Anda di halaman 1dari 11

MEMBANGUN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA GUNA MENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL Dalam perjuangan mencapai tujuannya, bangsa Indonesia senantiasa

akan menghadapi berbagai tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan (TAHG) dari mana pun datangnya, baik dari luar maupun dari dalam sehingga diperlukan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang disebut Ketahanan Nasional. Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan untuk mewujudkan citacita dan tujuan nasionalnya harus memiliki suatu ketahanan nasional. Dalam hubungan ini cara mengembangkan dan mewujudkan ketahanan nasional, setiap bangsa berbeda-beda, sesuai falsafah, budaya dan pengalaman sejarah masing-masing. Bagi bangsa Indonesia, ketahanan nasional dibangun di atas dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia yaitu Pancasila, selain itu ketahanan nasional juga dibangun sesuai norma UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Namun demikian, pembangunan ketahanan sosial budaya hingga saat ini belum dapat berlangsung secara optimal, setidaknya masih terdapat berberapa permasalahan yang dihadapi antara lain : Rendahnya kesejahteraan masyarakat; Terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial, Lemahnya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman budaya; Terjadinya krisis jati diri (identitas) nasional; dan Lemahnya penegakan hukum.

PEMBAHASAN
Sosial dapat diartikan pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai dan norma kebersamaan. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan tertib sosial dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu, sedangkan budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan pencipta, rasa, dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan yang menghasilkan karya-karya.

Secara umum dalam teori sosial budaya yang berkembang di Indonesia, disebutkan paling tidak terdapat tiga komponen utama dari sosial budaya di dalam kehidupan masyarakat yang tumbuh mengakar sejak lama yaitu : Musyawarah,Paternalistik,dan Gotong royong. a. Musyawarah Musyawarah sejak lama sudah menjadi budaya bangsa Indonesia, dalam setiap kesempatan musyawarah ini dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, mulai dari hendak mengawinkan anak, membangun rumah, hingga memilih kepala desa dilakukan dengan musyawarah. Musyawarah tersebut dilakukan baik dalam internal keluarga. Biasanya dalam sebuah keluarga ada orang-orang yang dituakan yang menjadi nara sumber. Namun orang yang dituakan tersebut biasanya mengundang anggota keluarga lain untuk bermusyawarah membahas suatu hal. Hasilnya berupa kesepakatan (mufakat) yang kelak akan dilaksanakan oleh keluarga lain. Pada tingkat desa, dalam merancang kegiatan pembangunan desa, masyarakat desa melakukan musyawarah dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat hingga tokoh agama. Karena itulah secara formal kegiatan musyawarah tersebut kemudian dilembagakan. Dengan demikian pemilihan kepala desa sudah dilaksanakan secara langsung di desa jauh sebelum dilaksanakan di tingkat nasional (pemiihan Presiden). b. Paternalistic Paternalisme adalah suatu sistem yang menempatan pimpinan sebagai pihak yang paling dominan. Paternalisme tumbuh subur karena dipengaruhi oleh kultur feodal yang sebagian besar daerah di Indonesia masih menganutnya yang semula merupakan daerah bekas kerajaan. Daerah-daerah bekas kerajaan ini telah mempunyai sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan yang selalu menjunjung tinggi dan mengagungkan

penguasa/pemimpin sebagai orang yang harus dihormati dan dipatuhi karena mereka telah memberikan kehidupan dan pengayoman kepada warga masyarakat. c. Gotong royong Tidak dapat kita pungkiri bahwa gotong royong sangat kental terjadi diperdesaaan, namun bukan berarti di perkotaan tidak terdapat gotong royong. Kita masih dapat menyaksiklan di kota-kota adanya kerja bakti membersihkan lingkungannya, membangun sekolah, atau saling memberikan bantuan ketika terjadi bencana alam.

Ketahanan Sosial Budaya tercermin dalam kondisi kehidupan Sosial Budaya yang dijiwai kepribadian Nasional berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan Sosial Budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang dengan kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional serta mengakomodasi nilai-nilai budaya asing yang dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Pengembangan Sosial Budaya Indonesia berjalan bersama dengan pengembangan Sosial Budaya Daerah. Kebhinekaan budaya daerah merupakan kekayaan yang menuntut agar pengembangan Sosial Budaya daerah mendapat prioritas. Pengembangan kehidupan beragama tidak hanya mencakup penghayatan dan pengamalan ajaran agama untuk diri manusia pemeluknya sendiri namun harus disertai pemahaman dan penghormatan terhadap keberadaan agama lain beserta masyarakat pemeluknya. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai perwujudan budaya bangsa disesuaikan dengan kekhasan unsur-unsur budaya daerah yang beraneka ragam sehingga melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan identitas bangsa. Kondisi ketahanan Sosial Budaya yang demikian akan mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia Perubahan era pemerintahan dan kepemimpinan ternyata juga mengubah tatanan sosial dan tatanan budaya bangsa. Pengertian sosial pada awalnya adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai- nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan, tertib sosial dam solidaritas (subsidiaritas) yang merupakan unsur pemersatu. Pengertian awal semacam ini nampak akhir-akhir ini memerlukan permenungan lagi yang mendalam dan tindakan nyata yang tepat, bijaksana serta untuk kepentingan bangsa dan negara. Hal ini mengingat ketahanan sosial budaya mendapat tantangan cukup serius di dalam negeri sendiri sebagai akibat dari perubahan yang begitu cepat. Penanggulangan dari sekian banyak masalah yang menimbulkan degradasi sosial budaya antara lain dikarenakan banyak terjadi pelanggaran hukum, kemerosotan etika pemimpin, primordial sempit, pertikaian antar etnis dan SARA yang kemudian menimbulkan konflik, kondisi demikian jelas menjadi ancaman ketahanan nasional yang pada akhirnya akan mengancam pula keutuhan NKRI. Kondisi inilah yang perlu dianalisa

dan dicermati dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional yang tangguh, dengan mempertimbangkan pengaruh perkembangan lingkungan strategis. Berikut ini analisa pengaruh perkembangan lingkungan strategis baik lingkungan global, regional maupun nasional dan provinsional/lokal terhadap upaya membangun ketahanan sosial budaya guna meningkatkan ketahanan nasional: a. Pengaruh perkembangan lingkungan Global Globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi komunikasi informasi dan transportasi, menyebabkan dunia terasa semakin sempit, transparan dan tanpa batas yang semakin mengglobal. Proses globalisasi tercermin dalam globalisasi informasi dan globalisasi ekonomi, yang membawa sistem nilai yang positif yang mendorong ke arah kemajuan dan modernisasi dan yang bersifat negatif dapat mempengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa serta sendi kehidupan di seluruh aspek kehidupan nasional. Selain itu adanya kecenderungan dan dominasi negara adidaya yang selalu memaksakan kehendaknya merupakan permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan politik luar negeri. Negara-negara yang kuat cenderung menerapkan kepentingan politik serta dilandasi nilai-nilai yang berlaku di masyarakanya kepada negara lain dalam hal demokrasi, Ham dan lingkungan hidup serta pandangan bebas, hal ini menyebabkan tekanan politik dan krisis ekonomi nasional yang dapat memperlemah ketahanan nasional. Ketahanan nasional mempunyai peranan penting dalam pemulihan krisis ekonomi, karena ketahanan nasional adalah sebagai pedoman atau sarana untuk meningkatkan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan sehingga terwujudnya ketahanan idiologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial budaya dan ketahanan pertahanan keamanan.

b. Pengaruh perkembangan lingkungan Regional Kerjasama regional antar negara merupakan regionalisme yang terbentuk sebagai upaya untuk merespon tantangan eksternal. Dalam regionalisme ini ditekankan adanya koordinasi untuk menentukan posisi regional dalam sistem internasional. Di

lain sisi, integrasi regional menekankan pada pengurangan atau bahkan usaha untuk menghilangkan batas antar negara. Dalam konteks ini bukan batas geografis yang ingin dihilangkan, namun batas interaksi seperti batasan pajak ekspor dan impor Keinginan kawasan untuk menjadi negara industri baru menyebabkan pembangunan ekonomi di negara-negara Asia Tenggara semakin dipacu dengan memprioritaskan pembangunan industri substitusi impor yang menitikberatkan pada industri padat modal dan berpihak pada pemilik modal. Pola seperti itu di Indonesia menyebabkan hanya segelintir orang yang dapat terlibat, sementara masyarakat luas belum terlibat secara aktif. Strategi pembangunan yang benar-benar berpihak dan memberdayakan keluarga miskin menjadi luput dari perhatian, kesenjangan sosial semakin melebar. Ketika krisis moneter melanda kawasan Asia, yang ditandai dengan meningkatnya nilai dollar terhadap mata uang domestik, beberapa negara di Asia terutama negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia dan Indonesia mengalami krisis dengan meningkatnya harga-harga barang yang mempengaruhi kenaikan harga disegala bidang. Kondisi ini diperparah dengan tingginya tingkat ketergantungan atas barang impor sehingga kenaikan di suatu bidang berimbas pada bidang lainnya. Namun Negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia dengan cepat telah bangkit dari krisis, sementara krisis moneter di Indonesia meluas menjadi krisis multidimensi yang salah satu dampaknya adalah semakin bervariasinya permasalahan sosial, disamping semakin bertambahnya masalah sosial laten seperti kemiskinan yang belum sepenuhnya tertangani. Tentunya yang paling menderita atas timbulnya krisis moneter ini adalah kaum miskin di Negara-negara Asia Tenggara, termasuk halnya di Indonesia. c. Pengaruh perkembangan lingkungan Nasional Pembangunan kesejahteraan sosial yang telah dilaksanakan pada umumnya telah memberi kontribusi peran pemerintah dan masyarakat di dalam mewujudkan kesejahteraan sosial yang makin adil dan merata. Sasaran utama program pembangunan kesejahteraan sosial adalah manusia, maka perubahan-perubahan yang

secara langsung terkait dengan sasaran program tersebut terutama permasalahan dan kebutuhannya,serta ukuran-ukuran taraf kesejahteraan sosialnya sangat berpengaruh terhadap arah,tujuan dan kegiatan-kegiatan program. Dari perkembangan lingkungan strategis nasional terdapat beberapa hal yang mempengaruhi ketahanan nasional diantaranya : Secara sosiologis bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan etnis dengan adat-istiadat, bahasa, pandangan hidup serta agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, hal ini dapat merupakan titik rawan yang menimbulkan primordialisme sempit yang mengarah kepada perpecahan bangsa dan pada akhirnya berbagai krisis melanda kehidupan bangsa Indonesia. Selain itu kepemimpinan nasional yang belum terlepas dari KKN mengindikasikan belum optimalnya implementasi good governance, tingginya tingkat pengangguran dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan yang miskin sehingga krisis akan semakin sulit teratasi. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan ekonomi dapat mempengaruhi arus bahan, barang dan jasa sehingga upaya pemulihan ekonomi mengalami hambatan.

d. Pengaruh perkembangan lingkungan Provinsional/Lokal Perkembangan masyarakat yang sangat cepat sebagai akibat dari globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi membutuhkan penyesuaian tata nilai dan perilaku. Dalam suasana dinamis tersebut, pengembangan kebudayaan diharapkan dapat memberikan arah bagi perwujudan identitas nasional yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Di samping itu pengembangan kebudayaan dimaksudkan untuk menciptakan iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Untuk membangun ketahanan sosial budaya yang ideal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu strategi dan upaya-upaya yang diarahkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah: 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain: Sinkronisasi kebijakan dan pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan;

Penyerasian penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut kesejahteraan rakyat, antara lain pengungsi dan korban bencana alam dan konflik sosial; dan Penyelarasan kebijakan bidang kesehatan, bidang lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan, pendidikan, budaya, pemuda, olah raga, aparatur negara, pariwisata dan agama. 2. Meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial melalui Penyusunan kebijakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS); Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS,Peningkatan pembinaanpelayanan dan perlindungan sosial dan hukum bagi anak terlantar, lanjut usia, penyandang cacat, dan tuna sosial; dan Penyelenggaraan pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi PMKS; Peningkatan penyuluhan kesejahteraan sosial, khususnya di daerah kumuh, perbatasan, terpencil, rawan konflik, rawan bencana, dan gugus pulau; Peningkatan kualitas dan kuantitas penyuluhan sosial melalui media massa cetak dan elektronik; dan Peningkatan kualitas penyuluhan kesejahteraan sosial melalui pelatihan teknik komunikasi 3. Meningkatkan kemampuan dalam mengelola keragaman budaya untuk menciptakan keserasian hubungan antar unit sosial dan antarbudaya dalam rangka menurunkan ketegangan dan ancaman konflik sekaligus memperkuat NKRI, yang dilakukan melaui kegiatan pokok antara lain: Pelaksanaan dialog antarbudaya yang terbuka dan demokratis; Pengembangan pendidikan multikultural untuk meningkatkan toleransi dalam masyarakat; Pengembangan berbagai wujud ikatan kebangsaan antara lain melalui pengembangan infrastruktur untuk meningkatkan akses transportasi dan komunikasi lintas daerah dan lintas budaya; Pelestarian dan pengembangan ruang publik untuk memperkuat modal sosial; danPeningkatan penegakan hukum untuk menciptakan rasa keadilan antarunit budaya dan antarunit sosial. 4. Mengembangkan nilai-nilai budaya yang bertujuan untuk memperkuat jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan budaya nasional yang diharapkan dapat memperkokoh ketahanan budaya nasional sehingga mampu menangkal penetrasi budaya asing yang bernilai negatif. Kegiatan yang dilakukan antara lain : Mengaktualisasikan nilai moral dan agama, merevitalisasi dan mereaktualisasi budaya lokal yang bernilai luhur termasuk di dalamnya pengembangan budaya maritim, dan transformasi budaya

melalui adopsi dan adaptasi nilai-nilai baru yang positif untuk memperkaya dan memperkokoh khasanah budaya bangsa, seperti: orientasi pada peningkatan kinerja, budaya kritis, akuntabilitas dan penerapan iptek. 5. Meningkatkan penegakan hukum dengan upaya: Menata kembali substansi hukum melalui peninjauan dan penataan kembali peraturan perundang-undangan untuk mewujudkan tertib perundang- undangan dengan memperhatikan asas umum dan hirarki perundangundangan; dan menghormati serta memperkuat kearifan lokal dan hukum adat untuk memperkaya sistem hukum dan peraturan melalui permberdayaan yurisprudensi sebagai bagian dari upaya pembaruan materi hukum nasional; Melakukan pembenahan struktur hukum melalui penguatan kelembagaan dengan meningkatkan profesionalisme hakim dan staf peradilan serta kualitas sistem peradilan yang terbuka dan transparan;

menyederhanakan sistem peradilan, meningkatkan transparansi agar peradilan dapat diakses oleh masyarakat dan memastikan bahwa hukum diterapkan dengan adil dan memihak pada kebenaran; memperkuat kearifan lokal dan hukum adat untuk memperkaya sistem hukum dan peraturan melalui pemberdayaan yurisprudensi sebagai bagian dari upaya pembaruan materi hukum nasional; dan Meningkatkan budaya hukum antara lain melalui pendidikan dan sosialisasi berbagai peraturan perundang-undangan serta perilaku keteladanan dari kepala negara dan jajarannya dalam mematuhi dan menaati hukum serta penegakan supremasi hukum.

KESIMPULAN
Bagi bangsa Indonesia, ketahanan nasional dibangun di atas dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia yaitu Pancasila, selain itu ketahanan nasional juga dibangun sesuai norma UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Oleh karena itu Ketahanan Nasional perlu terus ditingkatkan, dipupuk dan dibina secara terus menerus melalui pelaksanaan Pembangunan Nasional dalam segenap aspek dan dimensi kehidupan Pembangunan ketahanan sosial budaya hingga saat ini belum dapat berlangsung secara optimal dan masih dihadapkan pada berbagai permasalahan, sehingga belum mampu memberikan kontribusi terhadap upaya membangun ketahanan nasional yang tangguh

DAFTAR PUSTAKA
file:///I:/Membangun-Ketahanan-Sosial-Budaya.htm
Anonim, Budaya, Wikipedia Indonesia, 2007 Anonim, Kebudayaan Indonesia, Wikipedia Indonesia, 2007 Anonim, Ketahanan Nasional dan Pengembangannya, Pokja Geostrategi dan Ketahanan Nasional, Lembaga Ketahanan Nasional RI Jakarta, 2004. Anonim, Sosiologi, Wikipedia Indonesia, 2007 Bapennas RI, Pertahanan dan Keamanan Nasional, Jakarta 2008. Kusni. S, Yang Tercecer dari Supremasi Hukum Selama 2006, Riau Pos, 2006 Mansur Mashum, Prof. Ir. Ph.D.,Pembinaan Teritorial Dalam Mendukung Ketahanan Nasional, Denpasar 26 Pebruari 2009 Modul E-learning BS Ketahanan Nasional Lemhannas RI Tahun 2008 :

MAKALAH KEWARGANEGARAAN MEMBANGUN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA GUNA MENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL

OLEH :

Kiki Dyan Lestari Dian Anggraini

(09104241001) (09104141005)

Margarani Retno Saputri (09104241012) Dinda Indah Permatasari (09104241014) Henny Prasetyawati (09104241019)

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

Anda mungkin juga menyukai