Anda di halaman 1dari 14

Menejemen Isu Bahan Kimia Berbahaya ( Hidrokuinon dan Merqury ) pada

Produk Kecantikan Wajah Tull Jye serta Hubungannya Dengan PR Perusahaan

BAB I

Latar Belakang

Setiap wanita pastilah ingin tampak selalu mempesona dan menarik. Oleh
karena itu berbagai upaya pun dilakukan oleh wanita Indonesia agar terlihat cantik
dan menarik. Kadang mereka melakukan berbagai upaya perawatan yaitu melakukan
perawatan di salon – salon dan menggunakan produk kecantikan. Perawatan di salon –
salon dan tempat pelayanan perawatan lainnya serta produk kecantikan pastilah tidak
memerlukan uang yang dapat dibilang sedikit jumlahnya. Namun mereka haruslah
menyiapkan budget yang tebal untuk dapat melakukan perawatan dan menggunakan
produk kecantikan yang mereka pilih untuk mempercantik diri. Mereka merasa puas
dan bangga ketika mereka dapat melakukan perawatan di salon dengan kualitas
terbaik dan membeli produk kecantikan dengan harga yang relatif mahal dan tentunya
memiliki kualitas yang mengagumkan.
Saat ini di Indonesia banyak sekali produk – produk kecantikan yang di jual
di pasaran maupun yang dijual oleh tempat yang membuka usaha pelayanan
kecantikan ataupun klinik kecantikan. Produk – produk yang dijual terkadang dikemas
dalam bentuk sangat menarik dan menggunakan model yang memiliki kulit yang
cantik, bersih dan bersinar agar setiap wanita dan remaja putri tentunya tertarik ketika
melihat produk tersebut dan mereka langsung dengan sigap memburu produk iti.
Terkadang produk yang dijual di pasar bebas tidak memiliki badan ijin dari BPOM
(Badan Pengawas Obat dan Makanan) Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya
produk liar dan yang kurang sehat dapat dikonsumsi dengan mudah oleh para wanita.
Banyak produk kecantikan yang menggunakan zat kimia berbahaya yang dapat
menimbulkan efek samping bagi pengguna. Efek samping itu tidak saja hanya
terhadap wajah dan kulit wanita yang mengkonsumsinya namun dapat berdampak
pada ginjal dan kanker kulit. Oleh karena itu haruslah jeli dan selalu was – was ketika
menggunakan produk kecantikan yang tidak memiliki ijin dari BPOM

1
Salah satu produk yang di jual di Indonesia adalah Tull Jye. Produk ini berasal
dari negeri sakura yaitu Jepang. Produk ini menawarkan berbagai keunggulan ketika
konsumen menggunakan produk ini. Keunggulan yang diberikan oleh tul jye adalah
ketika konsumen menggunakan produk ini maka wajah mereka akan semakin
bercahaya , putih dan bersih. Dengan keunggulan yang diberikan maka banyaklah
wanita Indonesia yang berbondong – bondong membeli produk ini untuk digunakan
diwajah mereka. Mereka sangat berharap ketika mereka telah memakai produk ini
maka kulit wajah mereka akan menjadi halus, putih, dan bercahaya.
Namun isu yang santer merebak di Indonesia yaitu bahwa produk ini
mngandung zat kimia yang sangat berbahaya yaitu hdroquinon dan mercury. Zat
kimia itu adalah zat kimia yang sangat berbahaya. Zat ini dapat menimbulkan gagal
ginjal dan dapat mengakibatkan kanker kulit. Isu ini merebak dengan cukup kuat nya
dan mengakibatkan banyak pelanggan yang takut untuk menggunakan produk ini dan
mungkin mereka tidak berani lagi untuk mencoba produk tull jye.
Melalui siaran pers No : KH.00.01.3352 Tanggal : 7 September 2006, Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat
tentang kosmetik yang mengandung bahan dan zat warna yang dilarang. Dalam siaran
pers tersebut BPOM menyebutkan bahwa dari hasil pengawasan Badan POM RI pada
tahun 2005 dan 2006 di beberapa provinsi, ditemukan 27 (dua puluh tujuh) merek
kosmetik yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik yaitu :
Merkuri (Hg), Hidroquinon > 2 %, zat warna Rhodamin B dan Merah K.3.
Bahan-bahan ini sebetulnya telah dilarang penggunaannya sejak tahun 1998 melalui
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/ PER/V/1998. Merkuri inorganik
dalam krim pemutih (yang mungkin tak mencantumkannya pada labelnya) bisa
menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama. Walau tidak seburuk efek
merkuri gugusan yang tertelan (yang dari makan ikan tercemar), tetap menimbulkan
efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah
diserap masuk kedalam darah, lalu memasuki sistem saraf tubuh.
Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit muncul
sebagai gangguan sistem saraf, seperti tremor, insomnia, kepikunan, gangguan
penglihatan, gerakan tangan abnormal (ataxia), gangguan emosi, selain depresi. Oleh
karena umumnya tak terduga kalau itu penyakitnya, kasus keracunan merkuri, sering
salah didiagnosis sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau penyakit gangguan otak.
Selain merkuri, Hidroquinon yang kandungannya diatas 2 % juga
dikategorikan sebagai bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Saat ini hidrokuinon
masih digunakan sebagian produsen pemutih karena hidroquinon mampu mengelupas
kulit bagian luar dan menghambat pembentukan melanin yang membuat kulit tampak
hitam. Namun, menurut ahli kosmetik di Rumah Sakit Kramat 128, Jakarta Pusat, dr
Lili Legiawati SpKK, penggunaan hidroquinon dalam kosmetika bebas tak boleh
lebih dari 2 persen. "Hidroquinon tidak boleh digunakan dalam waktu yang lama, dan
jika pemakaiannya lebih dari 2 persen, harus di bawah kontrol dokter. Penggunaan
hidroquinon yang berlebihan bisa menyebabkan oochronosis terhadap orang berkulit
gelap," kata Lili. Oochronosis adalah kulit berbintil seperti pasir dan berwarna coklat
kebiruan. Penderita oochronosis akan merasa kulit seperti terbakar dan gatal.
Dengan demikian Hidroquinon ini dapat digolongkan obat keras yang hanya
dapat digunakan berdasarkan resepdokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa
pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa
terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal (nephropathy), kanker darah
(leukemia) dan kanker sel hati ( hepatocelluler adenoma).

Rumusan Masalah

1. Bagaimana sikap Tull Jye dalam menghadapi isu produk Tul Jye yang
mengandung zat kimia berbahaya yaitu hidroquinon dan mercury?
2. Bagaimana cara Tull Jye mengembalikan kepercayaan di benak konsumen?

Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisa sikap Tull Jye dalam menghadapi isu produk Tull Jye yang
mengandung zat kimia berbahaya yaitu hidroquinon dan mercury
2. Untuk mengetahui cara Tull Jye mengembalikan kepercayaan di benak
konsumen.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis
Membantu peneliti mengetahui kiat - kiat Tull Jye dalam menyelesaikan
masalahnya dengan penelitian dan sudut pandang dari seorang PR
2. Manfaat Teoritis
Menemukan pemecahan masalah yang tepat berdasarkan teori yang digunakan

Kerangka Teori

Teori Cognitif Disonance


Elemen – elemen seperti sikap, pengetahuan, dan persepsi mempunyai tiga
kemungkinan hubungan atau jalinan. Pertama, irelevan yang juga disebut sebagai nuil.
Kedua konsisten yang disebut sebagai konsonan dan yang ketiga inkonsisten yang
disebut sebagai disonan. Ada dua prenmis pentinga dalam teori ini, yakni disonan,
menghasilkan ketegangan atau stres yang menekan untuk melakukan perubahan dan
individu tidak hanya akan mereduksinya tetapi juga menghindari dimana disonan
tambahan mungkin terjadi. Lantas bagaimana kita menghadapi disonan jika hal itu
terjadi pada diri kita. Pertama kita mungkin mengubah satu atau lebih elemen
kognitif, sikap atau perilaku. Kedua menambahkan elemen baru pada satu sisi dari
ketegangan kognitif tersebut. Ketiga, kita mungkin akan melihat elemen – elemen
yang kurang penting . Keempat kita mungkin akan mencari informasi yang konsonan.
Kelima kita mungkin mereduksi disonan dengan mendistorsi atau melakukan
interpretasi yang salah terhadap informasi tersebut.

Terminologi “Issues management”


Manajemen issue adalah proses manajemen yang tujuannya membantu
melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta
mengelola imej sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu
sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan,
masyarakat dan para pemegang saham. (Caywood, 1997:173)
Menurut dua pakar di AS, Hainsworth dan Meng, sebuah issue muncul
“sebagai suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan, atau diusulkan
untuk dilakukan, oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosiasi
dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal, atau dapat
menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan legislative atau perundangan.”
Chase & Jones menggambarkan “issue” sebagai ‘sebuah masalah yang belum
terpecahkan yang siap diambil keputusannya’ (‘an unsettled matter which is ready for
decision’). Pakar lain mengatakan bahwa dalam bentuk dasarnya, sebuah “issue“
dapat didefinisikan sebagai ‘sebuah titik konflik antara sebuah organisasi dengan satu
atau lebih publiknya’ (‘a point of conflict between an organization and one or more of
its audicences’). (Regester & Larkin, 2003:42). Dari berbagai definisi di atas,
terlihatlah bahwa pengertian “issue” menjurus pada adanya masalah dalam suatu
organisasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani issue tersebut yang pada
akhirnya memunculkan teori dan proses “manajemen issue”.
BAB II

Tinjauan Pustaka

Krim pemutih merupakan campuran bahan kimia yang bertujuan memucatkan


noda hitam (cokelat) pada kulit. Dalam jangka waktu lama krim tersebut dapat
menghilangkan atau mengurangi hiperpigmentasi pada kulit. Namun jangan salah,
penggunaan yang terus-menerus justru akan menimbulkan pigmentasi dengan efek
permanen.

Bagaimana krim seperti itu bekerja? Dari kajian ini didapat hasil hidrokuinon
menghalangi pengeluaran melanin oleh melanosit di dalam epidermis. Hidrokuinon
juga menembus kulit dan menyebabkan penebalan gentian kolagen.

Pemakaian hidrokuinon yang berlebihan bukannya tak membawa efek


samping. Krim yang mengandungi 5% hidrokuinon telah dilaporkan memberi kesan
sampingan (iritasi dan rasa terbakar pada kulit). Namun jika kadarnya hanya 2%
pemakai hanya mengalami sedikit iritasi atau terbakar saja.

Pemakaian hidroquinon berlebih dapat menyebabkan kulit iritasi, dan jika


dihentikan kulit akan seperti semula, bahkan bisa lebih buruk. Lebih bahaya lagi
merkuri. Logam yang sebenarnya sudah dilarang itu memang menjadikan kulit
tampak putih mulus, tetapi lama-kelamaan akan mengendap di bawah kulit. Setelah
bertahun-tahun kulit akan biru kehitaman, bahkan dapat memicu timbulnya
kanker.Kadar zat pemutih hidroquinon untuk kosmetik hanya diperbolehkan dua
persen, lebih dari itu harus diperlakukan sebagai obat.

Efek samping hidrokuinon memang sedikit saja terutama jika dipakai pada
kadar rendah, namun ada rasa panas terbakar saat krim dengan hidrokuinon tinggi
diaplikasikan pada kulit. Jika krim seperti ini digunakan dalam jangka panjang,
sementara kita juga terekspos sinar matahari, bukan kulit cerah merona yang kita
dapat, melainkan sebaliknya. Spot coklat aau kehitaman justru bertambah, bahkan
muncul bintik kekuningan pada kulit yang disebut okronosis. Kerusakan ini mungkin
bersifat selamanya karena tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengembalikan ke
bentuk atau warna semula.
Hidrokuinon bukan saja berbahaya jika digunakan pada kulit pada kadar
tinggi. Jika termakan zat ini dapat menyebabkan keracunan yang serius. Jika yang
termakan mencapai kepekatan 5-15 gram akan menyebabkan kerusakan sel darah
merah (hemolytic anemia).

Sementara merkuri sama berbahayanya dengan bahan hidroquinon, Pemakaian


yang mengandung Merkuri dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan janin,
mengakibatkan keguguran (Kematian janin dan Mandul), Flek hitam pada kulit akan
memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian dihentikan, flek itu dapat / akan timbul
lagi & bertambah parah (melebar).Efek REBOUND yaitu memberikan respon
berlawanan (kulit akan menjadi gelap/kusam saat pemakainan dihentikan). Bagi
Wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat parah (lebar).
Merkuri juga dapat mengakibatkan kanker kulit. Unsur merkuri yang ada di kosmetik
akan diserap melalui kulit, kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh
dan merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya gagal
ginjal yan sangat parah. Merkuri dalam krim pemutih (yang mungkin tidak tercantum
pada labelnya) dapat menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama.
Walau tidak seburuk efek merkuri yang tertelan (dari makanan ikan yang tercemar),
tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke permukaan
kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu ,memasuki system saraf
tubuh. Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit muncul
sebagai gangguan system saraf, seperti tremor (gemetar), insomnia (tidak bisa tidur),
pikun, gangguan penglihatan, ataxia (gerakan tangan tak normal), gangguan emosi,
depresi dll. Oleh karena umumnya tak terduga kalau itu penyakitnya, kasus keracunan
merkuri sering didiagnosis sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau penyakit
gangguan otak. Setelah sekian lama, kosmetik tsb akan diserap melalui kulit dan
dialirkan melalui darah ke seluruh tubuh, akhirnya merkuri itu akan mengendap di
dalam ginjal, sehingga menyebabkan gagal ginjal yang sangat parah bagi pemakainya.
Produk kosmetik yang dipakai tersebut akan menyebabkan iritasi parah pada kulit,
yakni berupa kulit yang kemerah-merahan dan menyebabkan kulit menjadi mengkilap
secara tidak normal.

BAB III

Metode Penelitian
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu data-data
penelitian yang ditampilkan dalam bentuk verbal menekankan pada persoalan
kontekstual, dan tidak terikat secara ketat dengan hitungan, angka, dan ukuran
yang bersifat empiris. Data kualitatif dikumpulkan melaui berbagai cara, seperti
wawancara, intisari, dokumentasi (rekaman). Oleh karena lingkup penelitian ini
adalah penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan sampelnya menggunakan
cara purposive, dimana peneliti memakai berbagai pertimbangan, yaitu
berdasarkan konsep teori yang digunakan, serta keingintahuan dari pada
penelitian tentang karakteristik pribadi dari obyek yang diteliti.
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :
1. Informan, sebagai informan awal dipilih secara purposive, obyek penelitian
yang menguasai permasalahan yang diteliti ( key informan ). Informasi
selanjutnyadiminta kepada informan awal untuk menunjukan orang lain yang
dapat memberikan informasi, dan kemudian informan ini diminta pula untuk
menunjukan orang lain yang dapat memberikan informasi begitu seterusnya.
Cara ini biasanya lazim disebut sebagai snow ball yang dilakukan secara serial
atau berurutan. Pada penelitian ini yang dipandang sebagai informan pertama
adalah : Humas PT.Tull Jye, Indonesia.TBK
2. Dokumen, yaitu teknik dokumentasi yang dipakai untuk memperoleh data
melalui bahan-bahan tertulis yang didapat dari website Tull Jye
(www.tulljye.co.id). Teknik ini dilakukan untuk melangkapi informasi

3.2. Teknik Pengumpulan Data ( wawancara)


Untuk mengumpulkan data-data tentang objek penelitian, peneliti
menggunakan teknik wawancara via e mail dengan customer service dari Tull Jye
(cs@tulljye.com). Berdasar taxonomi bentuk pertanyaannya, wawancara dapat
dikelompokkan menjadi beberapa bentuk yaitu verbal dan non verbal. Ada dua
bentuk pertanyaan verbal yaitu pertanyaan langsung dan tidak langsung;
sementara itu untuk yang non verbal juga mempunyai dua bentuk pertanyaan
yaitu overt dan covert. Sementara itu pertanyaan langsung dari verbal
mempunyai dua bentuk yaitu terbuka dan tertutup (Werner dan Schoepfle, 1987
dalam Koentjoro, 2007).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara partisipan dan
tidak berstruktur, pemilihan model wawancara ini didasarkan atas kemampuan
model ini untuk terhindar dari bias. Koentjoro (2007) membagi interview
berdasar cara pengambilan datanya menjadi dua, yaitu interview partisipatif dan
non partisipatif. Wawancara partisipatif pada umumnya berbentuk verbal
terstruktur maupun tidak, terbuka maupun tertutup.
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan cutomer service Tull Jye :
1. A : Bagaimana tanggapan pihak Tull Jye mengenai isu yang
beredar bahwa produk Tull Jye mengandung mercury ?
B : Pihak kami telah melakukan konfirmasi pada SKH Kompas
bahwa produk-produk kami aman digunakan karena telah lulus uji
oleh badan POM, berikut adalah daftar produk-produk kami yang telah
lulus uji badan POM :

Produk POM CL
01. Tull Jye Bleaching Ab Cream POM CL 1006000531
02. Tull Jye Cream Big A POM CL 1004503665
03. Tull Jye Bleaching Cream Big B POM CL 1004503666
04. Tull Jye Day & Night Cream POM CL 1010503417
05. Tull Jye Day Cream POM CL 1004502729
06. Tull Jye Night Cream POM CL 1004502724
07. Tull Jye Normal Cream POM CL 1005000487
08. Tull Jye Washing Cream POM CL 1001000482
09. Tull Jye Placenta Lotion POM CL 1005000484
10. Tull Jye Freckle Lotion POM CL 1006000485
11. Tull Jye Acne Lotion POM CL 1008000483
12. Tull Jye Acne Cream POM CL 1008000486
13. Tull Jye Eye Cream POM CL 0806000435
14. Tull Jye Repair Cream POM CL 1010502849
15. Tull Jye Anti Aging Jelly POM CL 1005502728
16. Tull Jye Sun Screen Powder POM CL 0903000434
17. Tull Jye Sun Block POM CL 1101704020
18. Tull Jye Masker Cream POM CL 1003701661
19. Tull Jye 2 Way Cake (Light Pink) POM CL 0903704204
20. Tull Jye 2 Way Cake (Natural Glow) POM CL 0903704205
21. Tull Jye 2 Way Cake (Pink Nude) POM CL 0903704206

2. A : Dengan isu yang tersebar di masyarakat, bagaimanakah strategi


Tull Jye mengembalikan kepercayaan dimata masyarakat ?
B : Kami selalu meyakinkan konsumen dengan mengadakan
kunjungan-kunjungan ke berbagai kota-kota besar.

3.1. Teknik Analisis Data


Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu diolah
terlebih dahulu. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal
penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian
dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi,
mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta
menyimpulkan data. Tujuannya adalah menyederhanakan seluruh data yang
terkumpul, dan menyajikannya dalam susunan yang rapi, untuk kemudian
dianalisis. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis
interaktif.
Menurut Alsa (2003) dalam penelitian kualitatif, karena data terdiri dari
teks maka setelah terkumpulnya data base teks, kemudian dilakukan analisis teks
dengan memasukkan kedalam kelompok-kelompok kalimat dan menetapkan arti.
Keseluruhan laporan kualitatif umumnya merupakan deskripsi yang panjang
untuk memberikan gambaran kompleks mengenai fenomena. Dari gambaran
kompleks ini peneliti membuat interpretasi tentang makna data melalui refleksi.
Refleksi berarti bahwa peneliti merefleksikan bias, nilai, dan asumsi-asumsi
personal mereka kedalam penelitiannya.

3.2. Pengembangan Validitas


Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh
keabsahan temuan. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka
perlu diteliti kredibilitasnya dengan mengunakan teknik-teknik perpanjangan
kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam,
triangulasi(menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan
sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan
anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke
latar lain (transferrability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan
dapat-tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability)

BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1. Deskripsi Objek Penelitian


Issue Management merupakan Pengemasan dan pengelolaan isu yang baik
dan efektif merupakan salah satu strategi komunikasi yang penting untuk dimiliki
suatu organisasi, perusahaan, atau institusi manapun. Isu-isu yang beredar diluar
perusahaan sangat perlu untuk “dikendalikan” secara optimal agar menghasilkan
opini publik yang dapat mengangkat citra perusahaan. Untuk itu, kami
menawarkan jasa pengelolaan isu di media serta stakeholder utama lainnya
secara komprehensif untuk mendukung pencapaian hasil yang positif ketika sang
praktisi humas dan pihak manajemen perusahaan membiarkan issue yang
diangkat oleh sebuah media tersebut berkembang, berarti mereka tengah
mempertaruhkan reputasi perusahaannya dalam situasi yang berbahaya.
Berikut ini definisi PR atau humas yang terbaru dari IPR (the Institute of
Public Relations) di Inggris : “PR berkaitan dengan reputasi – hasil dari apa yang
kita lakukan, apa yang kita katakan dan apa yang dikatakan orang lain tentang
kita.” Dan berikut ini: “Praktik PR adalah disiplin ilmu yang memelihara reputasi
dengan tujuan untuk mendapatkan kesepahaman dan dukungan serta untuk
mempengaruhi opini serta perilaku.”
Jelaslah bahwa tujuan utama dari segenap kegiatan PR dari suatu
organisasi adalah membentuk reputasi organisasi tersebut dan memeliharanya
agar mendapatkan kesepahaman dan dukungan dari publik yang ditujunya, serta
mempengaruhi opini dan perilaku mereka terhadap organisasi. Dan yang harus
terus diingat adalah bahwa reputasi ini sangat rapuh serta dapat hancur seketika
akibat kata-kata atau tindakan yang tidak mencerminkan simpati atas suatu
realita.
Seiring dengan kemajuan teknologi, industri media massa menjadi
semakin beragam dan persaingan di antara merek menjadi semakin ketat dalam
memperoleh berita yang sensasional. Sudah menjadi rahasia umum bahwa
biasanya berita yang menjadi topik hangat adalah berita yang mengandung suatu
masalah yang kontroversial ataupun hal-hal buruk yang sedang menimpa seorang
tokoh, sebuah organisasi/perusahaan hingga sebuah negara. Terutama bila issue
yang muncul tersebut memiliki dampak tertentu (biasanya dampak yang buruk)
pada masyarakat luas. Semakin hangat topik tersebut dibicarakan publik, semakin
giat para wartawan menggali topik tersebut dan mengejar-ngejar para nara
sumber. Dalam penelitian ini yang sedang marak diberitakan oleh media adalah
adanya issu bahan kimia berbahaya pada produk kecantikan wajah yaitu Tull Jye.
4.2. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan, ternyata PR memiliki strategi
tersendiri dalam mengatasi issu yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Dalam
hal ini PR perusahaan memilih untuk mengidentifikasikan empat kebutuhan
fungsi umum agar sebuah perusahaan dapat memaksimalkan posisinya serta
memelihara lingkungan kebijakan publiknya secara positif, dengan sebuah fokus
utama yakni memperhatikan hubungan dengan para stakeholder-nya. Artinya
adalah memeriksa permintaan untuk mendapatkan komitmen yang layak atas
masalah-masalah tanggungjawab sosial perusahaan. Riset di AS menemukan
bahwa kekuatan pasar tidak menentukan nasib perusahaan, tapi perubahan
kebijakan publiklah yang memegang peranan. Para praktisi humas harus sensitif
terhadap kekuatan kebijakan publik dan membantu dalam perencanaan
perusahaan serta dalam pembentukan etika

BAB V

Kesimpulan
Dalam melakukan penelitian ternyata bukanlah suatu hal yang mudah,
kita dituntut harus benar-benar mengenali obyek yang akan diteliti dan kita juga
harus benar-benar jeli dalam mengamati fenomena yang ada. Dalam penelitian
ini penulis jadi lebih menegerti pentinnya peranan seorang PR dalah suatu
perusahan, yaitu untuk menjaga nama baik ataupun citra suatu perusahaan dan
juga mengembalikan nama baik perusahaan apabila terjadi issu seperti pada
kasus penelitian ini.

Saran

Bagi peneliti berikutnya, sebaiknya lebih diperhatikan lagi mengenai issu


yang dihadapi agar dapat lebih mudah menyimpulkan focus penelitian. Dan juga
lebih mengenali lingkungan penelitian agar tidak kesulitan mencari nara sumber
yang terpercaya. Sehingga data-data yang diperoleh valid dan dapat
dipertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai