Epi Lepsi
Epi Lepsi
A. IDENTITAS PASIEN 1. Nama 2. Umur 3. Alamat 4. Status Pendidikan 5. Status Pekerjaan 6. Status Perkawinan 7. Diagnosa :x : 8 Tahun : : : : : epilepsi
B. KEADAAN UMUM PASIEN Saat ini pasien mengalami kejang-kejang hebat 4x sehari dan hasil pemeriksaan diperoleh data bahwa penderita masuk rumah sakit mengalami demam sejak 3 hari yang lalu ditandai dengan kejang-kejang.
Data Klinis
D. DATA LABORATORIUM Tabel 1. Data Laboratorium Hasil Laboratorium LED Leucisit Hb: 10 gr/dl Glukosa Darah Acak (GDA) PVC Kadar Normal 0-20 mm/jam 5-10 ribu/ml 13 mg.dl 70-125 mg/dl 38%-42% Kategori tinggi tinggi normal tinggi Tinggikk,
Page | 1
Tinggi Badan :
IMT =
= 14,31
Status Gizi :Kurus Tingkat Berat
Page | 2
BAB II INTERVENSI
A. PERENCANAAN TERAPI 1. Jenis Diet Diet tinggi lemak
2. Tujuan Diet Meningkatkan nafsu makan pasien Meningkatkan BB hingga optimal Mengoptimalkan status gizi pasien Memberikan makanan yang dapat mengurangi kejang-kejang Menurunkan kadar glukosa darah Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Prinsip Diet TinggiEnergi RendahProtein Tinggi Lemak RendahKarbohidrat Cairan dibatasi Bentuk makanan lunak Vitamin dan mineral cukup
4. Syarat Diet Diberikan dalam porsi kecil tapi sering (8x/hari) Makanan diberikan peroral Kebutuhan Energi 2790 kal Kebutuhan protein 10% (69,75 gr ) KebutuhanLemak 80% ( 248 gr ) KebutuhanKarbohidrat 10 % ( 69,75 gr ) PUFA (31 gr ) , MUFA ( 31 gr ), dan SFA (21,7 gr) Vitamin D = 3,72 g Vitamin C= 33,4 mg
Page | 3
Vitamin B6=149 g Ca = 446,4 mg Fe = 7,44 mg Zn = 8,33 mg Cairan = 1674 ml Pembatasan untuk bahan makanan yang mengandung gula sederhana
B. PERHITUNGAN ENERGI dan ZAT GIZI Kebutuhan Energi = 150 kal x kg BB = 150 kal x 18.9 kg = 279 kal
Protein
= 69,75 gr
Lemak
= 248 gr
KH
= 69,75 gr
Total Lemak 80 % SFA = PUFA = MUFA = Kebutuhan Vitamin dan Mineral Fe = Zn = Ca = x 10 mg = 7,44 mg x 11,2 mg = 8,33 mg x 600 mg = 446,4 mg = 21,7 gr = 31 gr = 31 gr
Page | 4
C. DISTRIBUSI ZAT GIZI SEHARI Tabel 2.Distribusi Makanan Energi (kal) 348,75 348,75 348,75 348,75 348,75 348,75 348,75 348,75 2790 Lemak (gr) 31 31 31 31 31 31 31 31 248
Kebutuhan Menu I Menu II Menu III Menu IV Menu V Menu VI Menu VII Menu VIII Total
Protein (gr) 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 69,75
KH (gr) 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 69,75
Page | 5
Pukul 06.00
Menu I
Pukul 08.00
Menu II
Pukul 10.00
Menu III
Pukul 12.00
Menu IV
Pukul 14.00
Menu V
Puding coklat
Pukul 16.00
Menu VI
Pukul 18.00
Menu VII
Pukul 20.00
Menu VIII
Page | 6
3.1 Epilepsi
A. Definisi Epilepsi didefinisikan sebagai kumpulan gejala dan tanda-tanda klinis yang muncul disebabkan gangguan fungsi otak secara intermiten, yang terjadi akibat lepas muatan listrik abnormal atau berlebihan dari neuron-neuron secara paroksismal dengan berbagai macam etiologi. Sedangkan serangan atau bangkitan epilepsi yang dikenal dengan nama epileptic seizure adalah manifestasi klinis yang serupa dan berulang secara paroksismal, yang disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel saraf di otak yang spontan dan bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut (unprovoked). Manifestasi serangan atau bangkitan epilepsi secara klinis dapat dicirikan sebagai berikut yaitu gejala yang timbulnya mendadak, hilang spontan dan cenderung untuk berulang. Sedangkan gejala dan tanda-tanda klinis tersebut sangat bervariasi dapat berupa gangguan tingkat penurunan kesadaran, gangguan sensorik (subyektif), gangguan motorik atau kejang (obyektif), gangguan otonom (vegetatif) dan perubahan tingkah laku (psikologis). Semuanya itu tergantung dari letak fokus epileptogenesis atau sarang epileptogen dan penjalarannya. B.Etiologi Epilepsi sebagai gejala klinis bisa bersumber pada banyak penyakit di otak. Sekitar 70% kasus epilepsi yang tidak diketahui sebabnya dikelompokkan sebagai epilepsi idiopatik dan 30% yang diketahui sebabnya dikelompokkan sebagai epilepsi simptomatik, misalnya trauma kepala, infeksi, kongenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik dan metabolik. Epilepsi kriptogenik dianggap sebagai simptomatik tetapi penyebabnya belum diketahui, misalnyaWest syndrome dan Lennox Gastaut syndrome..
Page | 7
terjadinya serangan, namun serangan epilepsi jarang bisa disaksikan langsung oleh dokter, sehingga diagnosis epilepsi hampir selalu dibuat berdasarkan alloanamnesis. Namun alloanamnesis yang baik dan akurat sulit didapatkan, karena gejala yang diceritakan oleh orang sekitar penderita yang menyaksikan sering kali tidak khas, sedangkan penderitanya sendiri tidak tahu sama sekali bahwa ia baru saja mendapat serangan epilepsi. Satusatunya pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosis penderita epilepsi adalah rekaman elektroensefalografi (EEG).
C. Patofisiologi Otak terdiri dari sekian biliun sel neuron yang satu dengan lainnya saling berhubungan. Hubungan antar neuron tersebut terjalin melalui impuls listrik dengan bahan perantara kimiawi yang dikenal sebagai neurotransmiter. Dalam keadaan normal, lalu-lintas impuls antar neuron berlangsung dengan baik dan lancar. Apabila mekanisme yang mengatur lalu-lintas antar neuron menjadi kacau dikarenakan breaking system pada otak terganggu maka neuron-neuron akan bereaksi secara abnormal. Neurotransmiter yang berperan dalam mekanisme pengaturan ini adalah: -Glutamat, yang merupakan brains excitatory neurotransmitter -GABA (Gamma Aminobutyric Acid), yang bersifat sebagai brains inhibitory neurotransmitter. Golongan neurotransmiter lain yang bersifat eksitatorik adalah aspartat dan asetil kolin, sedangkan yang bersifat inhibitorik lainnya adalah noradrenalin, dopamine, serotonin (5- HT) dan peptida. Neurotransmiter ini hubungannya dengan epilepsy belum jelas dan masih perlu penelitian lebih lanjut. Epileptic seizure apapun jenisnya selalu disebabkan oleh transmisi impuls di area otak yang tidak mengikuti pola yang normal, sehingga terjadilah apa yang disebut sinkronisasi dari impuls. Sinkronisasi ini dapat mengenai pada sekelompok kecil neuron atau kelompok neuron yang lebih besar atau bahkan meliputi seluruh neuron di otak secara serentak. Lokasi yang berbeda dari kelompok neuron yang ikut terkena dalam proses sinkronisasi inilah yang secara klinik menimbulkan manifestasi yang berbeda dari jenisjenis serangan epilepsi. Secara teoritis faktor yang menyebabkan hal ini yaitu -Keadaan dimana fungsi neuron penghambat (inhibitorik) kerjanya kurang optimal sehingga terjadi pelepasan impuls epileptik secara berlebihan, disebabkan konsentrasi GABA yang kurang. Pada penderita epilepsi ternyata memang mengandung konsentrasi
Page | 8
GABA yang rendah di otaknya (lobus oksipitalis).18,19 Hambatan oleh GABA ini dalam bentuk inhibisi potensial post sinaptik. -Keadaan dimana fungsi neuron eksitatorik berlebihan sehingga terjadi pelepasan impuls epileptik yang berlebihan. Disini fungsi neuron penghambat normal tapi sistem pencetus impuls (eksitatorik) yang terlalu kuat. Keadaan ini ditimbulkan oleh meningkatnya konsentrasi glutamat di otak. Pada penderita epilepsi didapatkan peningkatan kadar glutamat pada berbagai tempat di otak.18,19 -Pada dasarnya otak yang normal itu sendiri juga mempunyai potensi untuk mengadakan pelepasan abnormal impuls epileptik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk timbulnya kejang sebenarnya ada tiga kejadian yang saling terkait : -Perlu adanya pacemaker cells yaitu kemampuan intrinsic dari sel untuk menimbulkan bangkitan. -Hilangnya postsynaptic inhibitory controle sel neuron. -Perlunya sinkronisasi dari epileptic discharge yang timbul. Area di otak dimana ditemukan sekelompok sel neuron yang abnormal, bermuatan listrik berlebihan dan hipersinkron dikenal sebagai fokus epileptogenesis (fokus pembangkit serangan kejang). Fokus epileptogenesis dari sekelompok neuron akan mempengaruhi neuron sekitarnya untuk bersama dan serentak dalam waktu sesaat menimbulkan serangan kejang. Berbagai macam kelainan atau penyakit di otak (lesi serebral, trauma otak, stroke, kelainan herediter dan lain-lain) sebagai fokus
epileptogenesis dapat terganggu fungsi neuronnya (eksitasi berlebihan dan inhibisi yang kurang) dan akan menimbulkan kejang bila ada rangsangan pencetus seperti hipertermia, hipoksia, hipoglikemia, hiponatremia, stimulus sensorik dan lain-lain.
Serangan epilepsi dimulai dengan meluasnya depolarisasi impuls dari fokus epileptogenesis,mula-mula ke neuron sekitarnya lalu ke hemisfer sebelahnya, subkortek, thalamus, batang otak dan seterusnya. Kemudian untuk bersama-sama dan serentak dalam waktu sesaat menimbulkan serangan kejang. Setelah meluasnya eksitasi selesai dimulailah proses inhibisi di korteks serebri, thalamus dan ganglia basalis yang secara intermiten menghambat discharge epileptiknya. Pada gambaran EEG dapat terlihat sebagai
Page | 9
perubahan daripolyspike menjadi spike and wave yang makin lama makin lambat dan akhirnya berhenti. Dulu dianggap berhentinya serangan sebagai akibat
terjadinya exhaustion neuron. (karena kehabisan glukosa dan tertimbunnya asam laktat). Namun ternyata serangan epilepsi bisa terhenti tanpa terjadinya neuronal exhaustion. Pada keadaan tertentu (hipoglikemia otak, hipoksia otak, asidosis metabolik) depolarisasi impuls dapat berlanjut terus sehingga menimbulkan aktivitas serangan yang berkepanjangan disebut status epileptikus. D. Tatalaksana gizi Diit ketogenik merupakan terapi non farmakologi, terdiri dari diit tinggi lemak, cukup protein, dan rendah karbohidrat yang digunakan untuk tatalaksana epilepsi intractable. Tujuan utama diit ketogenik adalah mengurangi sampai dengan mengeliminasi kejang. Sebuah metaanalisis tahun 2006,12 dari 16 penelitian observasional (1084 pasien) didapatkan setelah pemberian diit ketogenik selama 6 bulan, hampir 60% anak mengalami penurunan frekuensi kejang >50% dan 30% anak mengalami penurunan frekuensi kejang >90%. Mekanisme Kerja Diit Ketogenik Saat ini mekanisme kerja diit ketogenik masih belum jelas, masih berupa hipotesishipotesis. Ketosis diduga sebagai mekanisme utama dari diit ketogenik. Percobaan yang dilakukan pada binatang, Acetone terbukti mampu menekan kejang. Begitu pula acetoacetate menunjukkan efek neuroprotektif terhadap neurotransmiter exitatory glutamat, yang berperan sebagai pencetus kejang juga berkontribusi dalam neurodegenerasi pada epilepsi intractable. Kemudian -hidroxybutyrate secara struktur mirip dengan -aminobutiryc acid (GABA), sebuah inhibitor neurotransmiter glutamat dan antikonvulsan.5,9,10
Inisiasi Diit Ketogenik Anamnesa asupan makanan terutama dietary recall, tekstur makanan, alergi dan intoleransi makanan, suplementasi, obatobatan dan kebiasaan buang air besar
Page | 10
perlu dilakukan sebelum mulai pemberian diit ketogenik. Inisiasi diit ketogenik sebagian besar dilakukan di instalasi rawat inap atau epilepsy centre untuk pemantauan kadar glukosa darah dan keton urin, biasanya selama 35 hari. Diit dimulai tanpa pasien dipuasakan terlebih dahulu. Rasio diit ketogenik dapat ditingkatkan bertahap tiap 3 hari disesuaikan dengan respon pasien. Selama perawatan, dilakukan pemantauan kadar glukosa darah, keton urin, asupan dan keluaran cairan, kadar elektrolit serum, aktivitas kejang, dan pola buang air besar.
Jenis Diit Ketogenik Saat ini didapatkan berbagai variasi diit ketogenik, tetapi yang paling sering adalah diit ketogenik klasik, modifikasi atkins, low glycemic index diet, dan diit medium chain trigliserida (MCT).
24
10
19
ii. Tidak ada restriksi kalori iii. Dukungan dietisian rendah Diperbolehkan hanya karbohidrat
6070
2030
10
Page | 11
Pada pasien ini diberikan diit ketogenik klasik rasio 3:1 (3 gram lemak: 1 gram protein dan karbohidrat) yang diperoleh dari makanan dan sebagian dari Ketocal. Kebutuhan kalori pada pasien ini dihitung berdasarkan Resting energy expenditure dikalikan faktor stres. Jumlah kalori dapat ditingkatkan sesuai dengan toleransi anak untuk mencapai pertumbuhan optimal dan mencegah kehilangan berat badan.
Efek samping Diit ketogenik seperti halnya terapi lain bukan tanpa efek samping dan diperlukan pemantauan untuk mencegah timbulnya komplikasi. Efek samping jangka pendek diantaranya dehidrasi, metabolik asidosis ringan dan hipoglikemia. Sedangkan efek samping jangka panjang diantaranya nephrolithiasis, konstipasi, defisiensi vitamin dan mineral, peningkatan kolesterol, pertumbuhan terhambat pada anak usia muda, dan penurunan densitas mineral tulang. Sebagai evaluasi terhadap timbulnya efek samping diperlukan monitoring dan follow up setiap 3 bulan.
Page | 12
11.30 11.50
11.50 12.15
12.15 12.40
Menyajikan pada dalam. Bnb plate semua Menyajikan dalam mangkok sayur dan menu. jus dalam gelas.
12.40 12.50
Bersih bersih
Bersih-bersih
Page | 13
No
Nama Alat
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Wajan Pisau Dandang Telenan Panci Piring Plastik Baskom Plastik Gelas Ukur Pemeras Jeruk Saringan
1 1 1 1 1 3 3 1 1 1
Alat Hidang Tabel 6 Daftar Alat Hidang No 1 2 3 4 5 Nama Alat BnB Plate Gelas Sendok Garpu Mangkuk Sayur Jumlah 8 3 3 3 1
Page | 14
4.3 Resep
KROKET KENTANG ( 10 PORSI ) Bahan : a. Kentang, kupas potong dg ketebalan 1 cm b. kuning telur c. susu bubuk d. Garam dan Merica e. Minyak untuk menggoreng Isi : a. Bawang Bombay kecil, cincang kasar b. Bawang putih, cincang halus c. Garam d. Merica e. wortel, iris dadu kecil f. dada ayam, iris dadu kecil g. daun bawang, iris tipis h. butter untuk menumis i. tepung terigu, larutkan dg 2 sdm air j. susu bubuk Lapisan pencelup : a. putih telur b. Tepung panir Cara Membuat : 1. Goreng kentang sampai matang lalu tumbuk selagi panas, sisihka. 2. Tumis bawang Bombay dan bawang putih sampai harum 3. Masukkan ayam dan wortel, aduk rata 4. Tambahkan daun bawang dan larutan tepung terigu dan susu 5. Aduk rata, angkat dari api dan sisihkan 6. Dalam mangkok lain, campurkan kentang tumbuk dengan 1 bh kuning telur 1 bh secukupnya 1 bh 2 siung 1 sdt sdt 1 bh 1 bh 1 btg 1 sdm 1 sdm 1 sdm 500 gr 1 butir 2 sdm secukupnya
Page | 15
7. Ambil 1 sdm penuh adonan kentag. Bentuk cekung lalu isikan adonan isi. tutup dan bentuk bulat lonjong. 8. Celupkan dalam putih telur lalu gulingkan dalam tepung roti. Ulangi sampai bahan habis. 9. Panaskan minyak lalu goreng sampai kuning keemasan. Angkat sajikan hangat. ( sumber : kuliner.ilmci.com ) SANDWICH ( 1 PORSI ) Bahan : 1. Roti Tawar, buang kulitnya 2. Sarden siap pakai. Tiriskan dari sausnya dan panggang sebentar 3. Bawang Bombay, cincang halus 4. Telur direbus, iris tipis-tipis 5. Tomat, iris tipis-tipis 6. Keju cheddar lembaran 7. Mayonaise 8. Daun Selada Cara Membuat : 1. Panggang roti tawar yang telah dibuang kulitnya terlebih dahulu di atas Teflon tanpa diolesi mentega atau apapun pada permukaan roti. Biarkan roti hingga berwarna kecoklatan, setelah itu angkat dan olesi dengan mayonnaise secukupnya pada permukaan roti tersebut. 2. Kemudian racik bahan isi sandwich dengan menjadikan semua bahan-bahan isi tersebut menjadi satu, lalu tambahkan mayonnaise beberapa sendok dan aduk hingga rata. 3. Ambil roti tawar yang sudah di panggang, lapisi roti tawar dengan daun selada dan keju di atasnya. Lalu taruh campuran isi sandwich diatasnya. Kemudian tutupi dengan irisan tomat dan daun selada. Lalu tambahkan mayonnaise di atas selada sebelum ditutup dengan lapisan roti terakhir.Sandwich siap untuk dihidangkan. ( sumber : Griya Kuliner/sandwichspesialmudahdanenak.html )
Page | 16
SPAGETTI ( 4 PORSI ) Bahan : 1. Spaghetti kering 2. Air 3. Garam Bumbu : 1. Mentega 2. bawang putih, cincang halus 3. bawang Bombay kecil, cincang halus 4. sosis siap saji, potong-potong sesuai selera 5. saos tomat 6. tomat merah 7. saos cabai 8. oregano kering 9. basil kering 10. gula 11. garam 12. lada bubuk 13. air Cara Membuat : 1. Rebus air dan garam hingga mendidih, masukkan spaghetti kering, diamkan kureb/tutup 10-12 menit. Hingga memutih. 2. Sambil menunggu spaghetti matang, tumis bawang bombay cincang, lalu bawang putih cincang sampai harum.
Page | 17
1 sdm 2 btr 1 btr 3 bh 3 sdm 2 bh 1 sdt sdt sdt 1 sdt 1 sdt sdt gelas
3. Masukkan sosis, aduk2 hingga agak matang, masukkan tomat cincang. 4. Masukkan saos tomat, saos cabai, oregano kering dan basil kering. Aduk-aduk sebentar. 5. Masukkan gula, lada dan garam. Tuang air. Aduk2 hingga agak mengental. 6. Bila spaghetti belum matang, matikan api tumisan. 7. Jika sudah spaghetti sudah matang, tiriskan, lalu masukkan ke tumisan. Nyalakan api, aduk2 hinggarata. Matikan api. 8. Hidangkan spaghetti sosis dengan taburan keju parmesan bubuk. ( sumber : resepcaramembuatspaghettippraktis.html ) PUDING COKLAT ( 4 PORSI ) Bahan : 1. coklat bubuk 2. susu segar 3. gula pasir 4. agar-agar bubuk putih 5. kuning telur (kocok) Cara Membuat : 1. Larutkan coklat bubuk dengan sedikit susu 2. Masak sisa susu bersama dengan gula pasir dan agar-agar bubuk 3. Tambahka larutan coklat kedalamnya, masak hingga mendidih 4. Ambil sedikit adonan susu tersebut dan tuang kedalamkocokan telur, aduk rata. 5. Tuangkan kembali kedalam adonan susu, rebus hingga mendidih. 6. Angkat dan aduk-aduk hingga uapnya hilang 7. Tuangkan kedalam cetakan yang sudah di basahi air
Page | 18
8. Biarkan hingga mengeras, simpa dalam lemari es pendingin 9. Sajikan pudding dalam keadaan dingin ( Sumber : resepmasakanku.com/resep-pudincoklat.html OMELET TOMAT ( 8 buah ) Bahan-bahan/bumbu-bumbu : 1. tomat di cingcang halus 2. telur di kocok lepas 3. bawang merah di iris halus 4. bawang putih di iris halus 5. Gula dan garam 2 bh 3 bh 3 bh 2 siung secukupnya
Cara Pengolahan : 1. Tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum masukka tomat aduk-aduk tambahkan garam dan gula pasir, aduk rata sampai tomat matang. Masukkan telur kocok keatasnya. Diamkan lalu aduk. 2. Paling baik disajikan pagi hari karena penuh vitamin dan mudah. ( Sumber : resepmasakanindonesia.info/resep-masakan-omelet-tomat )
Bahan : 1. Mie Instan 2. Telur, kocok lepas 3. Daun bawang 4. Kemiri 5. Kunyit 6. Daun Kemangi 7. Daun Salam 8. Tomat 70 gr 3 btr 4 siung 10 butir 1 potong 6 tangkai 4 lembar 1 buah
Page | 19
secukupnya
1. Cuci daging sapi hingga bersih. Kemudian haluskan bawang putih, bawang merah, kemiri, dan kunyit. Campurkan daun kemangi, daun salam, dan garam. 2. Lalu daging da tahu di beri bumbu yang sudah dihaluskan dan di campus diatas, bungkus daging tersebut oleh daun pisang kemudian kukus diatas dandang sampai matang. Angkat. Resep Ibu Yuswanti
Page | 20
Harga Rp 700,-
Rp 2.300,Rp Rp 500,800,-
Rp 2.300,Rp 900,-
Rp 4.500,Rp 300,-
Total
Rp 32.200,-
Page | 21
Waktu
Menu
Evaluasi
Perbaikan
Sebaiknya isian sandwich lebih banyak sehingga sandwich terlihat tebal dan menarik
Foto
Rasa nya sudah bagus akan tetapi 10.00 Spaghetti warna saosnya kurang menarik Sebaiknya menggunakan saos tomat agar warnanya menarik
Page | 22
Sebaiknya Kentang Kentang 12.00 goring Sup sayur goring sudah baik Supnya ada gajih penggunaan kaldu hanya sedikit dan kaldu yang kedua supaya tidak ada gajih Teksturnya terlalu Pudding coklat lembek dan berair serta rasanya kurang manis Sebaiknya airnya dikurangi supaya tidak berair dan manisnya terasa
14.00
Rasanya Martabak mie sudah bagus akan tetapi warnanya agak gosong
18.00
Page | 23
Page | 24
BAB VI PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien didiagnosa penyakit epilepsi. Hal ini berdasarkan gejala yang di derita oleh pasien yaitu kejang-kejang serta hasil laboratorium yang menunjukkaan PVC 56 %, LED 32 mm/jam dan leucosyte 15.103 mm. Epilepsi merupakan kumpulan gejala dan tanda-tanda klinis yang muncul disebabkan gangguan fungsi otak secara intermiten, yang terjadi akibat lepas muatan listrik abnormal atau berlebihan dari neuron-neuron secara paroksismal dengan berbagai macam etiologi. Pada hasil laboratorium yang telah di periksa PVC pasien adalah 56 % sedangkan PVC orang normal adalah 38 %- 42 %. . hal ini menunjukkan bahwa kerja jantung pasien kurang berfungsi secara optimal karena terjadinya kejang-kejang atau tidak adanya
keseimbangan elektrik pada otot jantung oleh AV node dan SA node. Premature ventricular contractions (PVCs) adalah denyut-denyut jantung prematur (sebelum waktunya) yang berasal dari ventricles (bilik-bilik) jantung. Pelepasan-pelepasan prematur ini disebabkan oleh "keiritasian" elektrik otot jantung dari ventricles dan
ketidakseimbangan elektrolit Hasil laboratorium lainnya yang telah di periksa adalah LED . LED adalah Laju endap Darah yang akan menunjukkan kekentalan darah pasien . LED pasien adalah 32 mm/jam sedangkan LED anak yang normal adalah 0-20 mm.jam. Hal ini menunjukkan bahwa darah pasien agak kental sehingga jantung memompa lebih berat dari pada biasanya. Selain pemeriksaan PVC dan LED, kadar leucosyt pasien juga diperiksa dan menunjukkan bahwa kadar leukosit pasien tinggi yaitu 15. 10
3
mm sedangkan kadar
leucosyt anak yang normal adalah 5-10 ribu mm. Hal ini menunjukkan adanya radang dalam tubuh pasien. Tanda klinis yang menunjukkan bahwa adanya radang adalah pasien mengalami demam selama 3 hari yang lalu.
Hasil laboratorium lainnya adalah gula darah. Pemeriksaan gula darah ini guna untuk memeriksa adakah intoleransi glukosa pada pasien. Hasil laboratorium adalah gula darah acak 156 mg/dl. Sedangkan kadar glukosa darah acak normal adalah 70-125 mg/dl. Dari pemeriksaan Page | 25
tersebut dihasilkan gula darah acak yang tinggi.hal ini di buktikan dengan adanya hasil yang laboratorium yang
Berdasarkan berbagai hasil laboratorium yang telah di lakukan maka kami memberikan tatalaksana gizi pada pasien yaitu Diit ketogenik . Diit Ketogenik merupakan terapi non
farmakologi, terdiri dari diit tinggi lemak, cukup protein, dan rendah karbohidrat yang digunakan untuk tatalaksana epilepsi.Tujuan utama diit ketogenik adalah mengurangi sampai dengan mengeliminasi kejang. Sebuah metaanalisis tahun 2006, dari 16 penelitian observasional (1084 pasien) didapatkan setelah pemberian diit ketogenik selama 6 bulan, hampir 60% anak mengalami penurunan frekuensi kejang >50% dan 30% anak mengalami penurunan frekuensi kejang >90%. Pemberian makan dengan diit tinggi lemak terutma jenis lemak MCT maka akan mempercepat basorbsi dan induksi ketosis. Pemberian makanan rendah karbohidrat untuk menrunkan kadar glukosa darah. Efek samping dari Diit ketogenik seperti halnya terapi lain bukan tanpa efek samping dan diperlukan pemantauan untuk mencegah timbulnya komplikasi. Efek samping jangka pendek diantaranya dehidrasi, metabolik asidosis ringan dan hipoglikemia. Sedangkan efek samping jangka panjang diantaranya nephrolithiasis, konstipasi, defisiensi vitamin dan mineral, peningkatan kolesterol, pertumbuhan terhambat pada anak usia muda, dan penurunan densitas mineral tulang. Pasien juga di berikan obat antikonvulsan yang memberikan efek nutrisi yang luas diantaranya absorbsi calcium yang kurang dan peningkatan metabolisme vitamin D. Sehingga penggunaan obat antikonvulsan dalam jangka panjang akan mengakibatkan osteomalaesia. Osteomalaisia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan tidak
memadainya mineralisasi tulang. Sehingga dalam tatalaksana gizi kami juga memberikan subplementasi vitamin dan mineral yang cukup. Kami juga memberikan makan lunak dengan porsi kecil namun sering (8x/hari) supaya pasien dapat meningkatkan nafsu makannya dan demamnya menurun. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah di lakukan, di dapatkan hasil bahwa jika kebutuhan lemak yang diberikan dalam jenis MCT maka pemberiannya 80 % dari energy total sedangkan untuk kebutuhan lemak selain MCT makan pemberian harus lebih dari 80 % energy total. Menu yang kami berikan telah sesuai dengan syarat diit yaitu porsi kecil tapi sering (8x sehari).
Page | 26
Page | 27