Anda di halaman 1dari 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

DEFINISI ASI ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Definisi ASI ekslusif menurut World Health Organization (WHO), adalah bahwa bayi hanya diberi ASI saja, tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. Sebelum tahun 2001, WHO merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan. Namun pada tahun 2001, WHO merevisi rekomendasi ASI eksklusif tersebut menjadi 6 bulan (180 hari), kemudian dilanjutkan selama 2 tahun dengan panambahan makanan pendamping yang tepat waktu, aman, benar dan memadai. (6) Pemberian ASI secara dini dan ekslusif akan membantu mencegah berbagai penyakit, termasuk gangguan lambung dan saluran nafas, terutama asma pada anak-anak. Hal ini disebabkan adanya antibodi penting yang ada dalam kolostrum ASI (dalam jumlah yang lebih sedikit), akan melindungi bayi baru lahir dan mencegah timbulnya alergi. (7) B. MANFAAT ASI DAN MENYUSUI Manfaat ASI bagi bayi : (7) 1. ASI merupakan makanan bergizi bagi bayi ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi, faktor pembentukan selsel otak terutama DHA dalam kadar tinggi. ASI mengandung laktosa yang

lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Laktosa akan difermentasi menjadi asam laktat, yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakeri yang bersifat patogen, merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin, memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral seperti kalsium, magnesium. 2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi ASI dapat menigkatkan kekebalan tubuh bayi yang baru lahir, karena mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi. Bayi dapat membuat zat kekebalan tubuh sehingga mencapai kadar protektif, yaitu saat usia 9 sampai 12 bulan. Kolostrum (cairan pertama yang mendahului ASI) mengandung zat immunoglobulin 10 - 17 kali lebih banyak dari ASI 3. ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan Periode awal kehamilan s/d bayi berusia 12-18 bulan merupakan periode pertumbuhan otak yang cepat. Gizi yang diberikan merupakan faktor terpenting dalam proses pertumbuahn otak. ASI eksklusif dapat menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi, yang terdapat dalam ASI namun sangat sedikit pada susu sapi, yaitu taurin, laktosa dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega 3, omega 6). Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih sehat dan

cerdas bila diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada 4 - 6 bulan pertama kehidupannya. 4. ASI eksklusif dapat meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak. Dengan memberikan ASI Eksklusif maka akan mempererat hubungan antara ibu dan anak. Bayi yang mendapat ASI secara eksklusif akan sering dalam dekapan ibu saat menyusu, mendengar detak jantung ibu, dan gerakan pernapasan ibu yang telah dikenalnya dan juga akan sering merasakan situasi seperti saat dalam kandungan yaitu terlindung, aman dan tenteram. Anak yang tumbuh dalam suasana aman akan menjadi anak yang berkepribadian tangguh, percaya diri, mandiri, peduli lingkungan dan pandai menempatkan diri. Manfaat menyusui bagi ibu : (7) 1. Lebih mudah dan lebih praktis. 2. Menyusui merupakan metode KB yang aman. Jarak kelahiran anak lebih panjang pada ibu yang menyusui secara eksklusif. 3. Menghindarkan ibu dari kemungkinan timbulnya kanker payudara. 4. Interaksi antara ibu dan bayi yang penting utuk perkembangan kejiwaan atau mental anak. C. PRODUKSI ASI Air susu ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama beberapa periode tertentu. Perubahan ini sejalan dengan kebutuhan bayi. Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3, yaitu : (8)

1. Kolostrum Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke empat. Volume kolostrum sangat sedikit yaitu 150 300 ml/hari. Kolostrum berwarna kuning keemasan. Cairan emas ini encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih yang mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding ASI matur. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibanding dengan ASI matur. Kandungan proteinnya 3 kali lebih banyak dari ASI mature.. Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir. 2. ASI transisi / peralihan Merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum, yaitu setelah hari ke-4 sampai dengan hari ke-14. Kadar protein semakin turun, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak meningkat. Volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktifitas bayi yang semakin aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan. 3. ASI matur ASI yang keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan.

D. KOMPOSISI ASI 1. Komposisi kolostrum dan ASI Tabel 1. Komposisi kolostrum dan ASI (setiap 100 ml) (9) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Zat-zat Gizi Energi Protein Kasein Laktosa Lemak Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin B12 Kalsium Zat besi Fosfor Satuan Kkal G Mg G G Ug Ug Ug Ug Mg Mg Mg Kolostrum 58.0 2.3 140.0 mg 5.3 2.9 151.0 1.9 30.0 0.05 39.0 70.0 14.0 ASI 70 0.9 187.0 7.3 4.2 75.0 14.0 40.0 0.1 35.0 100.0 15.0

2. Kandungan nutrisi dalam ASI ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan

mikronutrien adalah vitamin dan mineral. (8,9) a. Karbohidrat Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. ASI mengandung laktosa 2030% lebih banyak daripada susu sapi sehingga ASI terasa lebih manis. Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium (yang penting untuk pertumbuhan tulang) dan meningkatkan pertumbuhan bakteri usus baik.

10

b. Protein Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein di dalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi yaitu protein unsur whey. Perbandingan protein unsur whey dan casein dalam ASI adalah 65 : 35, sedangkan dalam PASI 20 : 80. Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya protein ASI yang dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus membuang dua kali lebih banyak protein yang sukar diabsorpsi. Hal ini yang memungkinkan bayi akan sering menderita diare dan defekasi bila bayi diberikan PASI. c. Lemak Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Kadar lemak dalam ASI bervariasi sesuai kebutuhan kalori bayi yang sedang tumbuh. Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak ikatan panjang (Omega 3, Omega 6 dan DHA) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena mengandung enzim Lipase. Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan mudah rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap lemak PASI sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandinganya dengan PASI yaitu 6 : 1. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat

11

dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu perkembangan sel saraf otak bayi. d. Mineral Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi tetapi sebagian besar tidak dapat diserap, hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta mengganggu keseimbangan dalam usus dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. e. Vitamin ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Kandungan vitamin yang ada dalam ASI antara lain vitamin A, vitamin B dan vitamin C.

12

Tabel 2. perbandingan komposisi ASI dengan susu formula (9) Komponen Kontaminan bakteri Faktor antiinfeksi Faktor pertumbuhan Protein ASI Tidak ada Ada Ada Jumla sesuai dan mudah dicerna Kasein:whey 40:60 Whey: Alfa Susu Sapi Mungkin ada Tidak ada Tidak ada Susu Formula Mungkin ada bila dicampurkan Tidak ada Tidak ada

Terlalu banyak dan Sebagian diperbaiki sukar dicerna Kasein:whey 80:20 Whey: Betalaktoglobulin Kurang ALE Disesuaikan dengan ASI

Lemak

Cukup mengandung asam lemak essensial (ALE), DHA dan AA Tidak ada lipase Mengandung Lipase E. VOLUME ASI

Kurang ALE Tidak ada DHA dan AA

Tidak ada lipase

Setelah persalinan apabila bayi mulai mengisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal, ASI diproduksi sebanyak 10- 100 cc pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai ke 14. Bayi yang sehat selanjutnya mengkonsumsi sebanyak 700-800 cc ASI per hari. Namun kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc atau bahkan hampir 1 liter per hari dan tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat, baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi ASI

13

menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500-700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi, 400-600 cc pada bulan kedua dan 300-500 cc pada tahun kedua usia anak. (10) Faktor penyebab berkurangnya ASI : a. Faktor Menyusui Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan inisiasi, menjadwal pemberian ASI, bayi diberi minum dari botol atau dot sebelum ASI keluar, kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusui. (7,10) b. Faktor Psikologi Ibu Persiapan psikologi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umunya produksi ASI akan berkurang. Stress, khawatir, ketidak bahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI ekslusif. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar. (7) c. Faktor Bayi Misalnya bayi sakit, prematur, dan bayi dengan kelainan bawaan sehingga ibu tidak memberikan ASI-nya menyebabkan produksi ASI akan berkurang. (10) d. Faktor Fisik Ibu Ibu sakit, lelah, menggunakan pil kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil lagi, peminum alkohol, perokok atau ibu dengan kelainan anatomis payudara dapat mengurangi produksi ASI. (10)

14

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF a. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang

diperhatikan, dipahami dan diingatnya. Informasi dapat berasal dari berbagai bentuk termasuk pendidikan formal maupun non formal, percakapan harian, membaca, mendengar radio, menonton televisi dan dari pengalaman hidup lainnya. Bahwa hambatan utama tercapainya ASI ekslusif yang benar adalah karena kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI ekslusif pada para ibu. Seorang ibu harus mempunyai pengetahuan yang baik dalam menyusui. Kehilangan pengetahuan tentang menyusui berarti kehilangan besar akan kepercayaan diri seorang ibu untuk dapat memberikan perawatan terbaik untuk bayinya dan bayi akan kehilangan sumber makanan yang vital dan cara perawatan yang optimal. Pengetahuan yang kurang mengenai ASI ekslusif terlihat dari pemanfaatan susu formula secara dini di perkotaan dan pemberian atau nasi sebagai tambahan ASI di pedesaan. (7) b. Lingkungan Lingkungan menjadi faktor penentu kesiapan ibu untuk menyusui bayinya. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan di lingkungannya serta mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kebanyakan wanita di perkotaan,

15

sudah terbiasa menggunakan susu formula dengan pertimbangan lebih modern dan praktis. (7) c. Dukungan keluarga Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan ibu menyusui bayinya secara esklusif. Keluarga perlu diinformasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu berhasil menyusui secara ekslusif. Infant feeding behaviours

Proximate Determinant

Maternal choices

Opportunities to act on these choice

Intermediate Determinants

Infant feeding information and physical social support during pregnancy, childbirth and postpartum

1. Underlying Determinant s 2. 3. 4.

Familial, medical and cultural, attitudes and norms Demographics and economic condition Commercial pressures National and polices and norms

Gambar 1. Model determinan perilaku menyusui(6,11) WHO dalam communitybased strategies for breastfeeding promotion and support in developing countries pada tahun 2003 telah membuat justifikasi dan framework mengenai faktor faktor yang mempengaruhi pemberian ASI dapat dilihat pada gambar 1 di atas.

16

G. INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) 1. Definisi Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara. Inisiasi Menyusui Dini disebut sebagai tahap keempat persalinan yaitu tepat setelah persalinan sampai 1 jam setelah persalinan, meletakkan bayi baru lahir dengan menengkurapkan bayi yang sudah dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan dan tidak dibungkus di dada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dini dengan ibunya, menemukan putting susu dan mendapatkan asupan kolostrum sebelum ASI keluar. Bayi menunjukan kesiapan untuk mulai menyusu setelah 30-40 menit setelah lahir. Tanda-tanda kesiapan bayi untuk menyusu yaitu mengeluarkan suara kecil, menguap, meregang, adanya pergerakan mulut. Selanjutnya menggerakan tangan ke mulut, timbul refleks rooting, menggerakan kepala dan menangis sebagai isyarat menyusu dini. Dengan indra peraba, penghidu, penglihatan, pendengaran, refleks bayi baru lahir bisa menemukan dan menyentuh payudara tanpa bantuan. Hal ini dapat merevitalisasi pencarian bayi terhadap payudara.(12) 2. Manfaat IMD a. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk Bayi(12) Menurunkan angka kematian bayi karena hypothermia

17

Dada ibu menghangatkan bayi dengan suhu yang tepat. Bayi mendapatkan kolostrum yang kaya akan antibodi, penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan bayi terhadap infeksi.

Bayi dapat menjilat kulit ibu dan menelan bakteri yang aman, berkoloni di usus bayi dan menyaingi bakteri pathogen.

Menyebabkan kadar glukosa darah bayi yang lebih baik pada beberapa jam setelah persalinan.

Pengeluaran mekonium

lebih dini, sehingga menurunkan

intensitas ikterus normal pada bayi baru lahir. b. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk Ibu(12) Ibu dan bayi menjadi lebih tenang. Jalinan kasih sayang ibu dan bayi lebih baik sebab bayi siaga dalam 1-2 jam pertama. Sentuhan, jilatan, usapan pada putting susu ibu akan merangsang pengeluaran hormon oxyitosin. Membantu kontraksi uterus, mengurangi risiko perdarahan dan mempercepat pelepasan plasenta IMD dan ASI ekslusif selama 6 bulan merupakan kontribusi utama dalam menurunkan mortalitas bayi dan anak-anak. Pentingnya IMD merupakan salah satu rekomendasi WHO. Berbagai studi juga telah melaporkan bahwa IMD terbukti meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif.

18

H. PERILAKU INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Perilaku atau keterampilan adalah hasil dari latihan yang berulang, yang dapat disebut perubahan yang meningkat atau progresif oleh orang yang mempelajari ketrampilan tersebut sebagai hasil dari aktivitas tertentu. Perilaku atau keterampilan dapat terwujud melalui hasil dari pengalaman, pengetahuan dan sikapnya. Terdapat tiga faktor utama yang dapat mempengaruhi perilaku individu atau masyarakat, yaitu: 1) Faktor dasar (predisposing factors) yang meliputi: a. Pengetahuan individu; b. Sikap; c. Kepercayaan; d. Tradisi; e. Unsur-unsur yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat dan; f. faktor demografi; 2) Faktor pendukung (enabling factors) yang meliputi: sumberdaya dan potensi masyarakat seperti lingkungan fisik dan sarana yang tersedia dan; 3) Faktor pendorong (reinforcing factors) yang meliputi sikap dan perilaku orang lain seperti teman, orang tua, dan petugas kesehatan. Faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif terutama faktor sikap, motivasi, maupun pengetahuan, baik sikap, motivasi, dan pengetahuan ibu, maupun petugas kesehatan khususnya bidan.

19

I.

MANAJEMEN LAKTASI Manajemen laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang

keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaanya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. (10) Periode dalam manajemen laktasi : a) Pada masa kehamilan (antenatal) Hal-hal yang perlu dilakukan pada masa kehamilan : (10) Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi tentang keunggulan ASi, manfaat menyusui bagi ibu dan bayi, serta dampak negatif pemberian susu formula. Ibu memeriksakan kesehatan tubuh pada saat kehamilan, kondisi puting payudara dan memantau kenaikan berat badan saat hamil. Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6 bulan hingga ibu siap untuk menyusui, ini bermaksut agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang mencukupi kebutuhan bayi. Ibu senantiasa mencari informasi tentang gisi dan makanan tambahan sejak kehamilan trimester ke-2. Makanan tambahan saat hamil sebanyak 1 1/3 kali dari makanan yang dikonsumsi sebelum hamil. (10) b) Pada masa segera setelah melahirkan Hal yang dilakukan segera setelah melahirkan : Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai meyusui

20

bayi. Karena pada saat ini bayi dalam keadaan paling peka terhadap rangsangan, selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu secara alamiah Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan Bayi harus disusui dengan cara yang benar, baik posisi maupun cara perlekatan bayi pada payudara ibu. (10) c. Masa menyusui (Postnatal) Hal yang harus diperhatikan dalam manajemen laktasi setelah melahirkan : Bayi hanya diberi ASI saja (Secara ekslusif) selama 6 bulan pertama usia bayi Meyusui tanpa dijadwal atau setiap bayi meminta (on demand) Bila bayi terpaksa dipisah dari ibukarena indikasi medik, bayi arus tetap mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan produksi ASI tetap lancar Mempertahankan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui seharihari. Ibu menyusui harus makan 1 kali lebih banyak dari biasanya dan minum minimal 10 gelas air per hari Cukup istirahat, menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak mau menyusu, puting lecet, dll). (10)

21

Teknik menyusui yang benar Teknik menyusui yang benar, dapat kita amati melalui beberapa respon dari bayi, jika ibu menyusui dengan teknik yang tidak benar mengakibatkan puting susu menjadi lecet. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, dapat dilihat antara lain a. Tubuh bagian depan menempel pada tubuh ibu, b. Dagu bayi menempel pada payudara c. Dada bayi menempel pada dada ibu d. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka e. Sebagian besar areola tidak tampak, f. Bayi menghisap dengan dalam dan perlahan g. Bayi tampak tenang dan puas pada akhir menyusu, h. Terkadang terdengar suara bayi menelan i. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet. (10) J. PERAN BIDAN DESA DAN KADER DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan bertugas di desa, mempunyai wilayah kerja 1 sampai 2 desa dan harus bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas. Pelayanan kebidanan dalam arti yang terbatas terdiri atas pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil dan pada waktu persalinan; perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan; perawatan bayi baru lahir; dan pemeliharaan laktasi.

22

Sebagai bagian dari tenaga kesehatan, bidan juga dokter diwajibkan memberikan pemahaman tentang pemberian ASI Eksklusif tersebut. Kalangan ini diminta melaksanakan Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Peran bidan sebagai pelaksana dalam pemberian ASI Eksklusif antara lain mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, pemberian ASI segera setelah lahir (inisiasi menyusui dini), menghindari penggunan dot, kebutuhan nutrisi saat menyusui dan managemen laktasi. Sedangkan peran bidan sebagai pendidik dalam pemberian ASI Eksklusif diantaranya adalah bidan mampu memberikan penyuluhan dan pemahaman terhadap ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif sehingga ibu menyadari dan merasakan bangga dan bahagia serta prospek dalam menyusui bayinya. Kader adalah anggota masyarakat desa yang membantu bidan desa dan bertanggung jawab langsung kepada bidan desa setempat. Kader berperan sebagai pelaku penggerakan masyarakat dalam beberapa hal, yaitu dalam pendataan PHBS, kadarzi dan kondisi rumah, pengamatan sederhana berbasis masyarakat, peningkatan PHBS, Kadarzi dan kesehatan lingkungan, peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan balita. Oleh sebab itu, kader juga turut berperan dalam keberhasilan pelaksaan pemberian ASI eksklusif. Kader bertugas untuk melakukan melakukan pencatatan, memantau, dan evaluasi kegiatan Poskesdes bersama Bidan dan juga mengidentifikasi dan melaporkan kejadian masyarakat yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat.

23

K. ANALISIS MASALAH Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah, dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang menyebabkan munculnya permasalahan.

INPUT Man Money Methode Material Machine

PROSES P1 P2 P3 OUT PUT

OUT COME

LINGKUNGAN (Fisik,Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan)

Gambar 2. Analisis Pemecahan Masalah Dengan Pendekatan Sistem 1. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah(13) a. Identifikasi masalah Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai, menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja, mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil pencapaian., membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi,

24

dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau indikator tertentu yang sudah ditetapkan. b. Penentuan penyebab masalah Penentuan penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan diagram fishbone. c. Memilih penyebab yang paling mungkin Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebabsebab yang didukung oleh data atau konfirmasi dan pengamatan. d. Menentukan alternatif pemecahan masalah Sering kali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan masalah. e. Penetapan pemecahan masalah terpilih Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon Kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik. f. Penyusunan rencana penerapan Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan Of Action atau Rencana Kegiatan). g. Monitoring dan evaluasi Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan

25

dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri dan apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

Gambar 3. Siklus Pemecahan Masalah 2. Analisis Penyebab Masalah

INPUT MAN MONEY MACHINE METHODE MATERIAL MASALAH P1 P3 P2 LINGKUNGAN PROSES

Gambar 4. Diagram Fish bone


26

3. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah Setelah melakukan analisis penyebab maka langkah selanjutnya yaitu menyusun alternatif pemecahan masalah. 4. Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matriks

Mengunakan Rumus M x I x V/C Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka

selanjutnya dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks MxIxV/C. Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matriks : Magnitude (M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka semakin efektif. Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah. Makin penting cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka semakin efektif. Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5. (13)

27

5. Pembuatan Plan of Action dan Gann Chart Setelah melakukan penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya dilakukan pembuatan plan of action serta Gann Chart, halaman ini bertujuan untuk menentukan perencanaan kegiatan.

28

Anda mungkin juga menyukai