Natasha Vinski - Keseimbangan Elektrolit
Natasha Vinski - Keseimbangan Elektrolit
FISIOLOGI
Keseimbangan Elektrolit
Total konsentrasi elektrolit akan mempengaruhi keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam basa, memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuscular. Ada 2 elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi cairan intasel dan ekstrasel yaitu natrium dan kalium.
natrium dan kalium yang paling penting dalam mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit dan asam-basa
Na+: regulates the total amount of water in the body and plays a major role in neuronal and nerve signaling. Normal: 135 to 145 milliequivalent/liter (mEq/L).
K+ : is the major cation inside the cell. Potassium is essential for the proper functioning of the heart, kidneys, muscles, nerves, and digestive system. The normal blood potassium level is 3.5 to 5.0 mEq/L.
Cl-: Chloride plays a critical role in keeping the proper balance of body fluids and maintaining the body's acid-base balance. Normal :96 to 106 mEq/L. Mg2+: agnesium is needed for more than 300 biochemical reactions in the body. It helps maintain normal muscle and nerve function, keeps the heart rhythm steady, supports a healthy immune system, and keeps bones strong. Magnesium also helps regulate blood sugar levels, promotes normal blood pressure, and is also involved in energy metabolism. Normal :e 1.7 to 2.2 mg/dL. Ca2+: is also critical for muscle contraction, nerve signaling, blood clotting and maintaining normal heart function. Normal: 8.5 to 10.2 milligrams per deciliter
Faktor yang menghambat produksi ADH adalah hipoosmolaritas, meningkatnya volume darah, terpapar dingin, inhalasi CO2 dan pemberian antidiuretik.
Hormon ini dihasilkan oleh korteks adrenal fungsinya meningkatan reabsorpsi sodium dan meningkatkan sekresi dari ginjal. Sekresi aldosteron distimulasi yang utama oleh sistem renin-angotensin I. angiotensin I
selanjutnya akan diubah menjadi angiotensin II.
Sekresi
aldosteron juga distimulasi oleh peningkatan potasium dan penurunan konsentrasi sodium dalam cairan interstisial dan adrenocortikotropik hormon (ACTH) yang diproduksi oleh pituitary anterior.
Ketika menjadi hipovolemia, maka terjadi tekanan darah arteri menurun, tekanan darah
arteri pada ginjal juga menurun, keadaan ini menyebabkan tegangan otot arteri afferent ginjal menurun dan memicu sekresi renin. Renin menstimulasi aldostreon yang berefek pada retensi sodium, sehingga cairan tidak banyak keluar melaui ginjal.
Kebutuhan cairan
PATOFISIOLOGI
Sanitasi buruk
Tidak Seimbang
Gangguan keseimbangan elektrolit umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan natrium dan kalium Hypernatremia: meningkatkan tekanan osmotik dan menahan air lebih banyak sehingga tekanan darah akan meningkat Ketidakseimbangan natrium lebih jarang terjadi, namun lebih berbahaya Hyperkalemia: terjadi penurunan potential transmembrane sel
Konsekuensi diare
Isotonic dehydration
Hypertonic (Hypernatremic) dehydration Hypotonic (Hyponatremic) dehydration Base-deficit acidosis (Metabolic Acidosis) Pottasium depletion
Dehydration
anamnesis
Keluhan pasien? Diare onset, frekuensi BAB, bentuk BAB, tanda dehidrasi kejang durasi, bentuk, frekuensi, saat terjadi, pertolongan apa yg dilakukan Keadaan umum dehidrasi, lemas, dll Umur 2,5 tahun imunisasi lengkap? Lingkungan sanitasi?
Sanitasi buruk
Keadaan umum : suhu tubuh (suhu rektal paling mencermikan suhu tubuh), BB, TD, nadi turgor kulit gambaran kasar hidrasi pasien
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan feses Elektrolit tubuh (serum, urin) Radiologis barium enema atas indikasi keadaan umum GIT Ct-scan atas indikasi edema otak karena hiponatremia
Pemeriksaan feses
Makroskopis dan mikroskopis. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
1. Natrium serum Bayi : 134-150 mmol/L Anak dan dewasa : 135-145 mmol/L 2. Urine anak dan dewasa : 40-220 mmol/24 jam 3. Feses : kurang dari 10 mmol/hari
natrium
Penilaian hiponatremia
Abnormal itas Na serum Abnormal itas Na urin Kelainan homeostatik cairan dan elektrolit Kelainan reabsorbsi Na di ginjal
hiponatre mia
Malabsorbsi Na
TATALAKSANA
Emergency
Bila pasien tidak sadar, lakukan ABC dan berikan oxygen terlebih dahulu
Larutan Ringer Laktat: Komposisi (mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 2830 mEq/l. Cara Kerja Obat : keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotik . Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan.
Anak : 10Kg I --100cc/Kg BB/24 jam 10Kg II --50cc /Kg BB/24 jam selebihnya --20cc /Kg BB/24 jam
RL memiliki kandungan Na+ sebesar 130 meq/L (1 flash = 65 meq) Ns memiliki kandungan Na+ sebesar 154 meq/L (1 flash = 77 meq) * 1L(liter) = 1.000 cc, 1Flash = 500 cc
faktor tetes
faktor tetes
DERAJAT DEHIDRASI
Pernapasan: normal Mata: normal Air mata: ada Mulut dan lidah: lembap (basah) Elastisitas kulit: cepat kembali setelah dicubit Pengisian kapiler darah: normal
Reference
http://www.pediatriconcall.com/fordoctor/Medical_origi nal_articles/electrolyte_disturbances_diarrhea.asp
Anon, Water and Sanitation: WHO Fact Sheet No. 112, World Health Organisation, Geneva ,1996
Pizzoti NJ, Madi JC, Iamanaca AI, Seguro AC, Rocha AS. Hyponatremia: Study of its epidemiology and mortality. Rev