: Ni Putu Yogi W.
(131610101008)
Scriber papan
: Yasa Nuuruha
(131610101009)
Scriber meja
: Eni Ilmiatin H.
(131610101010)
Anggota
: Achmad Hendrawan S.
(131610101001)
Wahyu Hidayat
(131610101002)
Zhara Hafzah A.
(131610101003)
Ria Dhini M.
(131610101004)
Catur Putri K.
(131610101005)
Karina S. I
(131610101006)
(131610101007)
Tita Sistyaningrum
(131610101011)
Dewi Muflikhah
(131610101012)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan tentang Metabolisme
Karbohidrat. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok
I pada skenario pertama dalam blok Sistem Tubuh II.
Penulisan laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. drg. R Rahardyan Parnaadji, M. Kes, Sp. Prost selaku tutor yang telah
membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok I Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Jember dan yang telah memberi masukan serta yang
membantu bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
perbaikan-perbaikan di masa mendatang dan kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat berguna bagi kita semua.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................2
Daftar Isi ..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ..................................................................................5
1.2.Skenario..............................................................................................5
1.3.Rumusan Masalah...............................................................................6
1.4.Tujuan Pembelajaran .........................................................................6
1.5 Manfaat Pembelajaran.........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Peranan Adenosin Trifosfat (ATP) pada metabolisme ......................8
2.2. Transpor Monosakarida Melalui Membran Sel ................................8
2.3 Peningkatan Transpor Glukosa oleh Insulin...................................... 9
2.4 Fosforilasi Monosakarida ..................................................................9
2.5 Penyimpanan Glikoge dalam Hati dan Otot .....................................10
2.6 Glikogenesis ......................................................................................10
2.7 Glikogenolisis....................................................................................11
2.8 Pengeluaran Energi dari Molekul Glukosa oleh Jalan Glikolitik .....12
2.9Glikolisis dan Pembentukan Asam Piruvat .......................................12
2.10 Perubahan Asam Piruvat menjadi Asetil Koenzim A.....................13
2.11 Siklus Asam Sitrat...........................................................................14
2.12 Pembentukan ATP dengan Fosforilasi Oksidatif............................15
2.13 Ringkasan Pembentukan ATP dalam Pemecahan Glukosa.............18
2.14 Pengaturan Glikolisis dan Oksidasi Oleh Adenosin Difosfat
(ADP)......................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup membutuhkan energi untuk menjalankan
aktivitas sehari-hari. Energi tersebut didapat dari asupan nutrisi yang berasal
dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Nutrisi tersebut antara lain
berupa Karbohidrat, Lemak, Protein, Vitamin, dan mineral. Dalam laporan
kali ini akan dibahas mengenai karbohidrat saja.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai
energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk
Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70
80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau
serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan
gula.
Karbohidrat mengandung glukosa yang merupakan bahan utama
metabolisme dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua
karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam
asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam
glikoprotein dan proteoglikan (Murray R. K. et al., 2003). Agar dapat dihasilkan
kurang tidur karena banyak tugas yang harus dikerjakan dan tadi pagi tidak
sempat sarapan.
Teh manis dapat memulhkan sedikit energi karena mengandung
gula yang dapat segera diabsorpsi dan dimetabolisme menghasilkan energi.
Proses pembangkitan energi dari gula antara lain melibatkan proses glikolisis,
siklus Krebs, rantai respirasi, dan fosfoorilasi oksidatif.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana mekanisme metabolisme karbohidrat dalam tubuh?
1.4 Tujuan
Mengetahui mekanisme metabolisme karbohidrat dalam tubuh
1.5 Manfaat
1.5.1
Penyusun
dan
mampu
menjelaskan
tentang
metabolisme karbohidrat
1.5.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PERANAN ADENOSIN TRIFOSFAT (ATP) PADA METABOLISME
Bagian reaksi kimia yang lebih besar di dalam sel adalah
membuat energi dalam makanan tersedia untuk berbagai sistem fisiologis sel.
Misalnya, energi diperlukan untuk (1) aktivitas otot, (2) sekresi oleh kelenjarkelenjar, (3) pemeliharaan potensial membran oleh saraf dan serabut otot, (4)
sintesis zat-zat di dalam sel, (5) absorpsi makanan dari traktus
gastrointestinalis. Zat Adenosin Trifosfst (ATP) memainkan peranan kunci
dalam membuat energi dalam makanan tersedia bagi semua aktivitas tersebut.
ATP merupakan senyawa kimia labil yang didapat di dalam
semua sel dan mempunyai struktur kimia seperti diperlihatkan dalam rumus
bagan berikut:
mereka dapat digunakan oleh sel , mereka harus ditransport melalui membran
sel, ke dalam sitoplasma sel.
Monosakarida tidak dapat berdifusi melalui pori membran sel,
karena berat molekul maksimum partikel yang dapat meakukan ini sekitar
100, sedangkan glukosa, fruktosa, dan galaktosa, semuanya mempunyai berat
molekul 180. Namun glukosa dan beberapa monosakarida lain bergabung
dengan zat pembawa yang membuat mereka larut dalam membran, sehingga
mereka mudah berdifusi ke dalam sel. Setelah melewati membran, mereka
dilepaskan dari pembawa. Sejauh ini, sifat pembawa belum diketahui dengan
pasti, walaupun ia diduga merupakan protein dengan berat molekul kecil.
Mekanisme transport merupakan difusi yang dipermudah ( facilitated
diffution) dan bukan transport lektron.
2.3 PENINGKATAN TRANSPOR GLUKOSA OLEH INSULIN
Kecepatan transport glukosa dan juga transport beberapa
monosakarida, lain sangat diperbesar oleh insulin. Bila sejumlah besar insulin
disekresi oleh pankreas, kecepatan transpor glukosa ke dalam beberapa sel
meningkat sampai sebanyak 10 kali kecepatan transpor bila tidak ada insulin
sama sekali yang disekresi . Karena jumlah glukosa yang dapat berdifusi ke
dalam sebagian besar sel tubuh tanpa adanya insulin, dengan pengecualian
hati dan otak, terlalu sedikit untuk mensuplai glukosa kemanapun dalam
keadaan normal, yang dibutuhkan untuk energi metabolisme akibatnya,
kecepatan penggunaan karbohidrat oleh tubuh diatur oleh kecepatan sekresi
insulin dalam pankreas.
2.4 FOSFORILASI MONOSAKARIDA
Segera setelah masuk ke dalam sel, monosakarida bergabung
dengan gugusan fosfat sesuai dengan reaksi berikut :
Glukosa 6-fosfat
Fosforilasi ini dipermudah oleh enzim yang dinamakan
heksokinase, yang spesifik untuk setiap jenis monosakarida, jadi glukokinase
mempermudah fosforilasi glukosa, fruktokinase mempermudah fosforilasi
fruktosa, dan galaktokinase mempermudah fosforilasi galaktosa.
Fosforilasi monosakarida hampir seluruhnya reversibel kecuali di
dalam sel hati, sel epitel tubulus ginjal, dan sel epitel usus, tempat terdapat
fosfatase spesifik untuk reaksi sebaliknya. Oleh karena itu, pada kebanyakan
jaringan tubuh, fosforilasi berperan dalam menangkap monosakarida dalam
8
10
Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa dua molekul karbon dioksida
dan empat atom hydrogen dikeluarkan, sedangkan sisa kedua molekul asam
piruvat bersatu dengan koenzim A, suatu derivate vitamin asam pantotenat,
membentuk dua molekul asetil- KoA. Pada perubahan ini, tidak ada ATP
dibentuk bila empat atom hydrogen kemudian dioksidasi, seperti akan
dibicarakan kemudian dalam bagian ini.
12
selanjutnya
dinamakan siklus asam sitrat (dinamakan siklus asam trikarboksil atau siklus
Krebs). Ini merupakan rangkaian reaksi kimia, tempat bagian asetil dari
asetil-KoA mengalami degradasi menjadi karbondioksida dan atom hidrogen.
(Kemudian atom hidrogen dioksidasi, tetapi masih mengeluarkan energi
untuk membentuk ATP). Enzim-enzim yang bertanggungjawab akan siklus
asam sitrat semuanya terdapat dalam matriks mitokondria.
Gambar 45-3 menunjukkan berbagai stadium reaksi kimia pada
siklus asam sitrat. Zat-zat yang terletak di sebelah kiri ditambahkan selama
reaksi kimia, dan hasil reaksi kimia diperlihatkan di sebelah kanan.
Perhatikanlah bahwa pada bagian atas kolom, siklus mulai dengan asam
oksaloasetat, dan kemudian pada dasar reaksi, asam oksaloasetat sekali lagi
dibentuk. Jadi siklus dapat terus berlangsung berkali-kali.
Pada stadium permulaan siklus asam sitrat, asetil-KoA bergabung
dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. Selama siklus ini, bagian
koenzim Asetil-KoA dikeluarkan dan dapat digunakan berkali-kali untuk
pembentukan sejumlah asetil-KoA dari asam piruvat. Akan tetapi, bagian
asetil, menjadi bagian integral molekul asam sitrat. Selama stadium siklus
asam sitrat selanjutnya, beberapa molekul air ditambahkan serta karbon
dioksida dan atom hidrogen dikeluarkan pada bebagai tingkat siklus, seperti
diperlihatkan pada gambar.
Hasil bersih seluruh siklus asam sitrat diperlihatkan pada dasar
gambar 45-3, melukiskan bahwa untuk setiap molekul glukosa yang semula
dimetabolisme, dua molekul asetil-KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat
bersama dengan enam molekul air. Kemudian molekul-molekul ini
didegradasi menjadi empat molekul karbondioksida, 16 atom hidrogen, dan 2
molekul koenzim A.
13
15
yang
merupakan
bagian
integral-bagian
dalam
membrane
menerima
atau
memberikan
elektron.
Anggota
penting
keadaan ini , sejumlah kecil energi tetap dapat dikeluarkan ke sel oleh
glikolisisi, karena reaksi-reaksi kimia pada glikolisis pemecah glukosa
menjadi asam piruvattidak memerlukan oksigen. Sayang , proses ini sangat
memboroskan glukosa karena hanya 16.000 kalori energi yang digunkan
untuk membentuk ATP bagi setiap molekul glukosa yang digunakan, yang
menggambarkan hanya merupakan 2 persen lebih energi total dalam molekul
glukosa. Walaupun demikian , pengeluaran energi glikolitik ke sel dapat
merupakan tindakan yang menyelamatkan nyawa selama beberapa menit bila
tidak terdapat oksigen.
Pembentukan Asam Laktat Selama Glikolisis Anaerob. Hukum
kerja massa menyatakan bahwa waktu hasil akhir reaksi kimia terbentuk pada
media reaksi, kecepatan reaksi mendekati nol. Dua hasil akhir reaksi
glikolisis ( pada gambar) adalah (1) Asam piruvat dan (2) Atom hidrogen,
dalam bentuk NADH dan H+> Terbentuknya zat tersebut secara berlebihan
akan menghentikan proses glikolisis dan mencegah pembentukan ATP lebih
lanjut. Untung, bila jumlahnya mulai berlebihan, hasil akhir ini bereaksi satu
sama lain membentuk asam laktat yang sesuai dengan reaksi berikut:
O
laktat dehidrogenase OH
H
Jadi , dalam keadaan anerob , sejauh ini sebagian besar asam
piruvat diubah menjadi asam laktat , yang berdifusi dengan mudah keluar sel
masuk caiuran ekstrasel dan malahan masuk cairan intrasel dari sel lain yang
kurang aktif. Oleh karena itu, asam laktat merupakan tempat penampung ,
tempat hasil akhir glikolisis dapat dibuang, jadi memungkinkan glikolisis
berlangsung jauh lebih lama dibandingakan asam piruvat dan hidrogen tidak
disingkirkan dari media reaksi . memang glikolisis dapat berlangvsung hanya
benberapa detik tanpa perubahan ini . Sebagai gantinya , glikolisis dapat
berlangsung selama beberapa menit , mensuplai tubuh dengan ATP. Dalam
jumlah besar walaupun tidak terdapat oksigen pernpasan.
Bila orang mulai bernapas, oksigen kembali setelah suatu periode
metabolisme anaerob, NADH dan H+ ekstra serta ekstra asam piruvat yang
19
telah dibentuk dalam cairan tubuh dengan cepat dioksidasi , karena itu
sanagat mengurangi konsentrasi zat tersebut . Sebagai akibatnya treaksi kimia
untuk pembentukan asam laktat segera mengalami terbalik, asam laktat sekali
lagi menjadi asam piruvta, yang kemudian dioksidasi.
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Mapping
3.2 GLIKOLISIS
Proses ini terjadi di dalam sitosol. Glikolisis berlangsung secara
anaerob, dan memiliki beberapa taha, pantara laini) Tahap pertama adalah pemecahan molekul glukosa(6C) membentuk
senyawa berupa Phosfogliseraldehid (PGAL), yaitu senyawa beratom
C-6 yang mendapat tambahan fosfat yang memerlukan energy dari 2
molekul ATP
ii) Tahap selanjutnya adalah dimana molekul PGAL kemudian akan
membelah membentuk 2 senyawa 3 rantai karbon dan 1 fosfat yang
disebut 3GP atau 3-Phospoglycerade, kemudian masing-masing 3GP
akan berubah menjadi asam piruvat dengan melepaskan energi
21
22
23
dengan ion Hidrogen (H+) menghasilkan H2O (air). Hasil akhir dari
sistem transpor elektron ini adalah 34 molekul ATP, 6 molekul H2O
(air).
25
BAB IV
KESIMPULAN
Dari beberapa pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Metabolisme
siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs), serta transpor elektron. Yang menghasilkan
energi sebanyak 38 ATP yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, ketika energi
tersebut masuk ke dalam mitokondria, diperlukan energi sebanyak 2 ATP. Jadi,
energi bersih yang dihasilkan untuk satu molekul glukosa adalah sebanyak 36
ATP.
26
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Ed. III). 1990.
EGC : Jakarta
27