Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TUTORIAL

Skenario 1 (Blok Sistem Tubuh II)


Ganjil 2013-2014
Oleh:
KELOMPOK 1
Ketua

: Ni Putu Yogi W.

(131610101008)

Scriber papan

: Yasa Nuuruha

(131610101009)

Scriber meja

: Eni Ilmiatin H.

(131610101010)

Anggota

: Achmad Hendrawan S.

(131610101001)

Wahyu Hidayat

(131610101002)

Zhara Hafzah A.

(131610101003)

Ria Dhini M.

(131610101004)

Catur Putri K.

(131610101005)

Karina S. I

(131610101006)

Alfin Tiara Safira

(131610101007)

Tita Sistyaningrum

(131610101011)

Dewi Muflikhah

(131610101012)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan tentang Metabolisme
Karbohidrat. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok
I pada skenario pertama dalam blok Sistem Tubuh II.
Penulisan laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. drg. R Rahardyan Parnaadji, M. Kes, Sp. Prost selaku tutor yang telah
membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok I Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Jember dan yang telah memberi masukan serta yang
membantu bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
perbaikan-perbaikan di masa mendatang dan kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, November 2013

Kelompok 1

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................2
Daftar Isi ..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ..................................................................................5
1.2.Skenario..............................................................................................5
1.3.Rumusan Masalah...............................................................................6
1.4.Tujuan Pembelajaran .........................................................................6
1.5 Manfaat Pembelajaran.........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Peranan Adenosin Trifosfat (ATP) pada metabolisme ......................8
2.2. Transpor Monosakarida Melalui Membran Sel ................................8
2.3 Peningkatan Transpor Glukosa oleh Insulin...................................... 9
2.4 Fosforilasi Monosakarida ..................................................................9
2.5 Penyimpanan Glikoge dalam Hati dan Otot .....................................10
2.6 Glikogenesis ......................................................................................10
2.7 Glikogenolisis....................................................................................11
2.8 Pengeluaran Energi dari Molekul Glukosa oleh Jalan Glikolitik .....12
2.9Glikolisis dan Pembentukan Asam Piruvat .......................................12
2.10 Perubahan Asam Piruvat menjadi Asetil Koenzim A.....................13
2.11 Siklus Asam Sitrat...........................................................................14
2.12 Pembentukan ATP dengan Fosforilasi Oksidatif............................15
2.13 Ringkasan Pembentukan ATP dalam Pemecahan Glukosa.............18
2.14 Pengaturan Glikolisis dan Oksidasi Oleh Adenosin Difosfat
(ADP)......................................................................................................19
3

2.15 Pengeluaran Energi Anaerob Glikolisis Anaerob .....................19


BAB III PEMBAHASAN
3.1.Mapping ...........................................................................................22
3.2 Glikolisis ..........................................................................................22
3.3 Fosforilasi Oksidatif .........................................................................23
3.4. Siklus Krebs.................. ...................................................................24
3.5. Transpor Elektron ............................................................................25
BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................27

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup membutuhkan energi untuk menjalankan
aktivitas sehari-hari. Energi tersebut didapat dari asupan nutrisi yang berasal
dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Nutrisi tersebut antara lain
berupa Karbohidrat, Lemak, Protein, Vitamin, dan mineral. Dalam laporan
kali ini akan dibahas mengenai karbohidrat saja.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai
energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk
Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70
80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau
serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan
gula.
Karbohidrat mengandung glukosa yang merupakan bahan utama
metabolisme dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua
karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam
asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam
glikoprotein dan proteoglikan (Murray R. K. et al., 2003). Agar dapat dihasilkan

suatu energi, glukosa mengalami beberapa reaksi kimia yakni glikolisis,


siklus asam sitrat, dan fosforilasi oksidatif.
1.2 Skenario
Pingsan Saat Kegiatan PK2
Seorang Mahasiswa Baru (MABA) pingsan ketika mengikuti
kegiatan PK2, dan segera dibawa ke tempaat teduh. Kadar gula darahnya 24
mg/dL (normalnya >70 mg/dL). Ketka mulai sadar, Maba tersebut segera
diberi teh manis hangat. Setelah itu dia dapat bercerita bahwa tadi malam

kurang tidur karena banyak tugas yang harus dikerjakan dan tadi pagi tidak
sempat sarapan.
Teh manis dapat memulhkan sedikit energi karena mengandung
gula yang dapat segera diabsorpsi dan dimetabolisme menghasilkan energi.
Proses pembangkitan energi dari gula antara lain melibatkan proses glikolisis,
siklus Krebs, rantai respirasi, dan fosfoorilasi oksidatif.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana mekanisme metabolisme karbohidrat dalam tubuh?
1.4 Tujuan
Mengetahui mekanisme metabolisme karbohidrat dalam tubuh
1.5 Manfaat
1.5.1

Penyusun

: Menyelesaikan tugas tutorial pertama Sistem Tubuh II.


Memahami

dan

mampu

menjelaskan

tentang

metabolisme karbohidrat
1.5.2

Masyarakat : Memiliki pengetahuan baru mengenai Metabolisme


Karbohidrat sebagai sumber energi utama.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PERANAN ADENOSIN TRIFOSFAT (ATP) PADA METABOLISME
Bagian reaksi kimia yang lebih besar di dalam sel adalah
membuat energi dalam makanan tersedia untuk berbagai sistem fisiologis sel.
Misalnya, energi diperlukan untuk (1) aktivitas otot, (2) sekresi oleh kelenjarkelenjar, (3) pemeliharaan potensial membran oleh saraf dan serabut otot, (4)
sintesis zat-zat di dalam sel, (5) absorpsi makanan dari traktus
gastrointestinalis. Zat Adenosin Trifosfst (ATP) memainkan peranan kunci
dalam membuat energi dalam makanan tersedia bagi semua aktivitas tersebut.
ATP merupakan senyawa kimia labil yang didapat di dalam
semua sel dan mempunyai struktur kimia seperti diperlihatkan dalam rumus
bagan berikut:

Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa ATP merupakan


gabungan adenosin, ribosa, dan tiga gugus fosfat. Dua gugus fosfat yang
terakhir dihubungkan dengan bagian molekul lainnya yang dinamakan ikatan
berenergi tinggi, dan dinyatakan dengan simbol ~. Jumlah energi bebas
dalam setiap ikatan berenergi tinggi iniper mol ATP kira-kira 8000 kalori
dalam keadaan suhu dan konsentrasi reaktan dalam tubuh. Oleh karena itu,
pembuangan setiap gugus fosfat mengeluarkan 8000 kalori energi. Setelah
kehilangan salah satu gugus fosfat dari ATP, senyawa berubah menjadi
Adenosin Difosfat (ADP) dan setelah kehilangan gugus fosfat yang kedua,
berubah menjadi Adenosin Monofosfat (AMP)
ATP terdapat di sitoplasma maupun nukleoplasma sel, dan
terdapat pada semua mekanisme fisiologis yang mendapat energi berupa
ATP.
2.2. TRANSPOR MONOSAKARIDA MELALUI MEMBRAN SEL
Dari bab sebelumnya akan diingatkan kembali bahwa hal akhir
penceraan karbohidrat dalam salura pencernaan hampir semuanya
glukosa,fruktosa, dan galaktosa, sejauh ini glukosa yang menjadi bagian
terbesar. Ketiga monosakarida ini diabsorbsi masuk darah porta, dan setelah
melalui hati, diangkut ke seluruh tubuh oleh sistem sirkulasi> tetapi, sebelum
7

mereka dapat digunakan oleh sel , mereka harus ditransport melalui membran
sel, ke dalam sitoplasma sel.
Monosakarida tidak dapat berdifusi melalui pori membran sel,
karena berat molekul maksimum partikel yang dapat meakukan ini sekitar
100, sedangkan glukosa, fruktosa, dan galaktosa, semuanya mempunyai berat
molekul 180. Namun glukosa dan beberapa monosakarida lain bergabung
dengan zat pembawa yang membuat mereka larut dalam membran, sehingga
mereka mudah berdifusi ke dalam sel. Setelah melewati membran, mereka
dilepaskan dari pembawa. Sejauh ini, sifat pembawa belum diketahui dengan
pasti, walaupun ia diduga merupakan protein dengan berat molekul kecil.
Mekanisme transport merupakan difusi yang dipermudah ( facilitated
diffution) dan bukan transport lektron.
2.3 PENINGKATAN TRANSPOR GLUKOSA OLEH INSULIN
Kecepatan transport glukosa dan juga transport beberapa
monosakarida, lain sangat diperbesar oleh insulin. Bila sejumlah besar insulin
disekresi oleh pankreas, kecepatan transpor glukosa ke dalam beberapa sel
meningkat sampai sebanyak 10 kali kecepatan transpor bila tidak ada insulin
sama sekali yang disekresi . Karena jumlah glukosa yang dapat berdifusi ke
dalam sebagian besar sel tubuh tanpa adanya insulin, dengan pengecualian
hati dan otak, terlalu sedikit untuk mensuplai glukosa kemanapun dalam
keadaan normal, yang dibutuhkan untuk energi metabolisme akibatnya,
kecepatan penggunaan karbohidrat oleh tubuh diatur oleh kecepatan sekresi
insulin dalam pankreas.
2.4 FOSFORILASI MONOSAKARIDA
Segera setelah masuk ke dalam sel, monosakarida bergabung
dengan gugusan fosfat sesuai dengan reaksi berikut :
Glukosa 6-fosfat
Fosforilasi ini dipermudah oleh enzim yang dinamakan
heksokinase, yang spesifik untuk setiap jenis monosakarida, jadi glukokinase
mempermudah fosforilasi glukosa, fruktokinase mempermudah fosforilasi
fruktosa, dan galaktokinase mempermudah fosforilasi galaktosa.
Fosforilasi monosakarida hampir seluruhnya reversibel kecuali di
dalam sel hati, sel epitel tubulus ginjal, dan sel epitel usus, tempat terdapat
fosfatase spesifik untuk reaksi sebaliknya. Oleh karena itu, pada kebanyakan
jaringan tubuh, fosforilasi berperan dalam menangkap monosakarida dalam
8

sel sekali berada di dalam sel, monosakarida tidak dapatberdifusi kembali


keluar sel kecuali pada sel-sel khusus yang tersebut di atas, yang memerlukan
fosfatase.
Perubahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa. Dalam sel
hati terdapat enzim enzim yang sesuai untuk mempermudah interkonversi
antara monosakarida, dan dinamika reaksi sedemikian rupa sehingga bila hati
mengeluarkan monosakarida kembali masuk darah, hasil akhir interkonversi
hampir seluruhnya glukosa. Juga, dalam hal fruktosa, sebagaian besar diubah
menjadi glukosa waktu ia diabsorpsi melalui sel epitel usus masuk darah
porta. Oleh karena itu, pada hakekatnya semua monosakarda yang beredar
dalam darah merupakan hasil akhir konversi, yaitu glukosa.
2.5 PENYIMPANAN GLIKOGEN DALAM HATI DAN OTOT
Setelah diabsorpsi ke dalam sel, glukosa dapat segera dipakai
untuk melepas energi ke sel atau dapat disimpan dalam bentuk glikogen, yang
merupakan monomer besar glukosa.
Semua sel tubuh mempunyai kemampuan untuk menyimpan
paling sedikit beberapa glikogen, tetapi sel sel tertentu dapat menyimpan
dalam jumlah yang besar, terutama sel hati, yang dapat menyimpan glikogen
sebanyak 5 sampai 8 persen dari beratnya, dan sel sel otot, yang dapat
menyimpan glikogen sebanyak 1 sampai 3 persen. Molekul glikogen dapat
mengalami polimerisasi sampai hampir mencapai setiap berat molekul, rata
rata berat molekulnya 5.000.000 atau lebih, sebagaian besar glikogen
mengendap dalam bentuk granula granula padat.
2.6 GLIKOGENESIS
Glikogenesis merupakan proses pembentukan glikogen, reaksi
reaksi kimianya dimulai dari perubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa 1fosfat, kemudian zat ini diubah menjadi uridin difosfat glukosa, kemudian
diubah menjadi glikogen. Beberapa enzim spesifik dibutuhkan untuk
menimbulkan perubahan ini, dan senyawa tertentu yang lebih kecil, termasuk
asam laktat, gliserol, asam piruvat da beberapa asam amino yang telah
9

mengalami deaminasi, juga dapat diubah menjadi glukosa atau senyawa


sejenis dan kemudian diubah menjadi glikogen.
2.7 GLIKOGENOLISIS
Glikogenolisis berarti pemecahan glikogen menjadi bentuk
glukosa di dalam sel. Glikogenolisis tidak terjadi dengan membalikkan reaksi
kimia yang sama untuk membentuk glikogen sebagai gantinya, setiap
molekul glukosa yang berturutan pada setiap cabang polimer glikogen
dipisahkan dengan proses fosforilasi, dikatalisis oleh fosforilase.
Dalam keadaan istirahat fosforilase berada dalam bentuk tidak
aktif sehingga glikogen dapat disimpan dan tidak diubah kembali menjadi
glukosa. Oleh karena itu, bila diperlukan untuk mengubah kembali glikogen
menjadi glukosa, fosforilase harus diaktifkan terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan dengan dua jalan sebagai berikut :
Pengaktifan fosforilase oleh epinefrin dan glukagon. Dua
hormon, epinefrin dan glukagon, secara spesifik dapat mengaktifkan
fosforilase dan karena itu menyebabkan glikogenolisis. Efek permulaan
masing masing hormon ini adalah meningkatkan pembentukan adenosin
monofosfat siklik (cAMP = cyclic adenosine monophosphat) di dalam sel.
Kemudian zat ini memulai rentetan reaksi kimia yang mengaktifkan
fosforilasi.
Epinefrin dikeluarkan oleh medula adrenal bila susunan saraf
simpatis terangsang. Kemudian epinefrin merangsang pemecahan glikogen,
jadi membuat glukosa tersedia untuk metabolisme cepat. Fungsi epinefrin ini
terjadi dengan nyata dalam sel hati dan otot, karena itu, bersama dengan efek
perangsang simpatis lain, membantu menyiapkan tubuh untuk kerja.
Glukagon merupakan suatu hormon yangg disekresi oleh sel alfa
pankreas bila lonsentrasi glukosa darah turun sampai rendah. Ia merangsang
pembentukan AMP siklik terutama dalam hati. Oleh karena itu, efeknya

10

terutama mengeluarkan glukosa dari hati masuk darah, karena itu


meningkatkan konsentrasi glukosa darah.
Transpor glukosa keluar sel hati. Sel hati mengandung
fosfatase, suatu enzim yang dapat memecah fosfat dari glukosa 6-fosfat dan
karena itu membuat glukosa dapat ditranspor kembali keluar sel masuk cairan
interstitial. Oleh karena itu, bila glukosa dibentuk dalam hati sebagai akibat
glikogenolisis, sebagian besar segera masuk ke dalam darah. Oleh karena itu,
glikogenolisis hati menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa darah
dengan cepat. Glikogenolisis pada sebagian besar sel tubuh lain, khususnya
dalam sel otot, dengan mudah meningkatkan jumlah glukosa 6-fosfat di
dalam sel dan meningkatkan kecepatan lokal penggunaan glukosa, tetapi
tidak mengeluarkan glukosa ke dalam cairan ekstrasel karena glukosa 6-fosfat
tidak dapat didefosforilasi.
2.8 PENGELUARAN ENERGI DARI MOLEKUL GLUKOSA OLEH
JALAN GLIKOLITIK
Karena oksidasi lengkap 1 gram-mol glukosa menegeluarkan
686.000 kalori energy, tetapi hanya 8000 kalori energy dibutuhkan untuk
membentuk 1 gram mol adenosine trifosfat (ATP). Sehingga akan sangat
membuang energy bila glukosa harus dihancurkan menjadi air dan karbon
dioksida sekeika sementara hanya memebentuk satu molekul ATP. Untung,
sel mengandung banyak protein enzim yang menyebabkan molekul glukosa
pecah sedikit demi sedikit melalui banyak langkah yang berurutan disertai
pengeluaran eneregi dalam paket-paket kecil untuk memebentuk 1 molekuk
ATP pada satu saat, yang membentuk total 38 mol ATP untuk setiap mol
glukosa yang digunakan sel. Bagian ini bertujuan untuk menjelaskan prinsip
dasar molekul glukosa secara progesif dipecah dan energinya dikeluarkan
memebentuk ATP.
2.9 GLIKOLISIS DAN PEMBENTUKAN ASAM PIRUVAT
Sejauh ini, cara terpenting untuk pengeluaran energy dari molekul
glukosa adalah proses glikolisis dan kemudian oksidasi hasil akhir glikolisis.
11

Glikolisis berarti pemecahan molekul glukosa menjadi dua molekul asam


piruvat. Proses ini terjadi dalam 10 langkah reaksi kimia berturutan seperti
yang dilukiskan dalam gambar 45-2. Setiap langkah dikatalisis paling sedikit
oleh satu enzim spesifik. Perhatikan bahwa glukosa mula-mula diubah
menjadi fruktosa 1,6-fosfat dan kemudian dipecah menjadi dua molekul yang
terdiri dari tiga karbon, masing-masing kemudian diubah melalui 5 rangkaian
reaksi menjadi asam piruvat.
Pembentukan Adenosin Trifosfat ( ATP ) selama glikolisis.
Meskipun terdapat banyak reaksi kimia pada rangkaian glikolisis, sedikit
energi yang dikeluarkan. Tetapi dua mol ATP dibentuk untuk setiap mol
glukosa yang digunakan. Jumlah energi yang disimpan dalam ATP sebesar
16.000 kalori, teteapi selama glikolisis 56.000 kalori energy hilang dari
glukosa, memberikan efisiensi keseluruhan pembentukan ATP 29 persen.
Sisanya sebesar 71 persen energy hilang dalam bentuk panas.
2.10 PERUBAHAN ASAM PIRUVAT MENJADI ASETIL KOENZIM A
Langkah selanjutnya dalam degradasi glukosa adalah peruvahan
dua derivate molekul asam piruvat menjadi duan molekul asetil koenzim A
(asetil-KoA) sesuai dengan reaksi sebagai berikut :

Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa dua molekul karbon dioksida
dan empat atom hydrogen dikeluarkan, sedangkan sisa kedua molekul asam
piruvat bersatu dengan koenzim A, suatu derivate vitamin asam pantotenat,
membentuk dua molekul asetil- KoA. Pada perubahan ini, tidak ada ATP
dibentuk bila empat atom hydrogen kemudian dioksidasi, seperti akan
dibicarakan kemudian dalam bagian ini.
12

2.11 SIKLUS ASAM SITRAT


Langkah

selanjutnya

dalam degradasi molekul glukosa

dinamakan siklus asam sitrat (dinamakan siklus asam trikarboksil atau siklus
Krebs). Ini merupakan rangkaian reaksi kimia, tempat bagian asetil dari
asetil-KoA mengalami degradasi menjadi karbondioksida dan atom hidrogen.
(Kemudian atom hidrogen dioksidasi, tetapi masih mengeluarkan energi
untuk membentuk ATP). Enzim-enzim yang bertanggungjawab akan siklus
asam sitrat semuanya terdapat dalam matriks mitokondria.
Gambar 45-3 menunjukkan berbagai stadium reaksi kimia pada
siklus asam sitrat. Zat-zat yang terletak di sebelah kiri ditambahkan selama
reaksi kimia, dan hasil reaksi kimia diperlihatkan di sebelah kanan.
Perhatikanlah bahwa pada bagian atas kolom, siklus mulai dengan asam
oksaloasetat, dan kemudian pada dasar reaksi, asam oksaloasetat sekali lagi
dibentuk. Jadi siklus dapat terus berlangsung berkali-kali.
Pada stadium permulaan siklus asam sitrat, asetil-KoA bergabung
dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. Selama siklus ini, bagian
koenzim Asetil-KoA dikeluarkan dan dapat digunakan berkali-kali untuk
pembentukan sejumlah asetil-KoA dari asam piruvat. Akan tetapi, bagian
asetil, menjadi bagian integral molekul asam sitrat. Selama stadium siklus
asam sitrat selanjutnya, beberapa molekul air ditambahkan serta karbon
dioksida dan atom hidrogen dikeluarkan pada bebagai tingkat siklus, seperti
diperlihatkan pada gambar.
Hasil bersih seluruh siklus asam sitrat diperlihatkan pada dasar
gambar 45-3, melukiskan bahwa untuk setiap molekul glukosa yang semula
dimetabolisme, dua molekul asetil-KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat
bersama dengan enam molekul air. Kemudian molekul-molekul ini
didegradasi menjadi empat molekul karbondioksida, 16 atom hidrogen, dan 2
molekul koenzim A.

13

Pembentukan ATP pada siklus asam sitrat. Tidak banyak


energi yang dikeluarkan selama siklus asam sitrat itu sendiri. Tetapi, untuk
setiap molekul glukosa yang dimetabolisme terbentuk dua molekul ATP.

2.12 PEMBENTUKAN ATP DENGAN FOSFORILASI OKSIDATIF


Walaupun keseluruhan siklus glikolisis dan asam sitrat
rumit,sedihnya hanya sejumlah kecil ATP yang terbentuk selama proses ini,
hanya 2 molekul ATP di dalam skema glikolisis dan 2 yang lain di dalam
siklus asam sitrat. Sebagai gantinya , sekitar 90 persen dari ATP akhir di
bentuk selama oksidasi atom hydrogen selanjutnya, yang dikeluarkan pada
permulaan tingkat degradasi glukosa. Memang, fungsi utama semua tingkat
awal adalah membuat hydrogen dari molekul glukosa tersedia dalam bentuk
yang dapat digunakan untuk oksidasi.
Oksidasi hydrogen diikuti oleh serangkaian reaksi yang dikatalisis
oleh enzim yang (a) mengubah hydrogen menjadi ion hydrogen dan electron
(b) kemudian menggunakan elektron untuk mengubah oksigen yang larut
dalam cairan menjadi ion hidroksil. Kemudian ion hydrogen dan hidroksil
bersatu satu sama lain membentuk air.Selama rangkaian reaksi oksidasi ini
dikeluarkan sejumlah besar energy dalam bentuk ATP. Pembentukan ATP
dalam cara ini dinamai Fosforilasi oksidatif.
Sayangnya walaupun fosforilasi oksidatif merupakan dasar sekitar
95 persen dari semua penggunaan energy di dalam tubuh, kita masih belum
14

mengetahui persisnya jalan pelepasan energy dari oksidasi atom


hydrogen,yang digunakan untuk membentuk ATP. Tetapi, suatu teori yang
banyak penyokongnya, yang dinamai teori kemiosmotik
Ionisasi hydrogen, rantai pengangkut electron dan pembentukan
air.Langkah pertama dalam fosforilasi oksidatif adalah mengionisasi atom
hydrogen yang diambil dari zat makanan. Atom hydrogen ini dilepaskan
dalam pasangan selama glikolisis dan di dalam siklus asam sitrat; yang satu
segera menjadi ion hydrogen H+, dan yang lain bergabung dengan NAD+
untuk membentuk NADH.Efek pertama adalah untuk melepaskan atom
hydrogen lain yang diikat NAD untuk membentuk ion hydrogen lain ,H +
;proses ini juga membentuk kembali NAD+ yang akan digunakan kembali.
Gambar Pembentukan ATP Fosforilasi Oksidatif

15

Selama perubahan ini, elektron yang dilepaskan dari atom


hidrogen untuk menyebabkan ionisasinya segera memasuki rantai pengangkut
elektron

yang

merupakan

bagian

integral-bagian

dalam

membrane

(membrane dengan rak) mitokondria. Rantai pengagkut ini mengandung seri


penerima elektron yang dapat direduksi atau dioksidasi secara reversibel
dengan

menerima

atau

memberikan

elektron.

Anggota

penting

pengagngkutan elektron ini meliputi flavo protein, beberapa besi sulfide


protein, ubikuinon dan sitokrom B, C1, C, A dan A3. Tiap elektron dipindahpindahkan dari satu penerima ini ke yang berikutnya sampai akhirnya
mencapai sitokrom A3,yang dinamai sitokrom oksidase karena ia sanggup,
dengan memberikan dua elektron, menyebabkan unsure oksigen berikatan
dengan ion hidrogen untuk membentuk air.
Jadi, gambar 45-4 melukiskan pengangkutan elektron melalui
rantai elektron dan penggunaan terakhitnya oleh sitokrom oksidase untuk
menyebabkan pembentukan molekul air. Selama pengagungkutan elektron ini
melalui rantai pengagkut elektron, dilepaskan energy yang kemudian
digunakan untuk menyebabkan sistesis ATP, sebagai berikut :
16

Pemompaan hidrogen oleh Rantai Pengangku Elektron. Energy


yang dilepaskan karena elektron melalui rantai pengagkut elektron dianggap
memompa ion hidrogen dari matriks mitokondria bagian dalam ke dalam
ruang antara membrane dalam dan luar mitokondria. Ini membentuk
konsentrasi ion hidrogen yang tinggi di dalam ruang ini, dan ia juga
membentuk potensial listrik sangat negative di bagian dalam matriks.
Pembentukan ATP. Langkah akhir pada fosforilasi oksidatif
adalah mengkonservasi ADP menjadi ATP. Ini terjadi dalam gabungan
dengan molekul protein yang besar, yang menonjol ke segala arah melalui
bagian dalam membranan mitokondria dan menonjolkan kepala seperti
bongkol ke dalam bagian dalam matriks. Molekul ini adalah ATPase, yang
sifat fisiknya dilukiskan dalam gambr 45-4. Ia dinamai ATP sintetase.
Dipodtulasikan bahwa konsentrasi ion hidrogenyang tingggi di dalam ruang
antara dua membrane mitokondria dan perbedaan potensial listrik yang besar,
yang melintasi bagian dalam membrane ia menyebabkan ion hidrogen
mengalir ke dalam matrik mitokondria melalui zat dari molekul ATPase
untuk mengubah ADP menjadi ATP, dengan menggabungkan ADP dengan
fospat, pada waktu yang sama membentuk tambahan ikatan fosfat berenergi
tinggi.
Untuk tiap 2 elektron yang melintasi keseluruhan rantai
pengagkut elektron (yang mewakili ionisasi 2 atom hidrogen), tersintesis
sampai 3 molekul ATP.
2.13 RINGKASAN PEMBENTUKAN ATP SELAMA PEMECAHAN
GLUKOSA.
Kita sekarang dapat menentukan jumlah total molekul ATP yang
dibentuk oleh energy dari satu molekul glukosa. Jumlahnya adalah.
1. Dua selama glikolisis,
2. Dua selama siklus asam sitrat,
17

3. 34 selama fosfolirasi oksidatif,


Yang membuat jumlah total 38 molekul ATP yang terbentuk
untuk setiap molekul glukosa yang didegradasi menjadi karbon dioksida dan
air. Jadi 304.000 kalori energi disimpan dalam bentuk ATP, sedangkan
686.000 kalori dikeluarkan selama oksidasi lengkap setiap gram mol glukosa.
Hal ini menggambarkan efesiensi keseluruhan transfer energy sebesar 44
persen. Sisa energy sebesar 56 persen menjadi panas dank arena itu tidak
dapat digunakan oleh sel untuk melakukan fungsi spesifik.
2.14 PENGATURAN GLIKOLISIS DAN OKSIDASI OLEH ADENOSIN
DIFOSFAT (ADP)
Pengeluaran energi dari glukosa yang terus menerus bila energi
tidak diperlukan oleh sel merupakan proses yang sangat memboroskan
.Untung, glikolisis dan oksidasi atom hidrogen selanjutnya secara terus
menerus diatur sesuai dengan kebutuhan sel akan ATP. Pengaturan ini
terutama dilakukan dengan cara berikut.
Diingatkan kembali tentang berbagai reaksi kimia, kita lihat
bahwa pada berbagai tingkat ADP diubah menjadi ATP. Bila ADP tidak
tersedia pada banyak tingkat ini , reaksi tidak dapat terjadi , jadi
menghentikan degradasi molekul glukosa.Oleh karena itu, bila semua ADP
dalam sel diubah menjadi ATP , seluruh proses glikolisis dan oksidatif
terhenti. Kemudian, bila lebih banyak ATP digunakan untuk melakukan
berbagai fungsi fisiologis dalam sel, dibentuk ADP baru , yang secara
otomatis menggiatkan glikolisis dan oksidasi sekali lagi. Dengan cara ini ,
pada hakekatnya, cadangan ATP yang penuh secara otomatis dipertahankan
setiap saat. , kecuali bila aktivitas sel demikian besar sehingga ATP yang
digunakan melampaui kecepatan pembentukannya.
2.15 PENGELUARAN ENERGI ANAEROB GLIKOLISIS ANAEROB
Kadang-kadang , oksigen tidak tersedia atau kurang sehingga
oksidasi glukosa oleh sel tidak dapat berlangsung . Namun , bahkan dalam
18

keadaan ini , sejumlah kecil energi tetap dapat dikeluarkan ke sel oleh
glikolisisi, karena reaksi-reaksi kimia pada glikolisis pemecah glukosa
menjadi asam piruvattidak memerlukan oksigen. Sayang , proses ini sangat
memboroskan glukosa karena hanya 16.000 kalori energi yang digunkan
untuk membentuk ATP bagi setiap molekul glukosa yang digunakan, yang
menggambarkan hanya merupakan 2 persen lebih energi total dalam molekul
glukosa. Walaupun demikian , pengeluaran energi glikolitik ke sel dapat
merupakan tindakan yang menyelamatkan nyawa selama beberapa menit bila
tidak terdapat oksigen.
Pembentukan Asam Laktat Selama Glikolisis Anaerob. Hukum
kerja massa menyatakan bahwa waktu hasil akhir reaksi kimia terbentuk pada
media reaksi, kecepatan reaksi mendekati nol. Dua hasil akhir reaksi
glikolisis ( pada gambar) adalah (1) Asam piruvat dan (2) Atom hidrogen,
dalam bentuk NADH dan H+> Terbentuknya zat tersebut secara berlebihan
akan menghentikan proses glikolisis dan mencegah pembentukan ATP lebih
lanjut. Untung, bila jumlahnya mulai berlebihan, hasil akhir ini bereaksi satu
sama lain membentuk asam laktat yang sesuai dengan reaksi berikut:
O

laktat dehidrogenase OH

CH3- C COOH + NADH + H+


Laktat )

CH3- C- COOH + NAD+ ( Asam

H
Jadi , dalam keadaan anerob , sejauh ini sebagian besar asam
piruvat diubah menjadi asam laktat , yang berdifusi dengan mudah keluar sel
masuk caiuran ekstrasel dan malahan masuk cairan intrasel dari sel lain yang
kurang aktif. Oleh karena itu, asam laktat merupakan tempat penampung ,
tempat hasil akhir glikolisis dapat dibuang, jadi memungkinkan glikolisis
berlangsung jauh lebih lama dibandingakan asam piruvat dan hidrogen tidak
disingkirkan dari media reaksi . memang glikolisis dapat berlangvsung hanya
benberapa detik tanpa perubahan ini . Sebagai gantinya , glikolisis dapat
berlangsung selama beberapa menit , mensuplai tubuh dengan ATP. Dalam
jumlah besar walaupun tidak terdapat oksigen pernpasan.
Bila orang mulai bernapas, oksigen kembali setelah suatu periode
metabolisme anaerob, NADH dan H+ ekstra serta ekstra asam piruvat yang
19

telah dibentuk dalam cairan tubuh dengan cepat dioksidasi , karena itu
sanagat mengurangi konsentrasi zat tersebut . Sebagai akibatnya treaksi kimia
untuk pembentukan asam laktat segera mengalami terbalik, asam laktat sekali
lagi menjadi asam piruvta, yang kemudian dioksidasi.

20

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Mapping

3.2 GLIKOLISIS
Proses ini terjadi di dalam sitosol. Glikolisis berlangsung secara
anaerob, dan memiliki beberapa taha, pantara laini) Tahap pertama adalah pemecahan molekul glukosa(6C) membentuk
senyawa berupa Phosfogliseraldehid (PGAL), yaitu senyawa beratom
C-6 yang mendapat tambahan fosfat yang memerlukan energy dari 2
molekul ATP
ii) Tahap selanjutnya adalah dimana molekul PGAL kemudian akan
membelah membentuk 2 senyawa 3 rantai karbon dan 1 fosfat yang
disebut 3GP atau 3-Phospoglycerade, kemudian masing-masing 3GP
akan berubah menjadi asam piruvat dengan melepaskan energi
21

sebanyak 1 molekul ATP dan pelepasan 1 atom hidrogen yang


berpotensi energi tinggi, dimana selanjutnya hidrogen yang dilepaskan
ini akan ditangkap oleh kofaktor berupa NAD+ dan membentuk
senyawa 2NADH2.
iii) Hasil akhir dari tahap Glikolisis menghasilkan 2 molekul asam piruvat,
2 molekul ATP, dan 2 molekul NADH2. Selanjutnya senyawa asam
piruvat memasuki membran mitokondria untuk tahap berikutnya
.

3.3 DEKARBOKSILASI OKSIDATIF


Sebelum masuk ke tahap selanjutnya dalam mitokondria, asam
piruvat terlebih dahulu akan diubah menjadi senyawa Asetil Co-A dan
berlangsung dalam membrane mitokondria. Tahapannya sebagai berikut:
i) Senyawa asam piruvat yang mengandung 3 atom karbon, dioksidasi
dengan bantuan enzim piruvat dehidrogenase untuk melepas 1 atom
karbonnya dan mengubahnya menjadi CO2. Bersamaan dengan
terbentuknya CO2, NAD+ akan direduksi dan membentuk NADH.

22

ii) Selanjutnya, terbentuklah senyawa dengan 2 atom karbon yang disebut


acetyl group, yang kemudian akan ditambahkan dengan koenzim A
membentuk Acetyl Koenzim-A
3.4 SIKLUS KREB
Siklus Kreb sendiri, berlangsung di Matriks mitokondria.
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses glikolisis adalah :
i) Siklus Krebs diawali dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2) yang
bereaksi dengan asam oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan
Asam Sitrat (beratom C6).
ii) Secara bertahap Asam sitrat melepaskan satu per satu atom C nya
hingga akhirnya kembali menjadi asam oksaloasetat(beratom C4),
peristiwa ini diikuti dengan reaksi reduksi (pelepasan elektron & ion
hidrogen) oleh NAD+ dan FAD+ menghasilkan 2 molekul NADH2, 2
molekul FADH2, dan 2 molekul ATP. Dari seluruh rangkaian
peristiwa siklus Krebs dihasilkan : 4 molekul CO2, 6 molekul NADH2
, 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP.

23

3.5 TRANSPORT ELEKTRON


Sebanyak 10 molekul NADH2 dan 2 molekul FADH2 dihasilkan
selama tahap glikolisis dan siklus Krebs. Seluruhnya akan memasuki reaksi
redoks pada sistem transpor elektron.
Tahapan dari Transpor Elektron, antara lain:
i) Mula-mula molekul NADH2 memasuki reaksi dan dihidrolisis oleh
enzim dehidrogenase kembali menjadi ion NAD+ diikuti pelepasan 3
ATP, kemudian diikuti molekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim
flavoprotein kembali menjadi ion FAD+ dan menghasilkan 2 molekul
ATP, keduanya juga melepaskan ion Hidrogen diikuti elektron,
peristiwa ini disebut reaksi oksidasi.
ii) Selanjutnya elektron ini akan ditangkap oleh Fe+++ sebagai akseptor
elektron dan dikatalis oleh enzim sitokrom b, c, dan a. Peristiwa ini
disebut reaksi reduksi. Reaksi reduksi dan oksidasi ini berjalan terus
sampai elektron ini ditangkap oleh Oksigen (O2) sehingga berikatan
24

dengan ion Hidrogen (H+) menghasilkan H2O (air). Hasil akhir dari
sistem transpor elektron ini adalah 34 molekul ATP, 6 molekul H2O
(air).

25

BAB IV
KESIMPULAN
Dari beberapa pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Metabolisme

Karbohidrat, terdiri dari proses glikolisis, fosforilasi oksidatif,

siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs), serta transpor elektron. Yang menghasilkan
energi sebanyak 38 ATP yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, ketika energi
tersebut masuk ke dalam mitokondria, diperlukan energi sebanyak 2 ATP. Jadi,
energi bersih yang dihasilkan untuk satu molekul glukosa adalah sebanyak 36
ATP.

26

DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Ed. III). 1990.
EGC : Jakarta

27

Anda mungkin juga menyukai