TERMOKIMIA
Disusun oleh:
LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014
II.
Teori Dasar
Kalorimeter bom merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom ( tempat berlangsungnya reaksi pembakaran. Bom terbuat dari bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka : qreaksi = (qair + qbom )
Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus qair = m x c x DT dengan : m = massa air dalam kalorimeter ( g ) c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K ) DT = perubahan suhu ( oC atau K )
Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus : qbom = Cbom x DT dengan : Cbom = kapasitas kalor bom ( J / oC ) atau ( J / K ) DT = perubahan suhu ( oC atau K )
Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume tetap ( DV = nol ). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem = perubahan energi dalamnya. Sehingga UT= -C (T-T). Hasil pembakaran juga dapat dinyatakan dengan HT= UT+(nRT)
III.
Digram Alir
Dijalankan arus listrik untuk membakar cuplikan asam benzoat dan amati perubahan suhunya
Dicatat suhu sistem dalam selang waktu 1 menit sampai suhu konstan (selama 2 menit)
Diukur panjang kawat yang tersisa untuk menetukan panjang kawat yang terbakar
Dijalankan arus listrik untuk membakar cuplikan naftalena dan amati perubahan suhunya
Dicatat suhu sistem dalam selang waktu 1 menit sampai suhu konstan (selama 2 menit)
Diukur panjang kawat yang tersisa untuk menetukan panjang kawat yang terbakar
IV.
Data Pengamatan a. Penentuan Kapasitas Kalor Kalorimeter Massa Asam Benzoat Panjang kawat awal : 1,08 gram : 12,0 cm
Panjang kawat akhir Panjang kawat terbakar Tekanan Gas O2 Vtitran Suhu awal
o
Waktu (menit) 1 2 3 4 5 6 7
Suhu (
C)
Waktu (menit) 8 9 10 11 12 13 14
Suhu (
C)
Suhu akhir
: 27,72 oC
b. Penentuan kalor pembakaran naftalen Massa zat Panjang kawat awal Panjang kawat akhir Panjang kawat terbakar Tekanan Gas O2 Vtitran Suhu awal
o
: 0.94 gram : 12,0 cm : 3,4 cm : (12,0 cm 3,4 cm) = 8,6 cm : 30 atm : 11,5 mL : 25,56 oC
o
Waktu (menit) 1 2 3 4 5
Suhu (
C)
Waktu (menit) 6 7 8 9 10
Suhu (
C)
Suhu akhir
: 29,40 oC
V.
Pengolahan Data a. Penentuan Kapasitas Kalor Kalorimeter Faktor Koreksi: Faktor koreksi terhadap pembentukan asam nitrat (U1)
U1 = Volume titran Na2CO3 = 6,1 mL x ( = - 6,1 kalori ) ( )
Kapasitas Kalor Kalorimeter (C) UT asam benzoat: -6318 kal/gram T = 300,72 297,815 = 2,905 K
( ( ) ) ( ) ( )
7CO2(g) + 3H2O(g)
)
Kalor Pembakaran Sampel Naftalena C10H8 (s) + 12 O2 (g) 10 CO2 (g) + 4 H2O (g)
= -1067,19 kkal/mol
) ( )
= -1066,57 kkal/mol
Persen Kesalahan Kalor pembakaran naftalen literatur = -5156.3 kJ/mol = - 1230.85 kkal/mol
VI.
Pembahasan
VII.
Kesimpulan Kapasitas kalor PARR adiabatic calorimeter sebesar 2179,35 Kalor pembakaran sampel naftalena sebesar -1067,19 kkal/mol Persentase kesalahan pengukuran sebesar
VIII. Daftar Pustaka F. Daniel, Experimental Physical Chemistry 7th Ed., Mc-Graw-Hill, New York. G,W, Castellan, Physical Chemistry, 2nd Ed, Addison Wesley, Massachussets, 1971. Chang, Raymond.2004.Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga jilid I. Jakarta: Erlangga PARR Bulletin on Bomb Calorimeter www.wikipedia.org (akses 22 Februari 2014 pukul 12:33WIB)
IX.
Lampiran
Jawaban Pertanyaan 1. Perbedaan : HT : Perubahan energi yang diukur dari reaksi yang berlangsung pada volume tertentu dalam suatu sistem (pada tekanan tetap atau volum tetap, misalnya pada bomb kalorimeter). UT : Perubahan energi yang disertai dengan perubahan volume atau tekanan system. 2. UK = 0, karena sistem merupakan sistem terisolasi dan reaksi berlangsung secara adiabatik sehingga tidak ada perubahan energi dalam yang terjadi. 3. UT = qp - p V UT1 UT2 = qp p(V1 V2)
qp = (UT2 + pV2) - (UT1 + pV1) qp = UT + pV Karena qp = HT dan pV = (n) RT, Maka, HT = UT + pV HT = UT + (n) RT
4.
Energi Ikatan (kJ/mol) 348 413 614 803 498 366 = [ 5 (HC=C ) + 8(HC-H) + 6(HC-C) + 12(HO=O) ] [8 (HO-H) + 20 (HC=O) ] = [(5 x 614) + (8 x 413) + (6 x 348) + (12x498) ] [ (8x 366) + ( 20x 803) ] = 14438 -18988 = - 4550 kJ/mol