Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Tanda Tangan
Gelombang/Periode :
Tanda Tangan
Dosen Penguji : dr.TITIK HARSINI Sp.M
(..)
Nama Pasien : Tn. Pawiro Winangun
No. RM : 00192428
Alamat
: Mranti, Purworejo
Umur
: 74 thn
Pekerjaan
: Petani
Diagnosis
: OD Katarak Senilis dengan Luksasi lensa
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit :
Pasien datang ke Poli Mata RSUD Saras Husada Purworejo dengan keluhan OD terasa
buram, penglihatan menurun perlahan-lahan. Keluhan dirasakan sejak 3 tahun yang lalu,
tetapi tidak ditemukan mata merah (-), kotoran (-), pusing (-), demam (-).
R.P.D.
R.P.K.
Kesimpulan Anamnesis :
Pasien seorang laki-laki berumur 74 tahun datang dengan keluhan OD terasa buram,
penglihatan menurun perlahan-lahan.
Kesan Umum :
Pasien tampak baik, dapat berjalan dengan dituntun, kesadaran kompos mentis
A. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Pemeriksaan
Visus jauh
Refraksi
Koreksi
Visus dekat
Proyeksi sinar
Persepsi warna (merah,
hijau)
OD
OS
1/60
t.d.p.
t.d.p.
t.d.p
Baik
5/30
t.d.p.
t.d.p.
t.d.p
baik
Baik
baik
Penilaian
Dikerjakan Tidak
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Pemeriksaan
1.
Sekitar mata
Supercilia
2.
Kelopak mata
Pasangan
Gerakan
Lebar rima
Kulit
Tepi kelopak
Margointermarginalis
3.
Apparatus lakrimalis
Sekitar gld
lakrimalis
Sekitar saccus
lakrimalis
Uji fluresin
Uji regurgitasi
4.
Bola mata
Pasangan
OD
OS
Normal
Normal
Simetris
bebas
8 mm
Normal
Normal
Normal
Simetris
Bebas
8 mm
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
t.d.p.
t.d.p.
Simetris
t.d.p.
t.d.p.
Simetris
Penilaian
Dikerjakan Tidak
5.
6.
Gerakan
Ukuran
Tekanan bola mata
K. Palpebra superior
K. Palpebra inferior
8.
Bebas
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
cembung
Normal
Licin&rat
a
Jernih
Jernih
t.d.p.
t.d.p.
Normal
cembung
Normal
licin&rata
Normal
Jernih
normal
jernih
Hitam
Simetris
Radier
Normal
hitam
simetris
radier
Normal
3mm
Bulat
Sentral
Reguler
+
+
3mm
bulat
sentral
reguler
+
+
Ada
Keruh
Ada
IOL
Konjungtiva
7.
Bebas
Normal
Normal
K. Fornik
K. Bulbi
Sclera
Episklera
Skelra
Episklera
Kornea
Ukuran
Kecembungan
Limbus
Permukaan
Medium
Dinding belakang
Uji Fluresin
Placido
9.
Camera oculi anterior
Ukur kedalaman
Isi
10. Iris
Warna
Pasangan
Gambaran
Bentuk
11. Pupil
Ukuran
Bentuk
Tempat
Tepi
Reflek direk
Reflek indirek
12. Lensa
Kejernihan
Jernih
Jernih
t.d.p.
t.d.p.
Letak
Warna kekeruhan
13. Korpus vitreum
14. Reflek fundus
15. Skiaskopi
padat
Sentral
(+)
Jernih
t.d.p.
t.d.p.
sentral
(-)
jernih
t.d.p.
t.d.p.
OD
OS
Kelopak mata
Tenang
Tenang
Bola mata
Tenang
Tenang
TIO
Normal
Normal
Konjunctiva
Normal
Normal
Jernih
Jernih
Kornea
COA
Dalam
Dalam
Iris
Bulat
Bulat
Reflek pupil
Positif
Positif
Lensa
keruh padat
IOL
Korpus vitreum
Jernih
Jernih
DIAGNOSIS
OD
OS
TERAPI
PROGNOSIS :
Ad visam
: dubia
Ad sanam
: dubia
Ad vitam
: dubia
Ad kosmetikam : dubia
PEMBAHASAN
Katarak Senil
Perubahan lensa pada usia lanjut : (Ilyas,2001)
1. Kapsul
-
mulai presbiopia
2. Epitel-makin tipis
-
3. Serat lensa
-
lebih ireguler
Kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai
terjadi pada usia lebih dari 60 tahun
Pada katarak senile sebaiknya singkirkan penyakit mata local dan penyakit sistemik seperti
diabetes mellitus yang dapat menimbulkan katarak komplikata.
Katarak senile secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, intumesen,
matur, hipermatur dan Morgagni (Ilyas, 2001).
Katarak matur, pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa.
Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau
intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran
yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan
kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalam normal kembali, tidak terdapat
bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif.
Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi
keras atau lembek dan mencair.
Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil,
berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul
lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn
menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka
korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan
bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nucleus yang terbenam didalam korteks lensa
karena lebih berat. Keadaan ini disebut katarak Morgagni.
Tidak diketahui kenapa katarak senile pada orang tertentu berbentuk korteks anterior
dengan celah air, nucleus, dan korteks supkapsular posterior.
Pada beberapa orang, secara klinis ditemukan katarak yang bermakna jika diperiksa
memakai oftalmoskop atau lampu celah, tetapi yang bersangkutan masih bisa melihat cukup baik
untuk kerja sehari-hari. Pada kasus lain penurunan tajam penglihatannya tidak sebanding dengan
derajat kekeruhan lensa. Ini disebabkan oleh adanya distorsi bayangan karena kekeruhan
sebagian lensa (Vaughan, 1986).
keluarnya badan kaca. Melalui luka kapsul lensa anterior, isi lensa dikeluarkan dari coa dengan
sendok Daviel, sebanyak-banyaknya. Bila yakin, bahwa kapsul lensa posterior utuh, tindakan ini
dapat disusul dengan pembilasan memakai garam fisiologis, sehingga coa menjadi sebersihbersihnya. Pada anak muda, sisa lensa yang masih tertinggal biasanya diresorpsi dengan baik dan
dapat hilang seluruhnya.
2. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler
Sering terjadi secara tidak sengaja, yang terjadi pada waktu mencoba mengeluarkan lensa
secara intrakapsuler ataupun secara ekstraksi linier. Operasi lensa secara ekstrakapsuler yang
terencana dilakukan bila :
-
Kita mengira badan kaca mencair, misalnya pada myopia tinggi, setelah
menderita uveitis.
Pada operasi mata yang lainnya, telah terjadi ablasi atau prolaps badan kaca.
Pada operasi mata yang lainnya, timbul penempelan badan kaca pada kornea yang
menyebabkan distrofi kornea.
Menurut mereka yang telah berpengalaman dalam operasi katarak, operasi katarak
ekstrakapsuler mempunyai prognosis yang lebih baik daripada cara intrakapsuler. Operasi ini
sekarang menjadi popular kembali, setelah diketahui bahwa operasi ekstraksi katarak
intrakapsuler sering menimbulkan penyulit cystoid macular edema, ablasi badan kaca, ablasi
retina, distrofi kornea, yang dapat dihindarkan dengan operasi secara ekstrakapsuler.
Cara yang sederhana dari katarak ekstraksi ekstrakapsuler, dilakukan seperti pada ekstraksi
linier, hanya bila sesudah kapsul lensa anterior dirobek seluas-luasnya, nucleus lentis digeser
keluar dengan melakukan tekanan yang ringan pada daerah limbus bagian bawah, untuk
kemudian, disusul dengan bilasan memakai garam fisiologis atau larutan BSS (balanced Salt
Solution) dan sebangsanya, supaya sisa-sisa lensa dikeluarkan sebanyak-banyaknya.
Sekarang telah didapatkan cara yang lebih baik, dimana didapatkan hasil visus yang lebih
memuaskan, karena kemungkinan tertinggalnya sisa-sisa lensa lebih diperkecil lagi, operasi ini
merupakan suatu bedah mikro.
Caranya :
-
Buat flap konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva bulbi dari dasarnya kirakira 5mm, dari limbus, sampai limbus.
Kapsul lensa dirobek dengan pisau disisi daerah inferior, diteruskan ke bagian
atas.
Dengan tekanan yang ringan pada daerah limbus bagian bawah, nucleus lentis
digeserkan keluar.
Irigasi sisa lensa dapat dikeluarkan sebanyak mungkin tetapi dengan irigasi
sesedikit mungkin.
operasi, seperti dipakainya mikroskop pada waktu operasi, juga penggunaan alat krio untuk
ekstraksi lensa, adanya benang yang dapat diserap dan jumlah jahitan yang lebih baik, maka hasil
operasipun menjadi lebih baik pula.
Caranya :
-
Buat 3 buah preplaced suture, yang menghubungkan kornea dan sklera, sehingga
sesudah lensa keluar, tinggal mengikatnya saja. Kalau sudah lensa keluar, baru
dibuat suture, ada bahaya prolaps badan kaca. Ada bermacam-macam cara
memasang preplaced suture ini, tergantung yang melakukan operasi.
Sesudah ini jepitlah lensa dengan pinset atau dengan penghisap kapsul lensa (cryo
pencil), untuk kemudian lensa diluksasi kekanan dan kekiri secara perlahan-lahan,
sehingga zonula zinii terlepas, Hal ini penting, sebab bila zonula zinii belum lepas
dan lensa dicoba dikeluarkan dengan menekan limbus, secara menarik lensa
keluar, maka lensa itu dapat keluar dengan mendadak, disusul dengan prolaps dari
badan kaca.
Sesudah lensanya keluar, preplaced suture diikat, jahitan kornea ditambah 4 bulan
lagi.
Bilik mata dibentuk kembali dengan memasukkan cairan BBS (Balanced Salt
Solution).
Konjungtiva dijahit.
Enzymatic zonulysis : merupakan tehnik yang penting pada ekstraksi katarak intrakapsuler,
dimana disuntikkanchymotrypsine kedalam coa, yang merupakan enzim fibrolitik dan proteolitik
dari zonula zinii. Cairan ini dibiarkan 1-3 menit sebelum dilakukan ekstraksi, sehingga
pengeluaran lensa menjadi lebih mudah.
Luksasi Lensa
A.
B.