Bab 5
Bab 5
BAB 5 MAGNETIK
Pada bab ini diuraikan mengenai merencana dan mengontrol kualitas data survei magnetik di darat.
5.'
Pada perencanaan survei magnetik perlu diketahui terlebih dahulu ada tidaknya paduan pola anomali magnetik. Tidak diketahuinya kemungkinan ini dapat membuat blunder para perencana survei magnetik. Pola anomali magnetik bergelombang pendek dan tajam -bukan nois., biasanya sangat mengganggu target anomali bergelombang panjang. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara melakukan pengukuran dengan kerapatan data yang banyak sehingga bila dilakukan pemilteran dapat menghilangkan anomali bergelombang pendek dan tajam. /ekurang rapatan data dapat memberikan suatu gambaran anomali palsu meskipun diolah dengan cara yang canggih. /ondisi palsu ini sering terjadi pada survei magnetik di daerah vulkanik dengan target benda atau struktur dalam -sebagai contoh survei magnetik untuk geotermal..
Intensitas magnetic terkoreksi stasion lapangan IGRF atau intensitas magnetik regional Anomali magnetik di stasion lapangan
Gam!ar 5.' GAMBA$AN #M#M TENTANG AN(MA"I MAGNETIK %I %AE$A) E*#AT($ MAGNETIK
5.+
5.,
Gam!ar 5.+ GAMBA$AN #M#M TENTANG AN(MA"I MAGNETIK %I %AE$A) "INTANG TENGA)
5.5
Gam!ar 5., GAMBA$AN #M#M TENTANG AN(MA"I MAGNETIK %I %AE$A) K#T#B MAGNETIK
5.3
2ois lokal
)esar
Gam!ar 5.5 2(NT() &ETA MAGNETIK %ENGAN BEBE$A&A &("A #N%#"ASI )A$GAN.A
5.4
5.6
Gam!ar 5.3 A"#$ KE$5A SIM#"ASI MEN2A$I (&TIMASI KE$A&ATAN %ATA MAGNETIK Anomali buatan Nois buatan Paduan nois buatan Anomali buatan Jarak stasion diperlebar
5.7
5.1.2.2. Orientasi lintasan /arena adanya dua kutup anomali magnetik yang berorientasi utara selatan magnetik -di 8ndonesia berarah hampir utara-selatan., maka orientasi lintasan harus didesign agar dapat memotong kedua kutub anomali tersebut. 5rientasi lintasan dan jarak lintasan magnetik yang salah akan mengakibatkan menurunnya daya guna survei atau bahkan dapat memberikan gambaran yang salah pada para pengolah data dan para pengintepretasi data. )eberapa blunder design lintasan salah ditunjukkan pada Gambar 5.9. %iharapkan dari contohcontoh blunder tersebut dapat memberikan &a&asan para ahli geo'isika perencana survei magnetik. 5.1.+. Memi i/ pera atan, metoda pengukuran dan pe aksana survei magnetik !emilih peralatan pengukuran, pemilihan metode pengukuran dan memilih pelaksana-pelaksana survei magnetik dijelaskan pada uraian berikut secara berurutan. 5.1.3.1. Memilih peralatan survei magnetik !emilih peralatan magnetik darat, hampir tidak ada masalah, karena pada saat ini teknologi peralatan magnetik dari berbagai merk hampir tidak ada bedanya. /etelitiannya sekarang berstandard 3,1 gamma dan hampir semua jenis magnetik dilengkapi dengan memori data dan dapat membaca secara otomatis. urvei magnetik untuk keperluan eksplorasi minyak di darat, mineral di darat dan geotermal cukup menggunakan magnetometer dengan ketelitian 3.1 gamma, sedang untuk studi-studi khusus diperlukan magnetometer dengan pembacaan kontinu berketelitian 3.31 gamma. Teknik pengukuran magnetik di lapangan harus didesign sesuai dengan target anomali yang akan dicapai. Untuk target anomali yang bermagnitude besar dan berpola gelombang tajam, cukup menggunakan sebuah megnetometer. :ara pengukurannya ditutup di base station tidak lebih dari 15 menit. Pada target-target anomali selain tersebut di atas, akan optimal dengan menggunakan minimal " buah magnetometer bermemori dimana satu magnetometer digunakan sebagai base station dan lainnya untuk mengukur di lintasan. ;eduksi pengukuran magnetik di darat tidak memerlukan harga elevasi stasion pengukurannya sehingga dalam survei magnetik hanya memerlukan pengukuran posisi saja. Pilihan alat-alat pengukur posisi di darat yang e'isien dan berdaya guna optimal sesuai keperluannya ditunjukkan pada Tabel 5.". Untuk pengukuran di laut, udara dan <ona transisi antara darat dan laut, pengukuran posisi stasion sangat optimal digunakan cara di''erential GP .
5.11
5.1.3.2. Memilih metoda pengukuran magnetik eperti pada survei gravitasi, pemilihan metoda dan jenis survei disesuaikan dengan kondisi lokasi dan target anomalinya. Gam!ar 5.4 2(NT() %ESIGN "INTASAN MAGNETIK BENA$ %AN SA"A)
Pada saat ini pengukuran magnetik total jauh lebih populer dibanding dengan pengukuran magnetik vertikal. /arena sulitnya pelaksana di lapangan, pada saat ini hampir tidak ada lagi pengukuran magnetik vertikal ataupun hori<ontal. Pengukuran magnetik total dapat dilakukan di udara, di laut, di <ona transisi antara darat dan laut, dan di darat. Pengukuran magnetik di udara dan di laut dapat mencapai ketelitian yang tinggi dibanding di darat. Pengukuran magnetik di udara dan di laut dapat menghasilkan peta dengan ketelitian lebih kecil dari 1 gamma. 5ptimasi pengukuran tersebut selalu menerapkan cara mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dengan ketelitian yang tinggi dan penerapan 'ilter yang cocok. Pada pengukuran magnetik total di darat biasanya dicapai ketelitian peta kontur antara 1 sampai 13 gamma. Pengukuran magnet total bisa dilakukan dengan beberapa metoda antara lain(
5.11
a. Pengukuran magnet normal b. Pengukuran gradien magnet vertikal c. Pengukuran gradien magnet hori<ontal !asing-masing metoda mempunyai kelemahan dan keunggulan tersendiri, sedang penerapannya disesuaikan dengan target anomalinya. 5.1.3.3. Pemilihan Pelaksana Survei Magnetik eperti halnya pada survei gravitasi, survei magnetik harus dilaksanakan oleh personel-personel yang benar-benar pro'esional dalam arti yang luas. Pemilihan personel survei magnetik dapat dianalogikan seperti Gambar $.=. Perlu dipertimbangkan lebih matang untuk memilih tenaga pengolah data magnetik lanjut dan interpretasinya. /ondisi tersebut perlu diperhatikan karena dibanding gravitasi, pengolahan data lanjut dan interpretasi magnetik jauh lebih sulit. elain unsur matematika, 'isis dan seni, dalam interpretasi magnet ditentukan juga pengalaman pencirian kenampakan pola anomali. keahlian tersebut hanya dapat diperoleh dengan pengalaman melakukan interpretasi magnetik dengan kondisi geologi yang berbeda-beda.
5.1'
)reiner ., Geometrics
5.1+
)reiner ., Geometrics
5.1,