Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No.

ISSN 1858-4330

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR


EFEECT OF NPK FERTILIZER DOSAGE ON Jatropha curcus GROWTH Muh. Askari Kuruseng dan Faisal Hamzah Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Gowa Jl. Malino KM 7 Kec. Bontomarannu Kab. Gowa

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman jarak pagar. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin Makassar. Penelitian ini disusun dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 dosis perlakuan, yaitu : P0 = Kontrol, P1= 1 g pohon-1, P2 = 2 g pohon-1, P3 = 3 g pohon-1, P4 = 4 g pohon-1, P5 = 5 g pohon-1, P6 = 6 g pohon-1, P7 = 7 g pohon-1. Setiap unit perlakuan terdiri atas 3 polybag dan diulang sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati adalah: umur bertunas, tinggi tunas, jumlah tunas, diameter tunas, jumlah daun, umur berbunga. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemupukan dengan dosis 4 g pohon-1 NPK memberikan hasil terbaik pada rata-rata umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah tunas dan jumlah daun. Sedangkan umur berbunga tercepat diperoleh dari dosis 5 g pohon-1 NPK, dan kedua perlakuan tersebut umumnya hanya berbeda nyata dengan kontrol, dosis 1 g pohon-1, 2 g pohon-1 dan 3 g pohon-1 NPK. Hubungan antara umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tunas dan umur berbunga dengan dosis NPK bersifat kuadratik dengan dosis optimal adalah 4 g pohon-1 NPK. Kata kunci: Dosis pupuk, pertumbuhan jarak pagar

ABSTRACT This research aims to known the effect of NPK fertilizer dosage on Jatropha curcus growth. This research was conducted at the experimental farm of Faculty of Agriculture Hasanuddin university Makassar. This research was arranged according to Randomized Block Design with 8 dosage treatment, namely: P0 = Control, P1= 1 g trees-1 , P2 = 2 g trees-1 , P3 = 3 g trees-1 , P4 = 4 g trees-1 , P5 = 5 g trees-1 , P6 = 6 g trees-1 , P7 = 7 g trees-1. Each unit of treatment was consisted of 3 polybag and was repeated 3 times. Parameter measured were age of budding, shoot height, number of shoots, shoot diameter, number of leaf, and flowering age. Result of the reasearch showed that fertilizing with 4 g trees-1 NPK dosage have best result on average age of budding, number of shoots and number of leaf. While the pastest flowering age was obtained from 5 g trees-1 NPK dosage, and both of that treatments were generally significant different with control, 1 by and large just different real with control, 1 g trees-1 , 2 g trees-1 , and 3 g trees-1 NPK dosage. The relationship among age of budding, shoot height, number of leaf, number of shoots and flowering age with NPK dosage have quadratic's relation, with optimal dosage is 4 g trees-1 NPK. Keywords: Fertilizer dosage, Jatropha curcus growth

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 1858-4330

PENDAHULUAN Jarak pagar merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat prospektif sebagai bahan baku biodiesel. Hal ini disebabkan karena tanaman jarak pagar dapat menghasilkan kadar minyak sekitar 30 sampai 50 persen, dengan umur tanaman dapat mencapai 30 tahun serta dapat dikembangkan pada lahan marginal. Tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk berproduksi baik, membutuhkan banyak macam unsur, yaitu unsur hara makro dan mikro yang bersifat esensial. Unsur hara tersebut diperoleh tanaman dari tanah melalui akar dan dari udara melalui daun. Makin baik pertumbuhan tanaman dan makin tinggi produksinya yang dipanen berarti makin tinggi jumlah unsur hara yang diserap dan diangkut dari dalam tanah serta dipindahkan ke tempat lain. Oleh karena itu produktivitas tanaman akan semakin menurun jika tidak dibarengi dengan pertambahan unsur hara tanaman ke dalam tanah melalui pemupukan. Pemupukan harus mempertimbangkan keseimbangan antara hara di dalam tanah dengan hara yang diberikan sebagi pupuk. Penelitian rekomendasi pemupukan (jenis, takaran, waktu dan cara) serta pengelolaan tanah spesifik lokasi yang selama ini menjadi acuan dalam pelaksanaan teknologi usahatani di tingkat petani. Setiap tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda-beda. Tanaman jarak pagar memerlukan pupuk NPK apabila menginginkan pertumbuhan yang lebih baik untuk tujuan komersil (Alamsyah, 2006). N, P, dan K adalah unsur hara makro yang esensial artinya unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan tidak dapat digantikan oleh unsur yang lainnya pada berbagai proses selama pertumbuhan tanaman. Nitrogen di dalam jaringan merupakan komponen penyusun dari berbagai senyawa esensial bagi tum2

buhan misalnya asama-asam amino, protein dan enzim. Fosfor merupakan bagian yang esensial bagi berbagai gula fosfat yang berperan dalam reaksi gelap fotosintesis, respirasi dan berbagai proses metabolisme lainnya. Kalium berfungsi sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi. Kalium juga sangat berperan dalam mengatur potensi osmotik sel. Kekurangan unsur ini akan menghambat pertumbuhan tanaman. Pemupukan berimbang adalah pemberian hara sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kemampuan tanah menyediakan hara. Kalau suplai hara dari tanah dinilai cukup berdasarkan hasil analisis tanah, maka hara yang bersangkutan tidak perlu ditambahkan, pemupukan berimbang tidak diartikan sebagai keharusan memberikan hara N, P, K, dan unsur hara lainnya seperti yang sering ditafsirkan oleh banyak orang. Pemupukan berimbang dalam pengertian yang benar adalah menggunakan pupuk sesuai dengan suplai hara tanah dan kebutuhan tanaman. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dilakukan penelitian untuk untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman jarak pagar.

BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin Makassar. Berlangsung pada Februari sampai Agustus 2006. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan berbagai dosis pupuk NPK sebagai berikut: P0 = Kontrol, P1= 1 g pohon-1, P2 = 2 g pohon-1, P3 = 3 g pohon-1, P4 = 4 g pohon-1, P5 = 5 g pohon-1, P6 = 6 g pohon-1, P7 = 7 g pohon-1. Setiap unit perlakuan terdiri atas 3 polybag dan di-

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 1858-4330

ulang sebayak 3 kali sehingga terdapat 72 polybag. Pengisian polybag dilakukan dengan menggunakan tanah, pupuk kandang dan pasir yang telah dicampur merata, polybag yang telah terisi lalu disiram sampai jenuh air. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur dua minggu setelah tanam. Pupuk susulan berikutnya dilakukan setiap bulan sesuai perlakuan masingmasing. Pupuk NPK yang digunakan merupakan campuran pupuk urea, TSP dan KCl dengan perbandingan masing-masing 3 : 2 : 1. Untuk mempercepat penyerapan unsur hara yang diberikan, tanaman disemprot dengan biokultur setiap minggu dengan konsentrasi 3 ml L-1 air. perlakuan penyemprotan interval biokultur dengan cara menyemprotkan ke seluruh permukaan tanaman secara merata. Waktu penyemprotan dilakukan sesuai dengan perlakuan masing-masing. Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan pangkal setek jarak pagar ke dalam tanah sedalam 4 5 cm. Menyiram setek yang telah ditanam sesuai dengan kondisi kelembaban tanah dalam polybag. Parameter pengamatan pada penelitian ini adalah adalah sebagai berikut: 1. Umur bertunas (hari), dihitung pada hari munculnya tunas setinggi 1 cm setelah tanam. Pengamatan ini dilakukan setiap dua hari secara menyeluruh pada semua perlakuan.

2. Tinggi Tunas (cm), diukur tinggi tunas yang terbentuk dari pangkal tunas sampai titik tumbuh setiap dua minggu. 3. Jumlah tunas (buah), dihitung jumlah tunas yang tumbuh pada setek. 4. Diameter tunas (cm), mengukur diameter masing-masing tunas yang terbentuk yaitu pada jarak 2 cm dari pangkal tunas. 5. Jumlah daun (helai), menghitung daun sempurna yang terbentuk pada setiap tunas, yang dilaksanakan setiap dua minggu. 6. Umur setek berbunga (hari), dihitung hari munculnya bunga pada tunas yang terbentuk.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Umur Bertunas Umur bertunas pada sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh sangat nyata terhadap umur bertunas tanaman jarak. Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan dosis 4 g pohon-1 NPK (P4) menghasilkan umur bertunas tercepat (8,22 hari) dan berbeda nyata dengan kontrol dan dosis 1 g pohon-1 NPK (P1). Tinggi Tunas Tinggi tunas pada Sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tunas tanaman jarak.

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 1858-4330

Tabel 1. Rata-rata umur bertunas (hari) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Rata-rata
a

NP JBD0,05

Kontrol (P0) 18,56 3,385 ab -1 1 g pohon NPK (P1) 15,22 3,552 bc -1 2 g pohon NPK (P2) 11,89 3,653 c -1 3 g pohon NPK (P3) 9,11 3,720 c -1 4 g pohon NPK (P4) 8,22 3,764 c -1 5 g pohon NPK (P5) 8,44 3,787 c -1 6 g pohon NPK (P6) 9,22 3,809 c -1 7 g pohon NPK (P7) 10,00 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBD=0,05. Tabel 2. Rata-rata tinggi tunas (cm) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Rata-rata
b

NP JBD0,05 3,405 3,573 3,674 3,742 3,787 3,809 3,832 berarti berbeda tidak

Kontrol (P0) 8,25 -1 1 g pohon NPK (P1) 9,38 b 2 g pohon-1 NPK (P2) 9,69 b 3 g pohon-1 NPK (P3) 13,43 a 4 g pohon-1 NPK (P4) 14,21 a 5 g pohon-1 NPK (P5) 14,20 a 6 g pohon-1 NPK (P6) 11,45 ab 7 g pohon-1 NPK (P7) 11,14 ab Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b) nyata pada taraf uji JBD=0,05. Tabel 2 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon-1 NPK (P4) menghasilkan tunas tanaman tertinggi (14,21 cm) dan berbeda nyata dengan kontrol, dosis 1 dan 2 g pohon-1 NPK (P0, P1, dan P2), tetapi berbeda tidak nyata dengan dosis NPK lainnya.

Jumlah Tunas Jumlah tunas pada sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas tanaman jarak.

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 1858-4330

Tabel 3. Rata-rata jumlah tunas tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Rata-rata
b

NP JBD0,05

Kontrol (P0) 2,11 0,766 ab -1 1 g pohon NPK (P1) 2,22 0,804 ab -1 2 g pohon NPK (P2) 2,44 0,827 ab -1 3 g pohon NPK (P3) 2,78 0,842 a -1 4 g pohon NPK (P4) 3,00 0,852 ab -1 5 g pohon NPK (P5) 2,78 0,857 ab -1 6 g pohon NPK (P6) 2,67 0,862 ab -1 7 g pohon NPK (P7) 2,67 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBD=0,05. Tabel 3 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon-1 NPK (P4) menghasilkan jumlah tunas terbanyak (3,00) tetapi berbeda tidak nyata dengan dengan dosis NPK lainnya dan hanya berbeda nyata dengan kontrol.

Diameter Tunas Diameter tunas pada. sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh tidak nyata terhadap diameter tunas tanaman jarak.

Tabel 4. Rata-rata diameter tunas tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Kontrol 1 g pohon-1 NPK 2 g pohon-1 NPK 3 g pohon-1 NPK 4 g pohon-1 NPK 5 g pohon-1 NPK 6 g pohon-1 NPK 7 g pohon-1 NPK (P0) (P1) (P2) (P3) (P4) (P5) (P6) (P7) Rata-rata 0,837 0,923 0,968 0,949 1,067 1,039 1,016 0,950

Tabel 4 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon-1 NPK (P4) cenderung menghasilkan diameter tunas terbesar (1,067 cm) dibandingkan dengan dosis NPK lainnya.

Jumlah Daun Jumlah daun pada sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman jarak.

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 1858-4330

Tabel 5. Rata-rata jumlah daun (helai) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Rata-rata
d

NP JBD0,05

Kontrol (P0) 10,44 3,110 cd -1 1 g pohon NPK (P1) 10,61 3,264 bcd -1 2 g pohon NPK (P2) 11,80 3,356 ab -1 3 g pohon NPK (P3) 14,44 3,418 a -1 4 g pohon NPK (P4) 16,23 3,459 abc -1 5 g pohon NPK (P5) 14,01 3,480 abcd -1 6 g pohon NPK (P6) 13,18 3,500 bcd -1 7 g pohon NPK (P7) 12,50 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c, d) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBD=0,05. Tabel 5 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon-1 NPK (P4) menghasilkan jumlah daun terbanyak (16,23 helai) tetapi berbeda tidak nyata dengan dosis 3, 5 dan 6 g pohon-1 NPK (P3, P5 dan P6), dan berbeda nyata dengan dosis NPK lainnya.

Umur Setek Berbunga Umur setek berberbunga pada sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh sangat nyata terhadap umur setek berberbunga tanaman jarak.

Tabel 6. Rata-rata umur setek berbunga (hari) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Rata-rata
a

NP JBD0,05

Kontrol (P0) 109,00 12,497 ab -1 1 g pohon NPK (P1) 97,00 13,115 b -1 2 g pohon NPK (P2) 91,67 13,486 bc -1 3 g pohon NPK (P3) 84,33 13,734 c -1 4 g pohon NPK (P4) 83,00 13,899 c -1 5 g pohon NPK (P5) 82,00 13,981 c -1 6 g pohon NPK (P6) 82,67 14,064 bc -1 7 g pohon NPK (P7) 90,00 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBD=0,05. Tabel 6 menunjukkan bahwa dosis 5 g pohon-1 pupuk NPK (P5) menghasilkan umur berbunga tanaman jarak tercepat (82,00 hari) dan berbeda nyata dengan tanaman yang diberikan perlakuan kontrol, dosis 1 dan 2 g pohon-1 NPK (P0, P1 dan P2), tetapi berbeda tidak nyata dengan dosis pupuk NPK lainnya. Pembahasan Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon-1 NPK memberikan

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 1858-4330

hasil terbaik pada rata-rata umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah tunas dan jumlah daun. Sedangkan umur berbunga tercepat diperoleh dari dosis 5 g pohon-1 NPK, walaupun keduanya berbeda tidak nyata dengan pemakaian beberapa dosis lainnya. Hal ini diduga bahwa pada dosis tersebut merupakan dosis optimal untuk memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan vegetatif maupun generatif tanaman. Pemberian pupuk pada dosis yang tinggi sampai batas tertentu akan menyebabkan hasil semakin meningkat, dan pada konsentrasi yang melebihi batas tertentu pula akan menyebabkan hasil menjadi menurun. Menurut Harjadi (1991), pada tingkat yang lebih tinggi, walaupun gejalagejala defisiensi belum tampak, tanaman akan memberikan tanggapan terhadap pemupukan dengan kenaikan hasil atau penampilannya. Dengan tersedianya unsur hara yang lengkap dengan jumlah masingmasing unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman akan dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan bagianbagian vegetatif tanaman. Kandungan unsur-unsur hara (N, P, K) dalam pupuk yang diberikan dengan dosis yang sesuai kebutuhan tanaman akan memungkinkan tanaman dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Tanaman yang diberikan dosis pupuk dalam jumlah yang berlebihan, tidak lagi mendorong pertumbuhan untuk lebih aktif, tetapi sebaliknya mulai menekan laju pertumbuhan tanaman. Pada dosis yang lebih rendah belum cukup untuk mendorong pertumbuhan secara optimal sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga tidak diperoleh secara optimal. Suseno (1981), menyatakan bahwa untuk pertumbuhan tanaman yang optimal diperlukan adanya keseimbangan unsur-unsur hara.

Selanjutnya Setyamidjaja (1986), menambahkan bahwa efesiensi pemupukan yang optimal dapat dicapai apabila pupuk diberikan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan tanaman, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Bila pupuk diberikan banyak, maka larutan tanah akan terlalu pekat sehingga dapat mengakibatkan tanaman keracunan. Upaya untuk mengefektifkan unsur-unsur hara yang diberikan lewat pemupukan pada tanaman yang ditanam adalah menggunakan dosis yang tepat. Pemberian pupuk dengan dosis yang tepat akan mampu mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman harus berada dalam kondisi yang berimbang sehingga penyerapan hara oleh tanaman lebih efektif. Menurut Harjadi (1991), penempatan pupuk yang tepat dengan dosis yang tepat merupakan faktor penting dalam pemupukan. Kemampuan tanaman dalam menyerap hara akan menambah kekuatan tumbuh bagi tanaman dan apabila unsur-unsur tersebut bekerja secara optimal maka pertumbuhan tanaman akan menjadi lebih baik. Pembentukan tunas sangat ditentukan oleh pembelahan dan pembesaran sel. Bila laju pembelahan dan pembesaran sel serta pembentukan jaringan berjalan baik maka pembentukan tunas serta daun akan terjadi lebih cepat pula. Unsur N berguna dalam pembelahan dan pembesaran sel-sel yang terjadi pada meristem apikal sehingga memungkinkan pertumbuhan tunas (Tabel 1) yang kemudian diikuti dengan pertambahan tinggi tanaman (Tabel 2). Hubungan antara umur bertunas serta tinggi tanaman jarak dengan berbagai dosis NPK yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 1858-4330

20.00 18.00
Umur Tanaman Bertunas (hari)

16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 y = 0.4563x - 4.3981x + 18.741 r = 0.9951
2

Dosis NPK (g tanaman -1)

Gambar 1. Hubungan rata-rata umur bertunas (hari) tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK

Gambar 1 menunjukkan hubungan yang muncul bersifat kuadratik, dimana dosis optimal dicapai pada dosis 4 g pohon-1. Umur bertunas semakin cepat dengan semakin bertambahnya dosis NPK, tetapi setelah dosis 4 g pohon-1 umur bertunas semakin lambat dengan koefisien korelasi 0,99. Pertambahan tinggi tanaman jarak disajikan pada Gambar 2 menunjukkan hal yang sama seperti umur bertunas. Tinggi tanaman semakin bertambah dengan penambahan dosis NPK sampai dosis 4 g pohon-1, selanjutnya penambahan dosis NPK tidak meningkatkan rata-rata tinggi tanaman tetapi sebaliknya tinggi tanaman jarak semakin menurun. Hubungan keduanya dapat diterangkan dengan koefisin korelasi sebesar 0,88, yang berarti dosis NPK memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan tinggi tanaman. Pertumbuhan tunas yang cepat serta penambahan tinggi tanaman akan diikuti dengan pertumbuhan daun yang meng8

induksi pertambahan jumlah tunas (Tabel 3) serta jumlah daun (Tabel 5) dengan pesat. Setyamidjaja (1986), menyatakan bahwa unsur nitrogen berperan penting dalam merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu menambah tinggi tanaman dan merangsang pertumbuhan cabang. Sarief (1992), menambahkan bahwa nitrogen merupakan bahan penyusun protein, protoplasma dan pembentuk bagian tanaman seperti batang dan daun yang merupakan tempat aktivitas fotosintesis yang menghasilkan asimilat untuk pertumbuhan cabang. Hubungan antara jumlah tunas serta jumlah daun tanaman jarak dengan dengan berbagai dosis NPK yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Gambar 3 menunjukkan hubungan rata-rata jumlah tunas tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK. Jumlah tunas semakin bertambah dengan penambahan dosis NPK sampai dosis 4 g pohon-1, selanjutnya penambahan dosis NPK tidak meningkatkan rata-rata jumlah tunas tetapi sebaliknya jumlah tunas tanaman jarak

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 1858-4330

semakin berkurang, koefisien korelasi keduanya sebesar 0,93, yang berarti dosis

NPK memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan jumlah tunas (93%).

16.00 14.00 12.00


Tinggi Tunas (cm)

10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 y = -0.3174x + 2.7561x + 7.3761 r = 0.8858
2

Dosis NPK (g tanaman -1)

Gambar 2. Hubungan rata-rata tinggi tanaman (cm) jarak dengan dosis pupuk NPK

3.50 3.00 2.50


Jumlah Tunas

2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8


2

y = -0.037x + 0.3465x + 2.0186 r = 0.9305

Dosis NPK (g tanaman -1)

Gambar 3. Hubungan rata-rata jumlah tunas tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK 9

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 1858-4330

18.00 16.00 14.00


Jumlah Daun (helai)

12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 y = -0.2767x + 2.3616x + 9.4787 r = 0.8626
2

Dosis NPK (g tanaman -1)

Gambar 4. Hubungan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK Gambar 4 menunjukkan hubungan yang muncul bersifat kuadratik, dimana dosis optimal dicapai pada dosis 4 g pohon-1. Jumlah daun semakin banyak dengan semakin bertambahnya dosis NPK, tetapi setelah dosis 4 g pohon-1 jumlah daun semakin menurun dengan koefisien korelasi 0,86. Unsur P dibutuhkan untuk pertumbuhan awal terutama dalam merangsang perakaran tanaman yang nantinya berguna untuk menopang tegaknya tanaman dan penyerapan unsur hara dari media tanam. Hal ini sesuai pernyataan Suseno (1981), bahwa unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan sejumlah tanaman muda, fosfor juga merupakan bahan mentah untuk pembentuk sejumlah protein, membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan. Fosfor diperlukan tanaman sebagai penyusun asam nukleat dan perkembang10 an jaringan meristem serta merangsang pertumbuhan akar. Fosfor berperan dalam proses fotosintesis, produksi karbohidrat dan pertumbuhan awal tanaman (Suseno, 1981). Unsur hara yang cukup dan berimbang yang tersedia bagi tanaman menyebabkan aktivitas fisiologi tanaman semakin meningkat. Menurut Gardner et al. (1991), semakin tinggi hasil fotosintesis, semakin besar pula penimbunan cadangan makanan yang ditranslokasikan ke jaringan penyimpan cadangan makanan dengan asumsi bahwa faktor lain dalam keadaan optimal. Selain hal tersebut di atas, adanya unsur kalium dalam NPK yang diberikan dengan dosis optimal sangat berperan penting dalam proses asimilasi karbohidrat serta merangsang pembungaan (Tabel 6). Suseno (1981), menyatakan bahwa ion kalium mempunyai pengaruh terhadap tingkat kandungan hidrat arang tumbuhan, kurangnya kalium dapat menghambat

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 1858-4330

fotosintesis dan sintesa protein. Selanjutnya Lingga (1991), menyatakan bahwa unsur kalium berfungsi dalam pembentukan protein karbohidrat. Hubungan antara

umur berbunga tanaman jarak dengan dengan berbagai dosis NPK dapat dilihat pada Gambar 5.

120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 y = 1.2798x - 11.756x + 108.71 r = 0.9936
2

Umur Setek Berbunga (hari)

Dosis NPK (g tanaman -1)

Gambar 5. Hubungan rata-rata umur berbunga tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK

KESIMPULAN 1. Perlakuan pemupukan dengan Dosis 4 g pohon-1 NPK memberikan hasil terbaik pada rata-rata umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah tunas dan jumlah daun. Sedangkan umur berbunga tercepat diperoleh dari dosis 5 g pohon-1 NPK, dan kedua perlakuan dosis tersebut umumnya hanya berbeda nyata dengan kontrol, dosis 1, 2 dan 3 g pohon-1 NPK. 2. Hubungan antara umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tunas dan umur berbunga dengan dosis NPK bersifat kuadratik dengan dosis optimal adalah 4 g pohon-1 NPK.

DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, 2006. Biodiesel Jarak Pagar, Bahan Alternatif yang Ramah Lingkungan. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Gardner, F., RB Pearce., R. L Mitchell. 1991. Physiology Of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya: Terjemahan Herawati Susilo). Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Harjadi, S, S. 1991. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta. Lingga, P. 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

11

Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 1858-4330

Sarief, S., 1992. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung. Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex. Jakarta.

Suseno, H. 1981. Fisiologi Tumbuhan. Metabolisme Dasar dan beberapa Aspeknya. Departemen Botani. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

12

Anda mungkin juga menyukai