Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam golongan IVA dan merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan seharihari karena terdapat lebih banyak senyawaan yang terbentuk dari unsur karbon. Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah untuk mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya dengan ikatan tunggal C-C, tetapi juga mengandung ikaran ganda C=C, serta rangkap 3. Akibarnya, jenis senyawa karbon dan jumlah itu makin meningkat dengan laju kira-kira lima persen per tahun. Alasan bagi kestabilan termal rantai-rantai karbon adalah kekuatan hakiki yang tinggi dari ikatan tunggal C-C. Konfigurasi electron karbon dalam keadaan dasar adalah (1s2 2s2 2p2) mudah terhibridasi menghasilkan perangkat orbital sp3, atau sp2+2, atau sp+p2. Lebih dari Sembilan puluh persen senyawa karbon merupakan senyawa sintetik, sedangkan sisanya diperoleh dari mahluk hidup (tumbuh-tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme) serta fosil mereka (batubara dan minyak bumi).

1. 2.

Tujuan Penulisan
Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk memberi tahu masyarakat luas

untuk mengerti apa karbon itu, khususnya di dalam bidang permesinan.

BAB II LANDASAN TEORI


2. 1. Definisi Karbon
Karbon merupakan unsure kimia yang mempunyai simbol C dengan nomor atom 6 dan termasuk unsur golongan IV A pada tabel periodik. Karbon merupakan unsure non-logan dan bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti bahwa terdapat empat electron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Terdapat tiga macam isotop karbon yang ditemukan secara alami, yakni 12C dan 13C yang stabil, dan 14C yang bersifat radioaktif dengan paruh peluruhannya sekitar 5730 tahun. Karbon merupakan salah satu dari di antara beberapa unsure yang diketahui keberadaannya sejak zaman kuno. Istilah karbon berasal dari bahasa latin carbo, yang berarti batubara. Karbon adalah unsur paling berlimpah ke-15 di kerak Bumi dan ke-4 di alam semesta. Karbon terdapat pada semua jenis mahluk hidup, dan pada manusia, karbon merupakan unsur palng berlimpah kedua (sekitar 18,5%) setelah oksigen. Keberlimpahan karbon ini, bersamaan keanekaragaman senyawa organic dan kemampuannya membentuk polimer membuat karbon sebagai unsur dasar kimiawi kehidupan. Unsur ini adalah unsur yang paling stabil diantara unsur-unsur yang lain, sehingga dijadikan patokan dalam mengukur satuan massa atom. Sumber karbon anorganik terbesar terdapat pada batu kapur, dolomite, dan karbondioksida, sedangkan sumber organic terdapat pada batu bara, tanah gambut, minyak bumi, dan klatrat metana. Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa daripada unsure-unsur lainnya, dengan hampir 10 juta senyawa organic murni yang telah didekripsikan sampai sekarang. Karbon berasal dari bahasa latin yaitu carbo yang berarti batu bara. Karbon merupakan suatu unsure yang telah ditemukan sejak jaman pra-sejarah sangat banyak ditemukan di alam. Karbon juga banyak terkandung di matahari, bintang-bintang,

komet, dan atmosfir kebanyakan planet. Karbon dalam bentuk berlian mikroskopik telah ditemukan di dalam beberapa meteor yang jatuh ke bumi. Berlian alami juga ditemukan di kimberlite pipa gunung berapi, di Afrika Selatan, Arkansas dan beberapa tempat lainnya. Berlian sekarang ini diambil dari dasar samudera di lepas pantai Cape of Good Hope. Sekitar 30% berlian industry yang dipakai di AS sekarang ini merupakan hasil sintesis. Energy dari matahari dan bintang-bintang dapat diatribusikan setidaknya pada siklus karbon-nitrogen.

2. 2.

Keunikan Atom Karbon


Meskipun karbon hanyalah salah satu unsure dari sekian banyak unsure

dalam system periodik, tetapi atom karbon dapat terikat secara kovalen dengan atom karbon yang lain dan terhadap unsure-unsur lain menurut beragam cara sehingga dapat membentuk begitu banyak senyawa yang jumlahnya hampir tak terhingga. Atom karbon dan senyawanya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu : 1. Atom C primer : atom C yang mengikat 1 atom C yang lain 2. Atom C primer : atom C yang mengikat 2 atom C yang lain 3. Atom C primer : atom C yang mengikat 3 atom C yang lain 4. Atom C primer : atom C yang mengikat 4 atom C yang lain Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa dibandingkan unsur lain sebab atom karbon tidak hanya membentuk ikatan-ikatan karbon tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga, tetapi juga bias terkait satu sama lain membentuk struktur rantai dan cincin.

Gambar 2. 1. Keunikan Atom C

2. 3.

Bentuk Karbon
Karbon ditemukan di alam dalam tiga bentuk alotropik: amorphous, grafit

dan berlian. Diperkirakan ada bentuk keempat, yang disebut karbon putih. Ceraphite (serafit) merupakan bahan terlunak, sedangkan belian bahan yang terkeras. Grafit ditemukan dalam dua bentuk: alfa dan beta. Mereka memiliki sifat identik., kecuali struktur kristal mereka. Grafit alami dilaporkan mengandung sebanyak 30% bentuk beta, sedangkan bahan sintesis memiliki bentuk alfa. Bentuk alfa hexagonal dapat dikonversi ke beta melalui proses mekanikal, dan bentuk beta kembali menjadi bentuk alfa dengan cara memanaskannya pada suhu di atas 1000 derajat Celcius. Pada tahun 1969, ada bentuk alotropik baru karbon yang diproduksi pada saat sublimasi grafit pirolotik (pyrolytic graphite) pada tekanan rendah. Di bawah kondisi free-vaporization (vaporisasi bebas) di atas 2550K, karbon putih terbentuk sebagai kristal-kristal tranparan kecil pada tepian grafit. Saat ini sangat sedikit informasi yang tersedia mengenai karbon putih.

1.

Alotropi karbon
Alotropi karbon ada tiga, yaitu intan, grafit dan fullurene.Semua alotrop

karbon berbentuk padat dalam kondisi normal, tetapi grafit merupakan alotrop yang paling stabil secara termodinamik di antara alotrop-alotrop lainnya.

A.

Grafit
Grafit merupakan alotrop karbon yang dapat menghantarkan arus listrik dan

panas dengan baik.Karena sifat inilah grafit biasanya digunakan sebagai elektroda pada sel elektrolisis. Dalam struktur grafit setiap atom karbon membentuk ikatan kovalen dengan tiga atom karbon lainnya membentuk susunan heksagonal dengan struktur berlapis seperti tumpukan kartu.Karena atom karbon memiliki 4 elektron valensi maka pada

setiap atom karbon masih terdapat satu elektron yang belum berikatan (elektron bebas). Sifat daya hantar listrik yang dimiliki oleh grafit dipengaruhi oleh elektronelektron yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan kovalen.Elektron-elektron ini tersebar secara merata pada setiap atom C karena terjadi tumpang tindih orbital seperti pada ikatan logam yang membentuk awan atau lautan elektron. Oleh sebab itu ketika diberi beda potensial, elektron-elektron yang terdelokaslisasi sebagian besar akan mengalir menuju anoda (kutub positif), aliran elektron inilah yang menyebabkan arus listrik dapat mengalir. Sedangkan ketika salah satu ujung dipanaskan maka elektron-elektron ini akan segera berpindah menuju bagian yang memiliki suhu lebih rendah. Akibatnya panas tersebut akan menyebar ke bagian grafit yang memiliki suhu lebih rendah. Struktur grafit seperti yang tertera pada Gambar.

Gambar 2. 2. Struktur Grafit Ikatan kovalen antar lapisan pada grafit relatif lebih lemah bila dibanding ikatan kovalen antar antar atom dalam satu lapisan.Dengan adanya hal ini menyebabkan grafit bersifat licin, karena lapisan yang berada dibagian atas mudah tergelincir atau mudah tergeser.

1) Sifat dan Kegunaan Grafit a) Memiliki titik leleh tinggi, sama seperti intan. Hal ini disebabkan ikatan kovalen yang terbentuk sangat kuat sehingga diperlukan energi yang tinggi untuk memutuskannya. b) Memiliki sifat lunak, terasa licin dan digunakan pada pensil setelah dicampu tanah liat. c) Tidak larut dalam air dan pelarut organik, karena tidak mampu mensolvasi molekul grafit yang sangat besar. d) Dibanding intan, grafit memiliki massa jenis yang lebih kecil, karena pada strukturnya terdapat ruang-ruang kosong antar lipatannya. e) Berupa konduktor listrik dan panas yang baik. Karena sifat ini grafit digunakan sebagai anoda pada baterai (sel Leclanche) dan sebagai elektroda pada sel elektrolisis.

B.

Intan
Strukturnya disebut struktur intan (Gambar 4.5). Sel satuan intan terdiri atas 8

atom karbon dan setiap atom karbon berkoordinasi 4 berbentuk tetrahedral. Intan adalah zat terkeras yang dikenal, dengan kekerasan 10 Mhos. Intan dengan hantaran panas sangat tinggi walaupun secara listrik bersifat insulator. Walaupun dulunya sumber padatan yang berharga ini hanya yang terbentuk secara alami, intan industrial kini secara komersial banyak dihasilkan dengan proses pada suhu tinggi (1200o C atau lebih tinggi) dan tekanan tinggi (5 GPa atau lebih) dari grafit dengan katalis logam. Akhir-akhir ini, lapis tipis intan telah dibuat dengan pirolisis hidrokarbon pada suhu relatif rendah (sekitar 900oC) dan tekanan yang juga relatif rendah (sekitar 102 Pa), dan digunakan untuk penggunaan sebagai pelapis, dsb.

Gambar 2. 3. Struktur Intan 1) Sifat dan pemakaian Intan a) Intan merupakan mineral alami yang paling keras, sehingga intan banyak digunakan sebagai alat untuk memotong, mengasah dan sebagai mata bor. b) Memiliki titik leleh yang sangat tinggi yakni 4827 C). Hal ini disebabkan Ikatan kovalen karbon-karbon yang terbentuk pada struktur intan sangat kuat bahkan lebih kuat dari ikatan ionik. c) Berupa isolator namun dapat menyerap panas dengan sangat baik. Daya hantar listrik intan berkaitan dengan elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan, dimana pada intan elektron-elektron berikatan sangat kuat sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak ketika diberi beda potensial. Sifat penyerap panas yang baik dari intan diaplikasikan pada peralatan elektonik untuk menyerap panas yang dihasilkan ketika peralatan elektronik digunakan. Dengan melapisi intan pada konduktor dalam peralatan elektronik maka suhu peralatan tersebut dapat dijaga relatif konstan sehingga peralatan tersebut dapat berfungsi secara normal. d) Tidak larut dalam air dan pelarut organik. Dalam hal ini tidak memungkinkan terjadinya daya tarik antara molekul pelarut dan atom karbon yang dapat membongkar dayatarik antara atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen. Akibat pelarut tidak mampu mensolvasi molekul intan.

Dalam struktur intan setiap atom karbon berikatan secara kovalen dengan atom 4 karbon lain dalam bentuk tetrahedral dan panjang setiap ikatan karbon-karbon adalah 0,154 nm. Intan kini dapat produksi secara komersial dalam skala laboratorium maupun skala industri.Bahan dasar pembuatan intan yaitu grafit dengan katalis logam. Proses pembuatan intan dari grafit dilakukan pada suhu tinggi yakni sekitar 3500 C bahkan dapat lebih tinggi dan tekanan tinggi pula yakni sekitar 140.000 atm atau lebih. Selain menggunakan cara tersebut, intan dapat dihasilkan dengan pirolisis hidrokarbon pada suhu relatif rendah ( 900 C) dan tekanan realtif lebih rendah pula yakni sekitar 102 Pa.

Gambar 2. 4. Intan Namun dalam kehidupan sehari-hari intan yang sering dijumpai terdiri dari berbagai macam warna. Berbagai warna yang dihasilkan intan dipengaruhi oleh 3 hal yaitu: 1. Adanya pengotor dalam struktur intan sehingga pengotor tersebut dapat mengubah spektrum absorbsi intan. Spektrum intan yang berubah akibat adanya pengotor tergantung pada jenis dan konsentrasi pengotor yang ada Misalnya intan kuning dan oranye mengandung nitrogen, intan biru mengandung boron, intan abu-abu, ungu dan hijau mengandung hidrogen.

2. Intan hijau disebabkan oleh radiasi alam, yang terjadi selama berjuta-juta tahun sehingga dapat mengubah struktur atom dalam intan. Akibat berubahnya struktur intan menyebabkan sektrum absorpsi intanpun berubah. 3. Intan merah muda, merah dan coklat disebabkan oleh adanya deformasi plastik. Struktur atom karbon yang memutar selama pembentukan intan dalam tanah sehingga mengubah sektrum absorpsi intan. Hal ini tampak pada intan sebagai garis urat yang menyerupai urat kayu. Garis inilah yang memberikan spektrum warna yang berbeda.

C.

Fuleren
Fuleren adalah alotrop karbon dimana 1 molekul karbon terdiri dari 60 atom

karbon sehingga sering disebut sebagai C60. Pada struktur fulleren setiap atom karbon berikatan dengan tiga atom karbon lain dengan pola membentuk susunan pentagonal membentuk struktur berongga seperti bola sepak. Struktur fulleren seperti yang tertera pada Gambar.

Gambar 2. 5. Struktur Fuleren

2) Sifat dan pemakaian a) Tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik.

10

b) Sebagai superkonduktor dan penyerap panas yang baik. Sifat superkonduktor dan menyerap panas ini berkaitan 1 elektron yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan kovalen, seperti pada grafit. Salah satu senyawaan C60 yang merupakan semikonduktor adalah K3C60.

D.

Karbida
Interaksi langsung karbon dengan logam atau oksida logam pada suhu tinggi

memberikan senyawaan yang disebut karbida. Logam transisi memberikan interstisi dimana atom karbon mengisi lubang oktahedral dalam deretan kemasan rapat atom logam.logam yang lebih kecil Cr,Mn,Fe,Co, dan Ni memberikan karbida yang bersifat antara jenis ionik dan karbida interstisi dan ini terhidrolisis oleh air.

2. 4. Sifat Fisika & Kimia Karbon


2. 4. 1. Sifat Fisika 2.4.1.1. Free Swelling Index (FSI)
Free swelling index (FSI) merupakan suatu parameter seberapa jauh batubara akan memuai apabila dipanaskan. FSI ditentukan dengan memanaskan batubara yang telah digerus dan dicetak berbentuk kancingkancing kemeja sampai 800dejarat celcius di dalam cawan selama waktu tertentu. Setelah zat terbang habis kancing kokas yang lebih kecil dari ukuran semula tetap berada dalam cawan. Penambang sisa kokas dibandingkan dengan penampang baku bernomor 1-10. 1) Pengaruh FSI pada batubara : a. Bila pemuaian kokas mengakibatkan ia sama dengan ukuran panjang nomor 0-2 maka bukan dikategorikan batubara kokas yang baik karena poriporinya terlalu rendah.

11

b. Bila FSI-nya 8-10 berarti tingkat pemuaiannya terlalu tinggi berarti bila dijadikan kokas terlalu berpori-pori bersar sangat rapuh. c. Barubara bengan nomor FSI 4-6 adalah ideal untuk diproses menjadi kokas.

2.4.1.2. Hardgrove Grindability Index (HGI)


Hardgrove Gridability Index (HGI) adalah indeks kemampugerusan atau indeks kekerasan hardgrove, yakni ukuran/tingkat mudah atau sukarnya batubara digerus menjadi tepung batubara sebagai bahan bakar khususnya pada PLTU. Indeks ini terdiri dari angka 0-100. 1) Pengaruh Nilai HGI pada batu bara: a. Batubara denga indeks hardgrove kurang dari 50 adalah keras sehingga sukar digerus menjadi tepung batubara yang memerlukan serangkaian alat alat penggerus yang mahal. b. Batubara yang mempunyai indeks hardgrove 50 keatas adalah batubara lunak sehingga mudah digerus menjadi tepung batubara. Harga Hardgrove Grindability index diperoleh denan rumus: HGI = 13,6 + 6,93 W W adalah berat dalam gram dari batubara lembut berukuran 200 mesh. Makin tinggi harga HGI makin lunak batubara tersebut.

2.4.1.3. Specific Heat


Specific heat merupakan indikasi kandungan nilai energy yang terdapat pada batubara, dan merepresentasikan kombinasi pembakaran dari karbon, hydrogen, nitrogen, dan sulfur. Specific Heat sangat berpengaruh terhadap pengoperasian pulveriser/mill, pipa batubara dan windbox, serta burner. 1) Pengaruh Specific Heat pada batubara :

12

a. Semakin tinggi specific heat maka aliran batubara setiap jam-nya semakin renda sehingga kecepatan coal feeder harus disesuaikan. b. Untuk batubara dengan kada kelembaban dan tingkat ketegerusan yang sama, maka dengan specific heat yang tinggi menyebabkan pulveriser akan beroperasi di bawah kapasitas normalnya, atau dengan kata lain operating rationya menjadi lebih rendah.

2.4.1.4. Size Stability


Ukuran butir batubara dibatasi pada rentang butir halus (pulverized coal atau dust coal) dan butir kasar ( lump coal). Butir paling halus untuk ukuran maksimum 3mm, sedangkan butir paling kasar sampai ukuran 50mm. Pengaruh specific heat pada batubara yaitu semakin kecil ukuran partikel batubara maka semakin besar luas permukaannya.

2.4.1.5. Bulk Density


Bulk Density (kepadatan massal) adalah nilai massa suatu bahan padat yang dibagi dengan total volume mereka tempati. Total volume meliputi volume partikel, volume void (kosong) antar-partikel dan volume internal pori-pori bahan. Pengaruh Bulk Density terhadap kualitas batubara adalah semakin besar nilai bulk densitynya maka kualitan batubara itu semakin besar atau tingi, sebar dengan bulk density yang lebih besar maka jumlah massa batubara dalam volume tersebut lebih banyak jumlahnya pada total volume yang ditempati bernilai sama. Bulk Khas Kepadatan Batubara: a. b. c. Batubara antrasit Batubara bitumen Batubara lignit : 800-929 (kg/m3) : 673-913 (kg/m3) : 641-865 (kg/m3)

13

2. 4. 2. Sifat Kimia
Karbon sangat tak reaktif pada suhu biasa. Apabila karbon bereaksi, tidak ada kecenderungan dari atom-atom karbon untuk kehilangan electronelektron terluar dan membentuk kation sederhana seperti C4+. Ion in akan mempunyai rapatan-rapatan muatan begitu tinggi sehingga eksistensinya tidaklah mungkin.

14

BAB III PEMBAHASAN

3. 1. Pengolahan Karbon
Karbon adalah salah satu unsure yang paling stabil yang dikenal manusia. Sumber utama karbon di dunia saat ini adalah deposit batubara yang ditambang. Ada 3 alotrop karbon yang ditemukan secara alami grafit, berlian, dan karbon bentuk amorf. Kualitas yang menyoroti banyak kegunaan adalah bahwa, unsure ini dapat dikombinasikan dengan hampir semua elemen lain dan dapat membentuk berbagai senyawa berguna. Berikut beberapa contoh senyawa yang dikombinasikan dengan karbon: Alkohol Eter Aldehid Keton : Metanol, Etanol. : Dietil eter, Metil tersier butil eter. : Formaldehida. : Aseton, Asetofenon.

Asam Karbosiklat : Asam asetat, Asam Format. Ester

Gambar 3. 1. Batubara / Karbon

15

Ada pula proses pengolahan karbon, yaitu proses karbonisasi. Karbonisasi merupakan suatu pross untuk mengkoncersi bahan organic menjadi arang. Pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti CO, CH4, H2, Formaldehid, metana, formic dan acetil acid serta zat yang tidak terbakat seperti CO2, H2O dan tar cair. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalor pada proses karbonisasi Proses Karbonisasi batubara merupakan reaksi endoterm atau eksoterm tergantung pada temperatur dan proses reaksi yang sedang terjadi. Secara umum hal ini dipengaruhi oleh hubungan temperatur karbonisasi, sifat reaksi, perubahan fisik/kimiawi yang terjadi. Perubahan fisika terdiri atas pelunakan, aliran material, penggabungan dan pengerasan, sedangkan perubahan kimia terdiri atas perekahan polimerisasi dan penguapan. Karbonisasi batubara adalah proses peanasan batubara dengan keadaan anaerob (tanpaoksigen) pada temperatur beberapa ratus derajat menghasilkan material-material: 1. Karbon padat (solid residu) Disebut semikokas/kokas jika bersifat kompak dan padat, atau disebut char jika lebih berpori dan tidak kompak. 2. Hasil cair Terbuat dari campuran hidrokarbon (zat arang cair) disebut tar dan larutan yang mengandung air yang mengandung jenis bahan-bahan terlarut yang disebut zat amoniak. 3. Hidrokarbon dan campuran lain Dalam bentuk gas yang didinginkan ke temperatur normal.

1) Berdasarkan perbedaan besarnya temperatur pemanasan, proses karbonisasi terdiri atas: Low temperature carbonization pada suhu 500-700 derajat Celcius. Medium temperature carbonization pada suhu 700-900 derajat Celcius.

16

High temperature carbonization pada suhu >900 derajat Celcius.

Tujuan Karbonisasi adalah menaikkan kadar karbon padat dan menghilangkan zat terbang (volatile matter) yang terkandung dalam batubara serendah mungkin sehingga dihasilkan semi kokas atau kokas dengan kandungan zat terbang yang ideal 8-15% dengan nilai kalori yang cukup tinggi diatas 6000 kkal/kg. kandungan zat terbang berhubungan erat dengan kelas batubara, makin tinggi zat terbangnya maka makin rendah kelas batubara, karena zat terbang akan mempercepat pembakaran karbon padatnya. Dengan karbonisasi juga akan menghasilkan produk akhir yang tidak berbau dan berasap.

2) Proses Karbonisasi dilakukan melalui dua cara: a) Proses Karbonisasi dengan pemanasan secara langsung dalam tungku Beehive yang berbentuk Kubah. Tungku Beehive merupakan tungku yang paling tua dimana batubara dibakar pada kondisi udara terbatas sehingga hanya zat terbang saja yang akan terbakar. Jika zat terbang terbakar habis, proses pemanasan dihentikan. Kelemahannya antara lain terdapat produk samping berupa gas dan cairan yang tidak dapat dimanfaatkan atau habis terbakar, disamping itu produktivitas sangat rendah. b) Karbonisasi batubara dengan pemanasan tidak langung atau proses destilasi kering dimana sirkulasi udara dikontrol seminimal mungkin melalui dinding baja, panas disalurkan kedalam tanur bakar yang memuat batubara. Pada suhu sekitar 375-475 derajat celcius, batubara mengalami dekomposisi membentuk lapisan plastis disekitar dinding.

Ketika suhu mencapai 475-600 derajat celcius terlhat kemunculan cairan tar dan senyawa hidrokarbon (minyak), dilanjutkan dengan pemadatan massa plastis menjadi semi kokas. Pada suhu 600-1100 derajat celcius, proses stabilisasi kokas dimulai. Ketika lapisan plastis ini sudah bertemu di tengah oven, berarti seluruh batubara telah terkarbonasi menjadi kokas, dilanjutkan dengan proses pendinginan

17

(quenching). Setelah kokas selesai dibuat di oven, perlu pendinginan secepatnya supaya kokas tersebut tidak berubah menjadi abu. Cara ini selain menghasilkan kokas juga diperoleh produk samping berupa tar, amoniak, gas metana, gas hydrogen dan gas lainnya. Gas-gas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar, sedangkan produk cair berupa tar, amoniak dan lain-lain dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan bahan-bahan kimia, umumnya berupa senyawa aromatic.

3. 2. Kegunaan Karbon Secara Umum


Dalam bentuk unsurnya, karbon mungkin memiliki kegunaan yang terbatas. Tapi unsure ini memiliki kemampuan untuk mewujudkan dirinya menjadi zat yang sangat berguna untuk beberapa hal setelah menggabungkan dengan unsure-unsur lain. 1) Berikut adalah beberapa penggunaan umum ditemukan unsure ini: Dipakai sebagai alat dekoratif dalam barang-barang perhiasan. Digunakan sebagai dasar untuk tinta yang digunakan dalam printer inkjet. Digunakan dalam rims mobil sebagai pigmen asap hitam. Sayuran karbon atau karbon aktif, kadang-kadang digunakan sebagai aden pemutih atau gas penyerap. Hal ini juga banyak digunakan dalam system filtrasi. Karbon dalam bentuk karbondioksida, juga digunakan dalam minuman bersoda, alat pemadam kebakaran, dan juga sebagai es kering bila dalam keadaan padat. Dalam metalurgi, karbon monoksida digunakan sebagai agen reduksi dalam rangka untuk memperoleh unsure dan senyawa lainnya. Karbon dalam bentuk Freon, digunakan dalam perangkat pendingin dan system. Banyak pemotong logam dan alat-alat tahan panas dan perangkat juga diproduksi dengan karbon. Salah satu bahan yang paling berlimpah digunakan di Bumi, plastic, dihasilkan dari polimer karbon sintetik. Bentuk sintetis dari grafit digunakan dalam reactor nuklir. Digunakan dalam baterai.

18

3. 3. Pengaplikasian Pada Permesinan


Ada banyak pengaplikasian karbon pada permesinan. Selain karena melimpahnya unsure ini, tetapi juga karena struktur karbonnya stabil dan hasil dari senyawa karbon yang sangat banyak, dan sebagian sangat berguna di banyak bidang. Berikut beberapa pengaplikasian karbon dalam permesinan :

3. 3. 1. Senyawa Hidrokarbon Sebagai Bahan Bakar


Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang sederhana. Dari namanya saja, kita bisa tahu itu merupakan senyawa hydrogen dan karbon. Dalam hal ini pengaplikasiannya dalam permesinan, salah satu dari senyawa hidrokarbon yang paling penting dan vital penggunaannya di muka bumi adalah minyak bumi. Karena hasil destilasi minyak mentah menghasilkan berbagai macam fraksi hidrokarbon dan digunakan sebagai berbagai macam alat mesin. Destilasi minyak sendiri merupakan proses memisahkan fraksi-fraksi hidrokarbon dalam minyak mentah. Proses destilasi kolom sendiri dilakukan ditempat yang disebut kilang minyak.

Gambar 3. 2. Macam Hasil Destilasi

19

1) Berikut adalah beberapa fakta tentang minyak bumi/minyak mentah : Merupakan campuran berbagai macam fraksi hidrokarbon. Fraksi hidrokarbon minyak bumi yang paling banyak dipakai didunia adalah bensin. Pemisahan fraksi-fraksi hidrokarbon dilakukan dengan proses destilasi kolom. Selain fungsinya vitalnya sebagai bahan bakal, hasil destilasinya dapat digunakan sebagai bahan membentuk zat lain seperti : plastic, pestisida, herbisida, parfum, zatpengawet, antibiotic, stimulant, depresan, dan detergen.

Gambar 3. 3. Kilang Minyak

Dari hasil proses destilasi, beberapa hasilnya yang banyak digunakan adalah sebagai berikut: 1. Bensin Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang digunakan pada kendaraan bermotor roda dua,tiga, dan empat.

20

Gambar 3. 4. Bensin Bensin bekerja didalam mesin pembakaran yang ditemukan oleh Nikolaus Otto. Mesin pembakaran dikenal pula dengan nama Mesin Otto. Cara kerja bensin dalam mesin pembakaran : 1. Bensin dari tangki masuk ke dalam karburator. Kemudian bercampur dengan udara. Pada mesin modern, peran karburator digantikan oleh system injeksi. Sebuah system pembakaran baru yang bias meminimalisir emisi gas buang kendaraan. 2. Campuran bensin dan udara kemudian dimasukkan kedalam ruang bakar. 3. Selanjutnya, campuran bensin dan udara yang sudah berbentuk gas ditekan oleh piston hingga mencapai volume yang sangat kecil. 4. Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi. 5. Hasil pembakaran inilah yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kendaraan.

21

Gambar 3. 5. Mekanisme Pembakaran

2. Solar Solar merupakan salah satu hasil destilasi fraksi hidrokarbon dan digunakan sebagai bahan bahan mesin diesel. Sebuah mesin yang diciptakan oleh Rudolf Diesel dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.

Gambar 3. 6. Solar

22

Solar digunakan dalam mesin diesel (mobil, kapal, sepeda motor, dll), sejenis mesin pembakaran dalam. Rudolf Diesel awalnya mendesain mesin diesel untuk menggunakan batu bara sebagai bahan bakar, namun ternyata minyak lebih efektif. Solar ini juga digunakanan sebagai bahan bakar di dalam alat kendaraan berat yang beroperasi di tambang seperti loader, hauler, grader, dan trailer.

1) Beberapa factor yang menyebabkan digunakannya engine diesel pada kendaraan berat : Engine diesel mempunyai efisiensi panas yang lebih besar. Berarti bahwa penggunaannya bahan bakarnya lebih ekonomis daripada engine bensin. Mesin diesel bias lebih lama dan tidak memerlukan electric igniter. Hal ini berarti bahwa kemungkinan kesulitan lebih kecil daripada engine bensin. Momen pada engine diesel tidak berubah pada jenjang tingkat kecepatan yang luas. Hal ini berarti bahwa engine diesel lebih fleksibel dan lebih mudah dioperasikan dari pada engine bensin. Tekanan pembakaran maksimum lebih besar.

3. 3. 2.

Baja Karbon
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsure karbon (C)

sampai dengan 1,67% maksimal. Bila kadar unsure karbon lebih dari 1,67%, maka material tersebut biasanya disebut dengan besi cor (Cast Iron). Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut: Kuat leleh dan kuat tarik bajak akan naik. Keliatan / elongasi baja berkurang. Semakin sukar dilas. Oleh karena itu adalah penting agar kita dapat menekan kandungan karbon pada kadar serendah mungkin untuk dapat mengantisipasi berkurangnya keliatan dan sifat sulit di las diatas, tetapi sifat kuat leleh dan kuat tariknya tetap tinggi.

23

Secara umum baja karbon digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan banyaknya karbon yang terkandung dalam baja tersebut yaitu :

1. Baja Karbon Rendah Baja karbon rendah (low carbon steel) mengandung karbon antara 0,025% 0,25% C. setiap satu ton baja karbon rendah mengandung 10-30 kg karbon. Baja karbon ini dalam perdagangan dibuat dalam plat baja, baja strip dan baja batangan atau profil. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja, maka baja karbon rendah dapat digunakan atau dijadikan baja-baja sebagai berikut : Baja karbon rendah (low carbon steel) yang mengandung 0,04%-0.10/% C untuk dijadikan baja-baja plat atau strip. Baja karbon rendah yang mendandung 0.05% C dignakan untuk keperluan badan kendaraan. Baja karbon rendah yang mengandung 0.15% - 0.20% C digunakan untuk kontruksi jembatan, bangunan, membuat baut, atau dijadikan bahan kkonstruksi,

2. Baja Karbon Menengah Baja karbn mengengah (medium carbon steel) mengandung karbon antara 0,25%-0.555 Cdan setiap satu ton baja mengandung karbon antara 30-60. Baja kerbon menengah ini banyak digunakan untuk keperluan alat-alat perkakas bagian mesin, berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja maka baja karboini dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk keperluan industry. Roda gigi , pegas. Dan sebagainya.

3. Baja Karbon Tinggi Baja karbon tinggi (high carbon steel) mengandung kadar karbon antara 056% - 1,7% C dan setiap satu ton baja karbon tinggi mengandung antara 70-130 kg. baja ini mempunyai kekuatan paling tinggi dan banyak digunakan untuk material

24

tools. Salah satu aplkasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung didalam baja-maka baja karbon ini banyak digunakan dalam pembuatan pegas, alat-alat perkakas seperti palu., gergaji atau pahat potong. Selain itu baja jenis ini banyak digunakan untuk keperluan industry lainnya seperti pembuatan kikir, pisau cukur, mata gergaji dan lain sebagainya

Gambar 3. 7. Baja Karbon

25

BAB IV KESIMPULAN & SARAN

4. 1. Kesimpulan
1. Karbon merupakan unsure utama dalam senyawa organic dan anorganik yang begitu banyak jumlah dan jenisnya. 2. Karbon mengisi tempat khusus diantaranya unsure-unsur dalam keragaman dan kekompleksan dalam senyawa yang dapat dibentuknya. 3. Karbon juga merupakan zat padat yang tegar, yang biasa dianggap molekul raksasa yang terdiri dari banyak sekali atom. 4. 5. Karbon terbentuk dalam Grafit dan Intan. Berikatan dengan unsure lain, karbon memiliki banyak sekali penggunaan segala bidang kehidupan.

4. 2. Saran
1. Dengan mengetahui lebih dalam tentang karbon, agar dapat memanfaatkannya lebih baik lagi. 2. Diharapkan dapat menemukan inovasi dan temuan khususnya dibidang permesinan yang memberi pengaruh besar khususnya berkaitan dengan unsure karbon. 3. Dapat memanfaatkan karbon dengan baik setelah tau banyaknya dan pentingnya penggunaannya di berbagai aspek.

26

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F.A. dan Wilkinson, G. 1989.Kimia anorganik I. Jakarta, Universitas Indonesia. Farida, Ida. 2009.Kimia Anorganik I. Bandung. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati. H Petruci, Ralph.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Bogor. Keenan Kleinfelter,W. 1991. Kimia Untuk Universitas. Penerbit Erlangga. S.Sukri.1999.Kimia Dasar III.Bandung. ITB.
http://wikipedia.com www.chem-is-try.com http://google.com/

Anda mungkin juga menyukai