1
= Koefisien regresi Current Ratio
2
= Koefisien regresi Debt To Equity Ratio
3.4.2. Uji Hipotesis
a. Uji Regresi Secara Individual (Uji t)
Uji hipotesis dengan t hitung digunakan untuk mengetahui apakah
variabel bebas memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel
terikat secara individu untuk setiap variabel. Rumusan hipotesis dalam
pengujian uji t hitung adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan hipotesis
a) Uji t untuk variabel Current Ratio
Ho : 1 = 0, Current Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap Laba Kotor.
Ha : 1 0, Current Ratio memiliki pengaruh signifikan
terhadap Laba Kotor.
b) Uji t untuk variabel Debt To Equity Ratio
Ho : 2 = 0, Debt To Equity Ratio tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap Laba.
Ha : 2 0, Debt To Equity Ratio memiliki pengaruh signifikan
terhadap Laba.
2) Menentukan nilai t hitung
Rumus : t = ( b B )
S
b
3) Kriteria Pengujian
a) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
b) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a) Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
b) Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Daerah
Penerimaan
1 -
Daerah
Penolakan Ho
/ 2
Daerah
Penolakan Ho
/ 2
t tabel
-t tabel
-t hitung t hitung
Kurva Normal
b. Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F)
Uji hipotesis dengan F hitung digunakan untuk menguji pengaruh
variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel bebas yaitu Gross
Profit Margin, Current Ratio, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio dan
Return On Equity. Berikut rumusan hipotesis penelitian ini :
Ho : 1 = 2 = 0 yaitu seluruh variabel bebas Current Ratio, Debt To
Equity Ratio secara bersama-sama tidak
mempengaruhi Laba Kotor.
Ha : 1 2 0 yaitu seluruh variabel bebas Current Ratio, Debt To
Equity Ratio secara bersama-sama mempengaruhi
Laba Kotor.
Dasar pengambilan Keputusan:
1) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
2) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Berdasarkan nilai probabilitas (signifikasi) dari dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut :
1) Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
2) Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
c. Uji Koefisien Determinasi (R
2
)
Uji koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar
kemampuan variabel independent (Current Ratio, Debt To Equity Ratio)
menjelaskan variabel dependent (Laba Kotor).
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.5 Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan adalah Perusahaan Makanan dan
Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2004
sampai tahun 2008 ( 5 Tahun ). Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi
objek penelitian ini.
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman
No. Nama Perusahaan Kode
1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk AQUA
2. PT. Cahaya Kalbar Tbk CEKA
3. PT. Delta Djakarta Tbk DLTA
4. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
5. PT. Mayora Indah Tbk MYOR
4.6 Sejarah Pasar Modal di Indonesia
Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa yang dapat memberikan
peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung
pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam
upaya mengembangkan pemodal lokal menjadi besar dan solid untuk
menciptakan pasar modal Indonesia yang lebih stabil.
Pasar modal merupakan sebagai bagian dari sektor keuangan
bukanlah merupakan barang baru di Indonesia. Sejarah pasar modal Indonesia
sebenarnya telah dimulai sejak pemerintah Hindia Belanda mendirikan bursa
efek di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 yang diselenggarakan oleh
Vereniging Voor de Effectenhandel. Dengan mendasarkan pada pengalaman
di negeri Belanda, pendirian bursa efek ( Stock Exchange ) di Btavia adalah
dalam rangka memupuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda
yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia. Efek yang diperjualbelikan
merupakan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia
Belanda, sert efek- efek Belanda lainnya.
Dengan berkembangnya bursa efek di Batavia, pada tanggal 11
Januari 1925 di buka Bursa Efek Surabaya, kemudian disusul dengan
pembukaan bursa efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925 tetapi
aktivitas pasar modal di Indonesia terpaksa seluruhnya terhenti akibat
terjadinya perang dunia II.
Sejak tahun 1956 pemerintah telah mencoba mengaktfkan kembali
pasar modal sebagaimana sarana pembiayaan kegiatan ekonomi. Pada
awalnya, pemerintah mendoorong pasar melalui pemberian fasilitas
perpajakan, baik kepada perusahaan-perusahaan yang go public maupun para
investor serta lembaga-lembaga penunjang yang terkait termasuk broker dan
dealer. Fasilitas perpajakan kemudian dihapuskan setelah diberlakukan
peraturan perpajakan baru pada tahun 1983, sedangkan pajak penghasilan atas
bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya ditunda pemungutannya.
Keadaan ini sudah tentu mengakibatkan iklim investasi di pasar modal kurang
menarik. Oleh karena itu kemudian pemerintah berusaha mendorong kembali
pertumbuhan pasar modal dengan mengeluarkan paket-paket deregulasi,
seperti paket Desember 1987, paket Oktober 1988, paket Desember 1988.
Salah satu isi paket tersebut yang terpenting adalah dinaikkannya pajak
penghasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya sebesar 15%
final. Kebijakan pengenaan pajak final atas tabungan dimaksud ternyata
berdampak positif terhadap pasar modal, karena pendapatan masyarakat
pemodal jadi berkurang, sehingga mereka cenderung mencari alternatif lain
dalam menginvestasikan uangnya.
Sebelum tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani
oleh Badan Pelaksana Pasar Modal ( BAPEPAM ), institusi baru dibawah
Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham
pun mulai meningat seiring dengan perkembangannya pada tahun 1991, bursa
saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham menjadi PT. Bursa
Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi Badan Pelaksana Pasar
Modal ( BAPEPAM ).
Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Jakarta ( BEJ ) diswastakan
dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan
baru setelah terhenti sejak didirikan pada awal abad ke-19. tahun 1995 adalah
tahun Bursa Efek Jakarta meluncurkan Jakarta Automatd Trading System (
JATS ), sebuah system perdagangan manual. Sistem baru ini dapat
memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih menjamin
kegiatan pasar yang fair dan transparan disbanding sistem perdagangan
manual.
Pada bulan Juli tahun 2000, Bursa Efek Jakarta menerapkan
perdagangan tanpa warkat ( Scripples Trading ) dengan tujuan untuk
meningkatkan likuiditas pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan
pemalsuan saham, dan juga untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.
Tahun 2002 Bursa Efek Jakarta juga mulai menerapkan perdagangan
jarak jauh ( Remote Trading ), sebagai upaya meningkatkan akses pasar,
efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan.
Tahun 2007, tepatnya tanggal 3 Desember, Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya bergabung dan menjadi Bursa Efek Indonesia ( BEI ).
Pada tahun 2008 tanggal 2 Januari pemerintah meresmikan penggunaan Bursa
Efek Indonesia (BEI) dan diharapkan dapat memudahkan para investor untuk
melakukan transaksi.
4.6.1 Peranan Pasar Modal
Selain memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu
negara karena mewujudkan dua fungsi secara simultan berupa fungsi ekonomi
dengan mewujudkan pertemuan kepentingan yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana, dan fungsi keuangan
dengan memberikan kemungkinan dan kesempatan untuk memperoleh
imbalan bagi pemilik dana melalui investasi. Pasar Modal juga mampu
menjadi tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Pasar Modal
memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan
kesempatan bagi perusahaan untuk dapat memnafaatkan dana langsung dari
masyarakat tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan.
Adapun manfaat keberadaan Pasar Modal adalah :
a. Menyediakan sumber pembiayaan ( jangka panjang ) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan
upaya diversifikasi.
c. Menyediakan leading indicator bagi trend perekonomian negara.
d. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat
menengah
e. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme,
menciptakan iklim berusaha yang sehat.
f. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik.
g. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang tepat dan
mempunyai prospek yang baik.
h. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan
risiko yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan bagi dunia
usaha, memberikan akses kontrol sosial.
i. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten.
4.6.2 Pelaku Pasar Modal
Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial yang sangat luas, Bursa
Efek Indonesia melibatkan banyak pelaku. Masing-masing pihak mempunyai
peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang kepentingan
pihak lainnya. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan di Bursa Efek
Indonesia adalah :
1. Perusahaan yang Go Public ( Emiten )
Emiten adalah perusahaan yang melakukan emisis atau yang telh
melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana
guna membelanjai operasi rencana investasi.
2. Perusahaan Efek
Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha
untuk beberapa kegiatan seperti penjamin efek, perantara pedagang efek,
manajer investasi atau penasehat investasi.
3. Lembaga Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan
Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakn kliring dan penyelesaian
transaksi yang terjadi di bursa efek, penyimpanan efek serta penitipan
harta untuk pihak lain.
4. Perusahaan Reksadana
Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi, investasi
kembali ( reinvestasi atau pedagang efek ).
5. Lembaga Penunjang
Lembaga Penunjang meliputi tempat penitipan harta, wali amanat atau
penangggung yang menyediakan jasa, tempat penitipan harta adalah pihak
yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan untuk
kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa mempunyai hak
kepemilikan atas harta tersebut. Wali amanat ( trust agent ) adalah pihak
yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang
obligasi atau sertifikat kredit. Penanggung ( guarantor ) adalah pihak yang
menanggung kmbali jumlah pokok atau bunga emisi obligasi atau
sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji. Sedangkan Biro
Administrasi Efek ( BAE ) yang semula berperan penting dalam regristasi
saham, setelah scripless berperan memelihara investasi hingga memantau
perolehan deviden investor, penawaran perdana ( IPO ), atau corporate
action lainnya dan saat ini pencatatan semua saham investor beralih ke
KSEI.
6. Profesi Penunjang
Profesi Penunjang terdiri dariakuntan public, notaris, perusahaan penilai (
appraisal ) dan konsultan hukum. Akuntan Publik adalah pihak yang
memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksa akuntan (
auditing ). Fungsi akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran
laporan keuangan emiten atau calon emiten. Notaris adalah pejabat yang
berwenang membuat akte otentik sebagaimana dimaksudkn dalam Staad
Glad 1860 No.3 tentang pengaturan jabatan notaris. Peran Notaris adalah
membuat perjanjian, penyusunan anggaran dasar dan perubahannya,
perubahan pemilik modal dan lain-lain. Penilai ( Aprisal ) adalah pihak
yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai. Laporan penilai
mencakup pendapat atas aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan
menurut keahlian penilai. Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang
memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai emisi atau
emiten. Fungsi utama konsultan hukum adalah melindungi pemodal atau
calon pemodal dari segi hukum. Tugas Konsultan Hukum yaitu meneliti
akte pendirian, izin usaha dan lain-lain.
7. Pemodal ( Investor )
Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya
dalam efek-efek yang diperdagangkan.
8. Badan Pengawas Pasar Modal ( BAPEPAM )
BABEPAM merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas
sebagai berikut :
a. Memonitor dan mengatur surat pasar dapat diterbitkan dan
diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien dengan maksud
untuk melindungi kepentingan para pemodal dan masyarakat.
b. Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, kliring,
settlement, dan lembaga-lembaga penyimapanan reksadana,
perusahaan sekuritas dan para pialang, berbgai lembaga pendukung
pasar modal dan para professional.
c. Untuk memberikan rekomendasi tentang pasar modal kepada
Menteri Keuangan.
Dengan fungsi tersebut diharapkan BAPEPAM lebih bisa melaksanakan
fungsi pengawasan karena kegiatan perdagangan efek dan berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan diselenggarakannya Bursa Efek sendiri,
selain itu perturn mulai dilakukan oleh BAPEPAM secara konsisten.
4.6.3 Mekanisme Perdagangan
4.6.3.1 Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat dilantai
perdagangan di Jakarta Stock Exchange Buliding, JL. Jenderal Sudirmn Kav.
52 53 Jkarta 12190. Hingga saat ini, instrument-instrumen yang
diperdagangkan di BEI adalah: saham, bukti right, warran, obligasi dan
obligasi konversi. Sejak 22 Mei 1995, system perdagngan di BEI sudah
menggunakan computer. Sistem yang tergolong pling modern di dunia ini
disebut The Jakarta Automated Trading System ( JATS ), sedangkan kegiatan
administrasi dan manajemen BEI terpusat di lantai 4 gedung yang sama.
4.6.3.2 Sistem Pasar : Digerakkan oleh Order dan Lelang Terbuka
Bursa Efek Indonesia menganut system order driven market atau
pasar yang digerakkan oleh order-order dari pialang dengan system lelang
secara terus menerus. Pembeli atau penjual, yng hendak melakukan transaksi
harus menghubungi perusahaan pialang. Perusahaan pialang membeli dan
menjual efek di lantai bursa atas perintah atau permintaan ( order ) investor.
Akan tetapi, perusahaan pialang juga dapat melakukan jual efek untuk dan
atas nama perusahan itu sendiri sebagai bahan dari investasi portofolio.
Setiap perusahaan pialang mempunyi orng yng kn memmusiki semua
order yng diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. Orang-orang
yang bertindak di perusahaan pialang tersebut disebut wakil perntara
perdagngan efek ( WPPE ). Dengan menggunakan JATS. Order-order tersebut
diolah oleh computer yang akan melakukn matching dengan
mempertimbangkan prioritas harga dan prioritas waktu. Dengan demikian
system perdagangan di Bursa Efek Indonesia adalah system lelang secara
terbuka yang berlangsung secara terus menerus selama jam bursa. Hingga saat
ini, seluruh order dari perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke
dalam system melaui terminal yang ada dilantai bursa. Namun saat ini Bursa
Efek Indonesia sudah mulai menerapkan akses jarak jauh atau remote trading
access untuk JATS sehingga seluruh perusahaan pialang bisa langsung
melakukan perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan dari luar Jakarta.
4.7 Deskripsi Hasil Penelitian
4.7.1 Analisis dan Uji Hipotesis
4.7.2 Analisis
Sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas pada penelitian
ini, yaitu menganalisis apakah terdapat pengaruh rasio keuangan terhadap laba
kotor perusahaan maka sub bab ini akan membahas berdasarkan data yang
diperoleh dan diolah sesuai dengan kebutuhan penelitian.
4.7.2.1 Analisis Current Ratio
Berdasarkan perhitungan Current Ratio, maka diperoleh gambaran
umum tentang Current Ratio pada perusahaan Makanan dan Minuman dapat
dilihat pada table berikut :
Tabel 4.3
Current Ratio ( kali )
Perusahaan Makanan dan Minuman
Periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Perusahaan Tahun
AQUA CAHAYA DELTA INDOFOOD MAYORA
2004 4,404 1,483 4,135 1,479 0,510
2005 7,576 1,656 3,694 1,467 3,537
2006 7,182 2,475 3,805 1,168 3,909
2007 7,092 1,359 4,173 0,916 2,931
2008 7,819 7,351 3,789 0,898 2,189
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan yang diolah
1. Current Ratio perusahaan Makanan dan Minuman selama periode tahun
2004 2008 berkisar antara 0,510 kali sampai 7,819 kali.
2. PT. Aqua Golden Mississipi Tbk selama periode 2004 sampai 2008
memiliki current ratio yang tinggi hingga mencapai 7,819 kali
dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya berarti aktiva lancar PT.
Aqua Golden Mississipi Tbk dapat menutupi hutang lancarnya sebesar
7,819kali.
3. Selama periode 2004 sampai 2008 PT. Cahaya Kalbar Tbk pun juga
mengalami kenaikan pada Current Ratio tetapi mencapai puncaknya pada
tahun 2008 sebesar 7,351 kali. Pada tahun 2004 dan 2005 Current Ratio
perusahaan tersebut hanya sebesar 1,483 kali dan 1,656 kali. Dan pada
tahun 2006 dan 2007 sebesar 2,47 kali dan 1,36 kali.
4. Current Ratio PT. Delta Djakarta Tbk mengalami keadaan naik turun. PT.
Delta Djakarta Tbkmengalami kenaikan pada Current Ratio pada tahun
2004 dan tahun 2007 yaitu sebesar 4,135 kali dan 4,173 kali. Tahun 2008
aktiva lancar perusahaan hanya dapat menutupi hutang lancarnya sebesar
3,789 kali.
5. Untuk tahun 2004 sampai tahun 2008, Current Ratio PT. Mayora Indah
Tbk mengalami penurunan. Pada tahun 2004 mengalami aktiva lancar
yang tinggi dibanding hutang lancarnya yaitu sebesar 3,909 kali
sedangkan tahun 2004 dan 2005 sebesar 0,510 kali dan 3,537 kali. Pada
tahun 2007 dan 2008 Current Ratio perusahaan hanya sebesar 2,931 kali
dan 2,189 kali.
4.7.2.2 Analisis Debt to Equity Ratio
Berdasarkan perhitungan analisis Debt to Equity Ratio, maka gambaran umum
tentang Debt to Equity Ratio dalam lingkup Perusahaan Makanan dan
Minuman dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.4
Debt to Equity Ratio ( Persen )
Perusahaan Makanan dan Minuman
Periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Perusahaan Tahun
AQUA CAHAYA DELTA INDOFOOD MAYORA
2004 111,033 43.044 28.604 250.202 45.673
2005 92,460 85.039 32.240 233.090 61.193
2006 76.672 43.339 31.484 211.512 41.511
2007 74.433 180.171 28.695 261.334 72.568
2008 70.922 144.889 28.442 311.015 132.223
Rata-rata 85.104 99.296 29.893 253.431 70.634
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan yang diolah
1. Debt to Equity Ratio perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2004 2008 berkisar antara
28,604 % sampai dengan 311,015 %.
2. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mengalami Debt to Equity Ratio selama
periode tahun 2004 2008 memiliki Debt to Equity Ratio yang tinggi
hingga mencapai 311,015 %. Berarti total hutang perusahaan sangat tinggi
sebesar 311,015 % dibandingkan total modal perusahaan.
3. Selama periode tahun 2004 sampai pada tahun 2008 PT. Cahaya Kalbar
Tbk sempat memiliki Debt to Equity Ratio tertinggi tahun 2007 sebesar
180,171 %. Pada tahun 2004 dan tahun 2005 rasio hutang terhadap modal
perusahaan sebesar 43,044 % dan 85,039 %. Pada tahun 2006 Debt to
Equity perusahaan sebesar 43,339 % dan tahun 2008 total hutang
perusahaan lebih besar 144,889 % dibandingkan total modal perusahaan.
4. PT. Delta Djakarta memiliki Debt to Equity Ratio yang tidak perubahannya
tidak terlalu besar seperti perusahaan lainnya berkisar antara 28,44 %
sampai 32,24%. PT. Mayora Indah Tbk selama periode tahun 2004 sampai
tahun 2008 berkisar antara 41,51 % sampai 132,22 %.
5. PT Mayora Indah Tbk memiliki Debt to Equity Ratio tertinggi pada tahun
2008 sebesar 132,233% berarti hutang perusahaan lebih besar 132,233%
dari total modal perusahaan.
4.7.2.3 Analisis Laba Kotor
Berdasarkan perhitungan analisis laba kotor, maka dapat diperoleh gambaran
umum tentang Laba Kotor dalam lingkup Perusahaan Makanan dan Minuman
seperti tampak pada table berikut :
Tabel 4.5
Laba Kotor
Perusahaan Makanan dan Minuman
Periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Perusahaan Tahun Laba Kotor
2004 141950
2005 104093
2006 116244
2007 119189
PT. Aqua Golden
Mississipi
2008 126683
2004 963253
2005 2005453
2006 3051065
2007 8946455
PT. Cahaya Kalbar Tbk
2008 22315698
2004 163127
2005 207308
2006 188633
2007 197517
PT. Delta Djakarta Tbk
2008 284331
2004 4605429
2005 4423105
2006 5181176
2007 6625543
PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk
2008 8976917
2004 342499
2005 376946
2006 506931
2007 628559
PT. Mayora Indah Tbk
2008 753923
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan yang diolah
4.7.2.4 Analisis Regresi
Dari hasil pengujian statistik yang dilakukan dengan menggunakan alat
bantu Statistic Program for Social Science ( SPSS ) diperoleh hasil seperti
tampak dalam table berikut :
Coefficients
a
6E+007 1E+007 5.285 .000
-7802499 2021501 -.647 -3.860 .001
34955.713 55308.210 .106 .632 .534
(Constant)
CURRENT_RATIO
DER
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: LABA_KOTOR
a.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS,
diperoleh persamaan regresi bergandanya dalah sebagai berikut :
Keterangan :
a) Konstanta
Nilai konstanta hasil regresi data tahun 2004 sampai dengan
2008 adalah sebesar 61.877.263, jika variabel bebas Current Ratio dan
Debt To Equity Ratio konstan.
b) Koefisien Regresi / X
1
(Current Ratio)
Nilai koefisien regresi X
1
(Current Ratio) sebesar 7802499,
artinya bila X
1
mengalami penurunan sebesar 1 kali maka akan
menyebabkan kenaikan sebesar -7.802.499.
c) Koefisien Regresi / X
2
(Debt to Equity Ratio)
Y = 61.877.263 - 7.802.499CR + 34.955,713DER
Nilai koefisien regresi X
2
(Debt to Equity Ratio) sebesar
34.955,713, artinya bila X1 mengalami kenaikan sebesar 1 persen maka
akan menyebabkan kenaikan sebesar 34.955,713.
a. Uji parsial ( uji t )
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara parsial antara Current
Ratio (X
1
) dan Debt to Equity Ratio (X
2
) terhadap Laba Kotor maka
digunakan uji t, dengan hasil pengujian X1 (Current Ratio) terhadap Laba
Kotor menunjukkan t hitung = -3,860 maka dapat dinyatakan -3,860 < - 2,06
ini berarti bahwa ternyata t hitung < t tabel, dengan demikian Ho ditolak dan
Ha diterima, ini menunjukkan bahwa secara parsial Current Ratio
berpengaruh signifikan terhadap Laba Kotor.
Sedangkan Variabe bebas X
2
(Debt to Equity Ratio) terhadap Laba
Kotor menunjukkan t hitung = 0,632 maka dapat dinyatakan 0,632 < 2,06.
Ini berarti bahwa ternyata t hitung < t tabel, dedngan demikian Ho diterima
dan Ha ditolak yang menunjukkan bahwa secara parsial Debt to Equity Ratio
tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Kotor.
b. Uji Simultan ( uji f )
Hasil uji statisitik secara simultan untuk variabel bebas Current Ratio
(X
1
) dan Variabel bebas Debt to Equity Ratio (X
2
) terhadap Variabel terikat
Laba Kotor (Y) diperoleh hasil sebagai berikut :
ANOVA
b
9E+015 2 4.591E+015 10.430 .001
a
1E+016 22 4.401E+014
2E+016 24
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), DER, CURRENT_RATIO
a.
Dependent Variable: LABA_KOTOR
b.
Dari hasil pengujian statistik SPSS diperoleh hasil F hitung sebesar
10,430 dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan tingkat kesalahan 5%
ternyata F hitung > F tabel ( 10,430 > 3,44 ). Dengan demikian Ho ditolak
dan Ha diterima , ini menunjukkan bahwa korelasi secara simultan antara
Current Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap
Laba Kotor (variabel bebas terhadap variabel terikat).
Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh nilai probabilitas
(signifikansi) sebesar 0,001 < 0,005 ini berarti bahwa variabel bebas (Current
Ratio dan Debt to Equity Ratio) secara bersamasama berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat (Laba Kotor).
c. Uji Koefisien Determinasi ( R
2
)
Dari hasil uji yang dilakukan, diperoleh koefisien determinasi (R
2
)
seperti tampak pada table berikut :
Model Summary
.698
a
.487 .440 20979016.5
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), DER, CURRENT_RATIO
a.
Dari tabel diatas menunjukkan besarnya Current Ratio (X
1
) dan Debt
to Equity Ratio (X
2
) dalam menjelaskan Laba Kotor (Y) adalah sebesar 48.7%
berarti terjadinya perubahan pada Current Ratio (X
1
) dan Debt to Equity
Ratio (X
2
) sebesar 48,7% sedangkan lebihnya sebesar 51,3% adalah faktor
lain yang turut mempengaruhi terhadap perubahan Laba Kotor
4.4 Pembahasan
Hasil regresi dan pengujian koefisien regresi serta asumsi klasik
membuktikan bahwa Current Ratio dan Debt to Equity Ratio tidak
berpengaruh terhadap Laba Kotor. Hal ini dibuktikan dengan adanya kenaikan
atau penurunan serta hubungan yang signifikan maupun yang tidak signifikan.
Ternyata pada pembuktian di lapangan kemampuan perusahaan dan
memperoleh Laba Kotor tidak hanya ditentukan oleh kemampuan manajemen
dalam mengelola sumber daya yang ada, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor
lain diluar perusahaan misalnya kondisi sosial masyarakat, politik dan
keamanan, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi Laba Kotor.
Pada perhitungan Current Ratio hasil yang diperoleh dari lima
perusahaan yang masing-masing terdiri dari 5 tahun dapat dilihat kenaikan
dan penurunan setiap tahunnya. Pada PT Aqua Golden Mississipi Tbk
mengalami kenaikan sampai pada tahun 2008 sebesar 7,819 kali. PT Cahaya
Kalbar Tbk mengalami penurunan pada tahun 2007 sebesar 1,359 kali. PT
Delta Djakarta Tbk mengalami kenaikan Current Ratio pada tahun 2007
sebesar 4,173 kali. PT Indoofood Sukses Makmur Tbk mengalami penurunan
pada tahun 2008 sebesar 0,898. PT Mayora Indah Tbk mengalami kenaikan
pada tahun 2006 sebesar 3,909 kali.
Debt to Equity Ratio dalam perhitungan ini digunakan untuk
mengukur seberapa besar hutang perusahaan dimana dituntut untuk
mengembalikan kembali kewajiban perusahaan tersebut, sehingga perusahaan
harus berhati-hati dalam penggunaan hutang untuk meningkatkan kenutungan
dengan asumsi harus meningkatan penjualan dengan meminimumkan beban
penjualan perusahaan dimana Debt to Equity Ratio tertinggi pada PT Indofood
Sukses Makmur Tbk sebesar 311,015%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi melalui analisis regresi berganda yaitu
koefisien determinasi (R
2
), uji t dan uji F yang berdasarka pada pengaruh
variabel Current Ratio dan Debt To Equity Ratio terhadap Laba Kotor pada
perusahaan Makanan dan Minuman pada tahun 2004 2008 dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1) Berdasarkan Analisis Regresi berganda diperoleh konstanta sebesar
61.877.263 akan memberi pengertian jika Current Ratio (X
1
) dan Debt to
Equity Ratio (X
2
) konstan atau sama dengan nol (0), maka besarnya
profitabilitas yan diukur sebesar 61.877.263 dalam ribuan rupiah.
2) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial uji t dengan menggunakan
SPSS dapat disimpulkan bahwa padahasil variabel Current Ratio t hitung
< t tabel, ini berpengaruh signifikan terhadap Laba Kotor dan pada hasil
Variabel Debt to Equity Ratio t hitung < t tabel dinyatakan tidak
berpengaruh sinifikan terhadap Laba Kotor.
3) Berdasarkan hasil pengujian secara uji F dengan menggunakan SPSS
dapat disimpulkan bahwa F hitung > F tabel ( 10,430 > 3,44 ), yang
berarti variabel bebas (Current Ratio dan Debt to Equity Ratio) dapat
dinyatakan berpengaruh siginifikan terhadap Laba Kotor.
4) Berdasarkan hasil pengujian dengan koefisien determinasi (R
2
) dengan
menggunakan SPSS dapat disimpulkan bahwa besarnya R
2
adalh 0,487.
hal ini menunjukkan bahwa besarnya Current Ratio dan Debt to Equity
Ratio terhadap Laba Kotor sebesar 48,7% dan sisanya dipengaruhi oleh
faktor lain.
5.2 Saran
Setelah memperhatikan kesimpulan diatas, penulis mencoba
mengemukakan saran-saran yang mungkin bermanfaat , yaitu sebagai berikut :
1) Meningkatkan kemampuan dalam mengelola aktiva lancar agar dapat
menutupi hutang lancar perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2) Memaksimalkan penggunaan dana dari luar perusahaan karena Debt to
Equity Ratio perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3) Bagi perusahaan dapat melihat pengaruh pada Current Ratio dan Debt
to Equity Ratio terhadap Laba Kotor dengan memakai rasio-rasio
keuangan yang berkaitan sebagai acuan pengambilan keputusan .
4) Untuk melakukan penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menambah
jumlah data (jumlah perusahaan atau periode) agar menambah
keakuratan penelitian.
LAMPIRAN 1
Current Ratio ( kali )
PT. Aqua Golden Mississipi Tbk
Periode Tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Dalam Jutaan Rupiah
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2004 378367 85921 440.366
2005 442483 58404 757.624
2006 527137 73395 718.219
2007 564786 79641 709.165
2008 660532 84482 781.861
Current Ratio ( kali )
PT. Cahaya Kalbar Tbk
Periode Tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Dalam Jutaan Rupiah
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2004 97511 65752 1.483
2005 150316 90793 1.656
2006 193984 78390 2.475
2007 456316 335768 1.359
2008 407327 55413 7.351
Current Ratio ( kali )
PT. Delta Djakarta Tbk
Periode Tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Dalam Jutaan Rupiah
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2004 299334 72388 4.135
2005 382805 103622 3.694
2006 419203 110184 3.805
2007 432546 103664 4.173
2008 544236 143621 3.789
Current Ratio ( kali )
PT. Mayora Indah Tbk
Periode Tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Dalam Jutaan Rupiah
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2004 63640 124850 0.510
2005 675637 191029 3.537
2006 796222 203672 3.909
2007 1043842 356122 2.931
2008 1684852 769800 2.189
Current Ratio ( kali )
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Periode Tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Dalam Jutaan Rupiah
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2004 6415059 4337507 1.479
2005 6471590 4412546 1.467
2006 7492484 6414006 1.168
2007 11809129 12888677 0.916
2008 14598422 16262161 0.898
LAMPIRAN 2
Debt to Equity Ratio ( persentase )
PT. Aqua Golden Mississipi Tbk
Periode Tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Dalam Jutaan Rupiah
Tahun Total Hutang Total Modal Debt to Equity Ratio
2004 394541 355337 111.033
2005 374763 405323 92.460
2006 342896 447225 76.672
2007 377577 507269 74.433
2008 412466 581579 70.922
Debt to Equity Ratio ( persentase )
PT. Cahaya Kalbar Tbk
Periode Tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Dalam Jutaan Rupiah
Tahun Total Hutang Total Modal Debt to Equity Ratio
2004 86373 200664 43.044
2005 152278 179069 85.039
2006 84234 194361 43.339
2007 394642 219037 180.171
2008 357736 246904 144.889
Debt to Equity Ratio ( persentase )
PT. Delta Djakarta Tbk
Periode Tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Dalam Jutaan Rupiah
Tahun Total Hutang Total Modal Debt to Equity Ratio
2004 101078 353375 28.604
2005 130911 406052 32.240
2006 137926 438086 31.484
2007 131545 458432 28.695
2008 147834 519768 28.442
Debt to Equity Ratio ( persentase )
PT. Mayora Indah Tbk
Periode Tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Dalam Jutaan Rupiah
Tahun Total Hutang Total Modal Debt to Equity Ratio
2004 397007 869241 45.673
2005 547687 895020 61.193
2006 402444 969476 41.511
2007 785033 1081794 72.568
2008 1646322 1245109 132.223
Debt to Equity Ratio ( persentase )
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Periode Tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Dalam Jutaan Rupiah
Tahun Total Hutang Total Modal Debt to Equity Ratio
2004 10648750 4256053 250.202
2005 10042582 4308448 233.090
2006 10662482 5041086 211.512
2007 18791384 7190549 261.334
2008 26432369 8498749 311.015