Anda di halaman 1dari 30

PROGRAM KERJA

KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


(KKN PPM)
KECAMATAN LEMBAH SEGAR NAGARI KUBANG TANGAH

OLEH :
MUHAMMAD FAHYUDI
0810941006

DPL :

Rika Sabri, S Kep.M Kep, Sp Kom

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir 50 persen rumah tangga di wilayah perkotaan dan perdesaan di Indonesia kekurangan
layanan-layanan dasar seperti pelayanan jaringan air minum, pengelolaan persampahan,
pengelolaan kualitas udara serta kesehatan lingkungan. Sistem sanitasi yang baik akan
menghasilkan manfaat ekonomi, melindungi lingkungan hidup, dan sangat vital bagi
kesehatan manusia.
Masyarakat tidak selalu menyadari pentingnya kebersihan. Praktik-praktik kebersihan yang
ada seringkali tidak kondusif bagi kesehatan yang baik, dan kakus tidak dipelihara atau
digunakan dengan baik. Tingginya angka kejadian diare, penyakit kulit, penyakit usus dan
penyakit-penyakit lain yang berasal dari air, sampah, dan udara dikalangan masyarakat
berpenghasilan rendah tetap menjadi halangan yang sering kali terjadi dalam upaya
meningkatkan kesehatan anak secara umum. Selain akses yang buruk terhadap sanitasi
lingkungan, kegagalan untuk mendorong perubahan-perubahan prilaku khusunya di kalngan
keluarga berpenghasilan rendah dan penduduk di daerah kumuh telah memperburuk situasi
sanitasi di Indonesia.
Sebuah studi Bank Dunia yang disebarkan bulan Agustus 2008 menemukan bahwa kurangnya
akses terhadap sanitasi menyebabkan biaya finansial dan ekonomi yang berat bagi ekonomi
Indonesia, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi sector public dan perdagangan. Sanitasi
yang buruk, menyebabkan sedikitnya 120 juta kasus penyakit dan 50.000 kematian dini setiap
tahun, dengan dampak ekonominya senilai lebih dari 3,3 miliyar dolar AS per tahun. Sanitasi
yang buruk juga menjadi penyumbang signifikan dari polusi air dan udara yang menambah
biaya yang aman bagi rumah tangga. Biaya ekonomi yang terkait karena sanitasi yang buruk
saja telah melampaui 1,5 miliar dolar AS pertahun. Tahun 2006, Indonesia kehilangan 2,3
persen produk domestik bruto yang disebabkan oleh sanitasi dan kebersihan yang buruk.
Berdasarkan kenyataan diatas, solusi terhadap permasalahan sanitasi adalah adanya sebuah
sistem pengolahan sanitasi di perkotaan dan perdesaan serta adanya penyuluhan yang baik
dan benar kepada masyarakat sehingga dapat dimengerti dan dilaksanakan. Sanitasi tersebut
haruslah memenuhi beberapa persyaratan yang ada yaitu; kualitas, kuantitas, kontiniuitas dan

biaya yang ekonomi, maka dari pada itu harus ada sistem sanitasi di lingkungan rumah yang
baik.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan KKN ini adalah mencari database sistem lingkungan rumah di
daerah tempat dilaksanakanny KKN yaitu di Nagari Kubang Tangah. Database ini diambil
berdasarkan penyebaran kuisioner kesehatan lingkungan yang akan di berikan kepada
masyarakat di sekitar tempat KKN.
Tujuan dari KKN ini untuk lebih memahami tentang sistem sanitasi lingkungan rumah dengan
melihat berbagai faktor yang mempengaruhinya beserta dengan perancangan sistem sanitasi
di linglkungan rumah tersebut. Selain itu pelaksanaan KKN ini juga merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi S1 di Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Andalas.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang akan dibahas pada program kerja KKN ini adalah:
1.

Analisis data-data yang berhubungan dengan permasalahan air, sampah, udara dan
kesehatan lingkungan di daerah pelaksanaan KKN melalui penyebaran kuisioner.

2.

Perencanaan pengelolaan kualitas air yang mencakup sosialisasi peraturan perundangundangan, monitoring dan evaluasi, serta pemberdayaan sumberdaya masyarakat daerah
pelaksanaan KKN.

3.

Perencanaan pengelolaan persampahan yang mencakup pemisahan jenis sampah, sistem


pewadah, sistem pengumpulan, sistem pengolahan dan sistem pembuangan akhir.

4.

Perencanaan pengelolaan kualitas udara dalam rumah yang mencakup ventilasi,


temperatur, pencahayaan, penerangan, bahan bakar, kelembapan udara serta kebisingan.

5.

Perencanaan pengelolaan kesehatan lingkungan meliputi hidrosfir, atmosfir, litosfer,


biosfir dan sosiosfir.

1.4 Sistematika Penulisan


Secara umum, program kerja KKN ini akan merencanakan suatu sistem sanitasi lingkungan
rumah di daerah pelaksanaan KKN ini. Penyusunan program kerja ini dibagi menjadi:
BAB I

: PENDAHULUAN
Berisi hal-hal umum tentang latar belakang, maksud dan tujuan KKN, ruang
lingkup dan sistematika penulisan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang penjelasan mengenai sistem sanitasi, pengelolaan air,
pengelolaan sampah, pengelolaan kualitas udara dalam rumah serta kesehatan
lingkungan.

BAB III

: GAMBARAN UMUM SISTEM SANITASI LINGKUNGAN RUMAH


Berisi hal-hal yang berhubungan tentang sistem sanitasi rumah, tantangan yang
dihadapi dan analisi/evaluasi masalah sanitasi di daerah kawasan KKN.

BAB IV

: RANCANGAN SISTEM SANITASI LINGKUNGAN RUMAH


Berisi tentang strategi untuk pemecahan sisitem sanitasi lingkungan rumah di
daerah kawasan KKN serta cara-cara yang tepat dalam sistem pengelolaan
lingkungan yang baik di daerah kawasan KKN.

BAB V

: PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan,
pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya. Sanitasi adalah perilaku disengaja
dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia (Notoadmojo, 2003).
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis
dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari
tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian,
air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan
pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis
(contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya
kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan
sabun).
Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya
kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik
beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian
lingkungan.
Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi
berhubungan langsung dengan:
1.

Kesehatan. Semua penyakit yang berhubungan dengan air sebenarnya berkaitan


dengan pengumpulan dan pembuangan limbah manusia yang tidak benar. Memperbaiki
yang satu tanpa memperhatikan yang lainnya sangatlah tidak efektif.

2.

Penggunaan air. Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa
memakan hingga 40% dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan
jumlah penggunaan 190 liter air per kepala per hari, mengganti toilet ini dengan unit baru
yang menggunakan hanya 0,7 liter per siraman bisa menghemat 25% dari penggunaan air
untuk rumah tangga tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan. Sebaliknya,
memasang unit penyiraman yang memakai 19 liter air di sebuah rumah tanpa WC bisa

meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Jelas, hal ini tidak diharapkan di daerah yang
penyediaan airnya tidak mencukupi, dan hal tersebut juga bisa menambah jumlah limbah
yang akhirnya harus dibuang dengan benar.
3.

Biaya dan pemulihan biaya.


a. Biaya pengumpulan, pengolahan dan pembuangan limbah meningkat dengan cepat
begitu konsumsi meningkat. Merencanakan hanya satu sisi penyediaan air tanpa
memperhitungkan biaya sanitasi akan menyebabkan kota berhadapan dengan masalah
lingkungan dan biaya tinggi yang tak terantisipasi. Pada tahun 1980, Bank Dunia
melaporkan

bahwa dengan menggunakan

praktik-praktik konvesional,

untuk

membuang air dibutuhkan biaya lima sampai enam kali sebanyak biaya penyediaan. Ini
adalah untuk konsumsi sekitar 150 hingga 190 liter air per kepala per hari. Informasi
lebih baru dari Indonesia, Jepang, Malaysia dan A. S. menunjukkan bahwa rasio
meningkat tajam dengan meningkatnya konsumsi; dari 1,3 berbanding 1 untuk 19 liter
per kepala per hari menjadi 7 berbanding 1 untuk konsumsi 190 liter dan 18 berbanding
1 untuk konsumsi 760 liter.
b. Penggunaan ulang air. Jika sumber daya air tidak mencukupi, air limbah merupakan
sumber penyediaan yang menarik, dan akan dipakai baik resmi disetujui atau tidak.
Karena itu peningkatan penyediaan air cenderung mengakibatkan peningkataan
penggunaan air limbah, diolah atau tidak dengan memperhatikan sumber-sumber daya
tersebut supaya penggunaan ulang ini tidak merusak kesehatan masyarakat.
2.2 Rumah
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat
tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Pada zaman purba manusia
bertempat tinggal digua-gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah tempat
tinggal di hutan-hutan dan dibawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah
membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang
serba modern.sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya, dengan
ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat
setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (lokal material)
pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan
bukan bahan-bahan setempat tetapi kadang-kadang desainya masih mewarisi kebudayaan
generasi sebelumnya (Notoadmojo, 2003).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah:

1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial. Maksudnya
membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan. Di
pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di
daerah panas, di daerah pegunungan dekat gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah
bebas gempa dan sebagainya. Rumah didaerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan
kondisi social budaya pedesaaan, misalnya bahanya, bentuknya, menghadapnya, danlain
sebagainya. Rumah didaerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun
harus kokoh, rumah didekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap
serangan-serangan binatang buas.
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat Hal ini dimaksudkan rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat
yang murah misal bambu, kayu atap rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahanbahan pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah bukan
sekadar berdiripada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan seterusnya (Notoadmojo,
2003).
2.3 Syarat-Syarat Rumah Yang Sehat
Adapun syarat-syarat dari rumah sehat itu sendiri antara lain:
1. Bahan bangunan
a. Lantai : Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan.
Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan, dan inipun
mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang
dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tdak berdebu pada musim kemarau dan tidak
basah pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat
ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat, dan
dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
b. Dinding : Tembok adalah baik, namun disamping mahal tembok sebenarnya kurang cocok
untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah
tropis khususnya di pedesaan lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak
cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi,
dan dapat menambah penerangan alamiah.
c. Atap Genteng : Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun
pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh
masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak

masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun
kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah
pedesaan, di samping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah.
d. Lain-lain (tiang, kaso dan reng) Katu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah
umum di pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu
diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk
menghindari ini cara memotongnya barus menurut ruas-ruas bambu tersebut, maka lubang
pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran
udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O 2 yang diperlukan
oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan O 2
didalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi
meningkat.disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara
didalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan penyerapan.
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri, patogen (bakteribakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah untuk membebaskan
udara ruanganruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu
terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu
mengalir. Fungsi lainya adalah untuk menjaga agar ruangan selalu tetap didalam kelembaban
(humuduty) yang optium.
Ada 2 macam ventilasi, yakni :
a) Fungsi kedua dari pada ventaliasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteribakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara dan sebagainya.
Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena merupakan jalan
masuknya nyamuk dan serangga lainya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha
lain untuk melindung kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara
tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok
dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatika disinni bahwa sistem pembuatan
ventilasi harus dijaga agar udara tidak berhenti atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya
di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
3. Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak.
Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari di
samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya didalam rumah akan
menyebabkan silau, dam akhirnya dapat merusakan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2,
yakni:
a) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya matahari ini sangat penting, karena dapat
membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena
itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya
jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas
lantai yang terdapat didalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat
jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak
terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini, disamping sebagai ventilasi, juga
sebagai jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan
dusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka
sebaiknya jendela itu harus di tengah-tenan tinggi dinding (tembok). Jalan masuknya
cahaya ilmiah juga diusahakan dengan geneng kaca. Genteng kaca pun dapat dibuat secra
sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa waktu pembuatanya kemudian
menutupnya dengan pecahan kaca.
b) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu
minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
4. Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lanai
bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak
sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini
tidak sehat, sebab di samping menyebabkan kurangnya konsumsi O 2 juga bila salah satu
anggota keluarga terkene penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga
yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 3 m 2 untuk
tiap orang (tiap anggota keluarga).
5. Fasilitas-fasilitas didalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
a. Penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan Tinja
c. Pembuangan air limbah (air bekas)

d. Pembuangan sampah
e. Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga
Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk
rumah pedesaan, yakni:
a) Gudang, tempat menyimpan hasil panen. Gudang ini dapat merupakan bagian dari rumah
tempat tinggal tersebut, atau bangunan tersendiri.
b) Kandang ternak, oleh karena kandang ternak adalah merupakan bagian hidup dari petani,
maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh di dalam rumah. Hal ini tidak sehat, karena
ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya demi kesehatan,
ternak harus terpisah dari rumah tinggal, atau dibikinkan kandang sendiri (Notoadmojo,
2003).
2.4 Sistem Pembuangan
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga,
industri maupun tempat-tempat umum lainya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan
atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan
hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah
cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersamasama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto
Kusnoputranto, 1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari
kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri,
perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena
lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut
dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya
akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air
buangan ini harus dikelola atau diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai
sumber, secara garis besar dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah
yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta
(tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari
bahan-bahan organic.
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis industri
akibat proses produksi. Zat-zat yang tergantung di dalamnya sangat bervariasi sesuai

dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain : nitrogen, logam
berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak
menimbulkan polusi lingkungan memnjadi rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari
daerah: perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya.
Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah
rumah tangga. Karakteristik air limbah perlu dikenal, karena hal ini akan menentukan cara
pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar
karakteristik air limbah ini digolongkan menjadi sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan
suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan
sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas
cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.
2. Karakter kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal
dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine
dan sampah-sampah lainya. Oleh sebab itu, pada umumnya bersifat basah pada waktu
masih baru, dan cenderung ke asam apabila sudah memulai membusuk. Substansi
organik dalam air buangan terdiri dari dua gabungan, yakni:
a. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya: urea, protein, amine, dan asam
amino.
b. Gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, dan karbuhidrat,
termasuk selulosa.
3. Karakteristik bakteriologis Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongan coli
terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya, namun keduanya tidak
berperan dalam proses pengolahan air buangan. Sesuai dengan zat-zat yang terkandung
di dalam air limbah ini, maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara
lain:
a. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama: kholera,
typhus abdominalis, desentri baciler.
b. Menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme pathogen.
c. Menjadi temoat-tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup larva
nyamuk.

d. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
e. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan hidup lainya.
f. Mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidak nyaman, dan
sebagainya.
Pegolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran
air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang
cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaraan air limbah tersebut. Namun
demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya,
sehingga air limbah perlu dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara
lain sebagai berikut:
1. Pengeceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru
dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti
makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu
banyak, dan diperluka air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya:
bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya
menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan
sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi (Oxidation ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae),
bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan kedalam
kolam berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam
tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan
didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan memungkinkan sirkulasi angin dengan
baik.
3. Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk
kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air
buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus
berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah
tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, damn lain-lainya dimana kandungan
zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.

BAB III
GAMBARAN UMUM
SISTEM SANITASI LINGKUNGAN RUMAH
3.1 Pengelolaan Air
3.1.1 Kondisi Umum Sumber Daya Air
Lebih dari 73% zat pembentuk tubuh manusia adalah air. Jumlah manusia yang meninggal
karena tidak adanya akses terhadap air bersih lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
korban perang (setiap 1 dari 5 orang di dunia) (USA today, 2001). 40% dari sumber air tidak
memnuhi kriteria peruntukkan air (USEPA, 1998).
Air merupakan sumberdaya alam yang dapat terbarui siklusnya. Kualitas dan kuantitas yang
tersedia per satuan waktu di suatu daerah sangat tergantung kepada kegiatan manusia,
sehingga sumber daya air harus dikelola, dipelihara, dimanfaatkan, dilindungi dan dijaga
kelesetariannya.
3.1.2 Tantangan Sumber Daya Air
Jumlah penduduk yang semakin bertambah, laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
konsumsi perkapita akhirnya mencapai suatu batas kemampuan dari sumberdaya air yang
terbarukan dan menjadi faktor yang akan mengancam kelesetarian air dan sumber air.
Perluasan lahan pertanian dan indistri kayu olahan serta usaha-usaha pertambangan yang
memanfaatkan hutan-hutan konservasi di bagian-hulu secara berlebihan dimana daerah
tersebut merupakan daerah tangkapan hutan.
3.1.3 Peluang Sumber Daya Air di Provinsi Sumatra Barat
Provinsi Sumatra Barat mempunyai 4 danau besar yaitu Danau Singkarak, Danau Maninjau,
Danau Diatas dan Danau Dibawah serta sejumlah embung dan telaga alami. 606 sungai yang
266 mengalir ke pantai barat dan 304 sungai mengalir ke pantai timur Sumatra. Curah hujan
yang tinggi rata-rata 4000 mm-5000 mm pertahunnya.
3.2 Pengelolaan Sampah
3.2.1 Kondisi Umum Persampahan
Dengan meningkatnya kemajuan teknologi dan industri di era globalisasi sekarang ini, tidak
hanya memberikan dampak positif tetapi juga dampak negatif terhadap manusia dan

lingkungan. Dampak negatif itu adalah meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan dari
produk-produk industri yang dikonsumsi oleh masyarakat yang nantinya akan mengganggu
kesehatan manusia dan juga merusak lingkungan. Jika sampah tersebut terus bertambah dan
menumpuk pada suatu tempat maka akan menjadi suatu masalah besar. Untuk itu perlu
penanganan khusus agar sampah tersebut tidak mengganggu kesehatan manusia dan juga
tidak merusak lingkungan.
3.2.2 Tantangan Pengelolaan Persampahan
Sebagai salah satu kota di Indonesia yang pernah mendapat penghargaan atas kebersihan
kotanya, Kota Padang juga tidak pernah luput dari masalah persampahan. Kota yang sedang
giat membangun ini merupakan pusat dari berbagai aktivitas masyarakat Sumatera Barat,
diantaranya; perdagangan, pendidikan, perbankan, pariwisata, perindustrian, dan kesehatan.
Dari semua aktivitas tersebut dan juga dari rumah-rumah penduduk akan dihasilkan sampah
dengan jenis dan karakteristik serta komposisi yang berbeda-beda sesuai dengan aktivitas
yang dilakukan. Untuk itu perlu diusahakan suatu sistem pengelolaan sampah yang baik,
efektif, efesien, tepat sasaran dan ada keseimbangan antara jumlah sampah yang dihasilkan
dengan kapasitas pengolahan.
3.2.3 Peluang Pengelolaan Persampahan
Sampah dapat bernilai ekonomi bila dimanfaatkan kembali dalam bentuk pemanfaatan energi
atau pemanfaatan bahan (bahan utama dan bahan pembantu). Perlindungan terhadap
lingkungan karena sampah berdampak negatif terhadap lingkungan (pencemaran), maka
diwajibkan pengolahan sampah
3.3 Pengelolaan Kualitas Udara Dalam Rumah
3.3.1 Kondisi Umum Kualitas Udara Dalam Rumah
Menurut American Collage of Allergies, 50% dari seluruh penyakit disebabkan oleh
tercemarnya udara dalam ruangan. Bangunan rumah dan gedung saat ini dibangun sempit
dengan berbagai sumber masalah pencemaran. Sebagai hasilnya, sumber alami pembersih
udara (seprti ozon dan ion negatif) tersingkir sedangkan sumber pencemar tetap bertahan.
Studi terakhir menemukan bahwa tingkat alergi dalam rumah yang tertutup rapat 200% lebih
tinggi dari rumah pada umumnya.
3.3.2 Tantangan Pengelolaan Kualitas Udara Dalam Rumah
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan
memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut:

Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;

Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3;

Gas SO2 maksimum 0,1 ppm;

Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari;

Kebisingan dianjurkan 45 dBA, maksimum 55 dBA;

Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.

3.3.3 Peluang Pengelolaan Kualitas Udara Dalam Rumah


Pemilihan bahan bangunan yang tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang
dapat membahayakan kesehatan, antara lain: debu total kurang dari 150 mg/m 2, asbestos
kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan. Dinding
rumah harus memiliki ventilasi dan dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
3.4 Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
3.4.1 Pengaruh Hidrosfer Terhadap Kesehatan
Secara tidak langsung efek air terhadap kesehatan adalah pendayagunaan air yang dapat
meningkatkan ataupun menurunkan kesejahteraan manusia. Secara langsung efek air terhadap
kesehatan adalah zat-zat presisten seperti DDT, zat-zat radioaktif, penyebab lain dari benda
hidup dan tak hidup.
3.4.2 Pengaruh Atmosfer Terhadap Kesehatan
Efek kesehatan yang disebabkan oleh udara yang tidak bersih dapat berupa udara bebas
seperti keracunan CO dan SO2 sedangkan dari udara tidak bebas berupa penyakit TBC,
influenza yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
3.4.2 Pengaruh Sosiosfer Terhadap Kesehatan
Penyakit bawaan sosiosfer berkaitan dengan prilaku kebiasaan hidup yang dapat
menyebabkna penyakit seprti penyakit yang dipicu oleh penyakit jantung yang diperparah
oleh kebiasaan merokok dan minum-minuman keras.

BAB IV
RANCANGAN SISTEM SANITASI LINGKUNGAN RUMAH

4.1 Umum
Program yang akan direncanakan adalah pengumpulan data dari beberapa sampel rumah di
daerah wilayah studi KKN dengan menyebarkan kuisioner yang telah terformat dengan tema
sistem sanitasi lingkungan rumah". Sebelum kusioner disebarkan dalam pengambilan data
terlebih dahulu diadakannya penyuluhan semacam presentasi kepada warga dan jajaran
pemerintah nagari tentang pengetahuan sistem sanitasi lingkungan rumah dengan tujuan
memberi wawasan dan menunjang kesadaran dari warga dalam partisipasi untuk mengisi
kuisioner dengan penuh keseriusan agar data yang diperoleh lebih representatif.
4.2 Waktu
Penyebaran kuisioner dilakukan selama satu minggu efektif kerja.Waktu pelaksanaanya
adalah minggu kedua dari jadwal KKN. Ini mengingat karena pada waktu tersebut peserta
KKN telah cukup akrab dan dekat dengan warga sehingga lebih memudahkan dalam
penyebaran kuisioner ke rumah-rumah warga. Sedangkan waktu untuk merekapitulasi dan
mengolah data kuisioner lebih kurang 4-5 hari setelah semua kuisoner terkumpulkan.
4.3 Pelaksana
Penyebaran kuisioner dilakukan oleh mahasiswa KKN dan dibantu oleh jajaran pemerintah
nagari dan lembaga ataupun organisasi berbasis masyarakat.
4.4 Dana dan perlengkapan
Untuk penyebaran kuisioner membutuhkan biaya atau dana yang tidak begitu besar, meliputi
biaya fotokopi kusioner sebanyak sampel rumah yang akan didata serta biaya transportasi ke
rumah warga. Namun, dilakukan terlebih dahulu penyuluhan atau presentasi yang
kemungkinan akan memakan dana untuk snack peserta yang hadir. Untuk perlengkapan saat
presentasi adalah infocus, pengeras suara dan laptop.
4.5 Tempat
Tempat yang akan diperlukan adalah tempat diadakannya presentasi. Untuk presentasi dapat
dipakai sebuah ruangan yang ada di kantor walinagari atau di salah satu kelas dari gedung
sekolah yang ada.
4.6 Kemungkinan hambatan
Kemungkinan hambatan dari terlaksananya program adalah jarak yang akan ditempuh oleh
pelaku untuk ke rumah-rumah warga (responden) yang jauh.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penyusunan program kerja ini adalah:
a. Program kerja yang akan dilaksanakan adalah pengumpulan data tentang sistem
sanitasi lingkungan rumah di wilayah KKN dengan pengambilan sampel secara
statistik yang didahului dengan presentasi di hadapan warga dan pemerintah nagari;
b. Data yang diperoleh direkapitulasi dan diolah yang kemudian dibuat dalam tiga
rangkap, rangkap pertama untuk pemerintah nagari, rangkap kedua untuk kampus dan
rangkap ketiga sebagai arsip pribadi mahasiswa KKN;
c. Data kuisioner berguna sebagai evaluasi dan pedoman untuk menilai tingkat sanitasi
lingkungan rumah yang sehat dan untuk mengambil kebijakan selanjutnya.
5.2 Saran
Beberapa saran untuk pembaca dan khususnya untuk penulis dan penyusun program
selanjutnya:
a. Program yang akan direncanakan sebaiknya yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang
didalami;
b. Program yang direncanakan adalah program yang berdampak positif untuk wilayah
studi/KKN;
c. Dalam perencanaan program, program tersebut diharapkan yang bersifat spesifik dan
dalam batasan masalah yang tidak luas sehingga hasil yang di dapatkan tidak
terkendala dalam aspek ketelitian.

LAMPIRAN

KUISIONER KESEHATAN LINGKUNGAN


Nama Responden

Alamat

Hari/Tanggal

Petunjuk pengisian:
-

Bacalah dengan cermat dan teliti

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap benar

Jawablah sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan anda

A. GAMBARAN UMUM RESPONDEN


1. Status anda di rumah ini?
a. Kepala Rumah Tangga

f. S1/S2
4. Pekerjaan anda
a. PNS

b. b. Ibu Rumah Tangga


b. Pegawai swasta
c. c. Lainnya
c. Petani
2. Jumlah anggota penghuni rumah
a. 1-3 orang
b. 4-6 orang
c. 7-9 orang
d. > 10 orang
3. Pendidikan terakhir anda
a. Tidak sekolah
b. Tamat SD
c. Tamat SMP dan Sederajat
d. Tamat SMA dan Sederajat
e. D3

d. Pedagang
e. Nelayan
f. Pensiunan
g. Buruh
h. Lainya.
5. Pendapatan anda dalam 1 bulan
a. < Rp. 250.000
b. Rp. 250.000 Rp. 500.000
c. Rp. 500.000 Rp. 1.000.000
d. > Rp. 1.000.000

6. Pengeluaran Anda dalam 1 bulan


a. < Rp 250.000
b. Rp. 250.000 Rp. 500.000
c. Rp. 500.000 Rp. 1.000.000
d. > Rp. 1.000.000

B. AIR BERSIH
1. Sumber air bersih
a. Sumur gali
b. Sumur pompa tangan
c. Ledeng/PDAM
d. PAH
e. Lainnya
2. Air yang didapatkan, digunakan untuk apa saja
a. Minum
b. Masak
c. Mandi
d. Cuci
e. Lainnya (sebutkan)
3. Bagaimana kecukupan sumber air anda pada musim kemarau
a. Keperluan makan dan minum

( ) Ya

( ) Tidak

b. Kepeluan mandi

( ) Ya

( ) Tidak

c. Keprluan mencuci

( ) Ya

( ) Tidak

d. Keprluan Lainnya

( ) Ya

( ) Tidak

4. Tersedia air bersih dengan kapasitas minimal 60 L/orang/hari


a. Ya
b. Tidak
5. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum
sesuai dengan peraturan prundang-undangan yang berlaku
a. Ya
b. Tidak
6. Bagaimana kualitas sumber air anda
a. Keruh

( ) Ya

( ) Tidak

b. Berwarna

( ) Ya

( ) Tidak

c. Berbau

( ) Ya

( ) Tidak

d. Berasa

( ) Ya

( ) Tidak

7. Kekurangan pasokan air pada waktu tertentu


a. Ya, Jelaskan

b. Tidak, Jelaskan
C. AIR BUANGAN
1. Pembuangan air buangan rumah tangga
a. Jamban
b. Sembarangan
c. Dibuang ke sungai
2. Jenis pembuangan air buangan rumah tangga
a. Cemplung tertutup (cubluk)
b. Leher
c. Sembarangan
d. Lainnya..
3. Jenis pembuangan air buangan rumah tangga
a. Saptic Tank
b. Dibuang ke roil/selokan
c. Lainnya, sebutkan
4. Apakah terjadi genangan air pada lokasi tertentu
a. Ya, kenapa
b. Tidak
5. Apakah terjadi banjir pada musim hujan
a. Ya, kenapa.
b. Tidak

6. Apakah ada saluran drainase/saluran hujan pada wilayah tempat tinggal anda
a. Ya
b. Tidak
7. Jika pertanyaan no 6 TIDAK, apakah saluran drainase diperlukan untuk
mengalirkan air hujan, jelaskan.
D. SAMPAH
1. Sumber sampah
a. Rumah tangga
b. Pekarangan
c. Pertanian
d. Perkebunan
2. Timbulan sampah
a. Sampah basah
b. Sampah kering
c. Plastik
d. Kaca/botol
e. Logam/besi/kaleng
f. B3
3. Pewadahan sampah
a. Plastik
b. Bin

c. Lain-lain, sebutkan
4. Cara pengolahan sampah, apa yang dilakukan
a. Dibakar
b. Ditimbun
c. Lain-lain, sebutkan
5. Dimana sampah rumah tangga dibuang
a. Pada tempatnya
b. Got
c. Dibiarklan saja
E. UDARA
1. Bagaimana kondisi sirkulasi udara di rumah anda
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
2. Apa prasarana yang ada untuk mengendalikan sirkulasi udara di rumah anda
a. Jendela
b. Ventilasi
c. AC
d. Kipas angina
e. Exhauster
f. Lainnya

3. Bagaimana temperatur udara dalam ruangan di rumah anda


a. Panas
b. Cukup panas
c. Sejuk
d. Dingin
4. Bagaimana kelembapan udara dalam rumah anda
a. Lembab
b. Agak lembab
c. Kering
5. Bagaimana pencahayaan (sinar matahari) di rumah anda
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
6. Bagaimana penerangan rumah anda
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
7. Sebutkan alat penerangan rumah anda
a. Listrik
b. Petromak
c. Lampu teplok

d. Lililn
e. Lainnya
8. Bagaimana kondisi kebisingan rumah anda
a. Bising
b. Cukup bising
c. Tidak bising
9. Jika BISING sebutkan sumber bising rumah anda
10. Sebutkan sumber bahan bakar untuk memasak di rumah anda
a. Listrik
b. Gas LPG
c. Minyak tanah
d. Arang/briket/batok kelapa
e. Kayu bakar
11. Hewan terna

( ) Ya

( ) Tidak

Jika ada, tempat hewan peliharaan di letakkan


a. Terpisah dari rumah dengan jarak meter
b. Dibawah kolong
c. Didalam rumah
F. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Kategori rumah
a. Permanen

b. Semi permanen
c. Non permanen
2. Kepemilikan sarana sanitasi dasar
a. Persediaan air bersih
b. Kepemilikan jamban keluarga
c. Tempat sampah
d. Pengelolaan air limbah keluarga
3. Keadaan jamban rumah tangga
a. Kotor
b. Berbau
c. Bersih
4. Sinar matahari yang masuk ke rumah melalui
a. Lubang angina
b. Pintu
c. Jendela
5. Jenis lantai rumah keluarga
a. Ubin
b. Semen
c. Tanah
6. Komponen dan penataan ruangan rumah
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

( ) Ya

( ) Tidak

b. Ruang tidur, rung keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk


pengaturan sirkulasi udara
( ) Ya

( ) Tidak

c. Kamar mandi dan tempat cuci kedap air dan mudah dibersihkan
( ) Ya

( ) Tidak

d. Langit-langit mudah dibersihkan


( ) Ya

( ) Tidak

e. Ruang dapur dilengkapi dengan sarana pembuangan asap


( ) Ya

( ) Tidak

f. Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat


menerangi seluruh bagian rungan dan tidak menyilaukan
( ) Ya

( ) Tidak

g. Suhu udara nyaman berkisar antara 18oC sampai 30oC


( ) Ya

( ) Tidak

h. Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%


( ) Ya

( ) Tidak

i. Binatang penular penyakit, seperti tikus, lalat, kecoa, nyamuk, dll


( ) Ya

( ) Tidak

7. Jumlah penghuni menderita penyakit berikut dalam 1 tahun terakhir

a. Diare

b. Kolera

c. Disentri

d. Tipus

e. Hepatitis A

f. Demam Berdarah

g. Malaria

h. Kaki gajah

i. Trachoma (mata)

j. Penyakit kulit

: Scabies/kudis

k. Influenza

l. TBC

m. ISPA

8. Kebiasaan penghuni rumah


a. Merokok
b. Minum-minuman keras
c. Lainnya, sebutkan.
9. Adakah kejasama antara masyarakat/keluarga dalam swadaya lingkungan
sehat
a. Ada
b. Tidak ada
c. Tidak peduli

10. Masalah-masalah yang ada disekitar lingkungan masyarakat/keluarga


a. Masalah air bersih
b. Masalah air buangan
c. Masalah sampah
d. Tidak ada masalah

Anda mungkin juga menyukai