Anda di halaman 1dari 11

INFLASI Pengertian Dan Sebab-Sebab Inflasi Inflasi adalah suatu keadaan dalam perekonomian di mana terjadi kenaikan harga-harga

secara umum. Kenaikan dalam harga barang dan jasa yang biasa terjadi jika permintaan bertambah dibandingkan dengan jumlah penawaran atau persediaan barang di pasar, dalam hal ini lebih banyak uang yang beredar yang digunakan untuk membeli barang dibanding dengan jumlah barang dan jasa. Inflasi sebagai bagian dari keadaan perekonomian tentu akan dialami oleh setiap negara, hanya saja setiap negara memiliki tingkat inflasi yang berbeda-beda. Untuk mengukur tingkat inflasi dapat menggunakan indek harga konsumen. Setiap negara pasti mengalami inflasi, inflasi yang terjadi dapat disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda. Beberapa penyebab inflasi diantaranya bisa disebabkan oleh sektor ekspor-impor, tabungan atau investasi, pengeluaran dan penerimaan negara, sektor pemerintah dan swasta. Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa uraian berikut: a. Inflasi disebabkan oleh sektor ekspor-impor Jika ekspor suatu negara lebih besar daripada impor, akan mengakibatkan terjadinya tekanan inflasi, tekanan inflasi terjadi karena semakin besar jumlah uang yang beredar di dalam negeri akibat penerimaan devisa. b. Inflasi disebabkan oleh sektor penerimaan dan pengeluaran negara. Sektor penerimaan dan pengeluaran suatu negara yang defisit menjadi penyebab inflasi. Karena pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaannya, maka untuk menutupi keadaan tersebut akan dilakukan dengan mengeluarkan uang baru, pengeluaran uang baru menimbulkan tekanan inflasi. c. Inflasi disebabkan oleh sektor swasta. Pengeluaran kredit dalam jumlah yang cukup besar untuk memenuhi permintaan kredit swasta dapat juga menyebabkan terjadinya inflasi. Dari penyebab inflasi di atas dapat kita simpulkan bahwa pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan keseimbangan antara permintaan dan penawaran barang merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menekan inflasi. Macam-Macam Inflasi Dari uraian di atas kita sudah dapat menyimpulkan bahwa inflasi yang terjadi di suatu negara tentu jenisnya berbeda-beda. Hal ini tergantung dari penyebabnya. Inflasi terbagi atas: a. Menurut tingkat keparahan atau laju inflasi, meliputi: 1). Inflasi Ringan (Creeping Inflation) Inflasi yang tingkatannya masih di bawah 10% setahun 2). Inflasi Sedang Inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% - 30% setahun

3). Inflasi Berat Inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100% setahun 4). Hiper Inflasi Inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% setahun. Hal ini pernah dialami Indonesia pada masa orde lama. b. Menurut penyebab awal inflasi 1). Demand Pull Inflation. Yaitu Inflasi yang disebabkan karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Hal ini akan menyebabkan kenaikan harga terus-menerus yang menyebabkan terjadinya inflasi. 2). Cost Push Inflation Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi secara terus menerus. Hal ini akan menyebabkan kenaikan harga terus-menerus yang menyebabkan terjadinya inflasi. 3). Inflasi Permintaan dan Penawaran Inflasi ini disebabkan kenaikan permintaan di satu sisi dan penawaran di sisi lain. Timbulnya inflasi karena antara pelaku permintaan dan penawaran yang tidak seimbang artinya jika permintaan barang bertambah sementara penyediaan barang mengalami kekurangan. c. Berdasarkan Asal Inflasi 1). Domestik Inflation atau inflasi yang berasal dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena pengaruh kejadian ekonomi yang terjadi di dalam negeri, misalnya terjadinya defisit anggaran belanja negara yang secara terusmenerus di atas dengan mencetak uang. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya dan ini menyebabkan nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat. 2). Imported Inflation atau inflasi yang tertular dari luar negeri. Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga barang ekspor seperti teh dan kopi di luar negeri (negara tujuan ekspor), harganya mengalami kenaikan dan ini membawa pengaruh terhadap harga di dalam negeri.

Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat Kegiatan ekonomi terdiri atas kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi. Adapun dampak inflasi dapat dijelaskan di bawah ini:

a. Terhadap Konsumen Inflasi menyebabkan harga-harga barang yang dikonsumsi naik, sementara pendapatan masyarakat tidak mengalami kenaikan. Sehingga dengan keadaan seperti ini maka akan terjadi perubahan pola konsumsi pada masyarakat seperti: 1). Kuantitas konsumsi berkurang, misalkan dari kebiasaan membeli 5 buah menjadi 3 buah saja. 2). Adanya peralihan merk dari barang yang dikonsumsi menjadi barang yang murah. Pengurangan jumlah barang dan peralihan penggunaan barang yang dikonsumsi menyebabkan jumlah permintaan terhadap suatu barang menurun, dan ini mengakibatkan kelesuan perusahaan dan ini akan mengarah pada terjadinya PHK. b. Terhadap Produksi Dampak inflasi terhadap produsen untuk memproduksi menjadi menurun, penurunan disebabkan oleh alasan berikut: 1). Kenaikan harga mengurangi kemampuan produsen untuk membeli faktor produksi misalnya bahan baku. Kekurangan bahan baku dapat mengakibatkan jumlah produksi berkurang. 2). Tingginya tingkat bunga pada saat inflasi menyebabkan produsen kesulitan memperluas produksi. 3). Munculnya suatu sikap dari produsen yang bersifat spekulatif diantaranya mengarahkan modalnya pada investasi baru, dan kewajiban memproduksi berkurang, akan mengarah terjadinya PHK. c. Terhadap Distribusi Dampak inflasi terhadap kegiatan pendistribusian pendapatan masyarakat menjadi terganggu, karena orang berpenghasilan tetap secara riil pendapatannya mengalami kemerosotan. Untuk menutupi kebutuhan akibatnya ia harus menggunakan tabungan atau berhutang. Dengan demikian inflasi memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan diantara anggotaanggota masyarakat, sehingga dampaknya saling berhubungan antara konsumen, produsen dan pihakpihak lain.

Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Dampak Inflasi Inflasi tentunya harus diatasi dan untuk mengatasinya dapat dilakukan pemerintah dengan cara melakukan beberapa kebijakan yang menyangkut bidang moneter, fiskal dan non moneter. Adapun penjelasan kebijakan tersebut akan diuraikan di bawah ini.

a. Kebijakan Moneter Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal. Untuk menjalankan kebijakan ini Bank Indonesia menjalankan beberapa politik/kebijakan yaitu politik diskonto, politik pasar terbuka dan menaikan cash ratio. 1). Politik Diskonto ditujukan untuk menaikan tingkat bunga karena dengan bunga kredit tinggi maka aktivitas ekonomi yang menggunakan dana pinjaman akan tertahan karena modal pinjaman menjadi mahal. 2). Politik Pasar Terbuka dilakukan dengan cara menawarkan surat berharga ke pasar modal. Dengan cara ini diharapkan masyarakat membeli surat berharga tersebut seperti SBI yang memiliki tingkat bunga tinggi, dan ini merupakan upaya agar uang yang beredar di masyarakat mengalami penurunan jumlahnya. 3). Cash Ratio artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang. b. Kebijakan Fiskal Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Bentuk kebijakan ini antara lain: 1). Pengurangan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. 2). Menaikkan pajak, akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang. c. Kebijakan Non-Moneter Kebijakan Non-Moneter dapat dilakukan dengan cara menaikan hasil produksi, kebijakan upah dan pengawasan harga dan distribusi barang. 1). Menaikan hasil produksi, cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.

2). Kebijakan upah, tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi. 3). Pengawasan harga dan distribusi barang dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.

PENGANGGURAN Pengertian Pengangguran Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkan pakerjaan. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Jenis & Macam Pengangguran

1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan. 2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. 3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukang jualan durian yang menanti musim durian.

4. Pengangguran Siklis Pengangguran siklis adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Sesungguhnya penyebab pengangguran bisa dibedakan menjadi 2 faktor, yaitu faktor perekonomian dan faktor pribadi.

1. Faktor Perekonomian

a. Ketimpangan Antara Pencari Kerja dan Lapangan Kerja Setiap tahunnya banyak angkatan kerja baru yang membutuhkan dan mencari pekerjaan. Sedangkan belum tentu setiap tahun orang membuka lapangan kerja baru yang dapat menampung tenaga kerja. Bahkan bukan hal yang tidak mungkin apabila lapangan kerja yang sudah ada malah menguragi tenaga kerja, atau bahkan menutup usahanya. Kondisi tersebut sulit diprediksi. b. Pengembangan sektor ekonomi non-real Dalam sistem ekonomi kapitalis muncul transaksi yang menjadikan uang sebagai komoditas yang di sebut sektor non-real, seperti bursa efek dan saham perbankan sistem ribawi maupun asuransi. Sektor ini tumbuh pesat. Nilai transaksinya bahkan bisa mencapai 10 kali lipat daripada sektor real. Pertumbuhan uang beredar yang jauh lebih cepat daripada sektor real ini mendorong inflasi dan penggelembungan harga aset sehingga menyebabkan turunnya produksi dan investasi di sektor real. Akibatnya, hal itu mendorong kebangkrutan perusahan dan PHK serta pengangguran. Inilah penyebab utama krisis ekonomi dan moneter di Indonesia yang terjadi sejak tahun 1997. Peningkatan sektor non-real juga mengakibatkan harta beredar hanya di sekelompok orang tertentu dan tidak memilki konstribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaan. c. Kemajuan Teknologi Perkembangan teknologi membuat tenaga manusia makin tak dibutuhkan. Hanya tenagatenaga ahli saja yang banyak dicari. Sebab sebagian besar tugas manusia telah digantikan oleh teknologi yang canggih.

2. Faktor Pribadi

a. Kemalasan Penganguran yang berasal dari kemalasan individu sebenarnya sedikit. Namun, dalam sistem materialis dan politik sekularis, banyak yang mendorong masyarat menjadi malas, seperti sistem penggajian yang tidak layak atau maraknya perjudian. Banyak orang yang miskin menjadi malas bekerja karena percaya pada hal-hal yang tak logis, seperti berharap kaya mendadak dengan jalan menang judi atau undian. 2. Rendahnya Pendidikan Semakin sulitnya kondisi keuangan mengakibatkan banyak keluarga yang mengesampingkan pendidikan bagi anak-anaknya. Akibatnya dikala mereka memasuki usia produktif, mereka tidak memiliki kemampuan dan keterampilan untuk bersaing mendapatkan pekerjaan. Selayaknya Hukum Rimba, yang kuat ialah pemenangnya. Orang-orang yang tidak berpendidikan dan tidak berketerampilan kelak akan tersisih dengan orang-orang yang memiliki gelar. 3. Kurangnya Pergaulan Bergaul tak hanya sekedar nongkrong dengan teman-teman, hura-hura ke sana kemari. Tapi pergaulan sesungguhnya amat diperlukan untuk mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan yang sedang dibutuhkan. Atau mengenai apa kualifikasi apa saja yang perusahaan butuhkan saat ini.

Macam-macam Pengangguran dilihat dari Jam Kerja 1. Penganggutan Terbuka (Open Unemployment) Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. 2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaan, atau pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu. 3. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Pengangguran Menurut Keynes 1. Pengangguran yang disengaja (Voluntary Unemployment) Pengangguran yang disengaja adalah pengangguran terjadi karena ada pekerjaan yang ditawarkan tetapi orang yang menganggur tidak mau menerima pekerjaan tersebut dengan upah yang berlaku. 2. Pengangguran yang tidak disengaja (Involuntary Unemployment) Pengangguran yang terjadi apabila seseorang bersedia menerima pekerjaan dengan upah yang berlaku tetapi pekerjaannya tidak ada. Dampak Pengangguran Terhadap Kegiatan Perekonomian 1. Kemunduran Tenaga kerja akan menurun produktifitasnya bila tidak dimanfaatkan. Peningkatan rasa frustasi, putus semangat dan persaan tidak berdaya yang terjadi pada pengangguran jangka panjang menyebabkan sikap masa bodoh dan tidak siap kerja. 2. Standar Kehidupan Pekerja menganggur maka pendapatannya anjlok/turun dan standar kehidupan menurun. Hal ini berpengaruh pada pengeluaran masyarakat yang bisa mengakibatkan pengangguran yang lain. 3. Pajak Penghasilan Semakin besar pengangguran semakin menurun pendapatan Negara dari pajak penghasilan. 4. Aktivitas Ekonomi Keseluruhan Biaya peluang dari pengangguran timbul karena barang dan jasa yang seharusnya diproduksi tibatiba dihentikan yang dapat mengakibatkan turunya nilai GDP. 5. Biaya Sosial Masyarakat harus menanggung biaya pengangguran melalui peningkatan tugas-tugas medis yang berhubungan dengan perawatan psikologis, pengamanan dan proses peradilan

Cara-Cara Mengatasi Penganggura Pengangguran semakin lama bukan sebagai masalah sepele, namun bisa saja berdampak amat buruk bagi perekonomian bangsa maupun citra bangsa di mata dunia. Maka dari itu diperlukan penanganan yang intensif guna menekan dampak burk dari pengangguran. 1. Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satu penyebab pengangguran adalah rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehingga ia tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan susah untuk mendapatkan pekerjaan.

2. Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak sehingga dapat mbantu untuk mengurangi tingkat pengangguran. 3. Tak hanya pemerintah, masyarakat pun dihimbau untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. 4. Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan, misalnya kursus menjahit, pelatihan membuat kerajinan tangan, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang didirikan di banyak daerah. Hal ini juga termasuk cara mengatasi pengangguran, sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi pun bisa bekerja dengan modal keterampilan yang sudah mereka miliki. 5. Pemerintah diharapkan mendirikan suatu lembaga bantuan kredit atau langsung bekerja sama dengan bank-bank tertentu untuk memberikan kredit pada masyarakat yang kurang mampu. Kredit tersebut diharapkan dapat membantu mereka untuk mendirikan suatu usaha, misalnya UKM atau sejenisnya. 6. Sebagai antisipasi, pelajar perlu diberi pendidikan non formal. Pendidikan non formal bisa berupa keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi atau peningkatan EQ, serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mempu menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Bukan semata-mata sebagai lulusan sekolah yang hanya bisa melamar pekerjaan.

NERACA PEMBAYARAN Pengertian Neraca Pembayaran Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan sebagai laporan arus pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara. Neraca pembayaran secara esensial merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara. Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping system), yaitu tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu lagi sebagai debit. Transaksi yang dicatat sebagai kredit adalah arus masuk valuta. arus masuk valuta adalah transaksi-transaksi yang mendatangkan valuta asing, yang merupakan suatu peningkatan daya beli eksternal atau sumber dana. Sedangkan transaksi yang dicatat sebagai debit adalah arus keluar valuta. Arus keluar valuta adalah transaksi-transaksi pengeluaran yang membutuhkan valuta asing, yang merupakan suatu penurunan daya beli eksternal atau penggunaan dana. Tiap-tiap credit entry (bertanda positif) harus diseimbangkan (balanced) dengan debit entry (bertanda negatif) yang sama. Kedua entries tersebut dikombinasikan untuk menghasilkan laporan

sumber-sumber dan penggunaan modal nasional (dari mana kita memperoleh dana-dana/ daya beli, dan bagaimana kita mengunakannya). Jadi, total kredit dan debit dari neraca pembayaran suatu negara akan sama secara agregat, namun dari komponen-komponen neraca pembayaran, mungkin terdapat surplus dan defisit. Pengertian Neraca Perdagangan Neraca perdagangan (balance of trade) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara nilai moneter antara ekspor dan impor. Neraca perdagangan biasa disebut dengan ekspor netto. Neraca perdagangan yang positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor, dan biasa disebut surplus perdagangan. Sementara itu jika neraca perdagangan menunjukkan kondisi negatif artinya nilai moneter impor melebihi ekspor, dan disebut sebagai defisit perdagangan. Manfaaf Neraca Pembayaran: a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah di bidang ekonomi. Data yang ada dijadikan dasar bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang moneter dan fiscal. Dari neraca pembayaran dapat dilihat berapa saldo devisa. c. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional. d. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang politik perdagangan internasional. Komponen Neraca Pembayaran Neraca pembayaran dibagi ke dalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Transaksi dagang (Trade account) Transaksi Pendapatan modal (income on investment) Transaksi-transaksi unilateral (Unilateral Transaction) Transaksi Penanaman Modal Langsung ( Direct Investment) Transaksi Utang-piutang jangka panjang (Long term Loan) Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short term capital) Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary acomodating)

Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran Dalam neraca pembayaran kemungkinan terjadi surplus dan kemungkinan terjadi defisit, yakni : 1. Defisit, apabila jumlah ekspor lebih kecil dari pada impor 2. Surplus, apabila jumlah ekspor lebih besar dari pada impor.

Defisit atau surplus yang terjadi pada suatu negara yang mempunyai neraca pembayaran dikarenakan oleh : a. Stok Nasional, maksudnya Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi kenaikan stok nasional berarti surplus. b. Pinjaman akomodatif, maksudnya Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor berarti merupakan bagian dan defisit. Sedangkan Pinjaman yang masuk atas kemauannya sendiri (pinjaman otonam) tidak mempengaruhi defisit. c. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditam-bah pinjaman akomodatif. Sedangkan dampak neraca pembayaran terhadap kegiatan ekonomi suatu negara antara lain : 1. 2. 3. 4. Perubahan terhadap Kurs Devisa Perubahan terhadap harga Perubahan terhadap tingkat pendapatan Perubahan terhadap tingkat bunga

Anda mungkin juga menyukai