Anda di halaman 1dari 2

PERGURUAN TINGGI ILMU

KEPOLISIAN
MAHASISWA ANGKATAN LV

IDENTIFIKASI MASSAL

Suatu kejadian bencana baik yang diakibatkan karena terjadinya kecelakaan


mobil, pesawat dan atau kapal laut, kemudian akibat bencana alam, aksi terorisme
dengan pengeboman dan lain sebagainya yang mengakibatkan jatuhnya banyak
korban maka yang akan menjadi pertanyaan adalah : “Bagaimana
mengidentifikasikan sekian banyak korban (identifikasi massal) dengan cara yang
efektif dan efisien?”

Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa identifikasi massal haruslah


dilakukan secara efektif dan efisien, diantaranya adalah :

1. Banyaknya jumlah korban


Dengan jumlah petugas identifikasi yang relatif cukup harus mengidentifikasi
korban dalam jumlah yang banyak haruslah menggunakan cara dan metode
yang efektif dan efisien.
2. Waktu
Kemampuan mengidentifikasikan secara efektif dan efisien maka akan
mempercepat pelaksanaan tugas dan menghemat penggunaan tenaga dan
biaya. Khususnya korban yang meninggal dunia karena adanya faktor
pembusukan maka haruslah secara cepat dapat diidentifikasikan untuk dapat
segera dikembalikan kepada keluarga.
3. Medan / Lokasi
Dalam kasus bencana biasanya juga menimbulkan faktor kesulitan baru
adalah untuk mencapai medan / lokasi bencana.

Faktor-faktor tersebut di atas menjadi suatu keharusan dimana identifikasi massal


dilakukan secara efektif & efisien.

Dalam identifikasi korban dalam jumlah yang sedikit dengan adanya cukup
waktu dan tenaga, metode primer yang biasanya digunakan adalah :

a. Sidik jari
b. Dental record
c. DNA

Dengan metode sekunder adalah data-data lainnya yang menjelaskan atau


menerangkan identitas korban seperti ciri fisik secara visual, dokumen, dll.
Sedangkan dalam identifikasi massal, untuk dapat menentukan identitas
korban khususnya dimana terdapat jumlah korban yang banyak, seperti pada
kecelakaan pesawat / bencana alam, hanya diperlukan 2 (dua) kriteria / metode
yang harus dipenuhi, namun semakin banyak kriteria yang bisa dipenuhi tentunya
akan semakin baik. Sebagai contoh metode yang digunakan dalam identifikasi
masal adalah :

a. Primer
Adalah ciri-ciri baik fisik maupun apa yang diketahui paling mencolok atau
khusus dari korban, yang mungkin bisa membedakan dengan korban yang
lainnya.
Contoh : perhiasan yang digunakan (jam tangan merek Paneli warna coklat)

b. Konfirmatif
Adalah ciri-ciri baik fisik maupun data lain apapun yang bisa dikonfirmasi
terhadap data primer yang ditentukan sebelumnya, yang dengan konfirmasi
ini membenarkan identitas korban dapat dikenali sesuai dengan data yang
ada.
Contoh : kalung dengan liontin lambang hati warna merah.

Dengan contoh metode di atas apabila data primer berupa jam tangan merek Paneli
warna coklat dikonfirmasi dengan kalung liontin lambang hati warna merah maka
akan memberikan keterangan kepada pihak keluarga / pihak yang terkait tentang
identitas korban sehingga diharapkan akan bisa dikenali.

Metode identifikasi massal dengan data primer dan konfirmasi sebagaimana


dicontohkan di atas tidaklah bersifat terikat, dengan maksud bahwa data yang
ditemukan bisa menjadi data primer maupun sebagai konfirmasi terhadap data yang
lainnya, data-data lain yang bisa menjadi penentuan identitas korban adalah :

1. Visual
2. Dokumen (SIM, KTP, Paspor)
3. Pakaian
4. Medical record, dll.

Data-data tersebut di atas pada suatu kasus / korban bisa menjadi data primer / data
sekunder tergantung kepada petugas identifikasi dalam menentukan yang sekiranya
dengan konfirmatif kedua atau lebih data-data tersebut akan menjelaskan dan
memberikan gambaran tentang identitas korban.

Jakarta, Oktober 2009

SETYO BIMO ANGGORO


GAKKUM-B/No.Mhs.6874

Anda mungkin juga menyukai