan Penjilidan e. Kertas HVS 4rim f. Tinta Printer g. ATK h. Administrasi i. Pengumpulan Data j. Lain-lain k. Komunikasi (3 orang) l. Ijin Penelitian Total Biaya

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

400.000,00 400.000,00 400.000,00 300.000,00 200.000,00 400.000,00 500.000,00

Rp. 1.500.000,00 Rp. 1.500.000,00 Rp. Rp. 600.000,00 400.000,00

Rp.9.950.000,00

K. Nama dan Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok : 1. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas / Program Studi d. Perguruan Tinggi : Lazuardi Asri : 201220180312152 : Ekonomi & Pembangunan/Ekonomi Pembangun : Universitas Muhammadiyah Malang

e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 12 Jam / minggu 2. Anggota Pelaksana 1 a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas / Program Studi d. Perguruan Tinggi : Ardhyn Yanuar Pratama : 201010170311282 : Ekonomi & Pembangunan/Akuntansi : Universitas Muhammadiyah Malang

e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 12 Jam / minggu

22

3. Anggota Pelaksana 2 a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas / Program Studi d. Perguruan Tinggi : Anang Adenansih Auliya Rahmah : 201010060311089 : FKIP/Pendidikan Matematika : Universitas Muhammadiyah Malang

e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 12 Jam /minggu L. Nama dan Biodata Dosen Pendamping : 1. Nama Dosen (dengan gelar) 2. Jabatan/Pangkat/Gol 3. Jabatan Struktural 4. NIP/NIK/Identitas lainnya 5. NIDN 6. Tempat dan Tanggal Lahir 7. Alamat Rumah 8. Nomor Telepon/Faks/HP 9. Alamat Kantor 10. Nomor Telepon/Faks 11. Alamat e-mail 12. Lulusan yang telah dihasilkan : Ida Nuraini, SE, M.Si : Pembina/Lektor Kepala/Iva : Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan : 1968120819930420001 : 0008126801 : Madiun, 8 Desember 1968 : Jl. Semangka 12 A Mulyoagung-Dau-Malang : 0341-467225/08125271207 : Jl.Raya Tlogomas 246 Malang : 0341-464318/0341-460435 : nurainiida@yahoo.com : Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= orang; S2= Orang; S-3= 13. Mata Kuliah yg Diampu orang

: 1. Metodologi Penelitian 2. Perencanaan Pembangunan 3. Ekonomi Mikro 4. Kewirausahaan

23

M. Daftar Pustaka Bappeda, 2013. Provinsi Aceh dalam Angka. http://www.bappeda.acehprov.go.id/v2/. Diakses pada tanggal 20 Juni 2013. Dikti, Ditjen. 2012. Menulis Proposal Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian. Jakarta. Depnakertrans, 2004. Penanggulangan Pengangguran di Indonesia, Majalah Nakertrans Edisi 03 TH.XXIV-Juni. Dumairy, M.A. 1996. Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga. Jakarta. Gujarati, Damodar. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi kelima: Salemba Empat. Jakarta. Mankiw, Gregory. 2012. Pengantar Ekonomi Makro: Salemba Empat. Jakarta Selatan Richardsons, H. W. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional. LP FE-UI. Jakarta. Satria, Dias. 2010. Skripsi dalam 30 Hari: Its Pres. Surabaya. Sitompul, Novita Linda, 2007. Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara. Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan. Sumarno. 2005. Memadu Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta

24

Lampiran Daftar Riwayat Hidup Ketua Serta Anggota Kelompok 1. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama b. Tempat Tanggal Lahir c. Jenis Kelamin d. NIM e. Fak/Jurusan f. Alamat di Malang g. No Tlp h. Alamat Asal i. Riwayat Pendidikan 1) 1997-2003 2) 2003-2006 3) 2006-2009 4) 2009-2012 :MIN Drien Rampak :MTsN 1 Jeuram :SMAN 4 Wira Bangsa Meulaboh :D3 Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Keuangan dan Perbankan 5) 2012-Sekarang :S1 Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan 2. Anggota Pelaksana 1 a. Nama b. Tempat Tanggal Lahir c. Jenis Kelamin d. NIM e. Fak/Jurusan f. Alamat di Malang g. No Tlp h. Alamat Asal i. Riwayat Pendidikan 1) 1998-2004 2) 2004-2007 :SD Sawojajar V :SMP Kartika IV 25 : Ardhyn Yanuar Pratama : Malang, 9 Januari 1992 : Laki-laki : 201010170311282 : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi : Jl. Jaya Simandara I 6A/05 Malang : 085646685066 : Jl. Jaya Simandara I 6A/05 Malang : Lazuardi Asri : Meulaboh, 27 Maret 1991 : Laki-laki : 201210180312058 : Ekonomi dan Bisnis/ IESP : Jl. Tirto Utomo Gg. 12, Landungsari : 082370747447 : Jl. Imam Bonjol Lr.Bonsai No.17, Meulaboh, Aceh Barat

3) 2007-2010 4) 2010-Sekarang

:SMAN 10 Malang :S1 Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Akuntansi

3.

Anggota Pelaksana 2 j. Nama k. Tempat Tanggal Lahir l. Jenis Kelamin m. NIM n. Fak/Jurusan o. Alamat di Malang p. No Tlp q. Alamat Asal r. Riwayat Pendidikan 1) 1998-2004 2) 2004-2007 3) 2007-2010 4) 2010-Sekarang :SDN Lanta :SMPN 1 Lambu :SMAN 1 Kota Bima :S1 Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Pendidikan Matematika : Anang Adenansih Auliya Rahmah : Lanta, 16 Maret 1992 : Perempuan : 201010060311089 : FKIP/Pendidikan Matematika : Jl. Tlogomas Gg.15c No.09c : 081945334322 : Jl. Terusan Dam Diwumoro, Lanta Barat, Bima NTB

26

Anda mungkin juga menyukai