Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Berbagai macam peyakit telah ditemukan, hampir disetiap bagian tubuh manusia berpotensi adanya suatu penyakit, tak terkecuali bagian payudara pada manusia, baik pada pria ataupun wanita, walaupun pada penyakit payudara pada umumnya di derita oleh para wanita, tetapi para pria tidak boleh menganggap remeh penyakit ini. Dengan kemajuan teknologi, berbagai macam penyakit sudah dapat di deteksi dengan mudah, sehingga para tenaga kesehata bisa melakukan suatu tindakan pencegahan atau pengobatan pada pasien, dalam kasus ini, pemeriksaan payudara bisa dilalukan dengan menggunakan metode mammografi. Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis rendah, Mammografi digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara. Selain mammografi, pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan oleh dokter secara teratur merupakan cara yang efektif untuk menjaga kesehatan payudara. Beberapa negara telah menyarankan mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi perempuan yang telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk mendiagnosa kanker payudara sedini mungkin. Diharapkan dengan mammografi akan bisa menekan jumlah penderita penyakit payudara, selain itu diharapkan masyarakat dunia umumnya dan Indonesia khususnya akan lebih

meningkat tingkat kesadaran kesehatannya, sehingga kasus penyakit pada payudara akan semakin berkurang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang diajuka sebagai berikut : a. Seberapa penting pemeriksaan dini pada payudara dengan menggunakan metode mammografi. b. Apakah metode pemeriksaan payudara dengan menggunakan mammografi sangat efektif untuk mendapatkan suatu diagnose. c. Apa saja yang diperlukan untuk melakukan suatu pemeriksaan payudara dengan menggunakan mammografi.

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dalam penulisan ini, yaitu. 1. Untuk mengetahui seberapa pentingnya pemeriksaan payudara dini. 2. Untuk mengetahui manfaat menggunakan mammografi dalam dunia kesehatan. 3. Untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada pembaca tentang pokok pembahasan yang akan dibahas pada makalah ini.

D. Manfaat Pembahasan

1. Manfaat secara Teoritis

Diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan atau tambahan ilmu kepada pembaca sehingga pembaca bisa mengerti nahaya dari suatu penyakit payudara dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengobati penyakit payudara.

2. Manfaat Secara Praktis

Diharapkan Makalah ini dapat menjadi salah satu referensi oleh pembaca atau dalam sebuah pembelajaran di bidang mammografi, sehingga pembaca akan mengerti tata cara pemeriksaan dengan menggunakan teknik mammpgrafi yang baik dan benar, sehingga tidak ada kesahalahan metode.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mamografi

Adalah suatu pemeriksaan untuk mammae (payudara) dengan menggunakan sinar x-ray dosis rendah. Dipakai untuk mendeteksi dini tumor payudara pada wanita, tanpa disertai keluhan atau yang disertai keluhan. Keluhan seperti adanya benjolan pada payudara, cairan yang tidak normal keluar dari puting payudara atau adanya nyeri pada payudara (sebelum atau sesudah menstruasi - untuk menyingkirkan bahwa nyeri yang ditimbulkan bukan dikarenakan sindroma pre menstrual). Skrining mamografi biasanya direkomendasi untuk setiap wanita diatas 40 tahun atau dibawah usia 40 tahun jika mempunyai faktor resiko terkena kanker payudara. Mammografi biasanya dianjurkan oleh dokter untuk:

Evaluasi

Bila terdapat kelainan pada payudara, misalnya rasa nyeri pada payudara, terasa benjolan pada payudara atau pada kelenjar getah bening ketiak, terjadi perubahan warna / bentuk / konsistensi pada payudara dan keluar cairan yang tidak normal dari puting payudara, kulit atau puting.

Deteksi Dini

Untuk mendeteksi kanker payudara walaupun tidak ada gejala sebagai bagian dari chek-up rutin, Bila terasa benjolan pada payudara atau kelainan payudara yang lain, Mammografi membantu Dokter apakah benjolan tersebut jinak atau ganas dan membantu menentukan lokasi pertumbuhan tumor. Yang lebih penting, mammografi dapat membantu menentukan terapi yang diperlukan selanjutnya.
4

B. Penerapan Mammografi Sebagaimana penggunaan sinar-X lainnya, mammogram menggunakan radiasi ion untuk menghasilkan gambar. Radiolog kemudian menganalisa gambar untuk menemukan adanya pertumbuhan yang abnormal. Walaupun teknologi mammografi telah banyak mengalami kemajuan dan inovasi, ada komunitas medis yang meragukan penggunaan mammografi karena tingkat kesalahan yang masih tinggi dan karena radiasi yang digunakan dapat menimbulkan bahaya. Diketahui bahwa sekitar 10% kasus kanker tidak terdeteksi dengan mammografi (missed cancer). Hal itu disebabkan antara lain oleh jaringan normal yang lebih tebal disekitar kanker, atau menutupi jaringan kanker sehingga jaringan kanker tidak terlihat. Pada saat ini, mammografi masih menjadi standar terbaik untuk screening dini kanker payudara. Ultrasound, Ductography, dan Magnetic Resonance merupakan beberapa teknik lain yang juga digunakan untuk memperkuat hasil mammografi. Ductogram digunakan untuk mengevaluasi darah yang keluar dari puting. Magnetic resonance imaging (MRI) digunakan untuk evaluasi lanjutan atau sebelum operasi untuk melihat adanya daerah abnormal lainnya. C. Waktu yang Tepat Untuk melakukan Mammografi

Untuk memerangi kanker payudara, American Cancer Society memberikan rekomendasi sebagai berikut, a. Pada wanita yang masih mendapat menstruasi, sebaiknya Mammografi dilakukan hari ke-3 menstruasi sampai dengan pertengahan siklus menstruasi.

b. Wanita usia 35 sampai 39 tahun Periksa payudara anda sendiri setiap bulan 2 - 3 hari setelah selesai menstruasi Periksakan payudara anda ke dokter anda setiap 3 tahun sekali Periksa Mammografi antara usia 35 - 39 tahun.

c. Wanita usia 40 sampai 49 tahun Periksa payudara anda sendiri setiap bulan setelah selesai menstruasi Periksakan payudara anda ke dokter anda setiap 1 tahun sekali Periksa Mammografi setiap satu atau dua tahun sekali

d. Wanita usia 50 tahun keatas Periksa payudara anda sendiri setiap bulan setelah selesai menstruasi Periksakan payudara anda ke dokter anda setiap 1 tahun sekali Periksa Mammografi setiap tahun, bahkan meski tidak terasa gejala apapun pada payudara Anda

e. Mammografi direkomendasikan terutama untuk wanita dengan faktor resiko kanker payudara atau kanker yang lain (indung telur, leher rahim, rahim, usus besar), yaitu: Riwayat kanker payudara dalam keluarga Menstruasi pertama pada umur kurang dari 12 tahun Menopause setelah umur 55 tahun Melahirkan pertama kali setelah umur 30 tahun Pemakaian kontrasepsi pil Tidak pernah melahirkan atau menyusui Terapi pengganti hormon setelah menopause Mengkonsumsi alkohol dan merokok Kegemukan

D. Klinis Pemeriksaan Mammografi a. Kanker b. Tumor c. Kista d. Kelainan patologis

E. Peranan Mamografi pada Keganasan Kanker Payudara


6

Mamografi merupakan suatu jenis pencitraan yang menggunakan sinar X untuk memberikan gambaran payudara secara detail. Mamografi memegang peranan penting dalam deteksi dini kanker payudara. Kanker payudara menjadi salah satu jenis kanker yang mematikan bagi wanita. Mamografi merupakan salah satu tes untuk mengetahui secara dini gejala kanker payudara. Kapan sebaiknya melakukan tes mamografi? Berikut keterangannya. Jika Anda berusia di bawah 40 tahun dan tidak memiliki riwayat kanker payudara di keluarga, ternyata anda belum perlu melakukan tes mamografi. Mengapa? Payudara Anda masih relatif padat, yang akan mempersulit pelacakan massa payudara pada tes mamografi. Semakin muda usia Anda, sinar pada alat tersebut dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sejauh ini belum terbukti bisa menyelamatkan jiwa. Tapi paling tidak, Anda bisa mendeteksi benjolan pada payudara. Bila usia 20-30an, Anda bisa melakukan tes ultrasonografi,untuk mendeteksi apakah ada sel-sel kanker pada payudara Anda.

Namun, bila umur Anda di bawah 40 tahun, dan ibu atau saudara perempuan Anda mengidap kanker payudara, segera lakukan tes mamografi. Jika ibu Anda dinyatakan mengidap kanker di usia 45 tahun, mulailah tes di umur 35 tahun. Tanyakan dokter tentang pencitraan MRI (Magnetic Resonance Imaging), yang bisa jadi pilihan oke untuk mereka yang berisiko tinggi. Pertimbangkan pula melakukan tes genetik. Sebelumnya, berkonsultasilah pada dokter spesialis kanker payudara. Sedangkan bagi Anda berusia 40 tahun atau lebih, lakukan tes mamografi setiap tahun. Tapi, jika Anda masih menyusui, tundalah tes hingga masa menyusui berakhir. Sebab, payudara Anda lebih padat selama menyusui.

F. Jenis Mammografi

Ada 2 jenis pemeriksaan mamografi, yaitu skrining dan diagnostik. a. Mamografi skrining Dilakukan pada wanita tanpa keluhan apapun. Mamografi skrining disarankan dilakukan setiap 1 2 taun untuk wanita berusia di atas 40 tahun, dan setiap tahun untuk wanita di atas usia 50 tahun. Tetapi pada wanita yang memiliki faktor risiko tinggi untuk terkena kanker payudara (misal. adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga), maka dapat dilakukan mamografi skrining sebelum usia 40 tahun. b. Mamografi diagnostik Dilakukan pada wanita yang memiliki gejala, misal ditemukan benjolan pada payudara, atau payudara mengeluarkan cairan berbau busuk, dll. Mamografi diagnostik bertujuan untuk menentukan ukuran dan lokasi kelainan secara tepat, bahkan juga keterlibatan kelenjar limfe dan jaringan sekitarnya. Apabila mamografi digunakan sendiri, memiliki angka ketepatan diagnostik sebesar 94%, dan apabila mamografi digunakan bersama Ultrasonografi (USG) dalam prosedur diagnostik memperoleh angka ketepatan diagnostik sebesar 97%. Sedangkan apabila USG digunakan sendiri hanya akan memberikan angka ketepatan diagnostik sebesar 78%. G. Perangkat Pesawat Pesawat dan Teknik Untuk Pemeriksaan Mammografi a. Optimum kilovoltage dan desain tabung Pencitraan payudara membutuhkan sinar X energi rendah untuk memperoleh kontras maksimum, karena koefesien atenuasi jaringan maupun perbedaan jaringan lain di dalamnya meningkat dengan kenaikan energi (efek fotolistrik). Kompromi pemilihan kV, diperhatikan karena terlalu rendah kV, banyak radiasi tidak dapat menembus obyek, meningkatkan dosis. Sinar X 12 15 keV terlalu rendah, dan harus tidak digunakan. Kontras yang baik diperoleh dari payudara yang ditekan sampai ketebalan 3 5 cm dengan sinar x 17 22 keV. Untuk payudara yang lebih tebal dapat menggunakan sinar x 21 25 keV.

Persyaratan pencitraan payudara mengakibatkan desain tabung sinar X menjadi khusus. Pada umumnya unit mammografi produksi sinar X 15 20 keV, menggunakan anoda molebdenum dengan jendela berelium, serta tambahan filter molebdenum. Disampaing itu ada pula tabung mammografi yang memproduksi sinar X 21 - 25 keV, menggunakan anoda tungsten dengan menggunakan filter khusus. Sinar X energi rendah memberikan perbedaan atenuasi antar jaringan relatif lebih baik, namun memberikan dosis absorpsi pada jaringan tinggi dan waktu eksposi tinggi. Deteksi mikrokalsifikasi juga penting.. b. Tabung Dengan Anoda Molebdenum. Sinar X karakteristik molebdenum K = 17.4 keV dan K = 19.6 keV, keduanya di bawah energi absorpsi elektron kulit K molebdenum pada 20.0 keV. Untuk pembuatan citra dengan jarak sumber ke film 60 65 cm, dan jarak obyek ke film sekitar 6 cm (perbesaran 1.1). Resolusi 13 lp/mm dengan magnifikasi sekitar 1.1, diperlukan ukuran fokus 0.3 0.4 mm. c. Kompresi payudara Kompresi pada payudara dalam melakukan mammografi dilakukan untuk : Menghilangkan efek atenuasi tubuh sebanyak mungkin Mengurangi atau menghilangkan ketidaktajaman gerakan selama paparan yang panjang Mengurangi ketidaktajaman geometri karena obyek dekat dengan film. Mengurangi radiasi hambur sehingga memperbaiki kontras

d. Tabung Dengan Anoda Tungsten


Tabung sinar X dengan anoda tungsten, menggunakan filter 0.05 mm palladium. Absorpsi tepi palladium 24.3 keV, atenuasi di bawah energi ini menjadi lebih rendah di banding energi yang lebih tinggi. Spektrum sinar X transmisi palladium cocok untuk mammografi. Output tinggi anoda tungsten mengakibatkan ukuran fokus dapat dibuat kecil (0.2 mm) dengan fokus efektif 0.1 mm.

Tabung mammografi mempunyai anoda putar. Molebdinum merupakan material yang umum untuk anoda, meskipun sering juga digunakan rhodium dan tungsten. Molebdenum mempunyai radiasi karakteristik pada 17.5 dan 19.6 keV, dan rhodium 20.2 dan 22.7 keV. SID ( source to image distance) diperlukan sekitar 65 cm untuk memperoleh lapangan radiasi 24 x 30 cm, dengan sudut anoda efektif sekitar 20. SID lebih pendek memerlukan sudut anoda yang lebih besar Tabung mammografi sering mempunyai grounded anode, struktur anoda diberi tegangan 0 dan katoda diberi tegangan tertinggi negatif. Dengan tegangan anoda sama dengan metal tempat kedudukannya. off focus radiation dikurangi karena bungkus metal tabung menarik elektron yang terpantul yang kemungkinan akan dipercepat kembali ke anoda.

e. Kombinasi film-screen Film dengan emulsi satu sisi, menghindari parallax, dan menggunakan screen satu dan lebih tipis dari screen standar. Pada umumnya screen tanah jarang (rare-earth) (lanthanium bromide atau gadolinium oxysulphide). Kecepatan screen sekitar 1/10 screen umumnya, menghasilkan resolusi tinggi 20 22 lp/mm. AEC digunakan agar diperoleh densitas film konstan sekitar 1.5. Dosis pasien, MGD (the mean glandular dose) sekitar 1 mGy. Perbaikan kontras dapat dilakukan dengan grid, umumnya menggunakan grid rasio 4.0 5.0. f. Tube Output Output pesawat dalam mR/mAs merupakan fungsi kVp, target, filtrasi, lapangan, dan jarak dari sumber. Dalam mammografi kenaikan output eksposi mendekati sebanding dengan kV pangkat tiga, sebanding dengan nomer atom target. Setelah Oktober 2002 kerma udara mammografi direkomendasikan oleh MQSA paling rendah 7 mGy/s (800 mR/s) dengan kondisi 28 kVp pada standard Mo/Mo, dan SID sesuai dengan sistem desain operasional yang disediakan oleh pesawat.

10

g. Radiologi pediatrik
Pencitraan anak berbeda dengan pencitraan orang dewasa antara lain karena, Risiko bahaya radiasi pada anak lebih tinggi Ukuran tubuh lebih kecil Komposisi tubuh tergantung umur Kurang kooperatif Perbedaan fungsional, seperti laju detak jantung lebih tinggi, pernafasan lebih cepat.

h. Beberapa Perbedaan Teknik Optimum Pencitraan Anak Dengan Orang Dewasa 1. Waktu paparan, pada umumnya lebih pendek karena menghindari gerakan. Pesawat sinar X untuk tujuan diagnostik anak mempunyai persyaratan khusus. Perlu diperhatikan penggunaan waktu panjang, memungkinkan kV lebih rendah, kontras meningkat, tetapi dosis pasien meningkat. 2. Penambahan filter 1mm Al dan 0.1 0.2 mm Cu (sesuai dengan 3 6 mm Al) diperlukan untuk mengurangi sinar X energi rendah, mengurangi efek beam hardening dalam tubuh. Usaha penggunaan filter lain, dengan material penyerap tepi kulit K misalnya rhodium, perak dan cadmium, dengan tepi K pada 23.2, 25.5, dan 26.9 keV.

3. Bahan dengan atenuasi rendah digunakan untuk mengurangi dosis pasien (tempat tidur, grid, bagian muka kaset). Jangkauan kV untuk pencitraan anak, mengakibatkan dosis anak dapat mencapai 40% dosis orang dewasa.

4. Ukuran lapangan dan kolimasi. Pada periode neonatal lapangan tidak boleh lebih dari 1 cm dari ukuran minimum, sedangkan setelah perioda neonatal ukuran lapangan dapat diperluas sampai 2 cm.

11

5. Immobilisasi efektif. Perlengkapan immobilisasi untuk menjamin

Pasien tidak bergerak Berkas dapat diarahkan dengan benar Film berada di tempat proyeksi yang benar Dapat dilakukan limitasi kolimasi Memungkinkan pemberian shielding pada tubuh yang tidak dperlukan

6. Penggunaan grid. Radiasi hambur dari anak lebih sedikit, sehingga sering tidak diperlukan grid. Bila dibutuhkan grid, sebaiknya rasio grid tidak lebih dari 1 : 8 dan jumlah garis tidak lebih dari 40/cm. 7. Kombinasi film screen cepat mengurangi dosis pasien, mengurangi waktu paparan yang berarti juga mengurangi gerakan penyebab blurring dalam pencitraan anak.

8. Automatic exposure control (AEC). Berbagai problem dalam pemakaian AEC

Sistem tidak mampu memberikan kompensasi pada perbedaan ukuran tubuh anak yang sangat bervariasi Ukuran detektor yang terlalu besar untuk daerah kritis yang diinginkan. Kemungkinan tidak dapat memindahkan detektor pada daerah kritis Umumnya bilik ionisas ditempatkan di belakang grid yang sering tidak digunakan Variasi kecepatan film screen tidak memungkinkan semuanya dikalibrasi oleh sistem AEC. AEC mungkin membutuhkan waktu lebih lama dibanding dengan pemeriksaan radiografi.

9. Dosis pasien dan kriteria kualitas citra.

12

H. Prosedur Pemeriksaan Mammografi a. Persiapan Alat dan Bahan. b. Persiapan Pasien Pada Waktu Melakukan Mamografi Jangan memakai deodorant pada ketiak, talk / bedak pada ketiak atau payudara dan sekitarnya. Karena dapat mengaburkan hasil pemeriksaan, berupa spots / bintik Kalsium Beritahu semua keluhan / gejala yang dirasakan pada ahli yang melakukan mamografi Tanyakan dengan jelas apa yang didapat dari hasil pemeriksaan mamografi Jangan memakai perhiasan atau baju diatas pinggang, Pasien akan mengenakan pakaian khusus yang telah. c. Prosedur Pemeriksaan Radiografer yang terlatih akan memandu anda. Anda akan diminta untuk melepas baju dan kemudian ditentukan posisi untuk foto payudara.

Foto dilakukan dua kali untuk setiap payudara, yaitu dari arah tengah ke tepi dan dari arah atas ke bawah.

Hasil Mammografi di interprestasikan oleh Dokter spesialis radiologi

13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

14

Anda mungkin juga menyukai