Anda di halaman 1dari 3

Nama : Amin Robi Setiawan NIM : 111810401008

APAKAH SPESIASI MASIH TERJADI SAMPAI SEKARANG? Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru. Proses spesiasi ini baik secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan lingkungan yang menjadi tempat hidup suatu organisme. Terbentuknya spesies baru ini merupakan produk akhir dan buti nyata terjadinya proses evolusi. Spesiasi bisa belangsung dengan cepat maupun secara lambat tergantung pada model spesiasi yang dilalui. Dua populasi yang sudah tidak dapat melakukan perkawinan atau tidak dapat menghasilkan keturunan yang fertile maka dianggap sebagai dua spesies yang terpisah. Seperti halnya seleksi alam, populasi yang beradaptasi terhadap lingkungan yang berbeda akan berubah menjadi ras, subspecies, dan akhirnya menjadi species terpisah yang baru. Terdapat dua pendapat yang bebeda tentang apakah spesiasi masih terjadi. Para ahli yang berpendapat bahwa spesiasi sudah berhenti menggunakan dalil bahwa makroevolusi yang berujung pada terbentuknya spesies baru tidak dapat terjadi karena bumi yang sekarang relatif stabil daripada berjuta-juta tahun yang lalu. Adapun pendapat yang kedua menyatakan bahwa spesiasi masih terjadi dengan beberapa syarat misalnya adanya relung yang kosong dana adanya keanekaragaman pada suatu kelompok organisme. Menurut pendapat saya, kelompok kedua yang menyatakan spesiasi masih terjadi lebih mendekati kebenaran dengan data-data pendukung yang ada. Spesiasi bisa terjadi secara simpatri, dimana kelompok organisme yang berada dalam suatu wilayah memiliki perbedaan baik dari segi genetic, fisiologi maupun tingkah laku yang mengakibatkan pengelompokan dalam proses reproduksinya. Pengelompokan reproduksi ini bernagsur-angsur akan semakin jelas berbeda yang akhirnya dapat mengakibatkan kelompok satu dengan kelompok lainnya tidak dapat bereproduksi menghasilkan keturunan yang fertile. Proses ini tidak dapat diamati secara jelas dalam jangka waktu dekat karena pada dasarnya proses evolusi bertahap dalam jangka waktu yang sangat lama. Selain itu proses spesiasi juga dapat berlangsung secara alopatri, parapatri dan peripatri yang ketiganya sangat relevan jika dijadikan penjelasn untuk kondisi saat ini.

Adapun keadaan bumi adalah selalu dinamis, selau terjadi perubahan baik di dalam bumi, di permukaan bumi maupun di atmosfer bumi. Apabila dihubungkan dengan geologi, maka bumi akan senantiasa mengalami orogenesa, yaitu peristiwa pengangkatan dan penurunan lempeng bumi. Adanya orogenesa ini dapat mengakibatkan perubahan-perubahan kondisi geologi suatu wilayah. Jika orogenesa ini berlangsung secara cepat dapat mengakibatkan gempa yang dahsyat, letusan gunung berapi dan berbagai perubahan kondisi geologi yang lain. apabila hal initerjdi di waktu yang akan datang, maka akan memunculkan relung kosong yang baru sehingga dapat dimungkinkan terjadi spesiasi. Meskipun sudah dikatakan stabil, namun lempeng bumi ini terus mengalami pergerakan walaupun dengan pergerakan yang sangat lambat. Suatu contoh, benua Australia bergerak ke utara beberapa sentimeter per tahun, sedangkan benua Eropa juga mengalami pergerakan dengan pola tertentu. Adanya pergerakan lempeng bumi ini tidak menutup kemungkinan terjadinya isolasi geografi, dimana hal ini juga dapat menjadi pemicu spesiasi. Persebaran organisme yang diakibatkan oleh campur tangan manusia juga dapat mendukung adanya spesiasi. Misalnya tumbuhan matoa merupakan endemic di pulau papua, namun beberapa orang ada yang membawanya ke pulau jawa. Di pulau jawa tanaman ini tidak hanya tumbuh, namun ini juga mampu berbuah dan beberapa orang bahkan sudah mengebunkannya. Perbedaan kondisi lingkungan yang ada di papua dan di jwa berangsur-angsur akan menyebabkan adanya isolasi reproduksi. Bisa jadi beberapa puluh atau ratusan tahun yang akan datang tumbuhan matoa yang ada di jawa tidak dapat lagi bereproduksi dengan tanaman matoa yang ada di papua. Adanya campur tangan manusia terutama pada bidang bioteknologi dapat juga menjdi pemicu adanya spesiasi. Pemuliaan tanaman baik dengan persilangan maupun dengan perubahan genetik dapat merubah frekuensi alel suatu organisme lebih cepat daripada fenomena yang terjadi secara alami. Perubahan-perubahan pada tingkat gen ini semakin lama akan semakin memperbesar perbedaan sifat tanaman baru dengan tanaman induk, sehingga dapat memunculkan kultivar baru yang bisa berujung pada terbentuknya spesies baru. Organisme yang memiliki kemungkinan besar mudah mengalami spesiasi adalah mikroba (bakteri). Secara alami perpindahan materi genetik pada bakteri berlangsung dengan mudah, misalnya penyaluran plasmid dengan konjugasi untuk menularkan sifat virulensi. Adapun jika dengan campur tangan manusia di bidang bioteknologi, dapat mempercepat perubahan materi

genetik pada mikroba tersebut. Yang akibatnya muncul strain-strain tertentu dari bakteri yang jika hal ini terus terjadi dapat muncul spesies baru. Hal ini berarti terjadi spesiasi.

Anda mungkin juga menyukai