Abstraksi
Saat ini bahan bakar minyak atau energi yang berasal dari fosil (fossil energy) semakin langka.
Kenyataan ini mengharuskan manusia untuk selalu berusaha mendapatkan sumber-sumber bahan
bakar alternatif. Energi terbarukan dari tumbuh-tumbuhan sangat mungkin dikembangkan di
Indonesia antara lain biodiesel dari tanaman jarak pagar, kelapa sawit, kedelai atau methanol dan
ethanol dari biomassa, tebu, jagung, ketela, dan lain-lain. Keuntungan lain dari pemanfaatan ethanol
dari tumbuh-tumbuhan adalah bersifat ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
ethanol dari ketela. Kemudian menguji komposisi terbaik campuran bahan bakar dengan ethanol pada
motor O.S. 15CV-A pada pesawat model “Wing Dragon” sehingga kinerja propulsi pesawat tersebut
tetap tinggi atau mungkin bisa lebih baik daripada menggunakan bahan bakar aslinya.
Pesawat Wing Dragon adalah jenis pesawat model terkendali dengan radio (R/C Model Airplane)
dengan panjang badan pesawat: 900 mm, bentang sayap: 1080 mm, chord: 215 mm, servo: 9g x 5, dan
transmitter: 4CH. Sedangkan spesifikasi motor adalah O.S. Engine 15CV-A, kapasitas 2,49 cc dan
power: 0,5 HP pada 18000 rpm. Baling-baling yang dipergunakan adalah APC 7 x 4.
Pengujian dilakukan di darat dengan variasi bahan bakar murni (nitromethan 35 % coolpower), E5,
E10, E15, dan E20, dimana E5 artinya adalah campuran bahan bakar tersebut mengandung ethanol
sebanyak 5 %. Output yang dianalisis adalah gaya dorong (thrust) dan kecepatan putar baling-baling
(propeller) yang divariasikan terhadap bukaan throttle antara lain: idle, 25 %, 50 %, 75 %, dan 100
%. Setelah dilakukan pengujian dan analisis diperoleh komposisi E15 adalah yang terbaik karena
untuk variasi bukaan throttle berapapun menghasilkan output yang lebih baik daripada komposisi
murni maupun komposisi yang lain. Adapun persamannya adalah sebagai berikut:
y1 = −0,001x 2 + 0,1747 x + 1,9172
y 2 = −1,0869 x 2 + 197,61x + 8415,4
Dimana, y1 adalah thrust, y2 adalah RPM, x adalah bukaan throttle.
B B B B
Kata kunci: bahan bakar alternatif, ethanol, wing dragon, thrust, RPM,
propulsi.
biasanya digunakan Saccaromyces Cereviceae. Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai
berikut:
(C 6 H12 O 6 )n 2C 2 H 5 OH + 2CO 2
⎯⎯⎯→
(glukosa ) yeast (e tan ol + karbondioksida )
Langkah – langkah dalam
pembuatan bioethanol berbahan dasar
singkong adalah sebagai berikut:
1. Mengupas singkong segar, semua
jenis dapat dimanfaatkan, kemudian
membersihkan dan mencacah
berukuran kecil.
10% dari total bubur. Konsentrasi
cendawan mencapai 100 juta sel/ml.
Sebelum digunakan cendawan
dibenamkan ke dalam bubur gaplek
yang telah dimasak agar adaptif
dengan sifat kimia bubur gaplek.
Cendawan berkembang biak dan
bekerja mengurai pati.
Gambar 8: Fermentasi
6. Menutup rapat tangki fermentasi untuk
Gambar 6: Bubur Ketela
mencegah kontaminasi dan menjaga
4. Memasukkan bubur gaplek ke dalam
Saccharomyces agar bekerja lebih
tangki skarifikasi. Skarifikasi
optimal. Fermentasi berlangsung
merupakan proses penguraian pati
anaerob atau tidak membutuhkan
menjadi glukosa. Setelah dingin
oksigen pada suhu 28°-32°C.
memasukkan cendawan Aspergilus sp
yang akan menguraikan pati menjadi
glukosa. Untuk menguraikan 100 liter
bubur pati singkong memerlukan 10
liter larutan cendawan Aspergillus atau
Gambar 9: Fermentasi secara anaerob Gambar 12: Destilasi
7. Setelah 2 – 3 hari larutan pati berubah 10. Hasil penyulingan berupa 95% ethanol
menjadi 3 lapisan yaitu lapisan dan tidak dapat larut dalam bensin.
terbawah berupa endapan protein, Agar larut diperlukan ethanol dengan
lapisan tengah air dan lapisan teratas kadar 99% atau disebut ethanol kering
ethanol. Hasil fermentasi disebut bir sehingga memerlukan destilasi
yang mengandung 6 – 12 % ethanol. absorbent. Destilasi absorbent
dilakukan dengan cara ethanol 95%
dipanaskan dengan suhu 100° C
sehingga ethanol dan air akan
menguap. Uap tersebut dilewatkan
pipa yang dindingnya berlapis zeolit
atau pati. Zeolit akan menyerap kadar
air tersisa hingga diperoleh ethanol
dengan kadar 99 %. Sepuluh liter
ethanol 99% membutuhkan 120 – 130
Gambar 10: Bir liter bir yang dihasilkan dari 25 kg
8. Menyedot larutan ethanol dengan gaplek.
selang plastik melalui kertas saring
berukuran 1 mikron untuk menyaring
endapan protein.
e. RPM Meter
Untuk mengukur kecepatan putar
engine pada pesawat model Wing Dragon
dipergunakan RPM meter.
j. Gelas Ukur
Gelas Ukur dipergunakan untuk
mengukur volume bahan bakar pesawat
model Wing Dragon.
h. Fuel Tank
Fuel tank berfungsi untuk
menampung bahan bakar pada pesawat Gambar 37. Gelas Ukur
model Wing Dragon.
2) Cara Kerja
Lanjutan tabel 1
Bukaan E15 E20
Throttle Thrust [N] RPM Thrust [N] RPM
Idle 1,67 8490 1,18 4980
25% 6,28 12450 3,53 13410
50% 7,75 15810 5,7 14130
75% 9,22 17040 7,75 16710
100% 9,42 17310 9,61 17560
10,6
9,6
Murni
8,6 E5
7,6 E10
6,6 E15
Thrust [N]
E20
5,6
Poly. (Murni)
4,6 Poly. (E5)
3,6 Poly. (E10)
0,6
0 20 40 60 80 100
Bukaan Throttle [%]
18000
16000 Murni
E5
14000 E10
E15
12000
E20
RPM
Poly. (Murni)
10000
Poly. (E5)
8000 Poly. (E10)
Poly. (E15)
6000 Poly. (E20)
4000
0 20 40 60 80 100
Bukaan Throttle [%]
L. Daftar Pustaka
1. Arismunandar, Wiranto, 2000,
Penggerak Mula: Motor Bakar Torak,
Penerbit ITB, Edisi kelima, cetakan
kesatu, Bandung.
2. Arends, BPM., dan Barendschot. H,
2000, Motor Bensin, Penerbit
Erlangga, Jakarta
3. BPPT, Kajian Lengkap Prospek
Pemanfaatan Biodiesel dan Bioethanol
pada Sektor Transportasi di Indonesia,
2005
4. Cengel, Yunus A., dan Boles, Michael
A, 1994, Thermodynamic: An
Engineering Approach. Mc. Graw-Hill
Inc., United State of America
5. Daggett, Dave, Alternate Fuelled
Aircraft, Boeing Product Development
Commercial Airplanes, Seattle, 2006
6. Indartono, Yuli: Bio-ethanol Alternatif
Energi Terbarukan: Kajian Prestasi
Mesin dan Implementasi di Lapangan,
http:/www.energi.lipi.go.id