Setelah menyebutkan dua ayat tersebut, Al-Imam Al-Humaidiy rahimahullah (guru dari
Al-Imam Al-Bukhariy rahimahullah) berkata :
ُ (الرَّحْ َمن: ونقول. نقف على ما وقف عليه القرآن والسنة. ال نزيد فيه وال نفسره،وما أشبه هذا من القرآن والحديث
ومن زعم غير هذا فهو معطل جهمي،)ش ا ْست ََوى ِ ْ َعلَى ْال َعر.
"Dan ayat-ayat serta hadits-hadits yang serupa dengan ini, maka kami tidak menambah-
nambahi dan tidak pula menafsirkannya (menta'wilkannya). Kami berhenti atas apa-apa
yang Al-Qur'an dan As-Sunah berhenti padanya. Dan kami berkata : '(Yaitu) Tuhan Yang
Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas 'Arsy' (QS. Thaha : 5). Barangsiapa yang
berpendapat selain itu, maka ia seorang Mu'aththil Jahmiy" [Ushuulus-Sunnah oleh Al-
Humaidiy, hal. 42, tahqiq : Misy'aal Muhammad Al-Haddaadiy; Daar Ibn Al-Atsiir, Cet.
1/1418].
Adz-Dzahabi rahimahullah berkata :
وذكر حديث " إن هللا خلق آدم على صورته، ثنا الحميدي:" وقال بشر بن موسى.
ال تستوحش أن تقول كما القرآن والحديث. ال تقول غير هذا على التسليم والرضا بما جاء القرآن والحديث:فقال.
"Dan telah berkata Bisyr bin Musa : Telah menceritakan kepada kami Al-Humaidiy, dan
ia (Al-Humaidiy) menyebutkan hadits : 'Sesungguhnya Allah menciptakan Adam sesuai
dengan bentuk-Nya'.[1] Beliau berkata : 'Kami tidak mengatakan yang lain selain ini
dikarenakan sikap taslim (berserah diri) dan ridla dengan apa yang ada dalam Al-Qur'an
dan Al-Hadits. Dan tidak merasa berat untuk mengatakan sebagaimana yang ada dalam
Al-Qur'an dan Al-Hadits" [Taariikhul-Islaam, juz 7; Maktabah Ruuhil-Islaam].
Al-Qadli Abu Ya'la rahimahullah meriwayatkan dengan sanad yang sampai kepada Al-
Imam Asy-Syafi'i rahimahullah bahwa beliau berkata :
? وإن له وجها ً بقوله (كل شيء,)وأن له يدين? بقوله (بل يداه مبسوطتان) وأن له يمينا ً بقوله (والسموات مطويات بيمينه
وقوله (ويبقى وجه ربك ذو الجالل واإلكرام) وأن له قدما ً بقول النبي صلى هللا عليه وسلم (حتى,)هالك إال وجهه
يضع الرب عز وجل فيها قدمه) يعني جهنم...
"Dan bahwasannya Allah mempunyai dua tangan dengan dalil firman-Nya : "Tetapi
kedua tangan Allah itu terbuka" (QS. Al-Maaidah : 64). Dia juga memiliki wajah dengan
dalil firman Allah : "Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali (wajah) Allah" (QS. Al-
Qashaash : 88) dan juga firman-Nya : "Dan tetap kekal wajah Rabbmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan" (QS. Ar-Rahmaan : 27). Dia juga mempunyai kaki dengan
dalil sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam: "Hingga Rabb (Allah) 'azza wa jalla
meletakkan kaki-Nya padanya..." (HR. Bukhari dan Muslim) yaitu pada neraka"
[Thabaqat Al-Hanabilah oleh Al-Qaadliy Abu Ya'la Al-Farraa', 2/269, tahqiq : Dr.
'Abdurrahman bin Sulaiman Al-'Utsaimin; Cet. Tahun. 1419].
Al-Imam Abul-Hasan Al-Asy'ary rahimahullah berkata :
كما، وأن له سبحانه يدين? بال كيف.) (ويبقى وجه ربك ذو الجالل واإلكرام: كما قال،وأن له سبحانه وجها بال كيف
(تجري: كما قال سبحانه، وأن له سبحانه عينين بال كيف.) (بل يداه مبسوطتان: وكما قال،) (خلقت بيدي:قال سبحانه
)بأعيننا.
"Dan bahwasannya Allah mempunyai wajah sebagaimana firman-Nya : 'Dan tetap kekal
wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan' (QS. Ar-Rahman : 27). Dia
jga mempunyai dua tangan tanpa menanyakan 'bagaimananya', sebagaimana firman-Nya :
"Yang telah Ku-ciptakan dengan dua tangan-Ku" (QS. Shaad : 75) dan firman-Nya :
".....tetapi kedua tangan Allah itu terbuka" (QS. Al-Maaidah : 64). Dan Dia subhaanahu
juga mempunyai dua mata tanpa menanyakan 'bagaimananya', dengan dalil firman Allah
subhaanahu: "Yang berlayar dengan pemeliharaan (pengawasan mata) Kami" (QS. Al-
Qamar : 14) [Al-Ibaanah 'an Ushuulid-Diyaanah oleh Abul-Hasan Al-Asy'ariy, hal. 9;
Daar Ibni Zaiduun, Cet. 1].
Syaikhul-Islam Abu 'Utsman Ash-Shabuni rahimahullah berkata :
: كما نص سبحانه عليه في قوله ع ّز من قائل، إنه خلق آدم بيديه: فيقولون، وال يعتقدون تشبيها ً لصفاته بصفات خلقه
بحمل اليدين على النعمتين? أو، وال يحرفون الكلم عن مواضعه،ي ُ قَا َل يَا إِ ْبلِيسُ َما َمنَ َعكَ أَن تَ ْس ُج َد لِ َما خَ لَ ْق
َّ ت بِيَ َد
تشبيه المشبهة، أو يشبهونهما بأيدي المخلوقين، تحريف المعتزلة والجهمية أهلكهم هللا وال يكيفونهما بكيف، القوتين
خذلهم هللا
"Mereka (Ahlul-Hadits) tidak meyakini sifat-sifat itu dengan cara menyerupakannya
dengan sifat-sifat makhluk. Mereka mengatakan bahwa Allah ta'ala telah menciptakan
Adam 'alaihis-salaam dengan dua tangan-Nya, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-
Qur'an : "Allah berfirman : 'Hai Iblis, apa yang menghalangi kamu sujud kepada yang
telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku' (QS. Shaad : 75). Mereka (Ahlul-Hadits)
juga tidak menyimpangkan Kalamullah dari pengertian yang sebenarnya, dengan
mengartikan kedua tangan Allah sebagai dua kenikmatan atau dua kekuatan sebagaimana
yang dilakukan oleh Mu'tazillah dan Jahmiyyah - semoga Allah membinasakan mereka -.
Mereka (Ahlul-Hadits) juga tidak me-reka-reka bentuknya dan menyerupakannya dengan
tangan makhluk-makhluk, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Musyabbihah
-semoga Allah menghinakan mereka -" ['Aqidatus-Salaf Ashhaabil-Hadiits oleh Abu
'Utsman Ash-Shabuni, hal. 26, tahqiq : Badr bin 'Abdillah Al-Badr; Maktabah Al-
Ghurabaa' Al-Atsariyyah, Cet. 2/1415. Dapat juga dilihat syarahnya yang ditulis oleh Dr.
Khalid bin 'Ali Al-Musyaiqih yang dapat didownload dari www.almoshaiqeh.com.
[1] Sebagian ulama mengatakan bahwa dlamir (kata ganti) 'hi' tidak kembali pada Allah.
Namun ini keliru. Yang benar, dlamir tersebut kembali kepada Allah ta'ala. Inilah
pemahaman yang ditempuh oleh para ulama salaf.
إن هللا عز وجل خلق آدم على: كنا بالبصرة عند شيخ فحدثنا بحديث النبي: عن عبد هللا بن أحمد بن حنبل قال
: وقال. هذا جهمي: فقال، فحدثت بذلك أبي رحمه هللا تعالى. تفسيره خلقه على صورة الطين: فقال الشيخ.صورته
هذا كالم الچحمية.
Dari 'Abdullah bin Ahmad bin Hanbal ia berkata : "Kami pernah berada di Bashrah
bersama seorang Syaikh. Ia membawakan kepada kami hadits Nabi shallallaahu 'alaihi
wa sallam: 'Sesungguhnya Allah ta'ala menciptakan Adam sesuai dengan bentuk-Nya'. Ia
(Syaikh tersebut) berkata : 'Tafsirnya adalah (menciptakan) dengan bentuk (dari) tanah'.
Maka aku ceritakan perihal tersebut kepada bapakku (Al-Imam Ahmad bin Hanbal)
rahimahullah, dan beliau berkata : 'Orang ini adalah Jahmiy. Ini adalah perkataan
Jahmiyah' [Ibthaalut-Ta'wiilaat, q : 55-56, melalui perantaraan kitab Al-Masaailu war-
Rasaailul-Marwiyatu 'anil-Imam Ahmad fil-'Aqidah oleh 'Abdullah bin Sulaiman bin
Saalim Al-Ahmadiy, 1/358-359; Daaruth-Thayyibah, Cet. 1/1412 H].
Asy-Syaikh 'Abdul-'Aziz bin Baaz rahimahullah berkata :
"Sesungguhnya dlamir di dalam hadits shahih mengenai penciptaan Adam dalam bentuk-
Nya adalah kembali pada Allah, dan hal itu sesuai dengan apa yang terkandung di dalam
hadits Ibnu 'Umar : 'Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dalam bentuk Ar-Rahman'.
Hadits tersebut telah dishahihkan oleh Al-Imam Ahmad, Ishaq bin Rahawaih, Al-Ajuriiy,
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah, dan imam-imam lainnya. Banyak dari para imam yang
menjelaskan kesalahan Al-Imam Ibnu Khuzaimah rahimahullah dalam penolakan
terhadap pengembalian dlamir tersebut kepada Allah Yang Maha Suci di dalam hadits
Ibnu 'Umar. Yang benar adalah apa yang dikatakan oleh para imam yang telah disebutkan
dan juga yang lainnya mengenai kembalinya dlamir kepada Allah ta'ala tanpa disertai
cara dan penyerupaan. Tetapi bentuk Allah ta'ala itu sesuai dengan-Nya dan sejalan
dengan sifat-sifat-Nya, serta tidak ada sesuatupun yang serupa dengan makhluk-Nya,
sebagaimana yang difirmankan Allah ta'ala : 'Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha
Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak
dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia' (QS. Al-
Ikhlash : 1-4). Allah ta'ala juga berfirman : 'Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan
Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Melihat' (QS. Asy-Syuura : 11). Dia
juga berfirman : 'Apakah kamu mengetahui ada orang yang sama dengan Dia (yang patut
disembah)' (QS. Maryam : 65). Demikian juga firman-Nya : 'Maka janganlah kalian
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kalian
tidak mengetahui' (QS. An-Nahl : 74). Dan cukup banyak ayat Al-Qur'an yang membahas
tentang hal tersebut.
Yang wajib dilakukan oleh orang-orang yang berilmu dan beriman adalahmengartikan
ayat-ayat dan hadits-hadits shahih tentang sifat-sifat Allah persis seperti keberadaannya
dengan tidak menafsirkannya yang bertentangan dengan dhahirnya, sebagaimana yang
telah dilakukan oleh kaum salaf dan para imamnya, dengan keimanan penuh bahwa Allah
itu Maha Suci, yang tidak ada sesuatupun serupa dengan-Nya bak dalam bentuk, wajah,
tangan, dan seluruh sifat-Nya, tetapi Dia Dzat yang Maha Suci yang memiliki
kesempurnaan mutlak dari segala sisi dalam semua sifat-Nya. Tidak ada satu pun yang
serupa dan semisal dengan-Nya. Sifat-sifat-Nya tidak dapat disejajarkan/diserupakan
dengan sifat-sfat makhluk-Nya, sebagaimana hal itu telah ditetapkan oleh generasi salaf
dan para imamnya dari para shahabat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para
pengikutnya. Mudah-mudahan Allah ta'ala memberikan rahmat kepada mereka serta
menjadikan kita bagian dari pengikut mereka dengan baik" ['Aqiidah Ahlil-Iman fii
Khalqi Adam 'alaa Shuuratir-Rahmaan oleh Hamud At-Tuwaijiri, bagian sambutan awal
kitab; Daarul-Wafaa', Cet. 2/1409].
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/05/aqidah-ahlus-sunnah-wal-jamaah-dalam.html