Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sebagian besar unsur yang ada logam. Logam memiliki banyak sifat fisis yang berbeda dari sifat-sifat fisika padatan lainya. Hal itu dapat dilihat dari daya pantul, daya hantar, dan sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh logam. Beberapa logam, memiliki warna nyala yang spesifik dan untuk mempertegas warna yang dihasilkan. Biasanya digunakan indikator. Beberapa logam memilki warna nyala yang spesifik dan untuk mempertegas warna yang dihasilkan, biasanya digunakan indikator. Kebanyakan logam secara kimianya bersifat kurang stabil dan mudah bereaksi dengan oksigen dalam udara dan membentuk oksida dengan jangka waktu yang berbeda-beda tiap logam. Lebih dari seratus unsur, kira-kira tiga perempatnya dikelompokkan sebagai logam, meskipun logam-logam ini sangat beraneka ragam sifatnya namun, terdapat beberapa sifat khas yang mempersatukannya, baik itu sifat kimia maupun sifat fisiknya, yang membedakan mereka dari unsur-unsur yang lain. Logam memiliki banyak sifat fisis yang berbeda dari sifat-sifat fisika padatan lainnya. Hal itu dapat dilihat dari daya pantul, daya hantar, dan sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh logam. Reaksi reduksi-oksidasi dapat terjadi sebab adanya sifat dari logam yang disebut elektronegatifitas dimana ada yang dapat menarik elektron dan melepas elektron, sehingga dalam reaksi redoks terjadi kenaikan dan penurunan jumlah bilangan yang disebut bilangan oksidasi. Istilah reaktivitas dalam memberikan sifat logam, adalah kemudahan suatu logam kehilangan elektron untuk menjadi kation.

Logam yang sangat reaktif mudah kehilangan elektron dan karenanya mudah dioksidasi. Mudahnya logam teroksidasi merupakan sifat penting. Dari beberapa teori yang telah dituliskan diatas, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui bagaimana reaksi-reaksi logam dan kereaktifan logam jika direaksikan dengan air.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat reduksi dan oksidasi bahan kimia serta sifat kereaktifan logam alkali dan alkali tanah.

1.2.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu, 1. Menentukan daya reduksi logam Fe, Zn, dan Cu terhadap iodin. 2. Mengetahui sifat kereaktifan logam alkali (Na) dan logam alkali tanah (Mg dan Ca) dalam air.

1.3 Prinsip Percobaan Sifat reduksi oksidasi logam ditentukan dengan mereaksikan serbuk Fe, Zn, dan Cu dengan serbuk iodin menggunakan katalis air. Kereaktifan logam alkali ditentukan dengan mereaksikan logam natrium dengan air yang diberi perlakuan (kertas saring diletakkan pada permukaan air dalam cawan petri). Kereaktifan logam alkali tanah dengan mereaksikan logam magnesium dan logam kalsium dengan air yang diberi perlakuan dengan cara pemanasan dan untuk melihat hasil reaksi dari logam alkali dan alkali tanah maka ditambahkan indikator penolftalein.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Natrium dan kalium melimpah di litosfer (2,6 dan 2,4 % masing-masing). Terdapat sejumlah besar kandungan garam batuan, NaCl, dan karnalit, KCl , MgCL2, H2O, yang dihasilkan dari penguapan air laut dalam jangka waktu geologis (Cotton dan Wilkinson, 1976). Litium dan Na dapat diperoleh dengan elektrolisis garam leburan. Karena titik lelehnya yang rendah dan mudah menguap, K,Rb,Cs tidak dapat dengan mudah dibuat melalui elektrolisis, namun diperoleh dengan mengolah lelehan klorida dengan uap Na. Logam-logam dimurnikan dengan destilasi. Litium , Na,K,dan Rb adalah keperakan tapi Cs berwarna kuning keemasan, karena hanya terdapat satu elektron valensi tiap atom logam, energi ikatan dalam rapat kisi logam relatif lemah (Cotton dan Wilkinson, 1976). Natrium dan logam-logam lainnya larut dengan hebat dalam air raksa. Amalgam natrium (Na/Hg) adalah cairan bila natriumnya sedikit, tetapi berupa padatan bila banyak natriumnya. Amalgam ini merupakan zat pereduksi yang sangat berguna dan dapat digunakan untuk larutan akua (Cotton dan Wilkinson, 1976). Magnesium, Ca, Sr, Ba tersebar secara luas dalam mineral-mineral dan di dalam laut. Terdapat kandungan cukup besar dari batu kapur, CaCO3, dolomit, CaCO3, MgCO3, dan karnalit, KCl, MgCl2, 6H2O. Kelimpahan yang lebih sedikit adalah stronsianit (Cotton dan Wilkinson, 1976). Magnesium dihasilkan dengan beberapa cara. Sumber yang terpenting adalah batuan dolomit dan air laut, yang mengandung 0,13% Mg. pertama-tama dolomit dikalsinasi menjadi campuran CaO/MgO dari mana kalsium akan dihilangkan

dengan penukar ion menggunakan air laut. Kesetimbangannya disukai karena kelarutan Mg(OH)2 lebih rendah dari pada Ca(OH)2 (Cotton dan Wilkinson, 1976). Magnesium berwarna putih keabu-abuan dan mempunyai permukaan pelindung lapisan tipis oksida. Jadi ia tidak diserang oleh air meskipun kemungkinan sangat kuat, kecuali bila berupa amalgam. Meskipun demikian, ia mudah larut dalam asam encer. Magnesium digunakan dalam konstruksi sinar untuk pembuatan pereaksi Grignard dengan interaksinya terhadap alkil atau aril halida dalam larutan eter. Ia sangat penting bagi kehidupan karena terdapat dalam klorofil

(Cotton dan Walkinson, 1976). Kalsium, Sr, dan Ba dibuat hanya dalam skala kecil melalui reduksi halida dengan Na. unsur - unsur tersebut lunak dan keperakan serta mirip Na dalam kereaktifannya, meskipun kurang reaktif. Kalsium digunakan untuk mereduksi halida-lantanida dan aktinida menjadi logamnya dan untuk pembuatan CaH2, yang merupakan pereduksi yang berguna (Cotton dan Wilkinson, 1976). Sistem iodium mempunyai potensial standar +0,54 V. iodium karenanya merupakan pereaksi oksidasi jauh lebih lemah dari pada kalium permanganat, senyawa serium (IV), dan kalium dikromat. Sebaiknya, ion iodida merupakan suatu pereaksi reduksi yang cukup kuat, lebih kuat dari pada ion Fe(II). Dalam proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodometri) dan ion iodida digunakan pereaksi reduksi iodometri. Relatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka jumlah penentuan iodometrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksida yang ditentukan dengan pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan

natrium tiosulfat. Reaksi antara iodium dan tiosulfat berlangsung secara sempurna. Perlu dijelaskan bahwa beberapa kimiawan lebih suka menghindari istilah iodometri dan sebagai penggantinya disebut sebagai iodometri secara langsung dan tidak langsung (Day dan Underwood, 1981). Magnesium adalah logam putih, dapat ditempat dan liat. Ia melebur pada suhu 650
o

C. Logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan

mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang, membentuk oksida MgO dan beberapa nitrida Mg3N2. Logam ini perlahan-lahan terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik didih air reaksi berlangsung dengan cepat (Svehla, 1985). Mg+ 2H2O Mg(OH)2 + H2

Magnesium hidroksida, jika tak ada garam amonium, praktis tak larut. Magnesium larut dengan mudah dalam asam (Svehla, 1985): Mg + 2H+ Mg2+ + H2

Magnesium membentuk kation bivalen Mg2+. Oksida, hidroksida, karbonat, dan beberapa fosfatnya tak larut, garam-garam lainnya larut. Rasanya pahit. Beberapa dari garam ini adalah higroskopis (Svehla, 1985). Natrium adalah logam putih- keperakan yang lunak, yang melebur pada 97,5oC. Natrium teroksidasi dengancepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium hidroksida dan hidrogen (Svehla, 1985): 2Na + 2H2O 2Na+ + 2OH- + H2

Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anion berwarna, hampir semua garam larut dalam air. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini dapat dipakai larutan natrium klorida NaCl 1 M (Svehla, 1985).

Penentuan kalsium oksalat sebagai bahan diskusi. Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat CaC2O4 .H2O dengan memperlakukan larutan asam klorida panas dengan amonium oksalat dan perlahan-lahan menetralisir dengan larutan amonia berair (Svehla, 1985). Ca2+ + C2 + H2O CaC2O4. H2O

Endapan dicuci dengan larutan amonium oksalat dan kemudian ditimbang dalam salah satu bentuk berikut (Svehla, 1985): 1. Sebagai CaC2O4.H2O dengan pengeringan pada 100-105oC selama 1-2 jam. Metode ini tidak dianjurkan untuk pekerjaan yang akurat, karena sifat higroskopis dari oksalat dan kesulitan menghilangkan co-endapan amonium oksalat pada suhu rendah ini. Hasilnya biasanya 0,5-1 persen tinggi. 2. Sebagai CaCO3 dengan pemanasan pada 475-525oC dalam tungku meredam listrik. Ini adalah metode yang paling memuaskan, karena kalsium karbonat nonhigroskopis. CaC2O4 CaCO3 + CO.

Reaksi antara oksigen dan senyawa organik memiliki peran utama dalam organisme hidup , karena energi yang dihasilkan digunakan untuk daya semua sistem biokimia . katalisis dalam sistem biologis yang disebabkan oleh kebutuhan untuk optimalisasi tiga aspek dari proses katalitik secara bersamaan : selektivitas , tingkat dan stabilitas . Selektivitas yang lebih tinggi , tingkat, dan stabilitas dalam sistem biologi evolusioner menyediakan bahan makanan dalam bentuk tertentu pada mereka yang memiliki sistem biologis kurang beradaptasi dan tidak stabil. Epoksidasi alkena adalah salah satu reaksi utama dalam industri kimia. Senyawa epoksi dapat bereaksi dengan amina , fenol, dan lain-lain yang mengandung oksigen aktif dan bertindak sebagai senyawa antara dalam sintesis pestisida , produk farmasi, parfum, polieter dan sebagainya. Kompleks Mo diketahui dikatalis secara

efisien dalam epoksidasi alkena dengan hidroperoksida. Penggunaan ion logam transisi lainnya dalam bentuk katalis homogen atau heterogen juga telah dijelaskan.

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu serbuk logam besi (Fe), serbuk logam, serbuk logam tembaga (Cu), serbuk logam seng (Zn), iodin padat, logam natrium (Na), logam magnesium (Mg), logam kalsium (Ca), indikator fenolftalein (PP), akuades, kertas saring, korek api, dan tissu.

3.2 Alat Percobaan Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, cawan petri, batang pengaduk, sendok tanduk, pinset, gegep, pipet tetes, gelas kimia, dan bunsen.

3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1 Daya Reduksi Logam Atas Iodin Disiapkan cawan petri yang bersih dan kering. Kemudian di dalamnya dimasukkan serbuk besi kemudian dimasukkan serbuk iodin dengan perbandingan 1:3. Diaduk kedua serbuk tersebut sampai merata. Dicatat perubahan yang terjadi. Kemudian dimasukkan air dengan menggunakan pipet tetes. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat. Diulangi prosedur diatas untuk logam Zn dan Cu.

3.3.2 Kereaktifan Logam Alkali dan Alkali Tanah Disiapkan cawan petri yang bersih dan kering, kemudian didalamnya dimasukkan air ke dalam cawan petri. Diletakkan kertas saring di atas permukaan air (diusahakan agar kertas saring mengapung di permukaan). Diambil logam natrium

dalam minyak tanah dan dikeringkan dengan tissu. Dengan menggunakan pinset, diletakkan logam Natrium di atas kertas saring dalam kaca arloji. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi. Ditambahkan indikator fenolftalein (PP), dan diamati dan dicatat perubahan yang terjadi. Dimasukkan air secukupnya ke dalam cawan petri kemudian diberikan potongan kertas saring dipermukaan cawan petri yang berisi air dan diambil logam Na dalam minyak lalu dikeringkan. Logam Na diletakkan di atas potongan kertas saring pada cawan petri dengan menggunakan pingset, diberikan indikator penolftalein pada air dalam cawan serta amati perubahan yang terjadi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan 4.1.1 Tabel Pengamatan Daya Rediksi Logam Terhadap Iodin Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah (L) S H L

No

Logam

Setelah dicampurkan iodine -

Setelah ditambahkan air Terbentuk gas Terbentuk gas Terjadi perubahan warna

Warna Uap Ungu Ungu -

1 2 3

Besi (Fe) Seng (Zn) Tembaga (Cu)

4.1.2 Tabel Pengamatan Kereaktifan Logam Alkali Terhadap Air Setelah dipanaskan timbul gas Ya Ya

dan Alkali Tanah

No 1. 2.

Logam Kalsium (Ca) Magnesium (Mg)

Timbul gelembung gas -

Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah (L) S S

Warna Larutan Ungu Pekat Ungu Muda

No 1

Setelah Perlakuaan Natrium

Reaksi Hebat (H), sedang (S), lemah (L) H

Warna Larutan setelah ditambah PP Ungu

4.2 Reaksi Percobaan Daya Reduksi terhadap Iodin Fe(s) + 2 I2(s) + H2O FeI2(aq) + I2(g) + H2O

Zn(s) + 2 I2 + H2O Cu(s) + 2 I2 + H2O

ZnI2(aq) + I2(g) + H2O CuI2(aq) + I2(g) + H2O

Reaksi Alkali dan Alkali Tanah dengan Air 2Na + 2H2O Mg + 2 H2O Ca + 2 H2O 2NaOH + H2 Mg(OH)2 + H2 Ca(OH)2 + H2

4.3 Pembahasan Pada percobaan ini, alat-alat yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu agar tidak ada zat-zat yang melekat pada alat yang dapat mengganggu proses reaksi nantinya. Setelah dibersihkan kemudian alat dikeringkan denga tissu agar tidak ada air yang tersisa pada alat karena percobaan ini menggunakan air sebagai katalis sehingga jika ada air reaksi akan berlangsung sebelum diinginkan untuk bereaksi. Percobaan yang pertama yaitu daya reduksi logam atas iodin, setelah serbuk logam ( Fe, Zn dan Cu) dicampurkan dengan serbuk iodin kemudian ditetesi dengan air fungsinya adalah sebagai katalis, karena serbuk logam dan serbuk iodin tidak dapat ataupun lambat bereaksi karena memiliki partikel yang besar. Percobaan yang kedua yaitu kereaktifan logam alkali, setelah cawan petri diisi dengan air, kertas saring kemudian diletakkan di atas air agar jika logam Na diletakkan diatas air, logam Na tidak melompat dari dalam cawan petri. Setelah direaksikan, di tambahkan indikator PP adalah untuk mengetahui hasil dari reaksi logam Na dengan air. Percobaan yang ketiga yaitu kereaktifan logam alkali tanah, setelah logam alkali tanah didalam air dipanaskan dan terjadi reaksi dimana dapat

dilihat adanya gelembung udara kemudian ditambahkan indikator PP untuk melihat reaksinya. Percobaan pertama pada logam Fe, Zn dan Cu setelah dicampurkan dengan serbuk iodin dan diaduk merata, tidak terjadi reaksi, namun setelah ditambahkan air, Logam Fe bereaksi sedang dan menghasilkan uap berwarna ungu tetapi hanya sedikit. Logam Zn bereaksi hebat dan menghasilkan uap berwarna ungu yang banyak. Sedangkan logam Cu bereaksi sangat lambat dan tidak terlihat uap berwarna ungu yang keluar. Percobaan kedua pada logam alkali (Na) setelah logam diletakkan diatas kertas saring, langsung timbul nyala disertai dengan gas berwarna putih dan pada akhir reaksi terjadi letupan kecil. Dan setelah ditambahkan indikator PP diperoleh larutan berwarna ungu karena menghasilkan senyawa NaOH yang bersifat basa. Percobaan ketiga pada logam alkali tanah (Ca dan Mg) setelah logam dimasukkan kedalam air tidak terjadi reaksi apapun, namun setelah dipanaskan terjadi reaksi ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara, pada Ca reaksi berlangsung sedang, sedangkan pada Mg reaksi berlangsung lambat. Dan setelah ditetesi dengan indikator PP diperoleh larutan berwarna ungu muda pada Mg dan ungu yang lebih pekat pada logam Ca. Menurut percobaan diatas, dapat dilihat bahwa logam alkali lebih reaktif dibandingkan dengan logam alkali tanah. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan logam alkali lebih reaktif dibandingkan logam alkali tanah karena logam alkali lebih cenderung melepaskan 1 elektron terluarnya sedangkan logam alkali tanah harus melepaskan 2 elektron terluarnya.

Menurut percobaan diatas, dapat dilihat bahwa kecepatan mereduksi logam berturut-turut adalah Zn, Fe, dan Cu. Hal ini sesuai dengan teori deret volta dimana potensial reduksi Zn lebih besar dibandingkan dengan Fe dan Cu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Kesimpulan pada percobaan ini adalah urutan daya reduksi logam dengan iodin yaitu Zn > Fe > Cu. Hal ini sudah sesuai dengan teori bahwa daya reduksinya logam yang digunakan yaitu Zn > Fe > Cu. Logam alkali lebih reaktif bila dibandingkan dengan logam alkali tanah.

5.2 Saran 5.2.1 Saran untuk Laboratorium Banyak keterbatasan alat dan bahan yang kami dapatkan ketika praktikum, kami berharap kekurangan alat dan bahan saat praktikum dapat diatasi oleh bagian laboratorium.

5.2.2 Saran untuk Percobaan Dalam percobaan ini, bahan yang digunakan sebaiknya lebih beragam lagi, agar sifat-sifat untuk logam lainnya dapat pula diamati.

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F. A., dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, UI-Press, Jakarta. Day, R.A., dan A.L. Underwood., 1981, Analisa Kmia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta. Svehla, G., 1985, Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta. Jeffery, G., Bassett, J., Mendham, J., dan Denney, R.,1989, Textbook of Quantitative Chemical Analysis, Bath Press, London. Vassilev, K., Sevdalina, T., Emilya, I., dan Victoria, T., 2013, Catalytic Activity of Amino Acids-Metal Complexes in Oxidation Reactions, (4), hal 28-36.

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 16 Oktober 2013 Asisten Praktikan

Jamaludin Nur

Nur Aqlia

Lampiran 1 Bagan Kerja 1. Daya Reduksi Logam terhadap Iodin

Fe

Zn

Cu

Dimasukkan ke dalam cawan petri sebanyak 0,1 g

Dicampurkan dengan iodin padat sebayak 0,6 g

Diaduk dengan batang pengaduk dalam keadaan kering

Diberi air dengan menggunakan pipet tetes

Diamati reaksi yang terjadi

Hasil

2. Kereaktifan Logam Alkali Tanah dengan Air Ca Mg

Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 5 mL air

Diamati yang terjadi pada tabung reaksi Tabung reaksi di panaskan diatas spiritus lalu digoyangkan agar panas merata

Hasil

Diamati perubahan tabung reaksi Ditambahkan indikator PP Diamati warna larutan yang terbentuk

3. Kereaktifan Logam Alkali dengan Air Logam Natrium (Na)


Dimasukkan air secukupnya ke dalam cawan petri Diberikan potongan kertas saring dipermukaan cawan petri yang berisi air Diambil logam Na dalam minyak , lalu dikeringkan Logam Na diletakkan di atas potongan kertas saring pada cawan petri dengan menggunakan pinset Berikan indikator PP pada air dalam cawan Amati perubahan yang terjadi

Hasil

Lampiran II Gambar Hasil Praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

REAKSI-REAKSI LOGAM

NAMA NIM KELOMPOK / REGU

: NUR AQLIA : H311 12 287 :3/7

HARI / TANGGAL PERCOBAAN: RABU / 16 OKTOBER 2013 ASISTEN : JAMALUDIN NUR

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Anda mungkin juga menyukai