Disusun Oleh:
Wahyu Wardani
106351400649
A. Latar Belakang
Pengembangan wilayah merupakan suatu upaya untuk mendorong terjadinya
perkembangan wilayah secara harmonis melalui pendekatan yang bersifat
komperhensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya (Misra R.P,
Regional Development ,1982). Pada dasarnya pendekatan pengembangan wilayah
ini digunakan untuk lebih mengefisiensikan pembangunan dan konsepsi ini tersus
berkembang disesuaikan dengan tuntutan waktu, teknologi dan kondisi wilayahnya.
Banyak cara untuk mengembangkan wilayah mulai dari penggunaan konsep
(alat) pembangunan sektoral, bassic need approach , development poles (poles
de croissance) yang digagas oleh F. Perroux (1955), growth center yang digagas
oleh Friedman (1969) sampai kepada pengaturan ruang secara terpadu melalui
proses pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) secara sinergi dengan
pengembangan sumberdaya manusia dan lingkungan hidup untuk mencapai
pembangunan yang berkelanjutan. Yang terkahir inilah yang disebut dengan
penataan ruang dan sesuai Undang Undang (UU) No.24/1992 tentang penataan
ruang.
Di Indonesia, dengan keluarnya undang undang ini maka pengembangan
wilayah dilaksanakan melalui alat penataan ruang. Ruang adalah wadah berbagai
kegiatan sesuai dengan kondisi alam setempat dan teknologi yang diterapkan, dan
mencakup ruang daratan, lautan, dam udara beserta sumber daya alam yang
terkandung di dalamnya bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta mahluk
hidup lainnya. Sedangkan Penataan Ruang (UU No. 24/92, pasal 1) mencakup
proses : (1) Penyusunan rencana tata ruang, (2) pemanfaatan ruang yaitu kegiatan
pelaksanaan pembangunan melalui serangkaian penyusunan program pembangunan,
dan (3) pengendalian pemanfaatan ruang yaitu kegiatan pengawasan dan penertiban
pelaksanaan pembangunan (termasuk didalamnya pemberian ijin lokasi dan
investasi) agar sesuai dengan rencana tata ruang. Rencana Tata Ruang sendiri
adalah produk pengaturan Struktur dan Pola pemanfatan ruang. Struktur mengatur
sistem pusat-pusat kegiatan beserta jaringan prasarana secara hirarkhis, dan pola
pemanfaatan ruang adalah mengatur wilayah dengan satuan-satuan (deliniasi ruang)
yang fungsional sesuai dengan tujuan rencana dan sesuai dengan kondisi daya
dukung dan daya tampung sumber dayanya.
Kabupaten Kotabaru merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang
memiliki potensi alam yang sangat tinggi baik dari segi tambang, pariwisata, hutan,
maupun kekayaan alam lainnya. Oleh karena itu perlu sekali dilakukan pengelolan
yang maksimal agar hasil dari sumber daya yang ada pun dapat dimaksimal. Agar
pengelolaan sumber daya yang ada di Kabupaten Kotabaru dapat maksimal, maka
perlu sekali dilakukan penataaan ruang yang baik berdasarkan potensi wilayahnya.
Dengan adanya penataan ruang baik maka diharapkan hasil dari potensi wilayah
yang adapun dapat maksimal yang sangat berperan penting dalam pengembangan
wilayah.
Walaupun Pemerintah Kabupaten Kotabaru telah memiliki sistem penataan
ruang sendiri namun dalam pelaksanaannya masih kurang maksimal sehingga perlu
sekali didakan evaluasi terhadap penataan ruang yang merupkan aspek penting
dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Kotabaru. Oleh karena itu dengan
adanya makalah ini dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait
khusunya Pemerintah Kabupaten Kotabaru.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah letak dan kondisi geografis Kabupaten Kotabaru?
2. Bagaimanakan potensi dan pengembangan wilayah di Kabupaten Kotabaru?
3. Apa saja masalah yang terdapat dalam pengembangan wilayah Kabupaten
Kotabaru dan bagaimana solusinya?
C. Tujuan
1. Mengetahui letak dan kondisi geografis Kabupaten Kotabaru.
2. Mengetahui potensi dan pengembangan wilayah yang ada di Kabupaten
Kotabaru.
3. Mampu mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam pengembangan
wilayah Kabupaten Kotabaru dan memberikan solusi terhadap masalah
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Luas Wilayah
Luas Kabupaten Kotabaru adalah 9.422,46 km2 terletak di sebelah tenggara
Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan, dan merupakan wilayah kabupaten yang
memiliki lahan terluas dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Propinsi
Kalimantan Selatan (25,21 % Kalimantan Selatan). Sebagian wilayahnya terdiri dari
beberapa pulau dan sebagian lagi wilayah daratan yang terletak di Pulau Kalimantan.
Ibukota Kabupaten Kotabaru terletak di Pulau Laut dengan Ibukota Kotabaru.
Secara administratif, Kabupaten Kotabaru mempunyai 18 Kecamatan dan
tahun 2006 dimekarkan menjadi 20 Kecamatan yang tersebar dalam bentuk pulau-
pulau (Lihat gambar 1) dan 195 kelurahan/desa. dengan batas-batas administrasi
sebagai berikut:
Utara : Kabupaten Pasir (Tanah Grogot), Kalimantan Timur
Selatan : Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa
Barat : Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan
Banjar dan Tanah Laut
Timur : Selat Makassar
Wilayah Kabupaten Kotabaru terdiri dari 45 pulau besar dan kecil, yang
terbesar adalah Pulau Laut, dan diantaranya ada beberapa pulau yang dapat
dikategorikan sebagai pulau besar yaitu Pulau Sebuku, Pulau Kunyit, Pulau Sewangi.
Gambar 1. Peta Persebaran Wilayah Administratif Kab. Kotabaru
Keterangan Nama-Nama Kecamatan :
1. Kecamatan Pamukan Selatan 11. Kecamatan Kelumpang Selatan
2. Kecamatan Pamukan Utara 12. Kecamatan Kelumpang Hilir
3. Kecamatan Pamukan Barat 13. Kecamatan Pulau Laut Utara
4. Kecamatan Sungai Durian 14. Kecamatan Pulau Laut Tengah
5. Kecamatan Kelumpang Barat 15. Kecamatan Pulau Laut Timur
6. Kecamatan Sampanahan 16. Kecamatan Pulau Sebuku
7. Kecamatan Kelumpang Utara 17. Kecamatan Pulau Laut Barat
8. Kecamatan Kelumpang Tengah 18. Kecamatan Pulau Laut Selatan
9. Kecamatan Kelumpang Hulu 19. Kecamatan Pulau Laut Kepulauan
10. Kecamatan Hampang 20. Kecamatan Pulau Sembilan
3. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten kotabaru pada tahun 2004 berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotabaru berjumlah 256.302 jiwa dengan
pertumbuhan sebesar 2,4 % pertahun, sebagian besar tersebar di wilayah Kecamatan
Pulau Laut Utara berjumlah 71.077 jiwa dan sebaran terkecil di wilayah kecamatan
Kelumpang Barat berjumlah 4.461 jiwa. Keadaan penduduk di Kabupaten Kotabaru
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Keadaan penduduk di Kabupaten Kotabaru
Banyaknya
No. Kecamatan Luas (Km2) Desa/ Rumah
Penduduk
Kelurahan Tangga
1. Pulau Sembilan 4,76 5 1.161 5.570
2. Pulau Laut Barat 398,82 21 4.071 17.722
3. Pulau Laut Selatan 485,19 15 3.748 17.282
4. Pulau Laut Timur 642,81 14 3.138 13.065
5. Pulau Sebuku 225,50 8 1.536 6.288
6. Pulau Laut Utara 159,30 21 16.237 71.077
7. Pulau Laut Tengah 337,64 7 1.950 8.123
8. Kelp. Selatan 279,66 9 2.399 8.818
9. Kelp. Hilir 281,20 8 3.985 15.055
10. Kelp. Hulu 553,44 10 3.185 12.050
11. Kelp. Barat 589,15 6 1.111 4.461
12. Hampang 1.684,64 7 1.980 8.560
13. Sungai Durian 1.042,38 7 2.001 7.436
14. Kelp. Selatan 349,29 12 2.971 11.634
15. Kelp. Selatan 279,45 7 1.401 5.825
16. Pamukan Selatan 391,87 11 3.290 13.042
17. Sampanahan 488,89 10 2.254 9.049
18. Pamukan Utara 1.228,47 17 5.976 21.245
KOTABARU 9.422,46 195 62.394 256.302
Sumber : Kotabaru dalam Angka, BPS 2004
3. Kebutuhan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat yang harus
dipenuhi oleh suatu pemerintah yaitu dengan cara menyediakan sarana pendidikan
yang layak dan memadai. Dalam suatu pembangunan tingkat pendidikan masyarakat
menjadi salah satu indikator yang sangat penting dalam mengukur perkembangan
masyarakat suatu wilayah apakah sudah maju atau tidak. Dengan adanya pendidikan
yang baik di suatu wilayah maka diharapkan sumber daya manusia yang ada di
wilayah tersebut juga menjadi lebih berkualitas. Dengan kualitas sumber daya
manusia yang tinggi maka diharapkan pula pemanfaatan sumber daya alam yang ada
di daerah tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan maksimal dengan
memanfaatkan sumber daya manusia yang ada diwilayah tersebut.
Di Kabupaten Kotabaru khususnya didaerah terpencil sarana pendidikan
seperti guru, alat tulis, dan bahan ajar menjadi salah satu faktor yang sangat terbatas.
Sehingga kegiatan belajar mengajar dibeberapa daerah di Kabupaten Kotabaru tidak
dapat berlangsung dengan maksimal. Banyak sekolahan yang masih kekurangan guru
karena pada umumnya guru-guru yang ada di Kabupaten Kotabaru adalah guru yang
berasal dari luar daerah seperti Jawa yang pada umumnya tujuan mereka mengajar di
Kalimantan adalah untuk mendapatkan gelar PNS, yang kemudian setelah mengajar
beberapa tahun pindah lagi ke daerah asalnya sehingga kebutuhan guru tetap tidak
terpenuhi. Disamping itu juga masih ada sekolahan yang belum memiliki guru tetap,
karena sebagian besar gurunya merupakan tenaga kerja honorer dari sekolahan
negeri lainnya. Selain itu masalah lainnya adalah sulitnya mendapatkan bahan ajar
seperti buku pedoman, bahkan karena keterbatasan buku tersebut buku-buku lama
dari kurikulum yang lama pun masih banyak yang dipakai sebagai bahan acuan
belajar mengajar. Mungkin untuk daerah perkotaan atau kecamatan sarana ini sudah
mulai terpenuhi namun untuk mendapatkan bahan ajar lain sangat sulit karena buku
yang ada terbatas.
Solusi untuk masalah ini adalah, untuk mengurangi kekurangan guru
diharapkan pemerintah Kabupaten Kotabaru memberikan beasiswa pendidikan untuk
melanjutkan kuliah sebagai tenaga pengajar kepada putra daerahnya dan setelah
selesai langsung diangkat sebagai tenaga pengajar di wilayah tersebut. Selain itu
dalam melakukan pengangkatan pegawai negeri sipil diutamakan dari putra daerah
Kabupaten Kotabaru sendiri. Sekarang ini cara ini sudah di tempuh namun masih
kurang sosialisasi kepada masyarakat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang
perguruan tinggi, sehigga masih perlu diadakan sosialisasi yang lebih baik lagi
mungkin cara yang sudah ditempuk pihak pemerintah Kabupaten Kotabaru samapi
saat ini adalah dengan cara membebaskan biaya pendidikan dari SD-SMA. Selain itu
kepada guru yang mengajar di daerah atau desa terpencil juga diberikan insentif yang
lebih tinggi dibandingkan denga daerah perkotaan atau kecamatan. Untuk masalah
keterbatasan buku pelajaran pemerintah Kabupaten Kotabaru dapat bekerjasama
dengan salah satu atau beberapa pihak penerbit untuk menyediakan kebutuhan buku
dan menyalurkannya secara merata ke daerah-daerah di Kabupaten Kotabaru yang
digunakan sebagai acuan belajar mengajar.
DAFTAR RUJUKAN
Djakapermana, Ruchyat Deni.2003.Penataan Ruang Wilayah Pulau
Kalimantan Sebagai Konsepsi Pengembangan Wilayah dengan
Mengoptimalisasikan Pemanfaatn SDA dan Lingkungan. Bogor:ITB
http://id.kotabarukab.go.id/potensi_daerah.html
http://id.kotabarukab.go.id/peta_administrasi.html
http://id.kotabarukab.go.id/wilayah_geografis.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kotabaru
Proposal BPPD Kabupaten Kotabaru Tahun 2006