Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Eduard Larosa1 dan Rudi Iskandar2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: eduardlarosa@yahoo.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: rudiusu@yahoo.com
1
ABSTRAK
Bendung Kuala Bekala merupakan bendung tipe urugan tanah ( earth fill dam) dengan tinggi 13 meter. Pada waktu skripsi ini disusun, bendung belum dibangun dan belum ada desain material yang pasti, sehingga dalam skripsi ini ditentukan parameter-parameter tanah berdasarkan asumsi dan korelasi dari tabel. tanah yang digunakan merupakan tanah homogen. Lereng yang tidak stabil jelas akan membahayakan lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu, analisis stabilitas lereng sangat diperlukan. Keruntuhan lereng diakibatkan oleh meningkatnya tegangan geser suatu massa tanah atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah, dengan kata lain, kekuatan geser dari suatu massa tanah tidak mampu memikul beban kerja yang terjadi. Analisis dilakukan pada kondisi bendung dengan rembesan tanpa analisis gaya angkat (piping) yang mungkin terjadi di belakang bendung. Analisis juga dilakukan pada saat terjadi rembesan tetap (steady state) dengan 2 kondisi, yaitu pada kondisi tanpa pembebanan, serta pada kondisi dengan pembebanan. Untuk perhitungan stabilitasnya digunakan metoda Simplified Bishop dan metoda elemen hingga. Dari hasil analisis, angka keamanan yang diperoleh dari perhitungan dengan memasukkan tambahan beban struktur dan tanpa beban struktur masih menunjukkan bahwa lereng masih stabil. Kata kunci: stabilitas lereng, angka keamanan, bendung, earth fill dam
ABSTRACT
Weir of Kuala Bekala is an earth fill dam with 13 meters of height. At the time of this thesis arranged, the dam has not been built and the materials are not defined yet, so in this thesis soil parameters determined based on assumptions and correlations of the table. Soil used is a homogeneous soil.Slope stability analysis is needed due to instability of slopes that would clearly harm the surrounding environment. The collapse of slopes caused by increasing of shear stress of a soil mass or a decreasing of shear strength of the soil mass, in other words, the shear strength of the soil mass is not able to bear the burden of load. Analysis was conducted on the condition of the dam with seepage without analysis of lift (piping) that might be occur behind the weir. The analysis was carried out in the event of steady state with 2 conditions,both with and without additional load. For stability calculations used Simplified Bishop method and finite element method. From the analysis, the safety factor obtained from calculations, both with and without additional structural load shows that the slope is stable. Keywords: slope stability, safety factor, weir, earth fill dam
107
1.
PENDAHULUAN
Masalah umum yang sering dijumpai pada stabilitas lereng adalah kecilnya kestabilan tanah dan daya dukung yang rendah pada tanah dasarnya. Karena kondisi tanah yang tidak datar, maka komponen berat tanah yang sejajar dengan kemiringan talud akan bergerak ke bawah.
Gambar 1.1 Kelongsoran Talud Dalam analisis stabilitas tanah, prinsip mekanika tanahh sangat diperlukan. Salah satunya adalah tegangan efektif yang didefinisikan sebagai: = dengan =tegangan total, =tegangan efektif, u = tegangan air pori.
Gambar 1.2 Tegangan pada tanah Beban total yang bekerja pada tanah yaitu jumlah seluruh beban yang bekerja pada tanah termasuk berat sendiri tanah. Tegangan total merupakan fungsi kedalaman ( z) dan berat jenis tanah (), nilainya akan bertambah sebanding dengan kedalaman. A = sat zw + d (z zw ) A = A u
108
A = {sat zw + d (z zw)} ( w zw ) Tegangan efektif merupakan gaya per satuan luas yang diterima oleh butiran tanah. Perubahan volume dan kekuatan tanah tergantung pada tegangan efektif di dalam massa tanah. Semakin tinggi tegangan efektif suatu tanah maka tanah tersebut semakin padat.
109
Hukum Darcy
Darcy memperkenalkan suatu persamaan sederhana yang digunakan untuk menghitung kecepatan aliran air yang mengalir dalam tanah yang jenuh, yaitu:
= .
Kecepatan aliran yang didefinisikan oleh Darcy adalah kecepatan aliran yang mengalir dalam suatu luasan penampang, atau dengan bentuk lain dapat dituliskan sebagai:
=
Dimana Q= volume aliran dan A= Luas penampang saluran. Maka untuk menentukan jumlah air yang mengalir dalam tanah dalam suatu satuan waktu dapat dirumuskan sebagai berikut: = . = . .
Angka Keamanan
Parameter yang dihasilkan dalam analisis stabilitas lereng adalah bentuk bidang runtuh dan faktor keamanan (SF), sedangkan untuk menaikkan kekuatan tanah maka lereng dapat diperkuat baik itu dengan tiang, vegetasi dan sebagainya, sehingga lereng akan menjadi lebih stabil. Besar faktor keamanan dalam aplikasinya sangat tergantung pada kualitas hasil penyelidikan tanah, fungsi lereng, dan pengalaman perencana. Semakin rendah kualitas penyelidikan tanah dan pengalaman perencana, maka semakin besar faktor keamanan yang diambil. J.M. Duncan dan A.L. Buchignani merekomendasikan besarnya faktor keamanan seperti pada tabel di bawah: Tabel 2.1 Faktor keamanan untuk kondisi lingkungan dan ketepatan parameter tanah
Hasil dari studi-studi yang menyeluruh tentang keruntuhan lereng memberikan gambaran angka keamanan terhadap frekuensi keruntuhan yang terjadi, seperti ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 1.2 Faktor keamanan untuk frekuensi keruntuhan yang terjadi Fs Kejadian Fs < ~ 1.07 1.07 < Fs 1.25 Fs > 1.25 Keruntuhan biasa terjadi Keruntuhan pernah terjadi Keruntuhan jarang terjadi
Secara teoritis, faktor keamanan digunakan untuk mendefinisikan stabilitas lereng. Nilai faktor keamanan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara kekuatan geser dari tanah (shear strength) dan tegangan geser (shear stress) yang bekerja pada tanah atau bidang longsor. Dimana, SF > 1, menunjukkan lereng stabil SF < 1, menunjukkan lereng tidak stabil SF = 1, menunjukkan lereng dalam keseimbangan batas kritis.
110
2.
METODOLOGI
Analisis stabilitas lereng secara analitik akan dikerjakan dengan menggunakan metode Simplified Bishop. Dalam simulasi pola keruntuhan, penulis akan menggunakan bantuan software berbasis elemen hingga yaitu Plaxis, dengan mempelajari konsep-konsep yang dipakai dalam aplikasi serta memahami cara kerjanya.
111
Model Mohr-Coulomb Model Mohr-Coulomb adalah model elastis-plastis yang terdiri dari lima buah parameter, yaitu E dan v untuk memodelkan elastisitas tanah, dan c untuk memodelkan plastisitas tanah. Model ini merupakan pendekatan ordo pertama dari perilaku tanah dan batuan karena menggambarkan kondisi elastis dan plastis tanah. Plastisitas dihubungkan dengan terbentuknya regangan yang tidak dapat kembali seperti semula. Untuk mengevaluasi apakah telah terjadi plastisitas dalam perhitungan, sebuah fungsi leleh (yield function) dinyatakan sebagai fungsi dari tegangan dan regangan. Water condition Water condition digunakan untuk memodelkan kondisi initial pore pressure. Pemodelan dapat dilakukan dengan dua pilihan, phreatic line dan ground water flow. Phreatic line digunakan untuk memodelkan kondisi hidrostatis, sedangkan ground water flow digunakan untuk memodelkan aliran air. Phi-reduction Digunakan untuk menghitung besarnya angka keamanan (Fs). angka keamanan dihitung dengan membagi kuat geser aktual dengan kuat geser minimal yang dibutuhkan pada kondisi seimbang, (SF = 1). tan tan = =
Gambar 2.1 Hitungan rembesan cara Schaffernak Debit rembesan adalah sebesar q=k i A, luas aliran A = a sin , dari anggapan Dupuit, i = dz/dx = tg , maka = . sin . tan , atau 1 2 ( 2 sin (tan ) cos ) 2
Setelah nilai a diketahui, debit rembesan dapat ditentukan dengan persamaan = . sin . tan
112
Gambar 2.2 Hitungan rembesan cara Cassagrande Nilai i diperoleh berdasarkan anggapan cara Dupuit dimana gradien hidrolik, i = dz/dx. Cassagrande menyarankan hubungan secara pendekatan yang didasarkan pada kondisi kenyataannya, dimana, = Didasarkan pada persamaan rembesan menurut Darcy, pada segitiga BCF dalam gambar 2.2, = = dan = sin
2
2 2 2 2
2 2 + =
Dengan kesalahan sebesar 4-5%, s dapat dianggap merupakan garis lurus AC. Maka, = 2 + 2 Substitusi dari terhadap nilai s menghasilkan = 2 + 2 2
2 2
Tekanan Air
Tekanan air (water pressure) dapat mempengaruhi kestabilan suatu konstruksi bangunan. pengaruh dari tekanan air ini dapat menurunkan tegangan efektif dari suatu tanah, sehingga nilai kuat geser dari tanah akan berkurang. Tekanan air pada suatu titik dapat ditentukan dari nilai total head (hA) dan tinggi elevasi. Perumusan dari tekanan air dapat dilihat sbb: = Dimana,uA= hidrostatik water pressure, hA= total head, dan zA= elevation head. Lokasi lingkaran kritis pada talud sederhana yang memperhitungkan pengaruh tekanan air pori yang disebabkan oleh rembesan dihitung dengan menggunakan grafik-grafik Cousinus yang menggunakan variasi lingkaran geser Taylor. Parameter yang digunakan untuk menggunakan grafik Cousinus (1978) tersebut diberikan di bawah ini.
113
Gambar 4.3 Grafik untuk hitungan rembesan Taylor 1. 2. 3. 4. 5. Tinggi talud, H Fungsi kedalaman, =
6. 7.
Berat volume tanah, Parameter kuat geser tanah, c dan Rasio tegangan air pori yang didefinisikan sebagai: = =
Faktor stabilitas, =
3.
Gambar 3.1 Penampang bendung Kuala Bekala Tabel 3.1 Parameter tanah pada bendungan Kuala Bekala
114
Nama Model
Lapisan atas MC
Lapisan bawah MC
Badan Bendung MC
Perkuatan kaki MC
Jenis Material Berat isi tanah diatas m.a.t Berat isi tanah di bawah m.a.t Permeabilitas horizontal Permeabilitas ky vertikal Modulus Young Angka poisson Kohesi Sudut geser Sudut dilatansi EA v c kN/m2
o
Undrained
Undrained
Undrained
Undrained
unsat sat
kN/m3 kN/m3
18 28
11 20.5
kx
m/hari
0.432
8.643
m/hari kN/m2
1.56 x 10-4
1.52 x 10-4
0.432
8.643
20000 0.3 29 32 -
60000 0.2 0 35 -
115
Jenis tanah yang termasuk dalam analisis adalah bermacam macam, terdapat satu sampai dengan tiga jenis tanah yang termasuk dalam perhitungan. Diantaranya dapat dilihat, seperti pada irisan nomor 6, nomor 36 dan nomor 43.
Gambar 3.3 Jenis-jenis tanah yang terdapat pada irisan. Dari analisis dengan metode Simplified Bishop diperoleh angka keamanan sebesar 1,54, dan dengan tambahan beban diperoleh angka keamanan sebesar 1,35.
116
Beban gravitasi, perhitungan beban gravitasi dilakukan sebagai pengganti prosedur K-0 yang dalam hal ini tidak dapat dihitung pada kasus bendungan ini karena kondisi tanah atau garis freatik yang tidak horizontal. Muka air, tahap perhitungan untuk menentukan elevasi muka air penuh. Berbeda dengan muka air pada kondisi awal yang ditetapkan pada elevasi muka air yang rendah yaitu pada dasar bendungan. Beban tambahan, tahap perhitungan untuk memberikan beban tambahan berupa beban terdistribusi merata untuk beban jalan dan kendaraan yang dibuat untuk tujuan perawatan dan perbaikan bendungan. Beban ditetapkan sebesar 20 kN/m3, untuk beban jalan dan kendaraan sekelas mobil penumpang. Perhitungan angka keamanan, safety factor (SF) ini dapat dihitung kemudian setelah tahapan perhitungan yang lain selesai, dalam program plaxis akan diberi tanda centang secara otomatis apabila perhitungan telah selesai dilaksanakan.
Gambar 3.6 Kondisi displacement awal lereng Gambar 3.6 menunjukkan perpindahan yang terjadi pada lereng bendungan sebelah kanan atau pada bagian hilir. Dari perbedaan warna yang terlihat, bagian tanah yang berwarna biru adalah tanah yang mengalami perpindahan paling kecil, sedangkan bagian tanah yang mengalami perpindahan terbesar ditunjukkan dengan warna merah. Bagian yang menyerupai lingkaran merupakan bagian tanah yang mempunyai perpindahan cukup besar sehingga bagian tersebut dapat dinyatakan sebagai bidang keruntuhan.
Gambar 3.7 Kondisi regangan pada lereng Gambar 3.7 menunjukkan bagian tanah yang meregang karena terjadinya pergerakan pada bagian tanah yang lain. Apabila dibandingkan dengan gambar 4.15, bagian tanah yang meregang berada pada garis terluar dari bidang keruntuhan. Hal ini disebabkan karena tanah pada bagian tersebut merupakan bagian peralihan antara tanah yang diam dengan tanah yang mengalami pergerakan sehingga mengakibatkan terjadinya regangan pada bagian tanah tersebut. Berdasarkan analisis faktor keamanan dengan metode irisan (Simplified Bishop) dan program elemen hingga, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. Faktor keamanan lereng dengan kondisi tanpa pembebanan tambahan pada metode irisan sebesar 1.54, sedangkan dengan pembebanan tambahan faktor keamanan adalah sebesar 1.36.
117
Faktor keamanan lereng dengan kondisi tanpa pembebanan tambahan pada program Plaxis adalah sebesar 1.51, sedangkan dengan pembebanan tambahan faktor keamanan adalah sebesar 1.44. Dengan angka keamanan tersebut lereng bendungan Kuala Bekala jarang mengalami kelongsoran.
4.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan yang dilakukan dalam tugas akhir ini, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Lereng bendungan Kuala Bekala berada dalam kondisi aman berdasarkan perhitungan angka keamanan, baik yang dilakukan secara analitik maupun dengan program elemen hingga. 2. Dari hasil perhitungan secara analitik, angka keamanan lereng pada kondisi awal (tanpa pembebanan) adalah 1,54 sedangkan angka keamanan lereng dengan beban tambahan adalah 1,36. 3. Dari hasil perhitungan dengan program elemen hingga, angka keamanan lereng pada kondisi awal (tanpa pembebanan) adalah 1,51 sedangkan angka keamanan lereng dengan beban tambahan adalah 1,44. 4. Perbedaan angka keamanan yang terjadi dalam perhitungan pada dua kondisi lereng yang berbeda menunjukkan bahwa beban tambahan yang diterima dapat mengganggu stabilitas lereng. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya penurunan angka keamanan lereng setelah lereng menerima beban tambahan.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M. (1995). Mekanika Tanah dalam Prinsip Prinsip Rekayasa Geoteknik, Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Lambe, T. William and Robert V. Whitman. (1969). Soil Mechanics. John Wiley & Sons,Inc. Massachussetts Institute of Technology. New Jersey ...........,(1987).National Cooperative Highway Research Program Report 290 . Reinforced of Earth Slopes and Embankments. June 1987. Duncan, J. Michael and Stephen G. Wright. (2005). Soil Strength and Slope Stability.: John Wiley & Sons,Inc. New Jersey Das, Braja M. (2008) Advanced Soil Mechanics, Third Edition. Taylor & Francis Group. New York Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku Takeda. (1981). Bendungan Tipe Urugan. Pradnya Paramita. Jakarta. Bowles, Joseph E, Physical and Geotechnical Properties of Soil. International Student Edition. Mc Graw Hill. TokyoJapan. Bowles, Joseph E, (1996).Foundation Analysis and Design. 5th Edition. Mc Graw Hill. New York Plaxis Manual. Delft University of Technology & Plaxis. Belanda
118