Anda di halaman 1dari 72

STANDAR PELAYANAN MINIMAL SUB SEKTOR PERHUBUNGAN DARAT

BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN SUNGAU, DANAU DAN PENYEBERANGAN

No. (1) 26

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2) Penyelenggaraan Pelabuhan Sungai dan danau.

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 1. Sertifikasi fasilitas pelabuhan.

KETERANGAN (4) Dilakukan oleh Menteri Perhubungan atau Pejabat yang ditunjuk. Untuk mendapatkan sertifikasi fasilitas pelabuhan, Penyelenggara pelabuhan atau Badan Usaha Pelabuhan Sungai dan danau melelui Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota mengajukan permohonan ke Dinas Perhubungan Propinsi dengan melampirkan As Built Drawings, Technical Specification (Persyaratan Teknis) dan laporan konsultan pengawas.. Kepala Dinas Perhubungan Propinsi melakukan penelitian terhadap permohonan sertfikasi tersebut berdasarkan data-data yang diterima dan kemudian mengadakan peninjauan lapangan untuk sekaligus dapat dilakukan uji coba operasional. Kepala Dinas Perhubungan Propinsi mengeluarkan sertifikasi selambat-lambatnya 14 hari setelah permohonan diajukan. Untuk pemberian sertifikasi, penelitian terhadap fasilitas pelabuhan yang harus dilakukan meliputi: a. Fasilitas Sandar. 1. Untuk pelabuhan sungai dan danau yang dilengkapi dengan movable bridge, komponen-

Posisi 16/05/2001

Page 1 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) dilengkapi dengan movable bridge, komponenkomponen yang diteliti adalah: - fender - frontal frame - dinding dermaga - mooring dolphin - catwalk - breasting dolphin - trestle - causeway - bolder movable bridge - gangway (kalau ada) - boarding bridge (kalau ada) - elevated side ramp (kalau ada) 2. Untuk pelabuhan sungai dan danau yang menggunakan pontoon, terdiri dari: - pontoon - jembatan penhubung ke pontoon - dinding dermaga - mooring dolphin - catwalk - breasting dolphin - trestle - bolder - fender - frontal frame dsb. 3. Untuk pelabuhan sungai dan danau yang menggunakan plesengan, terdiri dari: - plensengan

Posisi 16/05/2001

Page 2 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) - dinding dermaga - mooring dolphin - catwalk - breasting dolphin - trestle - fender - frontal frame - bolder dsb. b. Areal Parkir. c. Gedung administrasi/terminal penumpang. d. Jalan akses. Semua fasilitas yang ada sebagaimana disebutkan diatas harus diteliti/diperiksa sesuai sepesifikasi teknis yang ditetapkan pada saat pembangunan.

2. Penyiapan administrasi.

kebutuhan Melakukan inventarisasi terhadap kebutuhan administrasi serta menyusun program pengadaannya guna mendukung: administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, pelaporan dsb. Kebutuhan administrasi meliputi : alat tulis kantor mesin ketik mesin hitung tiket komputer dsb. Pengadaan barang yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan.

Posisi 16/05/2001

Page 3 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4)

3. Penyiapan kebutuhan SDM. Melakukan inventarisasi terhadap kebutuhan SDM, baik untuk petugas kantor dan petugas lapangan. Untuk petugas kantor minimal mempunyai latar belakang pendidikan SMA atau lainnya yang sederajat Untuk petugas lapangan seperti: Kepala divisi teknik (minimal D3 LLASDP) Kepala divisi operasi (minimal D3 LLASDP) Pengatur lalu lintas di darat dan di kapal mnimal mempunyai latar belakang pendidikan STM atau SMA dan lainnya yang sederajat. Operator movable bridge minimal STM jurusan mesin. Melakukan inventarisasi terhadap kebutuhan alat bantu operasional serta menyusun program pengadaannya. Alat bantu operasional meliputi: papan pengumuman rambu-rambu Pengeras suara Telepon, radio komunikasi dll. Menyusun jadwal keberangkatan dan kedatangan kapal yang disesuaikan dengan demand dan supply angkutan serta jarak lintas dan kecepatan kapal.

4. Penyiapan operasional.

alat

bantu

5. Penyiapan keberangkatan kedatangan kapal.

jadwal dan

Posisi 16/05/2001

Page 4 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 6. Penyiapan program perawatan dan pemeliharaan. -

KETERANGAN (4) Menetapkan waktu bongkar muat. Menyusun rencana kegiatan rutin perawatan dan perawatan secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan terhadap fasilitas pelabuhan yang ada termasuk kebersihan lingkungan dan upaya pemantauan dan pengelolaan lingkungan. Melaksanakan semua kegiatan kegiatan yang telah disusun. sesuai rencana

7. Pelaksanaan rutin perawatan dan pemeliharaan. 1. Evaluasi Penyelenggaraan Pelabuhan Sungai dan danau. a.

Secara periodik dilakukan evaluasi kinerja pelabuhan sungai dan danau sekurang-kurangnya 1 tahun sekali oleh Kabupaten/Kota. Secara berkala paling lama setiap 6 bulan memberikan laporan kinerja pelabuhan yang meliputi : 1). Realisasi angkutan (jumlah kunjungan, kapal, tarif, jadual, penumpang, Barang). 2). Kondisi fasilitas dan peralatan. 3). Ratio pendapatan dan pengeluaran.

b. Sistem Informasi manajemen pengelolaan pelabuhan sungai dan danau

Posisi 16/05/2001

Page 5 of 72

No. (1) 27

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2) Penyusunan Master Pelabuhan Sungai danau. Plan dan

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) Lokasi pelabuhan sungai dan danau sesuai penetapan lokasi pelabuhan sungai dan danau. SPM

1. Pelaksanaan studi master plan pelabuhan sungai dan danau.

Studi dapat dilakukan oleh konsultan atau dengan swakelola Lama studi 10 bulan. Kegiatan studi yang harus dilakukan meliputi: Pengumpulan data primer dan sekunder; - Pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui survei; - Pengumpulan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait. Pengolahan data, meliputi: - analisa; - evaluasi. Kegiatan survei yang perlu dilakukan: Survey dan inventarisasi sosial ekonomi dari berbagai aspek yang meliputi kependudukan, transportasi, sumber daya dan potensi daerah serta kebijakan pemerintah daerah; Survey, identifikasi dan inventarisasi angkutan sungai dan danau; yang meliputi jumlah dan type angkutan, jumlah dan jalur angkutan, frekuensi dan kuantitas penumpang serta tarif angkutan; Survey asal dan tujuan perjalanan untuk penumpang dan kendaraan yang melalui lintas sungai dan danau dimaksud; Survey pengukuran meliputi survey topografi, bathimetri dan hidrografi pada lokasi yang

Posisi 16/05/2001

Page 6 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) diusulkan; Penyelidikan tanah yang meliputi boring dan sondir pada rencana lokasi serta test laboratorium terhadap contoh tanah hasil boring; Analisis data yang meliputi analisis dan perhitungan data-data hasil survey sebagaimana disebutkan diatas - Hasil analisa data survei asal dan tujuan perjalanan penumpang dan kendaraan digunakan untuk peramalan kebutuhan angkutan sampai dengan tahun sasaran; - Hasil analisa data pengukuran digunakan untuk membuat besaran, luasan ataupun kapasitas fasilitas laut dan darat yang dibutuhkan; - Hasil analisa data penyelidikan tanah digunakan untuk menentukan jenis konstruksi yang akan dipakai disesuaikan dengan potensi alam daerah setempat; - Hasil analisa data sosial ekonomi dan kependudukan digunakan untuk meramalkan kecenderungan pertumbuhan angkutan.

2. Perencanaan tata guna lahan Berdasarkan hasil analisa data secara keseluruhan pelabuhan/penyusunan Master kemudian dibuat perencanaan tata guna lahan pelabuhan Plan yang meliputi: Penyusunan lay out pelabuhan (tata letak fasilitas darat dan laut) paling tidak untuk sasaran 25 tahun kedepan mulai dari pembangunan awal, kemudian pengembangan berikutnya sampai dengan tahun sasaran (target year).

Posisi 16/05/2001

Page 7 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) -

KETERANGAN (4) Penyusunan pentahapan pembangunan/pengembangan sesuai/berdasarkan: Kapasitas kapal (jumlah penumpang dan kendaraan yang harus diangkut sesuai permintaan); Kapasitas dermaga (jumlah kapal yang sandar); Kapasitas fasilitas darat; Tingkat pertumbuhan angkutan.

Catatan: Pengembangan dermaga berikutnya dilakukan apabila kapasitas dermaga yang ada sudah tidak mampu menampung permintaan. Kapasitas kapal, dermaga dan fasilitas yang lain pada pengembangan dermaga berikutnya dapat disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. 3. Penetapan oleh pejabat yang Jangka waktu validitas master plan 25 tahun. berwenang menetapkan.

Posisi 16/05/2001

Page 8 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4)

28

Penyusunan Master Plan Pelabuhan Penyeberangan. 1. Pelaksanaan studi master plan pelabuhan penyeberangan.

Lokasi pelabuhan penyeberangan sesuai SPM penetapan lokasi pelabuhan penyeberangan. Studi dapat dilakukan oleh konsultan atau dengan swakelola Lama studi 10 bulan. Kegiatan studi yang harus dilakukan meliputi: Pengumpulan data primer dan sekunder; - Pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui survei; - Pengumpulan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait. Pengolahan data, meliputi: - analisa; - evaluasi. Kegiatan survei yang perlu dilakukan: Survey dan inventarisasi sosial ekonomi dari berbagai aspek yang meliputi kependudukan, transportasi, sumber daya dan potensi daerah serta kebijakan pemerintah daerah; Survey, identifikasi dan inventarisasi angkutan penyeberangan; yang meliputi jumlah dan type angkutan, jumlah dan jalur angkutan, frekuensi dan kuantitas penumpang serta tarif angkutan; Survey asal dan tujuan perjalanan untuk penumpang dan kendaraan yang melalui lintas

Posisi 16/05/2001

Page 9 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4)

penyeberangan dimaksud; Survey pengukuran meliputi survey topografi, bathimetri dan hidrografi pada lokasi yang diusulkan; Penyelidikan tanah yang meliputi boring dan sondir pada rencana lokasi serta test laboratorium terhadap contoh tanah hasil boring; Analisis data yang meliputi analisis dan perhitungan data-data hasil survey sebagaimana disebutkan diatas - Hasil analisa data survei asal dan tujuan perjalanan penumpang dan kendaraan digunakan untuk peramalan kebutuhan angkutan sampai dengan tahun sasaran; - Hasil analisa data pengukuran digunakan untuk membuat besaran, luasan ataupun kapasitas fasilitas laut dan darat yang dibutuhkan; - Hasil analisa data penyelidikan tanah digunakan untuk menentukan jenis konstruksi yang akan dipakai disesuaikan dengan potensi alam daerah setempat; - Hasil analisa data sosial ekonomi dan kependudukan digunakan untuk meramalkan kecenderungan pertumbuhan angkutan.

Posisi 16/05/2001

Page 10 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4)

2. Perencanaan tata guna lahan Berdasarkan hasil analisa data secara keseluruhan pelabuhan/penyusunan Master kemudian dibuat perencanaan tata guna lahan pelabuhan yang meliputi: Plan Penyusunan lay out pelabuhan (tata letak fasilitas darat dan laut) paling tidak untuk sasaran 25 tahun kedepan mulai dari pembangunan awal, kemudian pengembangan berikutnya sampai dengan tahun sasaran (target year). Penyusunan pentahapan pembangunan/pengembangan sesuai/berdasarkan: Kapasitas kapal (jumlah penumpang dan kendaraan yang harus diangkut sesuai permintaan); Kapasitas dermaga (jumlah kapal yang sandar); Kapasitas fasilitas darat; Tingkat pertumbuhan angkutan. Catatan: Pengembangan dermaga berikutnya dilakukan apabila kapasitas dermaga yang ada sudah tidak mampu menampung permintaan. Kapasitas kapal, dermaga dan fasilitas yang lain pada pengembangan dermaga berikutnya dapat disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. 3. Penetapan oleh pejabat yang Jangka waktu validitas master plan 25 tahun. berwenang menetapkan.

Posisi 16/05/2001

Page 11 of 72

No. (1) 29

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2) Perencanaan pelabuhan SDP yang tidak diusahakan.

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) Lokasi pelabuhan Penyeberangan sesuai SPM penetapan lokasi pelabuhan penyeberangan.

Pembuatan design dapat dilakukan oleh Konsultan yang 1. Pembuatan design meliputi: b. Pembuatan Lay out Pelabuhan. ditunjuk atau swakelola. c. Pembuatan perhitungan a. Pembuatan Lay out pelabuhan dilakukan berdasarkan data-data dari hasil survey seperti: konstruksi. 1. Topografi (untuk mengetahui tinggi rendah d. Pembuatan Gambar-gambar permukaan tanah daratan); Konstruksi. 2. Bathimetri (untuk mengukur dan mengamati e. Penyusunan kedalaman laut); persyaratan/spesifikasi teknis. 3. Hidrografi (untuk mendapatkan gambaran tentang f. Penyusunan Bill of Quantity. kondisi peairan setempat yaitu kondisi pasang g. Penyusunan Owner Estimate. surut, kondisi arus dan gelombang); h. Pembuatan dokumen Untuk dipergunakan menentukan letak bangunan darat lelang/tender. dan bangunann laut. 1. Letak bangunan laut harus direncanakan sedemikian rupa sehingga: - Keamanan kapal pada saat sandar maupun keamanan dan kenyamanan lalu lintas manusia dan/atau kendaraan dapat terjamin dengan baik; - Letak bangunan disesuaikan dengan kondisi perairan yang ada, sehingga menghasilkan struktur yang ekonomis; - Berada pada kedalaman yang cukup untuk draft kapal maksimum yang bersandar; - Tersedia ruang gerak kapal di areal dermaga, sehingga memungkinkan kapal melakukan

Posisi 16/05/2001

Page 12 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) -

KETERANGAN (4) manuver yang aman; Panjang dermaga atau letak dolphin direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat melayani kapal-kapal yang direncanakan akan bersandar; untuk dilakukan - Memungkinkan pengembangan areal dermaga. Letak bangunan darat sedapat mungkin diatur sedemikian rupa sehingga: - Alur kendaraan penyeberang dan kendaraan antar jemput dapat dipisahkan; - Tidak terjadi crossing (persilangan) antara kendaraan masuk dan keluar; gedung terminal/kantor sedapat - Letak mungkin dekat dengan dermaga; - Kendaraan penyeberang dapat ditampung di areal parkir; - Penggunaan lahan dapat seefisien mungkin; - Tidak mengabaikan segi estetika. b. Pembuatan perhitungan konstruksi memuat: Pembebanan berdasarkan: - Perhitungan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 19983 (PPI,83), Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung 1998 (PPTGIUG'83), Pedoman Perencanaan Pembebanan Jalan Raya, "Standart Design Criteria for Port in Indonesia"; Maritime Sector Development Programme; DGSC; January 1984, "Technical Standart for Port and Harbour

Posisi 16/05/2001

Page 13 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) "Technical Standart for Port and Harbour Facilities in Japan", 1991 Edition, serta peraturan pembebanan lainnya yang berlaku di Indonesia. - Perhitungan struktur dari masing-masing jenis konstruksi berdasarkan: SNI T-15-1991-03, "Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung", SKBI-1.3.55.1987, "Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung", NI-5. PPKI 1961, "Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia", Peraturan perencanaan untuk struktur beton bertulang dan struktur tembok bertulang untuk gedung 1983, serta peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia. - Perhitungan pondasi dari masing-masing jenis konstruksi berdasarkan hasil penyelidikan tanah (boring dan sondir, serta test laboratorium terhadap contoh tanah hasil boring). - Umur rencana struktur, dikaitkan dengan laju korosi khususnya pada struktur baja. c. Pembuatan gambar-gambar konstruksi yang terdiri dari gambar-gambar Arsitek dan gambargambar detail yang dibuat berdasarkan : - Data-data teknis kapal; - Data-data hasil survey topografi, bathimetri dan hidrografi; - Sumber daya alam setempat; - Data-data survey angkutan;

Posisi 16/05/2001

Page 14 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) - Hasil perhitungan struktur konstruksi, dsb. d. Penyusunan persyaratan/spesifikasi teknis memuat: - Persyaratan daya dukung; - Material dan kualitas bahan yang digunakan (sesuai PUBI-1982,"persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia").; - Jenis bahan yang digunakan; - Pemanfaatan bahan bangunan tertentu karena ketersediaan bahan yang digunakan dilokasi. - Ketentuan persyaratan pembayaran; - Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan, dsb. e. f. g. Penyusunan Bill of Quantity berdasarkan: Gambar-gambar Arsitek; Gambar-gambar detail konstruksi; Rencana kerja dan persyaratan/spesifikasi teknis (RKS). Penyusunan Owner estimate berdasarkan harga satuan daerah setempat. Pembuatan dokumen lelang/tender, memuat : Dreft surat perjanjian pemborongan/kontrak; Rencana kerja dan persyaratan/spesifikasi teknis; Gambar-gambar konstruksi; Bill of Quantity

Posisi 16/05/2001

Page 15 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 2. Penetapan oleh pejabat yang berwenang menetapkan.

KETERANGAN (4)

Jangka waktu validitas perencanaan pelabuhan 2 tahun. Apabila sampai dengan waktu tersebut tidak ada kegiatan pembangunan, maka perencanaan tersebut harus ditinjau kembali. 31 Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan. 1. Sertifikasi fasilitas pelabuhan. Dilakukan oleh Menteri Perhubungan atau Pejabat yang ditunjuk. Untuk mendapatkan sertifikasi fasilitas pelabuhan, Penyelenggara pelabuhan atau Badan Usaha Pelabuhan Penyeberangan melelui Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota mengajukan permohonan ke Dinas Perhubungan Propinsi dengan melampirkan As Built Drawings, Technical Specification (Persyaratan Teknis) dan laporan konsultan pengawas.. Kepala Dinas Perhubungan Propinsi melakukan penelitian terhadap permohonan sertfikasi tersebut berdasarkan data-data yang diterima dan kemudian mengadakan peninjauan lapangan untuk sekaligus dapat dilakukan uji coba operasional. Kepala Dinas Perhubungan Propinsi mengeluarkan sertifikasi selambat-lambatnya 14 hari setelah permohonan diajukan. Untuk pemberian sertifikasi, penelitian terhadap fasilitas pelabuhan yang harus dilakukan meliputi: a. Fasilitas Sandar.

Posisi 16/05/2001

Page 16 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) 1. Untuk pelabuhan penyeberangan yang dilengkapi dengan movable bridge, komponen-komponen yang diteliti adalah: - fender - frontal frame - dinding dermaga - mooring dolphin - catwalk - breasting dolphin - trestle - causeway - bolder movable bridge - gangway (kalau ada) - boarding bridge (kalau ada) - elevated side ramp (kalau ada) 2. Untuk pelabuhan penyeberangan yang menggunakan pontoon, terdiri dari: - pontoon - jembatan penhubung ke pontoon - dinding dermaga - mooring dolphin - catwalk - breasting dolphin - trestle - bolder - fender - frontal frame dsb. 3. Untuk pelabuhan penyeberangan yang menggunakan plesengan, terdiri dari: - plensengan

Posisi 16/05/2001

Page 17 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) -

KETERANGAN (4) dinding dermaga mooring dolphin catwalk breasting dolphin trestle fender frontal frame bolder dsb.

b. Areal Parkir. c. Gedung administrasi/terminal penumpang. d. Jalan akses. Semua fasilitas yang ada sebagaimana disebutkan diatas harus diteliti/diperiksa sesuai sepesifikasi teknis yang ditetapkan pada saat pembangunan. 2. Penyiapan administrasi. kebutuhan Melakukan inventarisasi terhadap kebutuhan administrasi serta menyusun program pengadaannya guna mendukung: administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, pelaporan dsb. Kebutuhan administrasi meliputi : alat tulis kantor mesin ketik mesin hitung tiket komputer dsb. Pengadaan barang yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan. Melakukan inventarisasi terhadap kebutuhan SDM,

3. Penyiapan kebutuhan SDM. -

Posisi 16/05/2001

Page 18 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) -

KETERANGAN (4) baik untuk petugas kantor dan petugas lapangan. Untuk petugas kantor minimal mempunyai latar belakang pendidikan SMA atau lainnya yang sederajat Untuk petugas lapangan seperti: Kepala divisi teknik (minimal D3 LLASDP) Kepala divisi operasi (minimal D3 LLASDP) Pengatur lalu lintas di darat dan di kapal mnimal mempunyai latar belakang pendidikan STM atau SMA dan lainnya yang sederajat. Operator movable bridge minimal STM jurusan mesin. Melakukan inventarisasi terhadap kebutuhan alat bantu operasional serta menyusun program pengadaannya. Alat bantu operasional meliputi: papan pengumuman rambu-rambu Pengeras suara Telepon, radio komunikasi dll. Menyusun jadwal keberangkatan dan kedatangan kapal yang disesuaikan dengan demand dan supply angkutan serta jarak lintas dan kecepatan kapal. Menetapkan waktu bongkar muat. Menyusun rencana kegiatan rutin perawatan dan perawatan secara harian, mingguan, bulanan dan

4. Penyiapan operasional.

alat

bantu

5. Penyiapan keberangkatan kedatangan kapal. jadwal dan 6. Penyiapan program perawatan

Posisi 16/05/2001

Page 19 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) dan pemeliharaan.

KETERANGAN (4) tahunan terhadap fasilitas pelabuhan yang ada termasuk kebersihan lingkungan dan upaya pemantauan dan pengelolaan lingkungan. Melaksaksanakan semua kegiatan sesuai rencana kegiatan yang telah disusun.

7. Pelaksanaan rutin perawatan dan pemeliharaan.

a. Evaluasi Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan. b. Sistem Informasi pengelolaan penyeberangan manajemen pelabuhan

Secara periodik dilakukan evaluasi kinerja pelabuhan penyeberangan sekurang-kurangnya 1 tahun sekali oleh Kabupaten/Kota. Secara berkala paling lama setiap 6 bulan memberikan laporan kinerja pelabuhan yang meliputi : 1). Realisasi angkutan (jumlah kunjungan, kapal, tarif, jadual, penumpang, Barang). 2). Kondisi fasilitas dan peralatan. 3). Ratio pendapatan dan pengeluaran. Pengadaan berdasarkan pada tingkat keselamatan dan keamanan penumpang, keselamatan kapal, ketertiban pelayaran, dan kelancaran lalu lintas. Tata cara pengadaan ; a. Pengadaan berdasarkan kebutuhan yang diperoleh dari hasil survey kebutuhan rambu. b. Hasil survey harus menunjukkan jenis, jumlah dan lokasi penempatan masing-masing rambu.

32.

Pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan Rambu Sungai

1.

Pengadaan dan Pemasangan Rambu Sungai

Posisi 16/05/2001

Page 20 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) c.

KETERANGAN (4) Jenis rambu mengikuti petunjuk Perambuan Perairan Daratan (Perairan Pedalaman) (KM.3 Tahun 1977) serta Standar Teknis Perambuan Sungai dan Danau. d. Pelaksanaan pengadaan harus mengikuti ketentuan pengadaan barang yang berlaku. e. Waktu pelaksanaan pengadaan dan pemasangan secara berkala dan atau sesuai kebutuhan. Pemeliharaan rambu meliputi; a. Menghilangkan atau menyingkirkan benda-benda yang mengganggu pandangan pemakai alur pelayaran terhadap rambu. b. Membersihkan permukaan rambu yang kotor. c. Meluruskan kembali atau mengganti tiang rambu yang rusak. d. Memindahkan lokasi rambu yang terancam keberadaannya. e. Melakukan penggantian rambu yang hilang dan/atau rusak. f. Melakukan inventarisasi rambu-rambu yang telah dipasang. g. Mengawasi keberadaan rambu dari gangguan. h. Waktu pelaksanaan pemeliharaan secara berkala dan atau sesuai kebutuhan. Pengadaan berdasarkan pada tingkat keselamatan dan keamanan penumpang, keselamatan kapal, ketertiban pelayaran, dan kelancaran lalu lintas. Proses pengadaan; a. Pengadaan berdasarkan kebutuhan yang diperoleh

2.

Pemeliharaan Rambu Sungai

33.

Pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan Rambu Danau

1. Pengadaan dan Pemasangan Rambu Danau

Posisi 16/05/2001

Page 21 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) b.

KETERANGAN (4) dari hasil survey kebutuhan rambu. Hasil survey harus menunjukkan jenis, jumlah dan lokasi penempatan masing-masing rambu. c. Jenis rambu mengikuti petunjuk Perambuan Perairan Daratan (Perairan Pedalaman) (KM.3 Tahun 1977) serta Standar Teknis Perambuan Sungai dan Danau. d. Pelaksanaan pengadaan harus mengikuti ketentuan pengadaan barang yang berlaku. e. Waktu pelaksanaan pengadaan dan pemasangan secara berkala dan atau sesuai kebutuhan. Pemeliharaan rambu meliputi; a. Menghilangkan atau menyingkirkan benda-benda yang mengganggu pandangan pemakai alur pelayaran terhadap rambu. b. Membersihkan permukaan rambu yang kotor. c. Meluruskan kembali atau mengganti tiang rambu yang rusak. d. Memindahkan lokasi rambu yang terancam keberadaannya. e. Melakukan penggantian rambu yang hilang dan/atau rusak. f. Melakukan inventarisasi rambu-rambu yang telah dipasang. g. Mengawasi keberadaan rambu dari gangguan. h. Waktu pelaksanaan pemeliharaan secara berkala dan atau sesuai kebutuhan. 1. a ) Waktu pengawasan.

2. Pemeliharaan Rambu Danau

34

Pengawasan

1. Pelaksanaan Pengawasan.

Posisi 16/05/2001

Page 22 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2) penyelenggaraan angkutan Sungai dan Danau.

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) = Secara berkala, rutin dan Kondisi Emergency ( luar biasa ). = Sewaktu-waktu ( Sidak ). = Kondisi angkutan padat ( liburan, hari raya dsb ). b) Tugas pengawasan meliputi : 1. Operasi kapal sesuai dengan Surat Izin Operasi / lintasan. 2. Sertifikasi kapal dan ABK. 3. Pelaksanaan jadwal operasi/ trayek / lintasan kapal. 4. Kondisi pelayanan di kapal / Pelabuhan. 5. Kondisi kepadatan angkutan. 6. Prosedur turun/naik penumpang dari/ke Kapal. 7. Pelaksanaan Tarip. 8. Pola lalulintas dan angkutan. 9. Pelaksanaan sistem penjualan tiket.

2. Pengaduan / Laporan masyarakat.

- Menampung masukan dari masyarakat dengan menyediakan fasilitas pendukungnya. (misalnya : kotak saran / kotak pengaduan, dsb) Hasil pengawasan dikompilasi, dianalisa dan dievaluasi, selanjutnya untuk bahan laporan dan saran tindak lanjut kepada Instansi Pembina Teknis (Departemen Perhubungan), Gubernur dan Bupati/Walikota. - Penilaian pemenuhan terhadap tugas pengawasan (1s/d 9 pada butir 1 b diatas). - Periode evaluasi : bulanan / tahunan /semester / triwulan

3. Evaluasi hasil pengawasan.

Posisi 16/05/2001

Page 23 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 4. S D M

KETERANGAN (4) Persyaratan SDM minimal D III LLASD / sederajad atau SLTA dengan pengalaman kerja bidang LLASDP minmal 3 tahun. 1. a ) Waktu pengawasan. = Secara berkala, rutin dan Kondisi Emergency ( luar biasa ). = Sewaktu-waktu ( Sidak ). = Kondisi angkutan padat ( liburan, hari raya dsb ). b) Tugas pengawasan meliputi : 1. Operasi kapal sesuai dengan Surat Izin Operasi / lintasan. 2. Sertifikasi kapal dan ABK. 3. Pelaksanaan jadwal operasi/ trayek / lintasan kapal. 4. Kondisi pelayanan di kapal / Pelabuhan. 5. Kondisi kepadatan angkutan. 6. Prosedur turun/naik penumpang dari/ke Kapal. 7. Pelaksanaan Tarip. 8. Pola lalulintas dan angkutan. 9. Pelaksanaan sistem penjualan tiket. Menampung masukan dari masyarakat dengan menyediakan fasilitas pendukungnya. (misalnya : kotak saran / kotak pengaduan , dsb )

35.

Pengawasan penyelenggaraan Penyeberangan.

1. Pelaksanaan Pengawasan. angkutan

2. Pengaduan / Laporan masyarakat.

3.Evaluasi hasil pengawasan.

Hasil pengawasan dikompilasi, dianalisa dan dievaluasi,

Posisi 16/05/2001

Page 24 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) selanjutnya untuk bahan laporan dan saran tindak lanjut kepada Instansi Pembina Teknis (Departemen Perhubungan), Gubernur dan Bupati/Walikota. - Penilaian pemenuhan terhadap tugas pengawasan (1s/d 9 pada butir 1 b diatas). Periode evaluasi : bulanan / tahunan / semester / triwulan.

4. S D M

Persyaratan SDM minimal D III LLASD / sederajad atau SLTA dengan pengalaman kerja bidang LLASDP minmal 3 tahun.

36

Penyelenggaraan operasi Kapal Kerja Sungai dan Danau 1. Kapal Tunda a. Jumlah hari yang diperlukan untuk memproses permohonan s/d kapal siap menarik, mendorong dan menyandarkan kapal. b. SDM untuk mengoperasikan kapal tunda Surat Perintah dari Kepala Kantor LLASD/Dinas Perhubungan setempat untuk mengoperasikan kapal tunda pada lokasi yang telah ditentukan. Waktu yang diperlukan berdasarkan lokasi, jarak dan tingkat kesulitan Persyaratan SDM untuk mengoperasikan kapal tunda a. Minimal mempunyai Surat Keterangan Kecakapan Kapal Sungai dan Danau (Kapal Tunda) b. Berstatus sebagai PNS Tarip tunda ditetapkan oleh Pemda setempat Kantor LLASD

c. Biaya tunda kapal tunda d. Tempat pemprosesan

Posisi 16/05/2001

Page 25 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) pengoperasian kapal tunda

KETERANGAN (4) Kantor Dinas Perhubungan setempat Surat Perintah dari Kepala Kantor LLASD/Dinas Perhubungan setempat untuk mengoperasikan kapal pembersih alur pada lokasi yang telah ditentukan. Waktu yang diperlukan berdasarkan lokasi, jarak dan tingkat kesulitan Persyaratan SDM untuk mengoperasikan kapal pembersih alur a. Minimal mempunyai Surat Keterangan Kecakapan Kapal Sungai dan Danau (Kapal Pembersih Alur) b. Berstatus sebagai PNS Tarip pembersihan alur ditetapkan oleh Pemda setempat Kantor LLASD Kantor Dinas Perhubungan setempat

2. Kapal Pembersih Alur

a. Jumlah hari yang diperlukan untuk memproses permohonan s/d kapal siap membersihkan alur pelayaran. b. SDM untuk memgoperasikan kapal pembersih alur

c. Biaya pengoperasian kapal pembersih alur d. Tempat pemprosesan pengoperasian kapal pembersih alur 3. Kapal Pemasang Rambu a. Jumlah hari yang diperlukan untuk memproses permohonan s/d kapal siap memasang / merawat rambu b. SDM untuk mengoperasikan kapal Pemasang Rambu

Surat Perintah dari Kepala Kantor LLASD/Dinas Perhubungan setempat untuk mengoperasikan kapal pemasang rambu pada lokasi yang telah ditentukan. Waktu yang diperlukan berdasarkan lokasi, jarak dan tingkat kesulitan Persyaratan SDM untuk mengoperasikan Kapal Pemasang Rambu

Posisi 16/05/2001

Page 26 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) a. Minimal mempunyai Surat Keterangan Kecakapan Kapal Sungai dan Danau (Kapal Pemasang Rambu) b. Berstatus sebagai PNS

c. Biaya pengoperasian Kapal Pemasang Rambu d. Tempat pemprosesan pengoperasian Kapal Pemasang Rambu 4. Kapal Keruk a. Jumlah hari yang diperlukan untuk memproses permohonan s/d kapal siap melaksanakan pengerukan di alur sungai dan danau b. SDM untuk memgoperasikan Kapal Keruk

Tarip pemasangan rambu ditetapkan oleh Pemda setempat Kantor LLASD

Surat Perintah dari Kepala Kantor LLASD/Dinas Perhubungan setempat untuk mengoperasikan Kapal Keruk pada lokasi yang ditentukan Waktu yang diperlukan berdasarkan lokasi, jarak dan tingkat kesulitan Persyaratan SDM untuk mengoperasikan Kapal Keruk a. Minimal mempunyai Surat Keterangan Kecakapan Kapal Sungai dan Danau (Kapal Keruk) b. Berstatus sebagai PNS Tarip pengerukan di tetapkan oleh Pemda setempat Kantor LLASD Kantor Dinas Perhubungan setempat Perintah lisan / tertulis dari Kepala Kantor LLASD

c. Biaya pengoperasian Kapal Keruk d. Tempat pemprosesan pengoperasian Kapal Keruk a. Waktu pelayanan insidentil

5. Kapal Pemadam Kebakaran

Posisi 16/05/2001

Page 27 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2) Kebakaran

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) b. SDM untuk mengoperasikan Kapal Pemadam Kebakaran

KETERANGAN (4) Persyaratan SDM untuk mengoperasikan Kapal Pemadam Kebakaran : a. Minimal mempunyai Surat Keterangan Kecakapan Kapal Sungai dan Danau (Kapal Pemadam Kebakaran) b. Bestatus sebagai PNS Tarip pengoperasian kapal pemadam kebakaran tetapkan oleh Pemda setempat Kantor LLASD Kantor Dinas Perhubungan setempat Surat perintah dari Kepala Kantor LLASD / UPT untuk mengoperasikan Kapal Patroli / Inspeksi Persyaratan SDM untuk mengoperasikan Kapal Patroli / Inspeksi : a. Minimal mempunyai Surat Keterangan Kecakapan Kapal Sungai dan Danau (Kapal Patroli / Inspeksi) b. Berstatus sebagai PNS c. Khsusu untuk kapal Patroli / Inspeksi di tempatkan seorang PPNS Biaya operasional dibebankan pada DIK Pemda setempat a. Kantor LLASD b. Kantor Dinas Perhubungan setempat

c. Biaya pengoperasian Kapal Pemadam Kebakaran d. Tempat pemprosesan pengoperasian Kapal Pemadam Kebakaran

6. Kapal Patroli / Inspeksi

a. Waktu pelayanan rutin atau insidentil b. SDM mengoperasikan Kapal Patroli / Inspeksi

c. Biaya pengoperasian Kapal Patroli / Inspeksi d. Tempat pemprosesan pengoperasian Kapal Patroli / Inspeksi

Posisi 16/05/2001

Page 28 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4)

37.

Penetapan Tarif Jasa Pelabuhan Sungai, Danau yang melayani lintas dalam Kabupaten / Kota. (pelabuhan yang diusahakan).

1. Prosedur Perhitungan Tarif Jasa Pelabuhan Sungai, Danau. a. Struktur tarif pelayanan jasa kepelabuhanan merupakan kerangka tarif dikaitkan dengan tatanan waktu dan satuan ukuran dari setiap jenis pelayanan jasa kepelabuhanan. Jenis pelayanan jasa kepelabuhanan terdiri dari : 1) Tarif pelayanan jasa kapal 2) Tarif pelayanan jasa barang 3) Tarif pelayanan jasa alat 4) Tarif pelayanan jasa kepelabuhanan lain-nya. b. Besaran tarif dihitung berdasarkan : Faktor biaya + margin keuntungan Faktor biaya meliputi : Biaya operasional, biaya

Penetapan besaran tarif harus memperhati- kan : a. Kepentingan pelayanan umum b. Peningkatan mutu pelayanan jasa pelabu han c. Kepentingan pemakai jasa pelabuhan d. Peningkatan kelancaran pelayanan jasa pelabuhan e. Pengembalian biaya f. Pengembangan usaha

Posisi 16/05/2001

Page 29 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) penyusutan, biaya pemeliharaan, biaya pegawai dan biaya umum. 2. Penetapan Tarif Jasa Pelabuhan Sungai, Danau.

KETERANGAN (4)

Ditetapkan oleh Badan pengelola pelabuhan setelah dikonsultasikan dengan Bupati / Walikota.

3. Proses pengajuan penyesuaian tarif jasa pelabuhan Sungai, Danau.

a. Konsep perhitungan tarif baru harus diusulkan terlebih dahulu kepada Pemda untuk mendapat persetujuan dan dibahas lebih lanjut. b. Sosialisasi minimal selama 2 bulan sebelum tarif diberlakukan c. Sebelum diberlakukan tarif baru terlebih dahulu dihimbau kepada penyelenggara pelabuhan utnuk memperbaiki tingkat pelayanan dan melakukan efisiensi dalam proses pengelolaan perusahaan dan peningkatan kesejahteraan karyawan.

4. Evaluasi tarif jasa pelabuhan Sungai, Danau.

Evaluasi tarif dilakukan secara berkala (setiap tahun). Apabila pendapatan / penghasilan pengelolaan pelabuhan tidak sesuai dengan pengeluaran biaya operasional dapat diusulkan penyesuaian.

Posisi 16/05/2001

Page 30 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 5. Pengawasan dan pelaksanaan tarif jasa pelabu- han Sungai, Danau.

KETERANGAN (4) a. Besaran tarif jasa pelabuhan Sungai, Danau dipasang / ditempel disetiap pelabuhan ditempat yang mudah dilihat oleh umum. b. Menyediakan kotak saran / pengaduan disetiap pelabuhan.

6. Sistem informasi tarif jasa pelabuhan Sungai, Danau.

a. Konsep perhitungan tarif diusulkan terlebih dahulu kepada Pemda. b. Sosialisasi minimal selama 2 bulan sebelum tarif diberlakukan c. Melaporkan setiap kali ada perubahan tarif baru kepada Bupati / Walikota dengan tembusan kepada Menteri Perhubungan dan Gubernur. Tarif yang ditetapkan diberlakukan untuk jangka waktu minimal 1 tahun. Penetapan besaran tarif harus memperhati- kan : a. Kepentingan pelayanan umum b. Peningkatan mutu pelayanan jasa pelabu- han c. Kepentingan pemakai jasa pelabuhan d. Peningkatan kelancaran pelayanan jasa pelabuhan e. Pengembalian biaya f. Pengembangan usaha

7. Masa berlaku tarif jasa pelabuhan Sungai, Danau. 38. Penetapan Tarif Jasa Pelabuhan Penyeberangan yang melayani lintas dalam Kabupaten / Kota. (pelabuhan yang diusahakan). 4. Prosedur Perhitungan Tarif Jasa Pelabuhan Penyeberangan. a. Struktur tarif pelayanan jasa kepelabuhanan merupakan kerangka tarif dikaitkan dengan tatanan waktu dan satuan ukuran dari setiap jenis pelayanan jasa

Posisi 16/05/2001

Page 31 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) kepelabuhanan. Jenis pelayanan jasa kepelabuhanan terdiri dari : 1) Tarif pelayanan jasa kapal 2) Tarif pelayanan jasa barang 3) Tarif pelayanan jasa alat 4) Tarif pelayanan jasa kepelabuhanan lain-nya. b. Besaran tarif dihitung berdasarkan : Faktor biaya + margin keuntungan. Faktor biaya meliputi : Biaya operasional, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, biaya pegawai dan biaya umum. 2. Penetapan Tarif Jasa Pelabuhan Penyeberangan. 3. Proses pengajuan penyesuaian tarif jasa pelabuhan Penye berangan.

KETERANGAN (4)

Ditetapkan oleh Badan pengelola pelabuhan setelah dikonsultasikan dengan Pemda. a. Konsep perhitungan tarif baru harus diusulkan terlebih dahulu kepada Pemda. b. Sosialisasi minimal selama 2 bulan sebelum tarif diberlakukan.

Posisi 16/05/2001

Page 32 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) a. Sebelum diberlakukan tarif baru terlebih dahulu dihimbau kepada penyelenggara pelabuhan utnuk memperbaiki tingkat pelayanan dan melakukan efisiensi dalam proses pengelolaan perusahaan dan peningkatan kesejahteraan karyawan.

4. Evaluasi tarif jasa pelabuhan Penyeberangan.

Evaluasi tarif dilakukan secara berkala (setiap tahun). Apabila pendapatan / penghasilan pengelolaan pelabuhan tidak sesuai dengan pengeluaran biaya operasional dapat diusulkan penyesuaian.

5. Pengawasan dan pelaksanaan tarif jasa pelabu- han Penyeberangan.

a. Besaran tarif jasa pelabuhan Penyeberangan dipasang / ditempel disetiap pelabuhan ditempat yang mudah dilihat oleh umum. b. Menyediakan kotak saran / pengaduan disetiap pelabuhan. a. Konsep perhitungan tarif harus diusulkan terlebih dahulu kepada Pemda. b. Sosialisasi minimal selama 2 bulan sebelum tarif diberlakukan c. Melaporkan setiap kali ada perubahan tarif jasa baru kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Menteri Perhubungan dan Gubernur.

6. Sistem informasi tarif jasa pelabuhan Penyebe- rangan.

Posisi 16/05/2001

Page 33 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 7. Masa berlaku tarif jasa pelabuha Penyeberangan.

KETERANGAN (4) Tarif yang ditetapkan diberlakukan untuk jangka waktu minimal 1 tahun.

39.

Penetapan Lokasi Pelabuhan Sungai dan danau di Lintas Kabupaten/Kota. 1. Penyediaan lahan peruntukan yang dapat digunakan untuk pembangunan fasilitas pelabuhan sungai dan danau.

a). Untuk pelabuhan sungai dan danau yang tidak diusahakan. Tapak lokasi pelabuhan sungai dan danau diperoleh dari hasil studi. Apabila studi belum dilakukan maka harus dilakukan studi terlebih dahulu oleh konsultan yang ditunjuk atau swakelola dengan memperhatikan Kerangka Acuan yang telah disiapkan. Kerangka Acuan dalam penetapan lokasi pelabuhan sungai dan danau harus mempertimbangkan: 1. Kebutuhan pelayanan jasa transportasi. 2. Meningkatkan/merangsang pertumbuhan ekonomi. 3. Kelestarian lingkungan. 4. Keterpaduan intra dan antar moda transportasi. 5. Kondisi geografi, hidrooceanografi dan topografi. 6. Keamanan dan keselamatan pelayaran. 7. Rencana Umum jaringan transportasi jalan. 8. Tatanan kepelabuhanan nasional. 9. Tata ruang wilayah dan tata ruang nasional.

Posisi 16/05/2001

Page 34 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 2. Penyelenggaraan sosialisasi rencana penetapan lokasi pelabuhan sungai dan danau. -

KETERANGAN (4) 10. Pertahanan dan keamanan negara. Penyediaan lahan oleh Pemda. Guna mendapatkan dukungan dan partisipasi dari masyarakat. Sosialisasi dapat dilakukan dengan: Pengumuman secara luas kepada masyarakat melalui stasiun radio setempat, pemberian pamflet/selebaran, papan pengumuman di kantor kelurahan, media cetak/elektronik, atau dengan menggunakan kendaraan layanan informasi keliling. Mencantumkan jangka waktu dan masa berlaku penetapan. (Jangka waktu maksimal 1 bulan terhitung sejak penyelenggaraan sosialisasi rencana penetapan sampai dengan ditetapkan oleh pejabat berwenang, sedangkan masa berlakunya penetapan lokasi pelabuhan adalah 2 (dua) tahun, lebih dari itu harus ditinjau kembali). Pengumuman penetapan melalui media masa dan papan pengumuman di kantor pejabat yang berwenang untuk mengumumkan, maksimal 1 (satu) bulan setelah penetapan.

3.

Penetapan lokasi oleh pejabat yang berwenang.

4.

Publikasi hasil penetapan

b). Untuk pelabuhan sungai dan danau yang diusahakan. 1. Menerima berkas permohonan. Perlu dibedakan apakah pemohon telah mempunyai

Posisi 16/05/2001

Page 35 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) lokasi/lahan peruntukan atau belum. Apabila sudah mempunyai lahan yang memenuhi persyaratan, maka proses penetapan lokasi hanya bersifat ijin saja, sedangkan kalau belum prosesnya sama seperti pada penetapan lokasi untuk pelabuhan sungai dan danau yang tidak diusahakan. Permohonan diajukan oleh Penyelenggara Pelabuhan atau Badan Usaha Pelabuhan Sungai dan Danau atau Calon Badan kepada Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota, dengan melampirkan : 1. Studi kelayakan. 2. Rekomendasi dari Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten / Kota terhadap studi kelayakan sebagaimana dimaksud butir 1) untuk permohonan yang diajukan oleh Badan Usaha Pelabuhan Sungai dan Danau. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota melakukan penelitian terhadap permohonan penetapan lokasi yang disampaikan kepada Bupati/Walikota, terhadap aspek : 1. Tatanan kepelabuhanan daerah, regional dan nasional. 2. Studi kelayakan. 3. Rencana umum jaringan transportasi jalan. 4. Pertahanan dan keamanan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota menyampaikan hasil penelitian kepada Bupati/Walikota selambat-lambatnya 14 (empat belas)

2. Mengevaluasi berkas permohonan.

Posisi 16/05/2001

Page 36 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap. Bupati/Walikota menetapkan lokasi pelabuhan sungai dan danau dengan memperhatikan hasil penelitian Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah hasil penelitian dari Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota tersebut diterima. Guna mendapatkan dukungan dan partisipasi dari masyarakat. Mencantumkan jangka waktu dan masa berlakunya penetapan. (Jangka waktu maksimal 1 bulan terhitung sejak penyelenggaraan sosialisasi rencana penetapan sampai dengan ditetapkan oleh pejabat berwenang, sedangkan masa berlakunya penetapan lokasi pelabuhan adalah 2 (dua) tahun, lebih dari itu harus ditinjau kembali). Pengumuman penetapan melalui media masa dan papan pengumuman di kantor pejabat yang berwenang untuk mengumumkan, maksimal 1 (satu) bulan setelah penetapan.

3. Penyelenggaraan sosialisasi rencana penetapan lokasi pelabuhan. 4. Penetapan lokasi oleh pejabat yang berwenang.

5.

Publikasi hasil penetapan

Posisi 16/05/2001

Page 37 of 72

No. (1) 40.

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2) Penetapan Lokasi Pelabuhan Penyeberangan di Lintas Kabupaten/Kota. 1.

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) a). Untuk pelabuhan penyeberangan yang tidak diusahakan.

Penyediaan lahan peruntukan yang dapat digunakan untuk pembangunan fasilitas pelabuhan penyeberangan.

2. Penyelenggaraan sosialisasi rencana penetapan lokasi pelabuhan penyeberangan. -

Tapak lokasi pelabuhan penyeberangan diperoleh dari hasil studi. Apabila studi belum dilakukan maka harus dilakukan studi terlebih dahulu oleh konsultan yang ditunjuk atau swakelola dengan memperhatikan Kerangka Acuan yang telah disiapkan. Kerangka Acuan dalam penetapan lokasi pelabuhan penyeberangan harus mempertimbangkan: 11. Kebutuhan pelayanan jasa transportasi. 12. Meningkatkan/merangsang pertumbuhan ekonomi. 13. Kelestarian lingkungan. 14. Keterpaduan intra dan antar moda transportasi. 15. Kondisi geografi, hidrooceanografi dan topografi. 16. Keamanan dan keselamatan pelayaran. 17. Rencana Umum jaringan transportasi jalan. 18. Tatanan kepelabuhanan nasional. 19. Tata ruang wilayah dan tata ruang nasional. 20. Pertahanan dan keamanan negara. Penyediaan lahan oleh Pemda. Guna mendapatkan dukungan dan partisipasi dari masyarakat. Sosialisasi dapat dilakukan dengan: Pengumuman secara luas kepada masyarakat melalui stasiun radio setempat, pemberian pamflet/selebaran, papan pengumuman di kantor

Posisi 16/05/2001

Page 38 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) kelurahan, media cetak/elektronik, atau dengan menggunakan kendaraan layanan informasi keliling.

3.

Penetapan lokasi oleh pejabat yang berwenang.

Mencantumkan jangka waktu dan masa berlaku penetapan. (Jangka waktu maksimal 1 bulan terhitung sejak penyelenggaraan sosialisasi rencana penetapan sampai dengan ditetapkan oleh pejabat berwenang, sedangkan masa berlakunya penetapan lokasi pelabuhan adalah 2 (dua) tahun, lebih dari itu harus ditinjau kembali). Pengumuman penetapan melalui media masa dan papan pengumuman di kantor pejabat yang berwenang untuk mengumumkan, maksimal 1 (satu) bulan setelah penetapan.

4.

Publikasi hasil penetapan

b). Untuk pelabuhan penyeberangan yang diusahakan. 1. Menerima berkas permohonan. Perlu dibedakan apakah pemohon telah mempunyai lokasi/lahan peruntukan atau belum. Apabila sudah mempunyai lahan yang memenuhi persyaratan, maka proses penetapan lokasi hanya bersifat ijin saja, sedangkan kalau belum prosesnya sama seperti pada penetapan lokasi untuk pelabuhan penyeberangan yang tidak diusahakan. Permohonan diajukan oleh Penyelenggara Pelabuhan atau Badan Usaha Pelabuhan Penyeberangan atau

Posisi 16/05/2001

Page 39 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) Calon Badan kepada Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota, dengan melampirkan : 3. Studi kelayakan. 4. Rekomendasi dari Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten / Kota terhadap studi kelayakan sebagaimana dimaksud butir 1) untuk permohonan yang diajukan oleh Badan Usaha Pelabuhan Penyeberangan.

2. Mengevaluasi permohonan.

berkas

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota melakukan penelitian terhadap permohonan penetapan lokasi yang disampaikan kepada Bupati/Walikota, terhadap aspek : 5. Tatanan kepelabuhanan daerah, regional dan nasional. 6. Studi kelayakan. 7. Rencana umum jaringan transportasi jalan. 8. Pertahanan dan keamanan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota menyampaikan hasil penelitian kepada Bupati/Walikota selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap. Bupati/Walikota menetapkan lokasi pelabuhan penyeberangan dengan memperhatikan hasil penelitian Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah hasil penelitian dari Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota tersebut

Posisi 16/05/2001

Page 40 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) diterima. 3. Penyelenggaraan sosialisasi rencana penetapan lokasi pelabuhan. 4. Penetapan lokasi oleh pejabat yang berwenang. -

KETERANGAN (4)

Guna mendapatkan dukungan dan partisipasi dari masyarakat. Mencantumkan jangka waktu dan masa berlakunya penetapan. (Jangka waktu maksimal 1 bulan terhitung sejak penyelenggaraan sosialisasi rencana penetapan sampai dengan ditetapkan oleh pejabat berwenang, sedangkan masa berlakunya penetapan lokasi pelabuhan adalah 2 (dua) tahun, lebih dari itu harus ditinjau kembali). Pengumuman penetapan melalui media masa dan papan pengumuman di kantor pejabat yang berwenang untuk mengumumkan, maksimal 1 (satu) bulan setelah penetapan.

5. Publikasi hasil penetapan

41

Pemeriksaan Mutu Pelayanan Kapal -kapal SDP yang akan dioperasikan dalam Kabupaten

1. Pengumuman (sosialisasi dan penyampaian informasi)

1. Kapal-kapal SDP yang akan dioperasikan terlebih dahulu dilakukan : a. uji coba kesesuaian pada lintasan dan pelabuhan yang tersedia; b. Pemeriksaan terhadap fasilitas pelayanan kapal. 2. Persyaratan pemberian rekomendasi pengoperasian kapal SDP : a. Persyaratan Administrasi :

Posisi 16/05/2001

Page 41 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 1) 2) 3) 4)

KETERANGAN (4) Memiliki Surat Ijin Usaha (kapal SDP) Permohonan Surat Ijin Trayek (kapal S&D) Permohonan Surat Ijin Operasi (kapal Penyeb) Surat-surat/dokumen Kelaikan & Kesempurnaan Kapal

5) Gambar kontruksi kapal b. Persyaratan Teknis : 1) Fasilitas pelayanan penumpang, barang dan/atau kendaraan supaya diatur sedemikian sehingga menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan 2) Sesuai ketentuan kelaikan kapal (IMO & SOLAS) 3) Klasifikasi kapal untuk kapal penyeberangan 4) Ordonansi kapal pedalaman untuk kapal S & D 3 Permohonan pemeriksaan mutu pelayanan kapal ditujukan kepada : a. Dinas Perhubungan setempat; b. Kantor LLASD setempat

2. Penerimaan berkas permohonan

Apabila terdapat kekurangan persyaratan administrasi dan teknis, supaya pemohon dapat melengkapi dikemudian hari. Melakukan penelitian kelengkapan dan kebenaran persyaratan administrasi dan teknis setelah permohonan diterima secara lengkap.

3. Penelitian berkas permohonan

Posisi 16/05/2001

Page 42 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 4. SDM

KETERANGAN (4) Persyaratan SDM pemeriksa mutu pelayanan kapal SDP yang akan diroperasikan adalah Minimal lulusan DIII LLASD / sederajat Penerbitan / penolakan dilakukan selambat-lambatnya ditetapkan dalam waktu 14 hari setelah dilakukan penelitian berkas permohonan. 1. Biaya pemeriksaan mutu pelayanan kapal ditetapkan dengan Peraturan Daerah 2. Sistem informasi manajemen : a. Bagan alir mekanisme proses pemeriksaan mutu pelayanan kapal SDP yang akan dioperasikan b. Program pelaksanaan pemeriksaan c. Pelaporan d. Pengolahan data e. Tindak lanjut hasil pemeriksaan 1. Waktu pengawasan kinerja kapal SDP minimal 1 kali dalam 1(satu) tahun Selain pengawasan rutin/berkala juga dilakukan pengawasan secara insidentil bilamana terjadi/hal-hal yang khusus 2. Dasar pengawasan pemenuhan mutu pelayanan Sarana Angkutan SDP a. Kelengkapan Administrasi 1) Surat Ijin Usaha Kapal Sungai dan Danau

5. Penerbitan / Penolakan

6. Publikasi

42

Pengawasan pemenuhan mutu pelayanan Sarana Angkutan SDP

Pelaksanaan pengawasan

Posisi 16/05/2001

Page 43 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) 2) Surat Ijin Trayek kapal Sungai dan Danau 3) Surat Ijin Operasi kapal penyeberangan 4) Surat/surat Dokumenkelaikan kapal dan kesempurnaan kapal b. Pedoman Teknis 1) Mengacu Juknis Persyaratan Pelayanan Minimal Kapal SDP 2) Sesuai ketentuan kelaikan kapal (IMO dan SOLAS) 3) Klasifikasi kapaluntuk kapal Penyeberangan. 4) Ordonansi kapal pedalaman untuk kapal Sungai dan Danau

SDM Pengawas

Persyaratan SDM untuk pengawasan pemenuhan mutu pelayanan Sarana Angkutan SDP Minimal DIII LLASD/sederajat dengan masa kerja 2 (dua) tahun Pengawasan dilakukan secara khusus untuk menindaklanjuti adanya pengaduan masyarakat 1. Secara periodik terhadap sistem pengawasan; 2. Mengevaluasi hasil pengaduan masyarakat. 1. Adanya sanksi terhadap operator yang tidak mmenuhi mutu pelayanan; 2. Adanya penambahan, perbaiakan fasilitas untuk meningkatkan mutu pelayanan. Sistem Informasi Manajemen pengawasan adalah :

3 4 5

Pengaduan masyarakat Evaluasi pengawasan Pengumuman hasil pengawasan

Posisi 16/05/2001

Page 44 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2) 6

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) Publikasi

KETERANGAN (4) a. Bagan alir mekanisme proses pengawasan pemenuhan mutu pelayanan Sarana Angkutan SDP b. Program pelaksanaan pengawasan c. Pelaporan d. Pengolahan data e. Tindak lanjut hasil pengawasan

43

Pengawasan bahan dan barang berbahaya dengan angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

1. Pelaksanaan Pengawasan.

1.

a ) Waktu pengawasan. = Secara berkala, rutin dan Kondisi Emergency b) Tugas pengawasan meliputi : Pengkategorian dan klasifikasi barang berbahaya didasarkan pada IMDG Code-IMO Bahan dan barang berbahaya harus dikemas dan diberi label sesuai persyaratan yang diatur IMDG Code-IMO Diadakan pemisahan terhadap bahan dan barang berbahaya sesuai kelasnya Kapal harus diawaki cukup, dilengkapi dengan radio komunikasi yang berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi antara pemimpin kapal dengan pusat pengendali operasi atau sebaliknya Tidak dibenarkan memuat dua jenis bahan dan barang berbahaya yang saling berlawanan sifatnya ke dalam sebuah alat angkut Setiap alat angkut bahan dan barang berbahaya harus dilengkapi dengan alat

Posisi 16/05/2001

Page 45 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) pencegahan / penaggulangan kebakaran.

2. Pengaduan / Laporan masyarakat.

2. Menampung masukan dari masyarakat dengan menyediakan fasilitas pendukungnya. (misalnya : kotak saran / kotak pengaduan) 3. Hasil pengawasan dikompilasi, dianalisa dan dievaluasi, selanjutnya untuk bahan laporan dan saran tindak lanjut kepada Instansi Pembina Teknis (Departemen Perhubungan), Gubernur dan Bupati/Walikota. Persyaratan Sumber Daya Manusia (SDM) minimal D.III LLASD / sederajat atau SLTA berpengalaman di bidang LLASD dan masa kerja minimal 3 tahun.

3. Evaluasi hasil pengawasan.

4. Sumber Daya Manusia.

4.

44.

Penyusunan Rencana Kebutuhan dan Lokasi Pembangunan Prasarana Angkutan Sungai di Kabupaten/Kota.

1. Perencanaan / Study.

1. Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Daerah dan Tata Ruang Nasional. 2. Mempertimbangkan kebutuhan pelayanan jasa transportasi. 3. Meningkatkan atau merangsang pertumbuhan ekonomi. 4. Menciptakan keterpaduan intra dan antar moda transportasi. 5. Mempertimbangkan kondisi geografis, hidrografi dan topografi. 6. Menyesuaikan dengan Rencana Umum Jaringan

Posisi 16/05/2001

Page 46 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) Transportasi Daerah dan Nasional. 7. Memperhatikan skala prioritas dan tahapan program berdasarkan kebutuhan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 8. Melaksanakan Studi Kelayakan dan Amdal.

2. Publikasi / Sosialissi

Rencana penyusunan kebutuhan dan lokasi pembangunan prasarana angkutan sungai di kabupaten/kota harus diumumkan melalui media masa dan /atau papan pengumuman di kantor pejabat yang berwenang mengumumkan. Tanggapan / peran serta masyarakat harus diperhatikan dan dievaluasi agar tidak terjadi gejolak masyarakat. Pejabat yang berwenang menetapkan keputusan. 1. Studi kelayakan yang harus dilaksanakan meliputi : a. Survey hidrografi, bathymetri dan topografi serta penyelidikan tanah; b. Survey, identifikasi dan inventarisasi angkutan sungai; c. Survey angkutan sungai meliputi antara lain : asal tujuan, trayek dan jenis sarana; d. Analisis sosial ekonomi dan permintaan angkutan sungai; e. Analisis dan evaluasi kelayakan pembangunan dan pemeliharaan alur;

3. Tanggapan 4. Penetapan 45. Pembangunan dan Pemeliharaan Alur Perairan Daratan. 1. Menyiapkan Studi Kelayakan.

Posisi 16/05/2001

Page 47 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) f. Kelestarian lingkungan / Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan. Yang dimaksud dengan alur perairan daratan adalah sungai, danau, waduk, terusan dan kanal.

2. Menyiapkan Desain Rinci.

2. Desain Rinci meliputi : a. b. c. d. Penetapan Lokasi; Tata Letak; Perhitungan Konstruksi; Gambar Desain;

e. Rencana Anggaran Biaya; f. Waktu Pelaksanaan. Penetapan lokasi dan tata letak diperlukan dalam hal pembangunan alur baru antara lain : pembangunan terusan baru, pembuatan sudetan, pembangunan lock chamber dan lain lain. 3. Melaksanakan Pembangunan dan Pemeliharaan Alur Perairan Daratan. 3. Pembangunan dan Pemeliharaan Alur Perairan Daratan : a. Mempertimbangkan : 1) Rencana Umum Tata Ruang (RUTR); 2) Keterpaduan inter dan antar moda transportasi;

Posisi 16/05/2001

Page 48 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) 3) Pertumbuhan ekonomi. b. Memenuhi Persyaratan Teknis : 1) Standar Keselamatan; 2) Standar Sarana dan Prasarana; 3) Standar Upaya Pengelolaan Lingkungan ( UPL ) dan Rencana Kegiatan Pemantauan Lingkungan ( RKL ); 4) Standar Teknis Pembangunan Alur Perairan Daratan meliputi : Kedalaman alur, lebar alur dan ruang bebas udara; 5) Standar Pemeliharaan Alur.

4. Sosialisasi rencana pembangunan dan pemeliharaan alur perairan daratan.

4. Sosialisasi rencana pembangunan dan pemeliharaan alur dilaksanakan melalui papan informasi dan brosur / leaflet guna mendapat masukan dari masyarakat.

46

enetapan jaringan trayek sungai di Kabupaten/Kota dan pemberian ijin

1. Penetapan Jaringan Trayek sungai di Kabupaten/Kota

Dasar Pertimbangan Penetapan jaringan trayek sungai di kabupaten/Kota memperhatikan:

Posisi 16/05/2001

Page 49 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2) penggunaan jaringan lintas sungai di Kabupaten/Kota

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) a) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; b) Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan sekunder; c) Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan primer; d) Rencana Umum Jaringan Jalan Kabupaten/Kota. e) Jaringan trayek yang akan ditetapkan sesuai dengan Master Plan / Rencana Induk Kabupaten / Kota; f) Mengikut sertakan semua pihak yang terkait / berkepentingan dalam penetapan jaringan trayek sungai. g) Memenuhi persyaratan untuk lalu lintas dan angkutan sungai antara lain : 1) Kondisi perairan : Kedalaman, arus, pasang surut, gelombang, alur pelayaran dan ruang olah gerak untuk kolam pelabuhan. 2) Memperhatikan aspek keselamatan sarana dan prasarana angkutan. 3) Memperhatikan Kelestarian Lingkungan

2. Tata Cara Penetapan

Penetapan Jaringan trayek sungai di Kabupaten / Kota meliputi kegiatan: Pengumpulan dan pengelolaan data primer & sekunder Analisis bangkitan perjalanan Analisis distribusi perjalanan Analisis pemilihan sarana angkutan Analisis pembebanan jaringan Analisis kebutuhan jaringan pelayanan

Posisi 16/05/2001

Page 50 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 3. Penetepan jaringan trayek angkutan sungai oleh pejabat yang berwenang

KETERANGAN (4) Masa berlaku penetapan jaringan trayek , berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan apabila selama waktu tersebut belum dilakukan kegiatan pada jaringan trayek tersebut , maka penetapan jaringan trayek tersebut akan ditinjau kembali, apabila dalam peninjauan kembali telah terdapat banyak perubahan , maka harus dipertimbangkan terhadap jaringan trayek lainnya. Pemberian Izin penggunaan jaringan lintas sungai di Kabupaten / Kota diterima atau ditolak setelah memperhatikan pertimbangan permohonan secara lengkap. Lamanya masa berlaku izin penggunaan jaringan trayek ditentukan oleh Pemda setempat, dan apabila selama waktu yang ditetapkan tersebut belum dilakukan perpanjangan , maka izin penggunaan jaringan trayek tersebut akan ditinjau kembali, Sosialisasi/publikasi melalui media masa guna mendapat dukungan dan tanggapam masyarakat

4. Pemberian dan Pemberlakuan Izin

5. Penyelengaraan Sosialisasi rencana penetapan jaringan trayek 47 Penetapan lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota 1) Penetapan lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota

Dasar Pertimbangan Penetapan lintas penyeberangan dalam kabupaten/Kota memperhatikan: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan sekunder; Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan

Posisi 16/05/2001

Page 51 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) primer; Rencana Umum Jaringan Jalan Kabupaten/Kota. Lintas penyeberangan yang akan ditetapkan sesuai dengan Master Plan / Rencana Induk Kabupaten / Kota;

2) Tata Cara Penetapan

Penetapan lintas penyeberangan dalam Kabupaten / Kota meliputi kegiatan: a) Pengumpulan dan pengelolaan data primer & sekunder b) Analisis bangkitan perjalanan c) Analisis distribusi perjalanan d) Analisis pemilihan sarana angkutan e) Analisis pembebanan jaringan f) Analisis kebutuhan jaringan pelayanan

3) Penetapan lintas penyeberangan oleh pejabat yang berwenang

Jangka waktu dikeluarkannya penetapan lintas penyeberangan setelah memperhatikan persyaratanpersyaratan yang telah ditentukan, selambat-lambatnya 2 (dua) tahun dan apabila selama waktu tersebut belum dilakukan kegiatan pada lintas penyeberangan tersebut , maka penetapan lintas penyeberangan tersebut akan ditinjau kembali, apabila dalam peninjauan kembali telah terdapat banyak perubahan , maka harus dipertimbangkan terhadap lintas penyeberangan lain. Sosialisasi dilakukan melalui media masa guna

4.) Penyelengaraan sosialisasi

Posisi 16/05/2001

Page 52 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) mendapat dukungan dari masyarakat,

rencana penetapan lintas penyeberangan .


48. Izin pembuatan tempat penimbunan kayu ( logpond ), jaring terapung dan keramba di alur perairan daratan. 1. Publikasi persyaratan pengurusan izin.

1. Persyaratan pengurusan izin dipublikasikan melalui papan informasi dan leaflet / brosur pengurusan izin . a. Persyaratan Administrasi : 1) Memiliki Surat Izin Usaha HPH ( untuk logpond ) atau Hak Pengusahaan Perikanan ( untuk jaring terapung dan keramba ); 2) Memiliki tenaga ahli, NPWP dan Surat Keterangan Domisili Perusahaan; 3) Peta lokasi yang diajukan; 4) Data data Hydrografi, Bathymetri dan Topografi lokasi yang diajukan; 5) Biaya pengurusan izin ditetapkan dengan Peraturan Daerah atau Surat Keputusan; 6) Permohonan izin ditujukan kepada Bupati atau Walikota sesuai dengan lokasi yang diajukan; b. Persyaratan Teknis : 1) Pada lokasi yang diajukan izinnya masih memungkinkan untuk pembuatan tempat penimbunan kayu ( logpond ) ,jaring terapung dan keramba berdasarkan survey lokasi; 2) Tidak mengganggu alur pelayaran; 3) Dimensi, bentuk dan konstruksi sesuai

Posisi 16/05/2001

Page 53 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) dengan standar teknis yang telah ditentukan; 4) Memperhatikan kelestarian lingkungan. Yang dimaksud dengan perairan daratan adalah sungai, danau, waduk, terusan dan kanal.

2. Penerimaan Berkas Permohonan Izin. 3. Penelitian Berkas Permohonan Izin.

2. Fasilitas untuk penerimaan berkas permohonan izin minimal harus disediakan loket / meja dan kursi. 3. Penelitian Berkas Permohonan izin dilakukan terhadap kelengkapan berkas dan legalitas data administrasi sesuai dengan persyaratan administrasi yang telah ditentukan. 4. Pelaksanaan survey adalah sebagai berikut : a. Survey lokasi tempat penimbunan kayu ( logpond ), jaring terapung dan keramba di alur perairan daratan harus dilaksanakan dengan mengikutsertakan instansi terkait / yang berkepentingan di dalam pemberian izin serta dibuatkan Berita Acara; b. Hasil survey lokasi harus disertakan dengan gambar lokasi.

4. Survey lokasi yang diajukan izinnya.

Evaluasi Hasil Survey Lokasi.

5. Evaluasi hasil survey lokasi dilaksanakan berdasarkan persyaratan teknis yang telah

Posisi 16/05/2001

Page 54 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2) 4

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) SDM untuk mengevaluasi hasil survei lokasi. 6

KETERANGAN (4) ditentukan. Persyaratan SDM untuk mengevaluasi hasil survei lokasi minimal D III LLASD atau sederajat dengan masa kerja minimal 2 ( dua ) tahun.

Penerbitan Surat Keputusan Pemberian Izin.

6. Keputusan diterima atau ditolak permohonan izin ditetapkan dengan Surat Keputusan, selambatlambatnya diterbitkan dalam waktu 14 ( empat belas ) hari kerja setelah berkas permohonan diterima lengkap dan survey lokasi dilaksanakan. Masa berlaku untuk pemberian izin berlaku selama 5 ( lima ) tahun dan apabila dalam jangka waktu 1 ( satu ) tahun sejak dikeluarkannya izin pembangunan tempat penimbunan kayu ( logpond ), jaring terapung dan keramba tidak dilaksanakan, maka dianggap batal

7. Publikasi Pemberian Izin.

7. Keputusan pemberian atau penolakan izin diumumkan pada papan informasi dan disampaikan kepada yang bersangkutan. 1. Persyaratan pengurusan izin dipublikasikan melalui papan informasi dan leaflet / brosur pengurusan izin : a. Persyaratan administrasi : 1) Memiliki SPK / Kontrak Kerja dan mendapat rekomendasi dari instansi yang terkait dalam hal

49.

Izin Pembangunan Prasarana yang melintasi Alur Perairan Daratan.

1. Publikasi persyaratan pengurusan izin.

Posisi 16/05/2001

Page 55 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) a). pembangunan prasarana; b). Memiliki tenaga ahli, NPWP dan surat keterangan domisili perusahaan; c). Peta lokasi yang diajukan izinnya; d). Data - data Hydrografi, Bathymetri dan Topografi lokasi yang diajukan; e). Biaya pengurusan izin ditetapkan dengan Peraturan Daerah atau Surat Keputusan; f). Permohonan izin ditujukan kepada Bupati atau Walikota sesuai dengan lokasi yang diajukan. b. Persyaratan teknis : 1) Mempertimbangkan kondisi geografi, hidrografi dan topografi; 2) Tidak mengganggu alur pelayaran; 3) Dimensi, bentuk dan konstruksi sesuai dengan standar teknis yang telah ditentukan; 4) Prasarana yang melintas dibawah alur harus ditanam sedalam minimal 2 ( dua ) meter di bawah dasar alur. 5) Memperhatikan kelestarian lingkungan; 6) Mempertimbangkan keamanan dan keselamatan pelayaran. Yang dimaksud dengan perairan daratan adalah sungai, danau, waduk, terusan dan kanal.

2. Penerimaan Berkas Permohonan Izin.

2. Fasilitias untuk penerimaan berkas permohonan izin menimal harus disediakan loket, meja dan kursi.

Posisi 16/05/2001

Page 56 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 3. Penelitian Berkas Permohonan Izin.

KETERANGAN (4) 3. Penelitian Berkas Permohonan izin dilakukan terhadap kelengkapan berkas dan legalitas data administrasi sesuai dengan persyaratan administrasi yang telah ditentukan. 4. Pelaksanaan survey adalah sebagai berikut : a. Survey lokasi prasarana yang melintasi alur perairan daratan harus dilaksanakan dengan mengikutsertakan instansi terkait / yang berkepentingan di dalam pemberian izin serta dibuatkan Berita Acara. b. Hasil dari survey lokasi prasarana yang melintasi alur perairan daratan harus disertakan dengan gambar lokasi.

4. Survey lokasi yang diajukan izinnya.

5. Evaluasi Hasil Survey Lokasi. 6 SDM untuk mengevaluasi hasil survei lokasi.

5.

Evaluasi hasil survey lokasi dilakukan berdasarkan persyaratan teknis yang telah ditentukan.

6 Persyaratan SDM untuk mengevaluasi hasil survei lokasi minimal D III LLASD atau sederajat dengan masa kerja minimal 2 ( dua ) tahun. 6. Keputusan diterima atau ditolak permohonan izin ditetapkan dengan Surat Keputusan, selambat lambatnya diterbitkan dalam waktu 14 ( empatbelas ) hari kerja setelah berkas permohonan diterima lengkap

6. Penerbitan Surat Keputusan Pemberian Izin.

Posisi 16/05/2001

Page 57 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) dan survey lokasi dilaksanakan. Masa berlaku untuk pemberian izin berlaku selama 5 ( lima ) tahun dan apabila dalam jangka waktu 1 ( satu ) tahun sejak dikeluarkannya izin pembangunan prasarana yang melintasi alur perairan daratan pada lokasi tersebut tidak dilaksanakan, maka dianggap batal.

7. Publikasi Pemberian Izin. Penetapan lokasi dan jenis rambu di sungai dan danau. Tata Cara Penetapan lokasi dan jenis rambu di sungai dan danau.

50.

7. Keputusan pemberian atau penolakan izin diumumkan pada papan informasi dan disampaikan kepada yang bersangkutan. 1. Penetapan lokasi dan jenis rambu di sungai dan danau ditetapkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota. 2. Penetapan lokasi dan jenis rambu di sungai dan danau tersebut berdasarkan hasil survey. 3. Tujuan survey adalah untuk menentukan lokasi dan jenis rambu sesuai dengan kebutuhan dan mengidentifikasi kondisi alur pelayaran. 4. Ruang lingkup pekerjaan survey, meliputi; a. Analisis dan evaluasi terhadap alur pelayaran yang membutuhkan rambu b. Inventarisasi hambatan alur pelayaran c. Membuat peta lokasi kebutuhan rambu, yang memuat; jenis, jumlah dan lokasi penempatan masing-masing rambu. d. Memberikan rekomendasi skala prioritas rambu

Posisi 16/05/2001

Page 58 of 72

No. (1) 51

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2) Pengoperasian Pelabuhan SDP yang tidak diusahakan yang melayani lintas dalam Kabupaten/Kota. 7

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) Jumlah hari kerja untuk pemberian penetapan pengoperasian maksimal 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima.

KETERANGAN (4) Persyaratan Pemberian Persetujuan Kelayakan Operasi Pelabuhan Sungai, Danau dan Penyeberangan yang tidak diusahakan: i. Persyaratan Administrasi: 1.1.Siap Administrasi berarti pelabuhan telah diserah-terimakan oleh Pempro kepada instansi terkait. 1.2.Siap Kerja berarti pelabuhan telah dilengkapi fasilitas kerja administrasi (meja, kursi, ATK, radio komunikasi dan lain-lain). 1.3.Siap Personil berarti telah siap dengan tenaga operasional (Ka UPT, TU, operasional dan fungsional) sesuai kelas pelabuhan. Pelaksana kegiatan di pelabuhan SDP yang tidak diusahakan sepenuhnya terdiri dari instansi Pemerintah Daerah. 1.4.Siap Dana berarti telah mempunyai rencana anggaran pembelanjaan operasional pelabuhan ii. Persyaratan Teknis 2.1.Siap Teknis adalah kondisi dimana pelabuhan telah melalui uji coba khusus maupun uji coba dalam proses serah terima proyek dan telah sesuai spesifiksi teknis. 2.2.Siap Fasilitas adalah kelengkapan pelabuhan atas fasilitas umum (fender, bolard, Movable Bridge, lapangan parkir, listrik, rambu dan lain-

Posisi 16/05/2001

Page 59 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) lain).

KETERANGAN (4)

2.3.Siap Tertib adalah kesiapan pelabuhan dalam program kegiatan, program perawatan dan program keamanan ketertiban.

Evaluasi prosedur operasional pelabuhan dan evaluasi pelayanan jasa.

Secara berkala dilakukan evaluasi (tiap bulan) untuk mengetahui tingkat kinerja operasi pelabuhan dan pelayanan jasa di pelabuhan antara lain: 1. Realisasi angkutan (kendaraan, penumpang, barang) 2. Realisasi pendapatan. 3. Evaluasi indikator kinerja pelabuhan

52.

Pembangunan Pelabuhan SDP yang tidak diusahakan yang melayani lintas dalam Kabupaten/Kota.

1. Pelaksanaan pembangunan.

a.Persyaratan Administrasi: 1) Ada ijin Mendirikan Bangunan (IMB). 2) Sesuai dengan Rencana Keburtuhan Angkutan SDP. 3) Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang/Wilayah. 4) Telah ada penetapan lokasi pelabuhan. 5) Unit kerja pengelola pelabuhan disiapkan dibawah koordinasi Dinas Perhubungan setempat. 6) Rencana pengoperasian dan pemeliharaan pelabuhan

Posisi 16/05/2001

Page 60 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) b.Persyaratan Teknis: 1) Design sesuai dengan peraturan umum bangunan dan persyaratan teknis pembangunan pelabuhan SDP. 2) Telah dilakukan tinjauan terhadap dampak lingkungan. 3) Sesuai dengan rencana kebutuhan angkutan SDP. 4) Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang /Wilayah

2. Pengawasan

- Memenuhi spesifikasi teknis sesuai dengan perencanaan pelabuhan SDP - Memenuhi Persyaratan Amdal Penetapan besaran tarif harus memperhati- kan : a. Kepentingan pelayanan umum b. Peningkatan mutu pelayanan jasa pelabu- han c. Kepentingan pemakai jasa pelabuhan d. Peningkatan kelancaran pelayanan jasa pelabuhan e. Pengembalian biaya f. Pengembangan usaha

53.

Penetapan Tarif Jasa Pelabuhan SDP yang tidak diusahakan yang melayani lintas dalam Kabupaten / Kota.

1. Prosedur Perhitungan Tarif Jasa Pelabuhan SDP. a. Struktur tarif pelayanan jasa kepelabuhanan merupakan kerangka tarif dikaitkan dengan tatanan waktu dan satuan ukuran dari setiap jenis pelayanan jasa kepelabuhanan. Jenis pelayanan jasa kepelabuhanan terdiri dari :

Posisi 16/05/2001

Page 61 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 1) 2) 3) 4) Tarif pelayanan jasa kapal Tarif pelayanan jasa barang Tarif pelayanan jasa alat Tarif pelayanan jasa kepelabuhanan lain-nya.

KETERANGAN (4)

b. Besaran tarif dihitung berdasarkan : Faktor biaya + margin keuntungan. Faktor biaya meliputi : Biaya operasional, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, biaya pegawai dan biaya umum.

2. Penetapan Tarif Jasa Pelabuhan SDP. 3. Proses pengajuan penyesuaian tarif jasa pelabuhan SDP.

Ditetapkan oleh Bupati / Walikota.

a. Konsep perhitungan tarif baru harus diusulkan terlebih dahulu kepada DPRD untuk mendapat persetujuan dan dibahas lebih lanjut.

Posisi 16/05/2001

Page 62 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) b. Sosialisasi minimal selama 3 bulan sebelum tarif diberlakukan c. Sebelum diberlakukan tarif baru terlebih dahulu dihimbau kepada penyelenggara pelabuhan untuk memperbaiki tingkat pelayanan dan melakukan efisiensi dalam proses pengelolaan dan peningkatan kesejahteraan karyawan.

4. Evaluasi tarif jasa pelabuhan SDP.

Evaluasi tarif dilakukan secara berkala (setiap tahun). Apabila pendapatan / penghasilan pengelolaan pelabuhan tidak sesuai dengan pengeluaran biaya operasional dapat diusulkan penyesuaian. a. Besaran tarif jasa pelabuhan SDP dipasang / ditempel disetiap pelabuhan ditempat yang mudah dilihat oleh umum. b. Menyediakan kotak saran / pengaduan disetiap pelabuhan. a. Konsep perhitungan tarif diusulkan terlebih dahulu kepada DPRD. b. Sosialisasi minimal selama 3 bulan sebelum tarif diberlakukan c. Melaporkan setiap kali ada perubahan tarif baru kepada Menteri Perhubungan dan Gubernur.

5. Pengawasan dan pelaksanaan tarif jasa pelabu han SDP.

6. Sistem informasi tarif jasa pelabuhan SDP.

Posisi 16/05/2001

Page 63 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 7. Masa berlaku tarif jasa pelabuhan SDP.

KETERANGAN (4) Tarif yang ditetapkan diberlakukan untuk jangka waktu minimal 1 tahun. 1. Kapasitas lintasan, apakah masih terbuka atau tertutup terhadap penambahan armada. 2. Persyaratan izin usaha angkutan penyeberangan a. Berbadan Hukum Indonesia yang dibuktikan dengan akte yang diketahui oleh Notaris, berbentuk Perseroan Terbatas, BUMN, BUMD atau Koperasi atau perorangan dengan bukti KTP Warga Negara Indonesia. Memiliki N.P.W.P Memiliki surat keterangan domisili perusahaan Pernyataan tertulis sanggup untuk memiliki sekurang-kurangnya 1 unit kapal penyeberangan berbendera Indonesia yang memenuhi persyaratan. izin usaha ditujukan kepada :

54.

Pemberian Izin Usaha Angkutan Penyeberangan

1. Publikasi ( sosialisasi dan penyampaian informasi ) 2. Penerimaan Berkas Permohonan.

b. c. d.

3. Penelitian Berkas

3. Permohonan

a. Bupati / Walikota setempat sesuai domisili perusahaan b. Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta, untuk pemohon yang berdomisili di DKI Jakarta.

Posisi 16/05/2001

Page 64 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) *) Apabila terdapat kekurangan dalam persyaratan administrasi, pemohon dapat melengkapi

4. Penerbitan / Penolakan

4. Keputusan diterima atau ditolak, selambatlambatnya ditetapkan dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap.

5. Publikasi (diperlukan apabila izin usaha dianggap melekat dengan izin operasi)

5. Pemberlakuan izin usaha angkutan : a. Setiap perusahaan/perorangan yang kegiatan usahanya bergerak dibidang angkutan penyeberangan wajib memiliki izin usaha, yang berlaku selama pengusaha yang bersangkutan masih menjalankan kegiatan usahanya dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. b. Izin usaha berlaku juga untuk cabang / perwakilan perusahaan yang bersangkutan diseluruh Indonesia 6. Izin usaha angkutan dicabut apabila : a. perusahaan tidak memenuhi kewajiban sesuai yang ditetapkan dalam izin usaha b. tidak melaksanakan kegiatan usahanya dalam

Posisi 16/05/2001

Page 65 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) waktu 3 (tiga) bulan setelah izin usaha diterbitkan c. tidak melaporkan kegiatan usahanya kepada pemberi izin d. tidak melaporkan apabila terjadi perubahan kepemilikan atau domisili perusahaan e. tidak melakukan kegiatan usaha angkutan penyeberangan 7. Prosedur pencabutan izin usaha angkutan penyeberangan dengan peringatan : a. peringatan tertulis sebanyak 3 kali berturut turut dengan tenggang waktu masing-masing 1 bulan b. apabila tidak diindahkan dilanjutkan dengan pembekuan izin usaha untuk jangka waktu 1 bulan c. apabila pembekuan tersebut habis jangka waktunya, izin usaha (SIUAP) dicabut. 8. Prosedur pencabutan izin usaha angkutan penyeberangan tanpa peringatan a. melakukan kegiatan yang membahayakan keamanan negara b. memperoleh izin usaha dengan cara tidak sah 9. Biaya pengurusan izin usaha angkutan penyeberangan :

Posisi 16/05/2001

Page 66 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) a. ditetapkan dengan Peraturan Daerah b. diumumkan/dicantumkan pada papan informasi dan leflet / brosur pengurusan izin usaha

55

Penerbitan Registrasi kapal Sungai dan Danau

1. Pengumuman (sosialisasi dan penyampaian informasi) 2. Penerimaan berkas permohonan

1 2

Registrasi kapal sungai dan danau berukuran GT 7 s/d GT 35 untuk memperoleh data kapal yang beroperasi. Persyaratan registrasi : a. Persyaratan Administrasi : 1) Memiliki Surat Ijin Usaha (kapal S &D) 2) Surat Ijin Trayek (kapal S&D) 3) Gambar kontruksi kapal 4) Mengisi formulir surat pendaftaran dan kelengkapan sarana ASD yang meliputi : - Keterangan kapal - Keterangan Mesin - Keterangan Pemilik - Tujuan penggunaan b. Persyaratan Teknis : 1) Pemeriksaan fisik kapal yang meliputi Konstruksi, pengukuran, perlengkapan alat keselamatan, alat pemadam kebakaran, tanda navigasi,perangkat telekomunikasi. 2) Pemeriksaan dokumen-dokumen / surat-surat kapal yang di lakukan oleh Syahbandar atau Pembantu syahbandar Sungai dan Danau

Posisi 16/05/2001

Page 67 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 3. Penelitian berkas permohonan 3

KETERANGAN (4) Permohonan registrasi ditujukan kepada : c. Dinas Perhubungan setempat; d. Kantaor LLASD setempat

4. Penerbitan / Penolakan

Apabila terdapat kekurangan persyaratan administrasi dan teknis, supaya pemohon dapat melengkapi dikemudian hari. Melakukan penelitian kelengkapan dan kebenaran persyaratan administrasi dan teknis setelah permohonan diterima secara lengkap. Penerbitan / penolakan dilakukan selambat-lambatnya ditetapkan dalam waktu 14 hari setelah dilakukan penelitian berkas permohonan. 1 2 3 Biaya registrasi ditetapkan dengan Peraturan Daerah Masa berlaku Surat Registrasi selama 1 (satu) tahun Sistem informasi manajemen : a. Bagan alir mekanisme proses penerbitan sertifikat registrasi kapal S & D. b. Program pengolahan data base c. Formulir isian pendaftaran d. Sistem pelaporan

5. Publikasi

56

Penetapan pengawakan kapal sungai dan Danau (penerbitan Surat Keterangan Kecakapan

1. Pengumuman (sosialisasi dan penyampaian informasi)

1. Awak Kapal bermotor sungai dan danau yang berukuran GT 7 s/d GT 35 dan tidak bermotor GT 35 s/d GT 105 harus mempunyai SKK

Posisi 16/05/2001

Page 68 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2) Awak Kapal Sungai dan Danau GT. 7 s/d GT 35)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3) 2. Penerimaan berkas permohonan

KETERANGAN (4) 2. Persyaratan penerbitan SKK : a. Persyaratan Administrasi : 1) Memenuhi PP No. 7 tahun 2000 tentang Kepelautan 2) Ketentuan umur minimal 17 tahun 3) Pendidikan Minimal SD (Pemohon) 4) Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Dokter b. Persyaratan Teknis : 1) Mengetahui peraturan mengenai Pencegahan Tabrakan diperairan daratan 2) Mengetahui perambuan Sungai dan Danau 3) Mengetahui dasar olah gerak kapal 4) Mengetahui pengaturan kapal dan bongkar muat 5) Mengetahui tata cara penggunaan tali temali 6) Mengetahui tata cara penggunaan P3K 7) Mengetahui tata cara pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran 8) Mengetahui pengoperasian dan pemeliharaan motor-motor penggerak 3. Mengisi formulir pendaftaran penerbitan SKK pada : a. Dinas Perhubungan setempat; b. Kantaor LLASD setempat Apabila terdapat kekurangan persyaratan administrasi dan teknis, supaya pemohon dapat melengkapi dikemudian hari. Melakukan penelitian kelengkapan dan kebenaran

3. Penelitian berkas permohonan

Posisi 16/05/2001

Page 69 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) persyaratan administrasi dan teknis setelah permohonan diterima secara lengkap.

4.

SDM Penguji SKK

Persyaratan SDM Untuk melakukan pengujian terhadap pemohon SKK adalah Minimal DIII pelayaran/perkapalan Penerbitan / penolakan dilakukan selambat-lambatnya ditetapkan dalam waktu 14 hari setelah dilakukan penelitian berkas permohonan. 1 2 Biaya penerbitan SKK ditetapkan dengan Peraturan Daerah Masa berlaku SKK selama 5 (lima) tahun

5. Penerbitan / Penolakan

6. Publikasi

Sistem informasi manajemen : a. Bagan alir mekanisme proses penerbitan SKK kapal S & D b. Program pengolahan dat base SKK c. Formulir isian d. Sistem Pelaporan 1. Pemeriksaan dan pengukuran kapal sungai dan danau yang berukuran GT 7 s/d GT 35 dilakukan bagi kapal yang akan dan sedang beroperasi 2. Persyaratan pemeriksaan dan pengukuran Persyaratan Administrasi dan teknis : 1) Permohonan pemeriksaan dan pengukuran kapal; 2) Gambar-gambar konstruksi kapal

57

Pemeriksaan dan pengukuran kapal sungai dan danau

1. Pengumuman (sosialisasi dan penyampaian informasi)

Posisi 16/05/2001

Page 70 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) 3) Pemeriksaan fisik kapal yang meliputi konstruksi, pengukuran, perlengkapan alat keselamatan kapal, alat pemadam kebakaran, alat navigasi, perangkat telekomunikasi. 3. Permohonan pemeriksaan dan pengukuran ditujukan kepada : a. Dinas Perhubungan setempat; b. Kantaor LLASD setempat

2. Penerimaan berkas permohonan

Apabila terdapat kekurangan persyaratan administrasi dan teknis, supaya pemohon dapat melengkapi dikemudian hari. Melakukan penelitian kelengkapan dan kebenaran persyaratan administrasi dan teknis setelah permohonan diterima secara lengkap. Persyaratan SDM untuk memeriksa dan mengukur kapal sungai dan danau sesuai dengan KM 36 tahun 1996 adalah Lulusan Diklat Pembantu Syahbandar. Penerbitan / penolakan dilakukan selambat-lambatnya ditetapkan dalam waktu 14 hari setelah dilakukan penelitian berkas permohonan. 1. Biaya pemeriksaan dan pengukuran ditetapkan dengan Peraturan Daerah 2. Masa berlaku Surat Ukur selama 5 (lima) tahun

3. Penelitian berkas permohonan

4. SDM

5. Penerbitan / Penolakan

6. Publikasi

Posisi 16/05/2001

Page 71 of 72

No. (1)

KEWENANGAN WAJIB KABUPATEN/KOTA (2)

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (3)

KETERANGAN (4) 3. Sistem informasi manajemen : a. Bagan alir mekanisme proses pemeriksaan dan pengukuran kapal SDP yang akan dioperasikan b. Program pelaksanaan pemeriksaan dan pengukuran c. Pelaporan d. Pengolahan data e. Tindak lanjut hasil pemeriksaan

Posisi 16/05/2001

Page 72 of 72

Anda mungkin juga menyukai