Anda di halaman 1dari 2

Perang Dingin merupakan suatu konflik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam berbagai bidang.

Perang Dingin ini ditujukan untuk memperlihatkan siapa yang paling kuat di antara keduanya, tetapi bukan dengan cara perseteruan militer secara langsung. Masa ini ditandai dengan tersebarnya pengaruh dan kontrol terhadap negara lain, baik dari Amerika Serikat maupun Uni Soviet. Uni Soviet yang pada saat itu berusaha untuk menyebarkan pengaruhnya, secara perlahan dibendung oleh Amerika Serikat. Ikutnya Amerika dalam persebaran pengaruh ini bukanlah hanya atas dasar mengikuti Uni Soviet. Amerika tidak mau negara-negara yang terkesan polos terpengaruh oleh Uni Soviet dimana hal itu dapat menyebabkan jatuhnya hegemoni Amerika Serikat. Geopolitik pada masa Perang Dingin ditandai dengan beberapa hal yang menunjukkan suatu sistem anti-komunisme. Pertama, munculnya domino theory yang dicetuskan oleh Harry S. Truman. Teori domino secara garis besar merupakan suatu efek jika satu negara jatuh ke tangan komunisme, negara-negara di sekitarnya juga akan berada di bawah pengaruh komunisme. Hal ini terjadi pada masa Perang Dingin di Asia Tenggara, tepatnya Vietnam. Vietnam yang pada saat itu sudah berada di bawah pengaruh komunisme dan mendapat dukungan dari Uni Soviet, dianggap dapat menjadi pintu bagi efek domino di Asia Tenggara. Amerika khawatir jika keadaan tersebut terus dibiarkan, komunisme akan menyebar hingga ke Indonesia, atau bahkan ke Australia yang merupakan sekutu dari Amerika. Oleh karena itu, Amerika membuat suatu kebijakan untuk membendung persebaran komunisme di Asia Tenggara, salah satunya adalah dengan containment policy yang dibuat oleh George F. Kennan. Ada beberapa strategi Amerika Serikat yang digunakan dalam usaha untuk tindakan antikomunisme tersebut, misalnya NATO dan SEATO dalam hal pertahanan dan keamanan. NATO (North Atlantic Treaty Organization) adalah organisasi yang dibentuk pada tahun 1949 sebagai respon atas meningkatnya tensi yang terjadi antara Blok Barat dan Blok Timur. Sedangkan SEATO (Southeast Asia Treaty Organization) merupakan organisasi bentukan Amerika Serikat pada tahun 1954 atas dasar kebijakan containment-nya. Keduanya bertujuan untuk membendung pengaruh yang disebarkan Uni Soviet yang sudah mulai menyebar ke seluruh bagian dunia. Berbeda dengan NATO yang sifatnya kerjasama militer, SEATO hanyalah wadah bagi negaranegara anggotanya untuk bertukar pikiran, dimana tidak ada kerjasama militer di antaranya. Selain itu, dalam bidang ekonomi, Amerika Serikat juga menerapkan kebijakan containment-nya

melalui Marshall Plan. Marshall Plan merupakan program unilateral yang direncanakan untuk membangun kembali perekonomian negara-negara di Eropa pasca Perang Dunia II. Marshall Plan bertujuan untuk mengurangi penderitaan melalui penanaman modal yang ditunjang dengan memasukkan persediaan Barat yang melimpah dalam bidang pertanian, perdagangan, industri, dan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai