Anda di halaman 1dari 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori Membran merupakan alat pemisah yang memisahkan dua fase sebagai transportasi pembatas selektivitas berbagai campuran kimia. Campuran tersebut dapat bersifat homogen atau heterogen, berstruktur simetrik atau asimetrik, padatan atau cairan, memiliki muatan positif atau negatif, dan bersifat polar atau netral. Transportasi pada membran terjadi karena adanya driving force yang dapat berupa konveksi atau difusi dari masingmasing molekul, adanya tarik menarik antar muatan komponen atau konsentrasi larutan, dan perbedaan suhu atau tekanan. Membran mempunyai ketebalan yang bervariasi dari 100 m sampai beberapa milimeter (Pabby dkk., 2009). Tabel II.1!aya "orong untuk #erbagai $roses Membran Proses Membran Mikrofiltrasi %ltrafiltrasi &iperfiltrasi $ie'odialisa $emisahan gas "ialisis )smosis $ervaporasi *lektrodialisis Termo osmosis Membran distilasi Gaya Dorong Tekanan Tekanan Tekanan Tekanan Tekanan (onsentrasi (onsentrasi Tekanan $otensial listrik Temperatur + Tekanan Temperatur + Tekanan

Teknologi membran terus berkembang karena memiliki beberapa keistime,aan dan cocok bagi industri. (elebihan teknologi membran antara lain $emisahan dapat berlangsung secara kontinu (ebutuhan energi relatif rendah Mudah dikombinasikan dengan proses pemisahan lain+hybrid processes

II-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..-1/ 0ifat membran merupakan variabel yang dapat diatur Tidak memerlukan bahan aditif 1uas membran mudah diatur $emisahan dapat dilakukan melalui kondisi tunak "apat diarahkan menjadi clean technology dan cleaning technology

Klasifikasi Membran Fil rasi Menurut Mulder 213345, klasifikasi membran berdasarkan strukturnya dibagi menjadi / yaitu1. Membran berpori 2porous membrane5 $rinsip pemisahan membran berpori didasarkan pada perbedaan ukuran partikel dengan ukuran pori membran. %kuran pori membran memegang peranan penting dalam pemisahan. Membran dengan jenis ini biasanya digunakan untuk Mikrofiltrasi 2mele,atkan air, menahan mikroba5 %ltrafiltrasi 2mele,atkan air menahan garam mineral5 $ada membran tidak berpori ini prinsip pemisahannya didasarkan pada perbedaan kelarutan dan kemampuan berdifusi. 0ifat intrinsik polimer membran mempengaruhi tingkat selektivitas dan permeabilitas. Membran dengan jenis ini digunakan untuk proses $ermeasi !as $ervaporasi "ialisis

/. Membran non pori 2non-porous membrane5

Gambar II.1 0kema Membran 6iltrasi #erdasarkan lapisan aktif, membran dapat dibagi menjadi membran datar 2 flate5
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi D3 Teknik Kimia FTI - ITS

..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..-1/ dan membran turbular. $erbedaan membran tersebut dapat dilihat sebagai berikutTabel II.! $erbandingan Membran "atar dan Turbular
617T 1apisan aktif datar 1uas per volume kecil "igunakan pada flate-and-plate module dan spiral- ound module luar tube 1uas per volume besar #iasa digunakan dengan diamater 910mm T%8#%178 1apisan aktif pada pemukaan dalam+

0alah satu contoh dari flate membrane adalah spiral spiral ound adalah sebagai berikut-

ound module. 0kema dari

Gambar II.! 0kema !piral "ound #odule (elebihan dari spiral ound membrane adalah packing density yang tinggi dan harga yang reltif lebih murah. Tetapi kekurangan dari membran ini adalah menyebabkan pressure drop yang tinggi dan susah untuk dibersihkan. 0alah satu contoh membran turbular adalah hollo membran ini adalah sebagai berikutfiber module. 0kema dari

Gambar II." 0kema $ollo %iber #odule


(&oulson and 'ichardson, 2002)

Kiner#a Membran Fil rasi


Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi D3 Teknik Kimia FTI - ITS

..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..-1/ Menurut Mulder 213345, driving force pada pemisahan menggunakan membran ada : macam. (inerja 2performance5 instalasi membran tergantung pada jenis driving force yang digunakan. Macam ; macam aplikasi pemisahan dengan membran berdasarkan driving force dan kinerja instalasinya antara lain1. "riving force gradien tekanan 2<$5 Menurut Mulder 213345, aplikasi penggunaan antara lain - mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi, reverse osmosis. (inerja instalasi membran berupa fluks 2=5 dan rejeksi 285 dapat dihitung dengan persamaan berikut =v > ?p 7m 8> 1- Cp Cf "imana =v ?$ 7m 8 C$ C6 > volume fluks 2liter+m/.sec5 > laju alir permeate 2liter+sec5 > luas permukaan membran 2m/5 > rejeksi + retensi 2span > 0;15 > konsentrasi permeate > konsentrasi umpan #esarnya fluks dihitung dari besarnya laju alir yang mele,ati setiap luas permukaan membran. 0emakin besar laju alir permeate dan semakin kecil luas permukaan membran maka fluks yang dihasilkan semakin besar. 8ejeksi merupakan ukuran perbandingan konsentrasi permeate dan retentate yang berhasil dipisahkan. /. "riving force gradien (onsentrasi 2<C5 7plikasi penggunaan - pervaporasi, permeasi gas, permeasi uap, dialisis, dialisis ; difusi. Menurut Cao dkk. 2/00/5, kinerja 2performance5 instalasi pada pemisahan gas berupa fluks 2=5 dan selektivitas 2@5 dapat dihitung dengan persamaan berikut =v > ?p 7m

..

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi D3 Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..-1/

"imana =v ?$ 7m 2$+l5 <$ n l " > volume fluks 2liter+m/.sec5 > laju alir permeate 2liter+sec atau cmA+sec5 > luas permukaan membran 2m/ atau cm/5 > permeance 21 !$% > 1B10.4 cmA 20T$5+2cm/ s cm&g55 > beda tekanan 2cm&g5 > jumlah fiber dalam modul > panjang hollo, fiber 2m atau cm5 > diameter hollo, fiber 2m atau cm5 0elektivitas merupakan perbandingan antara permeabilitas 'at 7 terhadap 'at #. $ermeabilitas merupakan kinerja membran yang dihitung dengan besarnya fluks dibagi driving force berupa beda tekanan. A. (riving force gradien Temperature 2<$5 Menurut Mulder 213345, aplikasi penggunaan- thermo-osmosis, distilasi membran. Performance instalasi berupa fluks 2=5 dan selektivitas 25. :. (riving force gradien $otential 1istrik 2<*5 Menurut Mulder 213345, aplikasi penggunaan- elektrodialisis, elektro-osmosis, membran-elektrolisis. (inerja (performance) instalasi berupa flukks 2=5 dan selektivitas 25. Membran Ul rafil rasi Membran ultrafiltrasi adalah proses pemisahan yang menahan komponen dengan berat molekul tinggi 2protein, makro molekul, polisakarida5 sedangkan mele,atkan komponen berberat molekul rendah. $roses pemisahan dalam modul ultrafiltrasi terjadi secara cross flo dimana umpan mengalir secara tangensial sepanjang permukaan membrane (#ulder, )99*). Membran ultrafiltrasi dapat digolongkan berpori, namun strukturnya lebih asimetris dibandingkan membran mikrofiltrasi. Membran ultrafiltrasi memiliki ukuran pori lapisan teratas /0 ; 1000 C, ketebalan 0,1 ; 1,0 m, dan bekerja pada tekanan 1 ; 10 bar. $roses
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi D3 Teknik Kimia FTI - ITS

@7+# > selektivitas 'at 7 terhadap 'at #

..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..-1/ ultrafiltrasi biasanya digunakan untuk memisahkan partikel dengan ukuran berkisar antara 0,0D m ; 1 nm. Membran ultrafiltrasi dapat menghasilkan fluks yang sangat tinggi, namun pada umumnya membran ini hanya digunakan untuk menghasilkan fluks antara D0/00 galon per hari dengan tekanan operasi sekitar D0 psig. Membran ultrafiltrasi dapat berbentuk plate and frame, spiral- ound, dan tubular. 0etiap konfigurasi memiliki aplikasinya masing-masing. %ntuk air dengan kemurnian tinggi, spiral-,ound lebih umum untuk digunakan. (onfigurasi dipilih berdasarkan jenis dan konsentrasi dari material berkoloid atau emulsi. %ntuk semua konfigurasi, desain sistem yang optimum harus memperhatikan laju alir, hilang tekan, konsumsi energi, fouling, dan juga harga membran itu sendiri. (ebanyakan membran ultrafiltrasi komersial terbuat dari polimer yaitu Polysulfone + poly(ether)sulfone + sulfonated polysulfone Poly(vinylidene fluoride) Polyacrilonitril &ellulosics ,liphatic polyamides Polyetheretherketone 0elain dari polimer, membran ultrafiltrai juga dapat terbuat dari bahan anorganik seperti keramik, 7l/)A, dan 'irconia. Membran $e%erse &smosis Membran reverse osmosis adalah membrane yang paling rapat dalam proses pemisahan cair-cair. $ada prinsipnya air adalah satu-satunya material yang dapat mele,ati membrane sehingga membrane ini merejeksi partikel berberat molekul tinggi dan rendah. )smosis merupakan proses dimana pelarut pindah dari larutan berkonsentrasi rendah menuju larutan berkonsentrasi tinggi. %ntuk mendapatkan proses reverse osmosis 28)5, diperlukan adanya peningkatan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. !aya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bah,a sifat ini bergantung pada konsentrasi 'at terlarut, dan bukan pada sifat 'at terlarut itu sendiri. $erbandingan antara

..

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi D3 Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..-1/ proses osmosis dan reverse osmosis dapat dilhat dari gambar berikut-

Gambar II.' 0kema $roses )smosis

Gambar II.( 0kema $roses 'everse -smosis Membrane 8) memiliki pori-pori dengan ukuran kurang dari 0,0/ m dengan ketebalan 1D0 m. Membrane ini dioperasikan pada tekanan 1D-1D0 atm. membrane 8) biasa digunakan dalam permunian air dari kandungan garam maupun pengolahan limbah industry tekstil. Fak or)Fak or yang Mem*engar+,i Proses Pemisa,an 6aktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja membran adalah sebagai berikut -a#+ Um*an 1aju permeat meningkat dengan semakin tingginya laju alir umpan. 0elain itu, laju alir yang besar juga akan mencegah terjadinya fouling pada membran. Eamun energi yang dibutuhkan untuk mengalirkan umpan akan semakin besar. Tekanan &*erasi 1aju permeat secara langsung sebanding dengan tekanan operasi yang digunakan terhadap permukaan membran. 0emakin tinggi tekanan operasi, maka permeat juga akan semakin tinggi. Tem*era +r o*erasi 1aju permeat akan meningkat seiring dengan peningkatan temperatur. Eamun temperatur bukanlah variabel yang dikontrol. &al ini perlu diketahui untuk dapat mencegah terjadinya penurunan fluks yang dihasilkan karena
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi D3 Teknik Kimia FTI - ITS

..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..-1/ penurunan temperatur operasi.


MAT-AB M7T17# merupakan bahasa pemrograman yang hadir dengan fungsi dan karakteristik yangberbeda dengan bahasa pemrograman lain yang sudah ada lebih dahulu seperti "elphi, #asic maupun CFF. Matlab merupakan bahasa pemrograman level tinggi yang dikhususkan untuk kebutuhan komputasi teknis, visualisasi dan pemrograman seperti komputasi matematik, analisis data, pengembangan algoritma, simulasi dan pemodelan dan grafik-grafik perhitungan. "engan kata lain Matlab adalah sebuah bahasa dengan 2high-performance5 kinerja tinggi untuk komputasi masalah teknik. Matlab mengintegrasikan komputasi, visualisasi dan pemrograman dalam suatu model yang sangat mudah pakai dimana masalah-masalah dan penyelesaiannya diekspresikan dalam notasi matematika yang familiar. $enggunaan Matlab meliputi bidang-bidang -

Matematika dan (omputasi $embentukan 7lgorithm 7kusisi "ata $emodelan, simulasi dan pembuatan prototype 7nalisa data, eksplorasi dan visualisasi grafik

Matlab merupakan kepanjangan dari matri. labolatory. Matlab adalah sebuah bahasa dengan kemampuan tinggi untuk komputasi teknis. Matlab mampu menggabungkan komputasi, visualisasi, dan pemrograman dalam satu kesatuan yang mudah digunakan di mana masalah dan penyelesaiannya diekspresikan dalam notasi matematik yang sudah dikenal. $emakaian M7T17# meliputi 1. Matematika dan komputansi. /. $engembangan algoritma. A. 7kuisisi data. :. !rafik saintifik dan engineering. D. $erluasan pemakaian, seperti graphical user interface 2!%.5 Me o.e Bise/ ion

Metode numerik untuk mendapatkan harga G untuk f2G5 > 0 seperti uraian di pasal /.1 disebut M*T)"* /0!1&20-3. Tahap pertama proses adalah menetapkan nilai sembarang a dan b sebagai batas segmen nilai fungsi yang dicari. #atasan a dan b
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi D3 Teknik Kimia FTI - ITS

..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..-1/ memberikan harga bagi fungsi f2G5 untuk G > a dan G > b. 1angkah selanjutnya adalah memeriksa apakah f2a5Bf2b5 H 0. 7pabila terpenuhi syarat tersebut, berarti terdapat akar fungsi dalam segmen tinjauan. =ika tidak demikian, kembali harus ditetapkan nilai a dan b sedemikian rupa sehingga terpenuhi ketentuan perkalian f2a5Bf2b5 H 0.
"engan rumusan m > 2aFb5+/, diperiksa apakah nilai mutlak f2m5 H 10 -4 2batas simpangan kesalahan5. =ika benar, nilai G > m adalah solusi yang dicari. =ika tidak terpenuhi, ditetapkan batasan baru dengan mengganti nilai b > m apabila f2a5If2m5 H 0, dan mengganti a > m bila f2a5Bf2m5 9 0J proses menemukan m baru dilakukan seperti prosedur yang telah dijelaskan. Metode /isection adalah salah satu kelas metode Pengelompokan, karena prosedur untuk mendapatkan nilai G untuk f2G5 > 0 dilakukan melalui pendekatan kelompok akar. Metode ini tidak sepenuhnya memanfaatkan data f2G5 bagi penentuan nilai G. Misalnya, tidak digunakannya ukuran relatif f2a5 dan f2b5, karena umumnya jika f2a5 H f2b5 dalam nilai mutlaknya, maka akar persamaan akan terletak lebih dekat ke f2a5, seperti dijelaskan di !ambar /./. 0alah satu cara efektif mendapatkan nilai m ini adalah menghubungkan f2a5 dan f2b5 dengan garis lurus dan perpotongan garis ini dengan absis G merupakan nilai m.

$enetapan m ini dikenal dengan cara 8*!%17 6710. dan algoritmanya sama seperti metode /isection, kecuali mengganti penentuan m dengan rumusan - $roses dengan cara ini memberikan perhitungan yang lebih cepat dibandingkan dengan metode /isection, ,alaupun pada kasus yang khusus dapat juga terjadi proses KcantelanL, baik pada a ataupun b, yang memperlambat perhitungan.

Algori ma Program Bise/ ion


7lgoritma program untuk metode /isection a5. Tentukan a, b, toleransi, dan jumlah iterasi maksimum. b5. $eriksa apakah f2a5 G f2b5 9 0J jika ya, keluar dari progam karena pada selang yang diberikan tidak terdapat akar persamaan. c5. &itung nilai m > 2a F b5+/ d5. =ika nilai mutlak 2b-a5 H toleransi, tuliskan m sebagai hasil perhitungan, dan akhiri programJ jika tidak, lanjutkan ke langkah berikutnya. e5. =ika jumlah iterasi 9 iterasi maksimum, akhiri program. f5. =ika f2a5 G f2m5 H 0, maka b > mJ jika tidak, a > m. g5. (embali ke langkah 2c5.

..

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi D3 Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..-1/ 7lgoritma program untuk metode 8egula 6alsi a5. Tentukan a, b, toleransi, dan jumlah iterasi maksimum. b5. $eriksa apakah f2a5 G f2b5 9 0J jika ya, keluar dari progam karena pada selang yang diberikan tidak terdapat akar persamaan. c5. &itung nilai m > a - f2b5 G 2b - a5 + Mf2b5 - f2a5N. d5. =ika nilai mutlak 2m-a5 H toleransi, tuliskan m sebagai hasil perhitungan, dan akhiri programJ jika tidak, lanjutkan ke langkah berikutnya.

Me o.e S0i /,)1ase


#entuk dari 0,itch-case merupakan pernyataan yang dirancangan khusus untuk menangani pengambilan keputusan yang melibatkan sejumlah atau banyak alternatif penyelesaian. $ernyataan s,itch - case ini memiliki kegunaan sama seperti if ; else bertingkat (ontruksi 0f-1lse yang bertingkat-tingkat seringkali membingungkan pembacaan alur program. bahasa CFF menyediakan intruksi ! itch untuk memudahkan pembacaan alur program bercabang yang sangat banyak. meskipun 0,itch didesain untuk mengganti 0f-1lse, akan tetapi 0,itch memiliki batasan1. "ata yang diperiksa haruslah bertipe .nteger 2int5 atau (arakter 2char5. /. 8ange data yang diperiksa bernilai 0 s+d /DD. $ada dasarnya perintah ! itch-&ase adalah sama dengan perintah 0f-else. (edua-duanya memiliki aturan yang sama, yaitu sama-sama melakukan perbandingan sebuah entitas. tapi, tingkat kecepatan akses ke suatu entitas, lebih cepat menggunakan s,itch case dari pada if karena tingkat kesalahan dalam s,itch case dapat terlihat, s,itch case lebih sensitif.

..

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi D3 Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..-1/

II. ! A*likasi In.+s ri Pen+r+nan 2a &rganik .an Keker+,an Mengg+nakan Teknologi Membran Ul rafil rasi .engan Sis em Aliran Dea.)3n. 4S +.i Kas+s 5 6a.+k Sag+ling7 Pa.alarang8 S+*ri,an o No o.armo#o 9 Anne Deni%a (a,asan cekungan #andung merupakan ka,asan yang berkembang pesat. 0ebagai salah satu dan konsekuensinya adalah peningkatan kebutuhan air minum. 0alah satu sumber air yang paling potensial untuk memberi pasokan air baku air minum adalah Oaduk 0aguling. Masalah utama dalam pemanfaatan air Oaduk 0aguling seperti umumnya sumber air permukaan adalah kualitasnya yang kurang baik dan cenderung menurun dari ,aktu ke,aktu akibat pencemaran. $enurunan kualitas terutama terjadi pada musim kemarau, dimana efek pengenceran terhadap pencemaran kurang berarti. $arameter kualitas yang melebihi baku mutu kiranya adalah 'at organik, kekeruhan dan senya,a aktif permukaan 2surfaktan5. $engolahan konvensional yang berbasis pada teknologi konvensional seperti koagulasi-flokulasi, sedimentasi dan filtrasi sering kali kurang efektif atau gagal untuk mengolah dengan hasil sesuai dengan baku mutu yang diharapkan. %ntuk itu diperlukan teknologi alternatif untuk mengolah air baku tersebut. Membran %ltrafiltrasi diduga mampu menurunkan parameter seperti 'at organik dan kekeruhan, seperti yang dilakukan oleh Mahmud 2/00/5 yang menggunakan membran ultrafiltrasi untuk menyisihkan konsentrasi senya,a organik dalam air gambut. $roses membran %ltrafiltrasi 2%65 merupakan upaya pemisahan dengan membran yang menggunakan gaya dorong beda tekanan sangat dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi pori membran 2Malleviale, 13345. $roses pemisahan terjadi pada partikel-partikel dalam rentang ukuran koloid. Membran ini beroperasi pada tekanan antara 1-D bar dan batasan permeabilitasnya adalah 10-D0 l+m/.jam.bar. 0istem aliran yang digunakan adalah sistem aliran dead-end. 0istem ini dipilih mengingat kemudahan dalam pembuatan alat dan operasinya. 0elain itu mengingat kontaminan yang akan dipisahkan terdapat dalam konsentrasi yang relatif rendah, maka sistem dead-end akan lebih menguntungkan dibanding sistem aliran cross-flo,. (oagulan yang digunakan pada proses pretreatment yaitu $oly 7lummunium Chloride 2$7C5. Tujuan penambahan koagulan adalah untuk mendestabilkan koloid sehingga terjadi kontak
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi D3 Teknik Kimia FTI - ITS

..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..-1/ dan penggumpalan partikel yang akan membentuk flok yang dapat diendapkan.. %ntuk mendapatkan dosis koagulan optimum dilakukan percobaan dengan metode jar test yaitu menggunakan beberapa macam dosis yang divariasikan secara bertingkat untuk masingasing konsentrasi dari air baku Oaduk 0aguling. 0istem 7liran dead end untuk membran
ultrafiltrasi menggunakan alat-alat yang terbuat dari bahan stainless steel. Modul membran

berbentuk lingkaran dengan luas efektif 1/,DP cm/ . $ada bagian ba,ah dilengkapi dengan filter penyangga membran. $ada bagian filter penyangga diletakkan kertas saring sebagai support, untuk menjaga ketahanan dari lembaran membran.. %ntuk mencegah kebocoran pada system sel ultrafiltrasi maka diatas membran ditekan dengan sebuah cincin karet 2)ring5. Tangki air baku juga dibuat dari bahan stainless steel, diameter 1: cm dan tingginya /0 cm dengan volume total berkisar / liter, dan pada bagian atas dilengkapi dengan lubang inlet, lubang outlet, dan lubang untuk pemasangan alat ukur tekanan 2pressure gauge5. Membran ultrafiltrasi mempunyai prospek yang sangat baik untuk digunakan sebagai unit pengolahan air minum dengan air baku Oaduk 0aguling. Tingkat rejeksi 'at organik membran C7-1D pada tekanan A kg+cm/ untuk air Oaduk 0aguling pada musim hujan adalah Q0-30 R. $enurunan 'at organik pada C7-1D tanpa pretreatment dan pretreatment pada tekanan A kg+cm/, cenderung sama, tetapi 6luks yang dihasilkan pada pretreatment lebih besar.

..

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi D3 Teknik Kimia FTI - ITS

Anda mungkin juga menyukai