Anda di halaman 1dari 17

Angka kematian EKN cukup tinggi. Pada tahun 1980 angka kematian EKN di Amerika Serikat adalah 29%.

Sedangkan di Rumah Sakit Anak & unda !arapan Kita pada tahun 1988"1989# dari $% penderita EKN dilap&rkan kematian ter'adi pada 19 ka(u( )%*#$%+.1 A , PEN-A!./.AN 1.1 /atar elakang

Enterokolitis nekrotikans (EKN) merupakan penyakit saluran cerna pada bayi baru lahir, ditandai dengan kematian jaringan luas yang terjadi pada dinding usus. Penyakit ini menjadi salah satu masalah pada bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBL !). Pada umumnya EKN lebih sering ditemukan pada bayi prematur daripada bayi cukup bulan. "aktor resiko penyebab terjadinya EKN adalah# kelahiran prematur, pemberian makanan enteral dini, perlukaan mukosa usus, dan adanya bakteri pada usus.$ %ngka kejadian EKN mencapai & ' pada bayi dengan berat badan lahir kurang dari $()) gram di seluruh dunia, dan cenderung meningkat pada akhir dekade ini. Beberapa penulis melaporkan angka kejadian berkisar antara $,(* +,(' pada bayi yang dira,at di -nit Pera,atan .ntensi/. %ngka kejadian EKN berbeda dari satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya. dalam mendiagnosis dan mengenali gejala dini penyakit ini.0 1iagnosis EKN di !umah akit 2ipto 3angunkusumo (! 23) 4akarta pada tahun &)*an jarang sekali ditegakkan. Ke,aspadaan terhadap penyakit ini baru meningkat sesudah tahun $5+0. Pada penelusuran catatan medik di sub bagian Perinatologi "K-.6! 23, sejak tahun $570*$57( menunjukkan $ kasus pada tahun $57), 0 kasus tahun $570, 8 kasus pada tahun $578, 9 kasus pada tahun $579 dan 8 kasus pada tahun $57(. 1ari gambaran kejadian ini terlihat bah,a penambahan kejadian justru pada saat digunakan alat canggih dalam penanganan neonatus.$ %ngka kematian EKN cukup tinggi. Pada tahun $57) angka kematian EKN di %merika erikat adalah 05'. edangkan di !umah akit %nak : Bunda ;arapan Kita pada tahun $577*$575, dari 8( penderita EKN dilaporkan kematian terjadi pada $5 kasus ((9,8').$ alah satu /aktor yang menyebabkan perbedaan angka kejadian penyakit ini adalah kemampuan

Enter&k&liti( nekr&tikan(

)EKN+

merupakan

pen0akit

(aluran cerna pada 1a0i 1aru lahir# ditandai dengan kematian 'aringan lua( 0ang ter'adi pada dinding u(u(. Pen0akit ini men'adi (alah (atu ma(alah pada 1a0i dengan 1erat 1adan lahir (angat rendah ) /SR+. Pada umumn0a EKN le1ih (ering ditemukan pada 1a0i prematur daripada 1a0i cukup 1ulan. 2akt&r re(ik& pen0e1a1 ter'adin0a EKN adalah3 kelahiran prematur# pem1erian makanan enteral dini# perlukaan muk&(a u(u(# dan adan0a 1akteri pada u(u(.1 1.2 ata(an 4a(alah !e/erat ini membahas mengenai patogenesis, diagnosis dan

penatalaksanaan enterokolitis nekrotikan pada bayi baru lahir. 1.$ 5u'uan Penuli(an Penulisan re/erat ini bertujuan untuk mengetahui patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan enterokolitis nekrotikan pada bayi baru lahir. 1.* 4et&de Penuli(an !e/erat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur.

,,

5,N6A.AN P.S5AKA

2.1 -e7ini(i Enterokolitis nekrotikans adalah kelainan pada saluran pencernaan berupa bercak atau nekrosis di/us pada mukosa atau submukosa kolon yang didapat dan paling sering terjadi pada bayi prematur dan dengan berat lahir sangat rendah0. 2.2 Epidemi&l&gi %ngka kejadian EKN sangat ber<ariasi antar negara bagian di %merika erikat, berkisar antara 8=07 ' dengan rata*rata & *$) ' terjadi pada bayi dengan berat lahir kurang dari $()) gram. Berbanding terbalik antara usia kehamilan saat lahir atau berat lahir dengan insiden EKN, artinya semakin cukup usia kehamilan atau semakin cukup berat lahir, semakin rendah resiko terjadinya EKN8. Enterokolitis Nekrotikans lebih sering terjadi pada bayi laki = laki, dan beberapa penulis melaporkan angka kejadian lebih banyak pada orang a/rika daripada orang kulit putih ataupun ras hispanik. >alaupun kebanyakan neonatus

yang menderita EKN adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan preterm, namun (*$) ' dari kasus yang dilaporkan, juga terjadi pada bayi yang lahir pada usia kehamilan lebih dari 8& minggu. 1alam tiga dekade terakhir angka mortalitas yang disebabkan oleh EKN berkisar antara $)*8) ' dengan tren menurun seiring dengan semakin berkembangnya advances neonatal care8. 2.$ Eti&l&gi dan 2akt&r Re(ik& Etiologi EKN hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini erat kaitannya dengan terjadinya iskemik intestinal, /aktor koloni bakteri dan /aktor makanan. .skemik menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna, sehingga rentan pada in<asi bakteri. EKN jarang terjadi sebelum tindakan pemberian makanan dan sedikit terjadi pada bayi yang mendapat % .. Bagaimananapun, sekali pemberian makanan dimulai, hal itu cukup untuk menyebabkan proli/erasi bakteri yang dapat menembus dinding saluran cerna yang rusak dan menghasilkan gas hidrogen. ?as tersebut bisa berkumpul dalam dinding saluran cerna (pneumotosis intestinalis) atau memasuki <ena portal9. Enterokolitis nekrotikans sering dihubungkan dengan dengan /aktor resiko spesi/ik, antara lain @ pemberian susu /ormula, as/iksia, Intrauterine Growth Restriction (IUGR), polisitemia 6 hiper<iskositas, pemasangan kateter umbilikal, gastroskisis, penyakit jantung ba,aan, dan mielomeningokel9. Enterokolitis nekrotikan bisa timbul sebagai kumpulan penyakit atau penyakit dominan di -nit !a,at .ntensi/ Neonatus. Beberapa kumpulan tampaknya berhubungan dengan organisme spesi/ik (misalnya Klebsiella, Escherichia coli, Staphylococcus koagulase negati!), tetapi sering kuman patogen spesi/ik tidak diketahui9. 2.* Pat&gene(i( >alaupun etiologi EKN masih kontro<ersi, analisis epidemiologi penyakit ini telah mengidenti/ikasi beberapa /aktor resiko utama, yaitu prematuritas, makanan enteral, iskemik ataupun as/iksia intestinal, dan kolonisasi bakteri. tudi terakhir menunjukkan hubungan nekrosis usus. /aktor resiko ini dengan terjadinya tudi ini menggambarkan bagaimana kerusakan mukosa juga

berhubungan dengan terganggunya sistem imun yang mengakibatkan akti<asi mediator in/lamasi, yang pada akhirnya menimbulkan sindrom respon in/lamasi sistemik+.

$. Prematuritas+ Lebih dari 5) ' kasus EKN terjadi pada bayi prematur, berat badan lahir rendah, dan telah menjadi /aktor resiko utama. >alaupun banyak perbedaan antara bayi prematur dengan bayi cukup bulan, mekanisme yang bertanggung ja,ab terhadap predileksi EKN pada kondisi EKN masih belum dipahami sepenuhnya. Penelitian yang dilakukan pada manusia dan he,an telah mengidenti/ikasi perubahan dalam komponen = komponen sistem pertahanan usus, motilitas, kolonisasi bakteri, regulasi aliran darah, dan berperan dalam terjadinya kerusakan pada usus. reaksi in/lamasi yang

0. .skemik intestinal atau as/iksia8

;asil suatu studi pada he,an baru lahir menunjukkan perbedaan sirkulasi saluran cerna yang menjadi predisposisi terjadinya EKN. !esistensi pembuluh darah basal saluran cerna meningkat pada /etus, dan menurun dengan signi/ikan segera setelah lahir, menimbulkan peningkatan kecepatan aliran darah saluran cerna yang dibutuhkan untuk pertumbuhan saluran cerna dan somatik yang kuat. Perubahan pada resistensi <askular tergantung pada keseimbangan antara molekul dilator (nitrat oksida) dan konstriktor (endotelin), dan juga respon miogenik. tudi menunjukkan bah,a bayi baru lahir memiliki penyimpangan respon terhadap stres sirkulasi, yang menyebabkan penurunan aliran saluran cerna atau resistensi <askuler. 1alam respon terhadap hipotensi, he,an baru lahir menunjukkan de/ek tekanan*autoregulasi aliran darah, menyebabkan penurunan penyediaan oksigen saluran cerna dan oksigenasi jaringan. ebagai tambahan, pada hipoksemia arteri, sirkulasi hipoksemia, terjadi <asodilatasi dan saluran cerna bayi baru lahir memiliki respon yang berbeda dari he,an yang lebih tua. >alapun setelah peningkatan per/usi saluran cerna, hipoksemia berat akan menyebabkan <asokonstriksi dan iskemia atau hipoksia saluran cerna, dimediasi oleh tidak adanya produksi nitrat oksida. Kebanyakan mediator kimia (nitrat 5

oksida, endotelin, substansi P, norepine/rin, dan angiotensin) berdampak pada <asomotor , regulasi nekrosis jaringan+. Nekrosis dimulai di mukosa dan dapat berkembang mengenai seluruh lapisan dinding saluran cerna, menyebabkan per/orasi yang berikutnya menyebabkan peritonitis dan udara bebas intra*abdomen. Per/orasi umumnya terjadi di ileum terminal, kolon dan lebih jarang terjadi di usus kecil bagian proksimal. kematian dapat terjadi .
9

abnormal menghasilkan penekanan

autoregulasi sirkulasi, mengarah pada iskemia saluran cerna dan

epsis terjadi pada 88' bayi dan

8. Pemberian makanan secara enteral8

Kebanyakan kasus EKN terjadi setelah pemberian makanan secara enteral yang diberikan kepada bayi prematur. Pada beberapa kasus yang pernah dilaporkan pada beberapa dekade yang lalu, EKN terjadi beberapa hari setelah pemberian makanan yang pertama, tapi pada laporan kasus yang terjadi pada $55)*an EKN yang terjadi pada BBL !, terdiagnosis setelah beberapa minggu. %danya perbedaan kasus diatas telah memberikan pemahaman baru bagaimana pera,atan terhadap neonatus, seperti pemberian makanan hipokalori dengan jumlah sedikit, dan ditingkatkan secara perlahan, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya EKN. >alaupun hubungan antara makanan enteral dan EKN masih belum dipahami sepenuhnya, tapi beberapa studi membuktikan pentingnya pemberian %ir osmolalitas. Pada penelitian secara prospekti/ yang pernah dilaporkan, didapatkan penurunan ()' angka kejadian EKN dengan pemberian % ., terutama pada bayi BBL!. % . mengandung berbagai /aktor bioakti/ yang mempengaruhi imunitas, in/lamasi, dan proteksi mukosa, termasuk sekresi .mmunoglobulin % (.g%), leukosit, lakto/erin, lisoAim,musin, sitokin, /aktor pertumbuhan, enAim, oligosakarida, dan asam lemak tak jenuh usu .bu (% .), yang memang berbeda dengan susu /ormula, baik dari segi jumlah, komposisi, dan

rantai ganda, yang mana sebagaian besar tidak terkandung pada susu /ormula. istem pertahanan mukosa saluran cerna didapatkan dari % ., seperti /aktor pertumbuhan epidermal, asam lemak tak jenuh rantai ganda, platelet activating !actor acetylhydrolase, .g% dan makro/ag yang e/ekti/ dalam menurunkan penyakit ini pada he,an, ,alaupun belum sepenuhnya terbukti e/ekti/ pada percobaan manusia. 9. Kolonisasi Bakteri0,+ In Utero, usus janin terus dibasahi dalam cairan amnion yang steril, diperkaya dengan nutrisi, hormon, dan /aktor*/aktor pertumbuhan yang membantu perkembangan dari traktus intestinal. aat lahir, bayi akan meninggalkan lingkungan yang steril tersebut. Pemberian % . pada bayi akan membentuk kolonisasi beberapa jenis organisme pada minggu pertama kehidupan, termasuk spesies anaerob seperti "i!idobacteria dan #actobacill$ 1ibandingkan dengan bayi yang dira,at !umah akit, saluran cerna pada bayi yang prematur memiliki spesies bakteri yang sedikit, dan bakteri anaerob yang lebih sedikit atau mungkin sama sekali tidak ada. Kolonisasi oleh bakteri komensal membuat sebuah /lora usus yang stabil dan sangat penting bagi perkembangan struktur intestinal. Bakteri komensal mampu meningkatkan dan menjaga kesatuan sebagai mukoprotektor dengan menurunkan produksi mukus, memperkuat Intestinal %ight &unction, memproduksi Aat*Aat racun yang mela,an bakteri aerobik, dan menurunkan p; intralumen. Ketidakseimbangan kolonisasi bakteri, dimana terdapat

ketidakseimbangan antara bakteri patogen dan komensal menyebabkan dominasi dan proli/erasi patologis yang dilakukan oleh bakteri patogen. Bukti terakhir menunjukkan bah,a kontaminasi dan kolonisasi bakteri pada pemberian makanan /ormula melalui 'asogastric tube (N?B) pada bayi prematur merupakan predisposisi pada beberapa bayi untuk terjadinya EKN. 3ekanisme spesi/ik bagaimana inisiasi bakteri dalam kejadian EKN belum sepenuhnya dimengerti, namun pada kebanyakan kasus ditemukan bah,a dinding sel bakteri patogen menghasilkan endotoksin, dan beberapa komponen akti/ menyerupai reseptor di epitel usus, dan mengakti<asi mediator in/lamasi yang memicu kerusakan usus.

9am1ar 2.*.1

;ypothetical e<ents in the pathophysiology o/ neonatal necrotiAing enterocolitis +

2.% -iagn&(i( 8

3enurut >;C (0))7), tanda*tanda umum pada EKN meliputi0 @ a. 1istensi perut atau adanya nyeri tekan b. Boleransi minum yang buruk c. 3untah kehijauan atau cairan kehijauan keluar melalui pipa lambung d. 1arah pada /eses e. Banda*tanda umum gangguan sistemik @ %pneu Berus mengantuk atau tidak sadar 1emam atau hipotermi

Kriteria BellDs menurut ?omella@ tadium $ (suspek EKN) a. kelainan sistemik @ tandanya tidak spesi/ik, termasuk apnu, bradikardia, letargi dan suhu tidak stabil. b. kelainan abdominal @ termasuk intoleransi makanan, rekuren residual lambung, dan distensi abdominal. c. kelainan radiologik @ gambaran radiologi bisa normal atau tidak spesi/ik. tadium 0 (terbukti EKN) a. kelainan sistemik @ seperti stadium $ ditambah dengan nyeri tekan abdominal dan trombositopenia. b. kelainan abdominal @ distensi abdominal yang menetap, nyeri tekan, edema dinding usus, bising usus hilang dan perdarahan per rektal. c. kelainan radiologik @ gambaran radiologi yang sering adalah pneumatosis intestinal dengan atau tanpa udara <ena porta atau asites. tadium 8 (EKN lanjut) a. kelainan sistemik @ termasuk asidosis respiratorik dan asidosis metabolik, gagal na/as, hipotensi, penurunan

jumlah urin, neutropenia dan disse(inated intravascular coagulation (1.2). b. kelainan abdominal @ distensi abdomen dengan edema, indurasi dan diskolorasi. c. kelainan radiologik @ gambaran yang sering dijumpai adalah pneumoperitoneum.

9am1aran Radi&gra7ik -ini ?ambaran radiogra/ik dini yang mungkin tampak yaitu hilangnya batas dinding usus, elongasi usus, serta gas intestinal yang terdisorganisasi, dan atonik. Pengenalan gambaran tersebut sangat penting sehingga dapat dilakukan pengobatan dini dan komplikasi EKN dapat dihindari+,7. 9am1aran Radi&gra7ik Kla(ik %danya Pneumatisasi intestinalis dan gas dalam <ena porta merupakan gambaran radiogra/ik klasik yang dianggap sangat penting dalam diagnosis EKN. ?as dalam dinding usus bisa berlokalisasi di submukosa akan memberikan gambaran seperti garis (rel kereta api) pada penampang bujur atau sebagai cincin kembar pada penampang lintang. 3eskipun tanda ini sangat penting, kadang=kadang sukar mengenalinya+,7. Banda penting lainnya yang harus diperhatikan yaitu gas dalam <ena porta. ?ambaran menunjukkan garis lusen bercabang = cabang sesuai dengan percabangan <ena porta di daerah hepar. ?ambaran tersebut bisa juga muncul pada post kateterisasi <ena umbilikalis+,7. 9am1aran Radi&gra7ik Per7&ra(i

10

%danya gambaran per/orasi merupakan indikasi tindakan bedah, oleh karena itu penting bagi klinisi dan ahli radiologis untuk mengenali dan menemukan tanda dini per/orasi.

?ambaran radiogra/ik per/orasi yaitu@ $. 0. 8. 9. ?as bebas intraperitoneal 2airan bebas intraperitoneal ?as usus berkurang dengan lingkar asimetrik, Lingkar usus melebar persisten+,7

?ambar 0.&.$. Pneumatosis .ntestinal5

?ambar 0.&.0. Pneumoperitonium5

11

?ambar 0.&.8. ?as portal$)

2.8 5atalak(ana Prinsip dasar tatalaksana EKN yaitu menatalaksananya sebagai akut abdomen dengan ancaman terjadi peritonitis septik. Bujuannya adalah untuk mencegah perburukan penyakit, per/orasi intestinal, dan syok. 4ika EKN terjadi pada kelompok epidemis, para penderita perlu dipertimbangkan untuk isolasi5. %. Batalaksana 3edis Pengel&laan -a(ar $. Pasien dipuasakan untuk mengistirahatkan saluran cerna selama +* $9 hari (pada EKN stadium $ ,aktunya lebih singkat). Pemenuhan kebutuhan nutrisi dasar melalui parenteral total. 0. 8. 9. (. &. Lakukan dekompresi lambung dengan replogle orogastric tube atau lakukan suction berkelanjutan. Lakukan monitoring ketat pada <ital sign dan kondisi abdomen Lakukan monitoring perdarahan saluran cerna. Periksa semua cairan aspirasi lambung dan /eses, apakah ada perdarahan Perbaikan kondisi respiratorik sesuai yang dibutuhkan untuk memelihara parameter gas darah yang dapat diterima Perbaikan kondisi sirkulasi. Penggantian cairan mungkin dibutuhkan pada keadaan yang mengarah kepada syok. Penggunaan inotropik mungkin dibutuhkan untuk menjaga tekanan darah dalam batas normal +. Lakukan monitoring ketat terhadap intake dan output cairan. -sahakan untuk mempertahankan produksi urin $*8 mL6KgBB6jam.

12

;entikan pemberian kalium pada in/us jika pasien dalam keadaan hiperkalemia atau anuria. 7. Lepas pemasangan kateterisasi pada arteri dan <ena umbilikal dan ganti dengan kateterisasi arteri dan <ena peri/er, tergantung pada keparahan penyakit. 5. Lakukan monitoring hasil pemeriksaan laboratorium, Periksa hitung sel darah lengkap dan elektrolit tiap $0*09 jam hingga stabil. Lakukan kultur darah dan urin sebelum memulai pemberian antibiotik. $). Berikan antibiotik. Berikan antibiotik parenteral selama $) hari. 3ulai dengan pemberian %mpicillin dan ?entamicin (atau 2e/triaEone). Pertimbangkan pemberian Fancomycin (sebagai pengganti %mpicillin) pada keadaan penyakit sentral atau curiga in/eksi sta/ilokokus. Bambahkan 3etronidaAole atau 2lindamycin untuk meng*cover kuman anaerob, jika curiga terjadi peritonitis atau per/orasi usus. Penelitian terbaru tidak menganjurkan ataupun menolak penggunaan lakto/erin sebagai ad)uvant terapi antibiotik. $$. Lakukan monitoring adanya 1.2. Bayi pada EKN stadium .. dan ... dapat mengalami 1.2 dan membutuhkan !resh !ro*en plas(a dan cryoprecipitate. dibutuhkan. $0. Pemeriksaan radiogra/ik. +bdo(inal !lat plate dengan posisi lateral dekubitus pada pemeriksaan cross table lateral tiap &*7 jam pada stadium akut untuk medeteksi per/orasi usus. $8. Konsul bedah pada EKN ( stadium .. dan ...)5 Brans/usi P!2 dan trombosit mungkin juga

Pengel&laan * tadium .

erda(arkan -era'at Klini(

Puasa dan pemberian minum dapat diberikan setelah 8 hari perbaikan. %ntibotik spektrum luas selama 8 hari dan selanjutnya sesuai hasil kultur. * tadium ..% dan ..B Puasa selama 0 minggu.

13

Pemberian minum dapat dimulai setelah +*$) hari puasa jika pada pemeriksaan radiologi tidak tampak pneumatosis. Nutrisi parenteral 5)* $$) kal6kgBB6hari. Pemberian oksigen. Pemberian antibotik spektrum luas selama+*$) hari. Natrium bikarbonat 0 meG6kgBB jika terjadi asidosis metabolik. 1opamin dengan dosis rendah untuk memperbaiki sirkulasi darah usus.

* tadium ...% dan ...B Pengobatan stadium .. Fentilasi mekanik jika dibutuhkan. 4ika terdapat syok, segera atasi dengan pemberian cairan. Pemberian plasma segar dan dopamin untuk mempertahankan tekanan darah$). B. Batalaksana Bedah Pneumoperitonium merupakan indikasi mutlak untuk dilakukan inter<ensi bedah. .ndikasi relati/ pembedahan yaitu gas <ena portal, selulitis dinding abdomen, dilatasi segmen intestinal yang menetap dilihat dari radiogra/i (sentinel loop), massa abdomen yang nyeri dan perubahan kondisi klinis yang re/rakter terhadap tatalaksana medis5. 2. Pencegahan trategi yang berbeda telah disarankan untuk mencegah EKN. ;al ini termasuk penggunaan antibiotik enteral, penggunaan cairan parenteral secara bijak, pemberian .g? dan .g3 enteral, pemberian kortikosteroid antenatal, penundaan atau melambatkan pemberian makanan pendamping % ., pemberian % . dan penggunaan probiotik5. 2.8 Pr&gn&(i( 3anajemen medis gagal pada sekitar 0)*9)' pasien dengan

pneumatosis intestinal saat didiagnosis, $)*8)'nya meninggal dunia. Komplikasi a,al post operati/ antara lain in/eksi luka, dehiscence dan masalah stoma 14

(prolaps, nekrosis). Komplikasi lanjut antara lain striktur intestinal yang dapat muncul pada lokasi lesi yang mengalami nekrosis pada sekitar $)' pasien yang di tatalaksana secara bedah maupun medis. !eseksi dari striktur yang mengalami obstruksi merupakan tindakan kurati/. etelah reseksi intestinal yang masi/, komplikasi EKN post operati/ antara lain short bowel syndro(e (malabsorbsi, gagal tumbuh, malnutrisi), komplikasi yang berhubungan dengan kateter <ena sentral (sepsis, trombosis), dan cholestatic )aundice. Bayi prematur dengan EKN yang membutuhkan inter<ensi bedah atau yang mengalami bakteremia berada dalam resiko yang tinggi dalam pertumbuhan dan outcome neuro de<elopmental8. A ,,, PEN.5.P

$.1 Ke(impulan Enterokolitis Nekrotikan merupakan penyakit yang memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi pada bayi baru lahir, resiko meningkat pada bayi prematur dan bayi berat lahir sangat rendah. Kelainan ini diduga muncul sebagai akibat dari respon in/lamasi dari suatu iskemia intestinal, kolonisasi bakteri atau dan pemberian makanan enteral. Bayi prematur berbeda dibandingkan bayi*bayi aterm dan pasien yang lebih besar dalam beberapa hal antara lain pertahanan tubuh pada sistem pencernaan, motilitas intestinal, pola kolonisasi bakteri, autoregulasi aliran darah splanknikus, dan regulasi jalur in/lamasi. Bayi prematur menjadi lebih rentan diakibatkan sistem imun yang imatur yang mana tidak memadai dalam melindungi terhadap organisme patogen. 3encegah prematuritas, pemberial antibiotik enteral, penggunaan cairan parenteral secara bijak, pemberian .g? dan .g3 enteral, pemberian kortikosteroid antenatal, penundaan atau melambatkan pemberian makanan pendamping % ., pemberian % . dan penggunaan probiotik dapat menjadi pendekatan yang paling baik dalam mencegah EKN.

$.2 Saran

15

$. 0.

Perlu penanganan yang e/ekti/ pada bayi yang menderita EKN karena prognosis berhubungan dengan pengobatan. Perlu penelitian yang lebih lanjut mengenai EKN agar diagnosis dan penatalaksaan bayi dengan EKN dapat dilakukan dengan tepat dan cepat.

-A25AR P.S5AKA

$.

uraatmaja

.Kapita

elekta ?astroentrologi %nak. 4akarta @

agung

seto. 0))+#h@$9&. 2. Kitterman 4.Enterokolitis Nekrotikan. 1alam@ Buku %jar Pediatri !udolph Fol. $. Ed 0).4akarta@E?2.0))&#h@05+*8)) 8. PiaAAa %4, toll B4.1igesti<e o/ ystem Pediatric.Ed 1isorder.1@Kliegman !3,et all.Nelson BeEtbook $7.Philadelphia. aunders

Else<ier.0))+#h@+((*+(& 4. >illiam 4 2, 0)$). NecrotiAing Enterocolitis. 3erck harp : 1ohme 2orp. 1iunduh dari@ http@66,,,.merck.com tanggal )8 4uli 0)$). (. La<ene 3., Budehope 1., &. inha .Essensial Neonatal 3edicine.Ed 9.%ustralia@Black,ell Publishing.0))7#h@0(9*0(+ 2laud E2,2aplan 3.NecrotiAing Enterocolitis.1alam@>alker >%,et all.Pediatric?astrointestinal1isease.3assachuset@3c?ra,;ill.0))9#h@7+8 *7++ +. 2aplan 3.Neonatal NecrotiAing Enterocolitis.1alam@3artin !4,"anaro// %%,>alsh 1iseases 32."anaro/ o/ the and 3artinDs and Neonatal*Perinatal 3edicine "etus .n/ant.Ed 7.Philadelphia@3osby

Else<ier@0))& #h$9)8*$9$) 7. 1aneman %,>ood,ard necrotiAing : de % il<a 3.Bhe radiology o/ neonatal re<ie, o/ 9+ cases and the enterocolitis(NE2)@

literature.,ediarl$ Radiol$$5+7#h@+)*++

16

5.

pringer 2.NecrotiAingEnterocolitis.1iunduhdari http@66,,,.emedicine.medscape.com6artikel65++5(&. 1iakses tanggal $0 4uli 0)$)

$). ?ambar diunduh dari http@66,,,.pediatrie.be6NE2!CBH '0)ENBE!C2CL.htm. 1iakses tanggal $0 4uli 0)$) $$. Kogurt $0. ?omella $8. ukadi 3 .Early BL, rontgen patterns 31 : as a Eyal guide to prompt diagnosis.Radiology$$5+5#h@8&+*8+) 2unningham Berapi "?.Neonatology.Ed Pada Kesehatan Bayi Baru %nak &.Philadelphia@3cgra,;ill.0)$)#h@(5)*(59 %.Pedoman Penyakit .lmu Lahir.Bandung@Bagian6 3" "K-P6! ; .0))0#h@08*0& $9. Ne,ell 4.?astrointestinal 1isorders. 1alam@ !ennie 43,!oberton N!2. o/ Neonatology. Edisi 8. Philadelphia@ 2rurchill BeEtbook

Li<ingstone.$555#h@+9+*+(( $(. Lissauer B, 2layden ?. .llustrated BeEtbook o/ Paediatrics.Ed 8.3osby Else<ier.0))7#h@$(9*$((

17

Anda mungkin juga menyukai