Anda di halaman 1dari 14

5.

BAB 5 MAGNETIK
Pada bab ini diuraikan mengenai merencana dan mengontrol kualitas data survei magnetik di darat.

5.1. Merencana Survei Magnetik


Untuk merencana survei magnetik terlebih dahulu harus mengingat kembali tentang cara mereduksi data magnetik. Teknik reduksi tersebut ditunjukkan pada Gambar 5.1. Untuk mempermudah melihat anomali, biasanya dikoreksi dengan peta-peta regional. ecara teoritis mengukur dan menyajikan data magnetik tereduksi yang berkualitas baik, jauh lebih mudah dibanding dengan gravitasi. !erencana surveinyapun juga lebih mudah. ehubungan dengan mudahnya masalah tersebut, penjelasan merencana survei magnetik, cukup diterangkan pada hal-hal pentingnya saja, selebihnya dapat dianalogikan dengan survei gravitasi. 5.1.1. Menentukan dimensi, magnitude dan paduan po a anoma i magnetik eperti halnya pada survei gravitasi, dimensi dan magnitude anomali dipelajari dari studi pramodel atau pengalaman dari survei-survei berhasil yang telah lalu, atau perpaduan keduanya. ebagai ilustrasi mengenai dimensi dan magnitude anomali, diperlihatkan beberapa model benda dengan posisi yang berbeda pada Gambar 5.", 5.# dan 5.$. %ari gambar tersebut terlihat bah&a anomali magnetik mempunyai dua buah kutub anomali, sehingga design lintasan dan kerapatan datanya harus benar-benar tepat. elain dimensi dan magnitude anomali, pola pro'il atau kontur magnetik dapat dijadikan konsep dasar intepretasi. Pada dasarnya pola-pola tersebut dapat dibedakan menjadi # macam yaitu ( a. pola smot b. pola bergelombang atau bernois sedang c. pola bergelombang atau bernois besar. )iasanya pola-pola ini agak sulit diresapi oleh ahli-ahli muda yang biasa bekerja dengan modelmodel matematika, tetapi sangat mudah dimengerti oleh ahli-ahli geologi. Guna memperjelas si'atsi'at pola pro'il dan kontur magnetik ini, dijelaskan beberapa kondisi geologi dan kondisi-kondisi pengganggu pada Tabel 5.1. alah satu contoh gambaran mengenai pola-pola tersebut ditunjukkan pada Gambar 5.5. )eberapa pertanyaan yang kadang-kadang timbul dalam survei magnetik bila dijumpai pro'il atau kontur yang bergelombang tajam adalah sebagai berikut( a. )enarkah pola pro'il atau kontur magnetik tersebut disebabkan oleh gangguan atau nois lokal. b. )enarkah pola tersebut disebabkan oleh kerusakan alat. c. )enarkah pola tersebut dibentuk oleh e'ek-e'ek geologi. d. !ungkinkah pola tersebut terjadi karena perpaduan sebab a, b, * c. +al ini sering terjadi karena panjang gelombang dari e'ek ketiga penyebab tidak jauh berbeda. ,auh sebelum survei dimulai, kemungkinan-kemungkinan di atas harus sudah diantisipasi oleh perencana, koordinator dan pengontrol kualitas data survei magnetik.

5.'

Pada perencanaan survei magnetik perlu diketahui terlebih dahulu ada tidaknya paduan pola anomali magnetik. Tidak diketahuinya kemungkinan ini dapat membuat blunder para perencana survei magnetik. Pola anomali magnetik bergelombang pendek dan tajam -bukan nois., biasanya sangat mengganggu target anomali bergelombang panjang. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara melakukan pengukuran dengan kerapatan data yang banyak sehingga bila dilakukan pemilteran dapat menghilangkan anomali bergelombang pendek dan tajam. /ekurang rapatan data dapat memberikan suatu gambaran anomali palsu meskipun diolah dengan cara yang canggih. /ondisi palsu ini sering terjadi pada survei magnetik di daerah vulkanik dengan target benda atau struktur dalam -sebagai contoh survei magnetik untuk geotermal..

Gam!ar 5.1 A"#$ $E%#KSI &ENG#K#$AN MAGNETIK

Harga bacaan intensitas magnetik di base

Intensitas magnetik base stasion

Harga bacaan magnetik Koreksi diurnal di stasion lapangan

Intensitas magnetic terkoreksi stasion lapangan IGRF atau intensitas magnetik regional Anomali magnetik di stasion lapangan

Gam!ar 5.' GAMBA$AN #M#M TENTANG AN(MA"I MAGNETIK %I %AE$A) E*#AT($ MAGNETIK

5.+

!odi'ikasi dari !ark Parker

5.,

Gam!ar 5.+ GAMBA$AN #M#M TENTANG AN(MA"I MAGNETIK %I %AE$A) "INTANG TENGA)

!odi'ikasi dari !ark Parker

5.5

Gam!ar 5., GAMBA$AN #M#M TENTANG AN(MA"I MAGNETIK %I %AE$A) K#T#B MAGNETIK

!odi'ikasi dari !ark Parker

5.3

Ta!e 5.1 &("A )A$GA MAGNETIK TE$E%#KSI %AN KEM#NGKINAN-KEM#NGKINAN &EN.EBABN.A


&o a /arga magnetik tereduksi mot )ergelombang sedang )ergelombang tajam Kemungkinan ito ogi umum edimen 0ulkanik 1ona mineralisasi 0ulkanik )atuan dasar )atubara terbakar 1ona mineralisasi Kemungkinan gangguan0 noise Tidak ada 2ois lokal

2ois lokal

Ta!e 5.' &I"I)AN A"AT &ENG#K#$ &(SISI STASI(N MAGNETIK


Kondisi Medan "uas daera/ Survei /ecil &epo/onan Tertutup Teodolit T3 atau kompas dan meteran Teodolit T3 &epo/onan ter!uka Kete itian 1-5 m +andheld GP -secara di''erential. +andheld GP -secara di''erential. Kete itian 51 m +andheld GP -secara single 'i4. +andheld GP -secara single 'i4.

)esar

Gam!ar 5.5 2(NT() &ETA MAGNETIK %ENGAN BEBE$A&A &("A #N%#"ASI )A$GAN.A

5.4

5.6

Gam!ar 5.3 A"#$ KE$5A SIM#"ASI MEN2A$I (&TIMASI KE$A&ATAN %ATA MAGNETIK Anomali buatan Nois buatan Paduan nois buatan Anomali buatan Jarak stasion diperlebar

Pemilihan filter Penghilang nois

Penerapan Filter terpilih

Filter terpilih sukses

Penerapan filter terpilih sukses

Jarak stasion optimal


5.1.'. Menentukan kerapatan data dan orientasi intasan magnetik Pada bagian ini dijelaskan mengenai cara-cara menentukan kerapatan data, orientasi lintasan dan paduan pola anomali secara berurutan. 5.1.2.1. Kerapatan data Telah dijelaskan pada bagian 5.1.1 bah&a anomali magnetik mempunyai dua buah kutup. Tiap kutup anomali magnetik panjang gelombangnya kurang lebih atau lebih kecil setengah dari panjang gelombang anomali gravitasi. /ondisi tersebut mengisyaratkan untuk merencana kerapatan data magnetik minimal " kali lebih rapat dari kerapatan data gravitasi. Pengaruh gangguan lokal magnetik jauh lebih besar dibandingkan dengan gravitasi. Gangguangangguan tersebut dapat dihilangkan dengan cara menerapkan 'ilter yang cocok. 5ptimasi kerapatan data magnetik dapat dilakukan dengan cara mensimulasi penerapan 'ilter terhadap kerapatan data, untuk menghilangkan nois gangguan lokal buatan. 6lur kerja simulasi tersebut dijelaskan pada Gambar 5.7.

5.7

5.1.2.2. Orientasi lintasan /arena adanya dua kutup anomali magnetik yang berorientasi utara selatan magnetik -di 8ndonesia berarah hampir utara-selatan., maka orientasi lintasan harus didesign agar dapat memotong kedua kutub anomali tersebut. 5rientasi lintasan dan jarak lintasan magnetik yang salah akan mengakibatkan menurunnya daya guna survei atau bahkan dapat memberikan gambaran yang salah pada para pengolah data dan para pengintepretasi data. )eberapa blunder design lintasan salah ditunjukkan pada Gambar 5.9. %iharapkan dari contohcontoh blunder tersebut dapat memberikan &a&asan para ahli geo'isika perencana survei magnetik. 5.1.+. Memi i/ pera atan, metoda pengukuran dan pe aksana survei magnetik !emilih peralatan pengukuran, pemilihan metode pengukuran dan memilih pelaksana-pelaksana survei magnetik dijelaskan pada uraian berikut secara berurutan. 5.1.3.1. Memilih peralatan survei magnetik !emilih peralatan magnetik darat, hampir tidak ada masalah, karena pada saat ini teknologi peralatan magnetik dari berbagai merk hampir tidak ada bedanya. /etelitiannya sekarang berstandard 3,1 gamma dan hampir semua jenis magnetik dilengkapi dengan memori data dan dapat membaca secara otomatis. urvei magnetik untuk keperluan eksplorasi minyak di darat, mineral di darat dan geotermal cukup menggunakan magnetometer dengan ketelitian 3.1 gamma, sedang untuk studi-studi khusus diperlukan magnetometer dengan pembacaan kontinu berketelitian 3.31 gamma. Teknik pengukuran magnetik di lapangan harus didesign sesuai dengan target anomali yang akan dicapai. Untuk target anomali yang bermagnitude besar dan berpola gelombang tajam, cukup menggunakan sebuah megnetometer. :ara pengukurannya ditutup di base station tidak lebih dari 15 menit. Pada target-target anomali selain tersebut di atas, akan optimal dengan menggunakan minimal " buah magnetometer bermemori dimana satu magnetometer digunakan sebagai base station dan lainnya untuk mengukur di lintasan. ;eduksi pengukuran magnetik di darat tidak memerlukan harga elevasi stasion pengukurannya sehingga dalam survei magnetik hanya memerlukan pengukuran posisi saja. Pilihan alat-alat pengukur posisi di darat yang e'isien dan berdaya guna optimal sesuai keperluannya ditunjukkan pada Tabel 5.". Untuk pengukuran di laut, udara dan <ona transisi antara darat dan laut, pengukuran posisi stasion sangat optimal digunakan cara di''erential GP .

5.11

5.1.3.2. Memilih metoda pengukuran magnetik eperti pada survei gravitasi, pemilihan metoda dan jenis survei disesuaikan dengan kondisi lokasi dan target anomalinya. Gam!ar 5.4 2(NT() %ESIGN "INTASAN MAGNETIK BENA$ %AN SA"A)

!odi'ikasi dari )reiner ., Geometrics

Pada saat ini pengukuran magnetik total jauh lebih populer dibanding dengan pengukuran magnetik vertikal. /arena sulitnya pelaksana di lapangan, pada saat ini hampir tidak ada lagi pengukuran magnetik vertikal ataupun hori<ontal. Pengukuran magnetik total dapat dilakukan di udara, di laut, di <ona transisi antara darat dan laut, dan di darat. Pengukuran magnetik di udara dan di laut dapat mencapai ketelitian yang tinggi dibanding di darat. Pengukuran magnetik di udara dan di laut dapat menghasilkan peta dengan ketelitian lebih kecil dari 1 gamma. 5ptimasi pengukuran tersebut selalu menerapkan cara mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dengan ketelitian yang tinggi dan penerapan 'ilter yang cocok. Pada pengukuran magnetik total di darat biasanya dicapai ketelitian peta kontur antara 1 sampai 13 gamma. Pengukuran magnet total bisa dilakukan dengan beberapa metoda antara lain(

5.11

a. Pengukuran magnet normal b. Pengukuran gradien magnet vertikal c. Pengukuran gradien magnet hori<ontal !asing-masing metoda mempunyai kelemahan dan keunggulan tersendiri, sedang penerapannya disesuaikan dengan target anomalinya. 5.1.3.3. Pemilihan Pelaksana Survei Magnetik eperti halnya pada survei gravitasi, survei magnetik harus dilaksanakan oleh personel-personel yang benar-benar pro'esional dalam arti yang luas. Pemilihan personel survei magnetik dapat dianalogikan seperti Gambar $.=. Perlu dipertimbangkan lebih matang untuk memilih tenaga pengolah data magnetik lanjut dan interpretasinya. /ondisi tersebut perlu diperhatikan karena dibanding gravitasi, pengolahan data lanjut dan interpretasi magnetik jauh lebih sulit. elain unsur matematika, 'isis dan seni, dalam interpretasi magnet ditentukan juga pengalaman pencirian kenampakan pola anomali. keahlian tersebut hanya dapat diperoleh dengan pengalaman melakukan interpretasi magnetik dengan kondisi geologi yang berbeda-beda.

5.' Mengontro Kua itas Survei Magnetik


!engingat sedikitnya jumlah parameter yang dikontrol dan cara reduksinya yang sangat sederhana, pengontrolan kualitas data magnetik di lapangan ini sangatlah mudah. Prioritas pengontrolan data diurut sesuai dengan urutan sebagai berikut( a. Pengecekan periodik peralatan magnetometer. Teknik pengontrolannya dilakukan dengan cara mengkalibrasi atau sinkronisasi setiap hari atau setiap minggu. b. /edisiplinan operator dan buruh-buruh lokal dalam menjaga masuknya pengaruh benda-benda asing yang bersi'at magnetik sangat mempengaruhi kualitas data. Untuk memberikan gambaran mengenai pentingnya penjagaan dari benda-benda pengganggu tersebut, ditunjukkan pada Gambar 5.> kurva-kurva pengaruh beberapa benda terhadap bacaan magnetometer. c. !emonitor kesalahan bacaan tereduksi pada stasion-stasion ulangan yang berjumlah antara sampai "3? -seperti halnya gravitasi.. d. !emonitor ada tidaknya gangguan base stasion magnetik -badai magnetik, gangguan bendabenda yang bersi'at magnetik.. Gambaran mengenai pola perubahan harian magnetik normal dan badai ditunjukkan pada Gambar 5.=. e. !enjaga kesinambungan pro'il dan rangkaian harga base stasion. '. !embuat gambar susunan pro'il magnetik dengan urutan posisi pro'il yang sesuai dan skala yang memadai. g. !embuat peta kontur sederhana. /ontur-kontur dengan pola anomali sejajar lintasan memerlukan pengecekan lebih baik. elain prioritas-prioritas tersebut di atas, pengontrolan kualitas survei magnetik juga harus memperhatikan apa yang telah diuraikan pada bagian 5.#.

5.1'

Gam!ar 5.6 K#$8A &ENGA$#) BEN%A-BEN%A &A%A &ENG#K#$AN MAGNETIK

)reiner ., Geometrics

5.1+

Gam!ar 5.7 K#$8A 8A$IASI MAGNETIK )A$IAN

)reiner ., Geometrics

5.1,

%A9TA$ &#STAKA MAGNETIK


)reiner ., 1=9#, 6pplications !annual 'or Portable !agnetometers, Geometrics, :ali'ornia. Geoservices, P.T., @aporan-@aporan urvei !agnetik dari tahun 1=>3 - 1==5 -bersi'at tertutup.. Gibson ;. 8. and !illegan P. ., Geologic 6pplications o' Gravity and !agnetics( :ase +istories, ociety o' A4ploration Geophysicists, Tusla, U. .6. !ark Parker, 1==$, Training !anual 'or 8ntegrated 8nterpretation o' Gravity and !agnetic %ata, Planning and B: o' Potential Cield urveys, 6;/-Geoservices -@td.., ,akarta. 2ettleton, @.@., 1=97, Gravity and !agnetics in 5il Prospecting( !cGra&-+ill )ook :o., U. .6. ;ichard von )laricom, 1==", Practical Geophysics 88 'or the A4ploration Geologist, 2orth&est !ining 6ssociation, U. .6. ;obert A. yari', 1=9>, Geophysical A4ploration and 8nterpretation, 8nternational +uman ;esources %evelopment :orporation, )oston. Tel'ord, D.!., Geldart @.P. dan heri'' ;.A., 1==3, 6pplied Geophysics econd Adition, :ambridge University Press, :ambridge.

Anda mungkin juga menyukai