Anda di halaman 1dari 9

ANTIMIKROBA

1. PENISILIN Penisilin diperoleh dari jamur penicillium chryshogenum, dari berbagai jenis yang dihasilkan, perbedannya hanya terletak pada gugusan pada samping-R saja.

Benzipenisilin(pen-G)

yang paling aktif.perubahan

gugusan-samping-R

menghasilkan devirat-devirat dengan sifat berlainan. Benzipenisilin(pen-G) adalah salah satu antibiotik bersprektum sempit yang dihasilkan oleh penicillium chryshogenum. Mulanya berkhasiat kuat terutama pada cocci(stafilokok, meningokok, streptokok, pneumokok), tetapi kini 80% dari dua kuman pertama sudah resisten dikarenakan kuman tersebut memproduksi enzim(betalaktamase, pesilinase)yang dapat membuka cincin beta-laktam, gugusan yang integeritasnya esensial bagi kegiatan antibakterial dari kelompok antibiotik ini. Farmakokinetik Adsorbsi Pen-G tidak tahan asam dan cepat dirusak pada pH 2. Cairan lambung yang ber pH 4 tidak terlalu merusak penisilin. Garam Na penisilin G yang diberikan oral, diabsorpsi terutama di duodenum, walaupun absorpsi di sini cukup cepat, maksimal hanya sekitar 1/3 bagian dari dosis oral yang di absorpsi. Jika digunakan sebagai injeksi intramuskular atau intravena PP-nya berjalan kurang lebih 60 %;plasma-tnya sangat singkat, hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun.maka obat ini khusus diberikan parenteral sebagai senyawaprokain dan benzatinnya dengan kerja panjang dalam dosis tinggi. Distribusi meluas dalam tubuh ditentukan oleh dosis dan cara pemberian, lebih dari 90 % di dalam plasma dan kurang dari 10 % dalam eritrosit. Pengikatan oleh protein plasma 65 %. Jumlah yang bermakna dapat tercapai ke jaringan dan cairan intraseluler baik (sendi, pleura, pericard, empedu), juga demikian ke hati, ginjal, usus dan limfa baik.penetrasi ke jaringan otak dan intraokuler buruk, tetapi menjadi lebih baik bila terdapat radang selaput otak. Eksresi berlangsung sebagian besar melalui transpor aktif tubuler gijal dan dalam keadaan utuh.

Farmakodinamik Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif yang disebut juga sebagai persisters, praktis tidak di pengaruhi oleh penisilin. Jika ada pengaruhnya hanya bakteriostatik. Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang di perlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Dengan menggunakan penisilin yang bersifat bakterisid, mekanisme daya tahan tubuh, baik humoral maupun selular, tidak begitu penting dalam usaha membunuh mikroba penyebab infeksi. Indikasi Infeksi ringan dan sedang oleh kuman gram positif yang sensitif terhadap penisilin. Terhadap streptokokus kurang aktif dan kuman gram negatif (termasuk gonokokus) sangat kurang aktif dibanding benzil penicillin. Efek samping senyawa ini memiliki toksisitas rendah,tapi kadar tinggi dapat encepalopathy fatal, terutama pada keadaan gagal ginjal. Efek samping utama yaitu hipersensitivitas menngakibatkan radang kulit, urtikaria, terkandang shok anafilaktik yang 10% fatal. Dosis pada infeksi umum im/iv 4-6x sehari1-4Mudari garam- garam long-actingnya. Bila tidak ada petunjuk lain dari dokter, biasanya diberikan dosis yang berkisar antara 125-250 mg, 3 x sehari.

2. SEFALOSRORIN Sumber pertama sefalosporin adalah cephalosporium acremonium, Fungus ini menghasilkan 3 jenis antibiotik yaitu: sefalosporin P, sefalosporin N, dan sefalosporin C. Merupakan antibiotika -laktam dengan struktur, khasiat dan sifat yang mirip penisilin tapi punya keuntungan yaitu: Spektrum antibakterinya lebih luas walau tidak mencakuo enterokoki dan kuman anaerob. Resisten terhadap penisilinase asal stafilokoki, tetapi tidak efektif terhadap stafilokoki yang resisten terhadap metisilin(MRSA). Penggunaannya sebagian besar dari sefalosporin perlu diberikan parenteral dan terutama digunakan di rumah sakit.

a. Zat gen-1 digunakan peroral pada infeksi saluran kemih ringan dan sebagai obat kedua pada infeksi saluran pernafasan dan kulit yang tidak begitu parahdan bila alergi terhadap penisilin b. Zat gen2/3 digunakan parenteral pada infeksi serius yang resisten terhadap amoksisilin dan sefalosporin gen-1. c. Zat gen-3 seftriakson dan sefotaksim kini sering dianggap sering dianggap obat pilihan utama untuk ggonoro. d. Zat gen-4 digunakan jika butuh efektivitas lebih besar pada infeksi kuman gram positif. Farmakokinetik Sefaloglisin, sefaleksin dan sefradin mudah diabsorpsi melalui saluran cerna, dengan demikian dapat diberikan per oral. Resopsi oral dari usus berlangsung lengkap dan cepat, bentuk esterdarisefuroksim (-axetil) agak baik. Ppnya bervariasi antara 1490%;plasma-tnya antara 30-150 menit. Sefalosporin lainnya sukar diabsorpsi melalui saluran cerna, sehingga diberikan parenteral. Karena iritatif pada suntikan IM, sefalotin dan sefapirin sebaiknya disuntikkan IV. Di antara 3 sefalosporin oral, dengan dosis yang sama, sefaloglisin menghasilkan kadar plasma yang paling rendah. Dari sefalosporin parenteral yang diabsorpsi terbaik pada pemberian IM adalah sefazolin. Kadar plasma sefazolin 2 kali kadar sefaloridin, 4 kali kadar sefalotn. Sefazolin 250 mg menghasilkan kadar puncak sefalosporin lainnya yang diberikan 500 mg. Kadar plasma pada pemberian IM dan IV untuk sefalotin sebanding dengan sefapirin. Distribusi sefalosporin ke dalam berbagai jaringan dan cairan tubuh umumnya luas dan merata, tapi penetrasi ke otak, mata dan CCS buruk, kecuali sefotaksim. Eksresi kebanyakan melaluli kemihpraktis lengkap dan dalam keadaan utuh untuk lebih dari 80% mekanismenya adalah filtrasi glomeruler dan sekresi tubuler. Efek sampingnya sama dengan penisilin, tetapi lebih jarang dan lebih ringan. Obat oral dapat timbul gangguan lambung-usus(diare, nausea),jarang terjadi alergi(rash, urtikaria)alargi silang devirat penisilin dapat terjadi Resistensi dapat terjadi dengan cepat, maka antibiotik ini jarang digunakan sembarangan dan dicadangkan untuk infeksi berat. Dosis sefaleksim: keforal, ospexim, tepaxim

3. AMINOGLIKOSIDA Dihasilkan oleh jenis jenis fungi streptomyces dan micromonospora. Semua senyawa dan semi-sintetisnya mengandung dua atau tiga gula-amino di dalam molekulnya saling terikat secara glukosidis. Dengan ada gugus amino, zat ini bersifat lemah dan garam sulaftnya yang digunakan dalam terapi mudah larut air. Gentamisin didapat dari monospora purpurea dan M. Echinospora(1963), berhasiat terhadap Pseudomonas, pruteus dan stafilokok yang resistan penisilin dan metisilin. Sering dikombinasikan dengan suatu sefalosporin gen-3. Tidak aktif terhadap mycobakterium,streptokok, dan kuman anaerob. Farmakokinetik Aminoglikosid sebagai polikation bersifat sangat polar, sehingga sangat sukar untuk diabsorpsi melalui saluran cerna. Pemberian per oral hanya dimaksudkan untuk mendapatkan khasiat lokal dalam saluran cerna saja, aminoglikosid perlu diberikan secara parental, Ppnya diatas 25%, plasma-tnya 2-3 jam. Eksresinya melalui kemih secara utuh rata-rata 70%. Indikasi Septikemia, infeksi saluran napas, infeksi tulang dan sendi, infeksi susunan saraf pusat, infeksi intraabdomen, infeksi luka bakar, infeksi pascabedah dan infeksi saluran kemih. Efek samping lebih ringan, jarang mengganggu pendengaran tetapi bisa menimbulkan gangguan alat keseimbangan. Dosis i.m/i.v 3-5 mg/kg/hari dalam dosis (garam sulfat). Krem 0,1%, salep mata dan tetes mata 0,3%:4-6 dd 1-2 tetes. Farmakodinamik Semua aminoglikosida diketahui menghambat sintesis protein bakteri dengan mekanisme yang ditentukan untuk streptomisin. Aktivitas aminoglikosida di pengaruhi oleh berbagai faktor terutama perubahan pH, keadaan aerobik dan anaerobik.

4. SULFONAMIDA Kelompok antibakteri dengan rumus dasar yang sama yaitu H2N-C6H4-SO2NHR dan R adalah pelbagai substituen. antimikroba derivat para-aminobenzensulfonamid (sulfanilamid) yang digunakan secara sistemik maupun topikal untuk mengobati dan mencegah beberapa penyakit infeksi. Sebelum di temukan antibiotik, sulfonamid merupakan kemoterapeutik yang utama. Namun stelah ditemukan antibiotik dan zat lain yang lebih efektif maka sejak tahun 1980-an indikasi dan penggunaanny semakin berkurang, juga karena kuman sudah resisten terhadap sulfonamida. Farmakokinetik Absorpsi melalui saluran cerna mudah dan cepat, kecuali beberapa macam sulfa yang khusus digunakan untuk infeksi lokal pada usus yang hanya sedikit diabsorpsi. Absorpsi melalui tempat-tempat lain, misalnya vagina, saluran nafas, kulit yang terluka, pada umumnya kurang baik, tetapi cukup menyebabkan reaksi toksik atau reaksi hipersensitivitas. Devirat tiodiazol (1940) memiliki Ppnya k.l 90% dengan plasma-tnya1-2 jam. Daya larutnya dalam urin (asam) baik. Distribusinya tersebar ke seluruh jaringan tubuh, oleh karena itu berguna untuk infeksi sistemik. Dalam cairan otak biasanya kadar obat lebih rendah dari pada dalam darah. Pada meningitis kadar dalam cairan otak dapat mencapai 50-80 % dari kadar dalam darah. Obat dapat melalui sawar uri masuk ke dalam sirkulasi janin, dan dapat menimbulkan efek toksik pada janin. Dalam tubuh, sulfa mengalami asetilasi dan oksidasi yang terutama terjadi di dalam hati. Hasil oksidasi yang sering menyebabkan reaksi toksik sistemik terutama lesi pada kulit dan gejala hipersensitivitas, sedangkan hasil asetilasi menyebabkan hilangnya keaktifan obat. a) Hampir semua dieksresi melalui ginjal, baik dalam bentuk asetil maupun bentuk bebas. Sebagian kecil dieksresi melalui tinja, empedu, air susu ibu. Berhubung eksresinya cepat sekali zat ini menghasilkan kadar tinggi dalam kemih dan sering digunakan pada radang kandung kemih. Sebaliknya,kadar dalam darah dan jaringan rendah. Farmakodinamik Banyak teori yang dikemukakan, tetapi yang paling banyak dipakai adalah teori woods dan fildes yang berdasarkan antagonisme antara PABA (para-amino benzoic acid) dangan sulfa, sehingga penggunaan PABA oleh bakteri di hambat oleh sulfa.

Teori ini disokong oleh penemuan PGA (pteroyglutamic acid, folic acid) yang mengandung radikal PABA. Obat menghambat pertumbuhan bakteri dengan mencegah penggunaan PABA untuk mensintesis PGA. Mikroba yang sensitif adalah mikroba yang harus mensintesis PGA-nya sendiri, sedangkan mikroba yang tidak membutuhkan PGA atau yang dapat mempergunakan PGA yang sudah terbentuk, tidak dipengaruhi obat. Efek bakteriostatik sulfa dihambat secara kompetitif oleh PABA. Indikasi Dosis Untuk dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun: Dosis standar : 1 kaptab/2 tablet, 2 x sehari Dosis tinggi : 1 kaptab/3 tablet, 2 x sehari Infeksi saluran kemih seperti pyelonephritis, prostatitis, urethritis oleh kuman yang sensitif seperti E coli, klebsiella, enterobacter dan proteus. Infeksi saluran pencernaan, terutama oleh kuman salmonella dan shigella seperti paratifoid dan disentri basiller.

Untuk anak-anak dengan umur: 8 minggu 5 bulan 6 bulan 5 tahun 6 tahun 12 tahun : sendok takar, 2 x sehari : 1 sendok takar, 2 x sehari : 2 sendok takar, 2 x sehari

Dosis pada ISK oral 3-4 dd 0,5-1 g selama 3 hari. Uro nebacetin = sulfametizol 2,4 g + neumisinsulfat 428 mg per 30 ml suspensi.

5. TRIMETOPRIM Trimetoprim menghambat reaksi enzimatik obligat pada dua tahap yang berturutan pada bakteri, sehingga kombinasi kedua obat memberikan efek sinergisti. Mekanisme kerja kedua obat tersebut telah diketahui sebelum dikenal manfaat kliniknya. Farmakodinamik Aktivitas antibakteri kombinasi trimetropim dan sulfametoksazol berdasarkan kerjanya pada dua tahap yang berurutan pada reaksi enzimatik untuk pembentukan asam tetrahidrofolat. Untuk mendapatkan efek sinergistik di perlukan perbandingan

kadar yang optimal dari kedua obat, yakni perbandingan kadar sesuai dengan KHM (kadar hambatan minimal) dari masing-masing obat invitro. Farmakokinetik Pada pemberian oral preparat kombinasi dengan dosis tunggal, trimetropim diabsorpsi lebih cepat dari pada sulfametoksazol. Pemberian kedua obat bersama-sama nampaknya memperlambat absorpsi sulfametoksazol. Kadar puncak trimetropim dalam darah tercapai setelah 2 jam, sedangkan kadar puncak sulfametoksazol terlihat 4 jam setelah pemberian oral dosis tunggal. Masa paruh trimetropim dan sulfametoksazol masing-masing 16 dan 10 jam. Pemberian 400 mg sulfametoksazol dengan 80 mg trimetropim (perbandingan 5:1), tiga kali sehari, kadar steady state minimal dalam darah dari masing-masing obat kira-kira 20 dan 1 ug/ml, yakni perbandingan optimal yang dicari. Indikasi Infeksi saluran kemih seperti pyelonephritis, prostatitis, urethritis oleh kuman yang sensitif seperti E coli, klebsiella, enterobacter dan proteus. Infeksi saluran pencernaan, terutama oleh kuman salmonella dan shigella seperti paratifoid dan disentri basiller. Infeksi saluran pernafasan, seperti bronchitis oleh kuman . influenza atau streptococcus pneumonia. Dosis Untuk dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun: Dosis standar : 1 kaptab/2 tablet, 2 x sehari Dosis tinggi : 1 kaptab/3 tablet, 2 x sehari Infeksi telinga, hidung dan tenggorokan. Infeksi lain seperti, toxoplasmosis dan infeksi lainnya di mana obat terpilih tidak dapat diberikan.

Untuk anak-anak dengan umur: 8 minggu 5 bulan 6 bulan 5 tahun 6 tahun 12 tahun : sendok takar, 2 x sehari : 1 sendok takar, 2 x sehari : 2 sendok takar, 2 x sehari

FARMAKOLOGI ANTIMIKROBA
OLEH: RAFIQAH AYU 02.110.076

SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN HAJI SUMATERA UTARA

DAFTAR PUSTAKA
Hoan Tjai, Tan DRS dan Rahardja, Kirana DRS. Obat-obat penting edisi ke enam.2008.PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO KELOMPOK KOMPAS- GRAMEDIA, JAKARTA. Goodman, L.S & Gilman, A. (eds) : The Pharmacological Basis of Therapeutics, 5th ed. (1975). MacMillan Publishing Co., New York. Meyers, F.H.; Jawetz, E. & Goldfien, A. : Review of Medical Pharmacology, 5th ed. (1976) & 6th ed. (1978). Lange Med. Publ., Maruzen. Melmon, K.L. & Morelli, H.F. (eds) : clinical pharmacology : Basic Principles in Therapeutics, 1st ed. (1972) & 2nd ed. (1978). MacMillan Publishing Co., New York. The Ama Department of Drugs : AMA Drugs Evaluation, 3rd ed. (1977). Publishing Sciences Group Inc., Littleton, Massachusetts.

Anda mungkin juga menyukai