Anda di halaman 1dari 17

PENYAKIT KENCING MANIS ATAU DIABETES MELLITUS

Disusun oleh kelompok 1 : Andrianus Hanto Agnes Cytra P Agung Wahyudi Agustin Devi Nur P Ana Munawaroh (2011058) (2011059) (2011060) (2011061) (2011062)

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMATIKA KESEHATAN (APIKES) CITRA MEDIKA SURAKARTA 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Adapun penulisan makalah ini dibuat sebagai tugas IPLK (Ilmu Penyakit). Di dalam tugas penulisan makalah Penyakit Kencing Manis Atau Diabetes Mellitus ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tominanto, S.Kom, M.Cs selaku Direktur APIKES Citra Medika Surakarta 2. Linda Widyaningrum, Amd. PK selaku pembimbing akademik 3. Novita Yuliani, S.KM selaku pembimbing mata kuliah IPLK (Ilmu Penyakit) 4. Rekan - Rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang di harapkan. Karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kehilafan, maka sangat diharapkan kritik dan saran dai pembaca yang sifatnya membangun, demi memperbaiki kesalahankesalahan yang ada. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak dan semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii DAFTAR ISI ........................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................. 2 C. Tujuan .............................................................................. 2 D. Manfaat............................................................................ 2 BAB II ISI A. Tipe Diabetes Mellitus................................................... 3 iii

B. Tipe Diabetes Mellitus.................................................... 4 C. Gejala Diabetes Milletus................................................. 8 D. Faktor Penyebab Diabetes Milletus................................ 9 E. Pengobatan Diabetes Mellitus........................................ BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................... 14 B. Saran............................................................................... DAFTAR PUSTAKA 14 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Pendahuluan Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya oleh perseorangan, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial budaya. UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa : Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Hidup dalam tatanan sehat harus biasa diterapkan sejak dini karena konsep sehat akan menjadi suatu kebiasan jika terbiasa dilakukan atau dipraktekan dari kecil. Konsep sehat biasa juga dilakukan dengan cara jasmani maupun rohani seperti menjaga pola makan 4 sehat 5 sempurna, selain itu juga biasa dilakukan dengan menjaga hubungan dengan tuhannya. Disamping definisi sehat, dikenal pula istilah penyakit. Penyakit adalah keadaan tidak normal pada badan atau minda yang menyebabkan ketidakselarasan, disfungsi, atau tekanan/stres kepada orang yang terbabit atau berhubung rapat dengannya. Kadang kala istilah ini digunakan secara umum untuk menerangkan kecederaan, kecacatan, sindrom, simptom, keserongan tingkah laku, dan variasi biasa sesuatu struktur atau fungsi, sementara dalam konteks lain boleh dianggap sebagai kategori yang boleh dibebaskan. Terdapat berbagai jenis penyakit yang mengancam manusia. Penyakit ini boleh disebabkan oleh kuman, bakteria, virus, racun, kegagalan organ berfungsi, dan juga oleh penyakit baka/keturunan. Ada tiga faktor utama yang berpengaruh terhadap timbulnya suatu penyakit pada manusia, yaitu : 1. Pejamu (Host)

Pejamu adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan penyakit. Faktor-faktor tersebut banyak macamnya, antara lain : umur, seks, ras, genetik. pekerjaan, nutrisi, status kekebalan, adat istiadat, gaya hidup dan psikis. 2. Bibit penyakit (Agent) Bibit penyakit adalah suatu substansi atau elemen-elemen tertentu yang keadaannya atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. 3. Lingkungan (Environment) Lingkungan adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi. Keterhubungan antara pejamu, agen, dan lingkungan ini merupakan suatu kesatuan yang dinamis yang berada dalam keseimbangan (equilibrium) pada seorang individu yang sehat. Jika terjadi gangguan terhadap keseimbangan hubungan segitiga inilah yang akan menimbulkan status sakit. Hasil interaksi positif ketiga faktor ini akan menghasilkan keseimbangan. Keadaan seimbang ini memberikan keadaan normal atau keadaan sehat. Jika terjadi gangguan atau interaksi negative dimana salah satu diantaranya merugi atau menurun. B. Rumusan Masalah Bagaimana penyebab timbulnya penyakit diabetes mellitus pada tubuh seseorang. C. Tujuan Tujuan dari penulisam makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah IPLK (Ilmu Penyakit) D. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui secara mendalam mengenai penyakit kencing manis atau diabetes mellitus.

BAB II ISI

A. Pengertian Diabetes Mellitus Penyakit kencing manis atau diabetes mellitus (DM) adalah penyakit akibat terganggunya proses metabolisme gula darah di dalam tubuh, sehingga kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Kadar gula dalam darah penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Sedangkan pada orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl. Secara normal karbohidrat dalam makanan yang kita makan akan diubah menjadi glukosa yang selanjutnya akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan insulin. Namun pada orang yang menderita kencing manis atau diabetes mellitus, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena insulin dalam tubuh kurang atau tidak ada. Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah atau memproses karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Sehingga mengakibatkan kandungan glukosa dalam darah meningkat, dan pada gilirannya dapat menyebabkan akibat yang merugikan. Orang yang menderita Diabetes Mellitus kadar gula dalam darah menjadi sangat tinggi setelah makan dan anjlok bila sedang puasa. Penderita penyakit kencing manis atau diabetes mellitus sangat rentan terkena berbagi komplikasi penyakit tubuh lainnya. Hal ini disebabkan kadar gula dalam darah penderita diabetes yang terus meningkat bisa

mengakibatkan rapuhnya pembuluh darah dan rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Komplikasi kronis Diabetes mellitus meyebablkan penderita mudah terserang penyakit seperti: 1. 2x lebih mudah mengalami trombosit otak ( pembekuan darah dibagian otak) menyebabkan stroke. 2. 2x lebih mudah mengalami penyakit jantung koroner 3. 7x lebih mudah mengalami gagal ginjal kronis

4. 25x lebih mudah mengalami kebutaan 5. 5 x lebih mudah mengalami gangrene

B. Tipe Diabetes Mellitus Terdapat dua tipe diabetes mellitus yaitu : 1. Diabetes Tipe 1 a. Pengertian Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 98% banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja. Karena sifatnya dulu dikenal sebagai Juvenile onset diabetes atau

Ketosis prone diabetes. gejala-gejala klinis yang tidak sama persis dengan tipe II. Pada umumnya gejala klinis bersifat akut, dengan riwayat klasik adanya poliuria, polidipsia, dan polifagia. Kehilangan berat badan merupakan tanda yang khas. b. Patofisiologi Pada DM tipe I, dikenal dua bentuk dengan patofisiologi yang berbeda. Tipe IA, diduga pengaruh genetik dan lingkungan memegang peran utama untuk terjadinya kerusakan pankreas. HLA-DR4 ditemukan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan fenomena ini. Tipe IB berhubungan dengan keadaan autoimun primer pada sekelompok penderita yang juga sering menunjukkan manifestasi autoimun lainnya, seperti Hashimoto disease, Graves disease, pernicious anemia, dan myasthenia gravis. Keadaan ini berhubungan dengan antigen HLA-DR3 dan muncul pada usia sekitar 30 - 50 tahun. Pada DM tipe I cenderung terjadi ketoasidosis diabetik.

c. Manifestasi Klinis

Diabetes mellitus tipe1 Manifestasi patofisiologi polidipsia karena peningkatan gula darah , air akan tertarik keluar dari sel, menyebabkan dehidrasi intraseluler dan stimulasi rasa haus di hipotalamus Poliuria Hiperglikemia glukosuria menyebabkan diuresis osmotik Polifagia Sel mengalami starvasi karena cadangan KH, lemak dan protein berkurang (tidak ada pengisian depot yang biasa dilakukan oleh insulin Berat badan turun Cairan tubuh berkurang karena diuresis osmotik, protein dan lemak berkurang karena dipecah sebagai sumber energi Lelah Metabolisme tubuh tidak berjalan sebagaimana seharusnya . d. Gejala Klinis Polidipsi, poliuria, polifagia, berat badan turun Hiperglikemia ( 200 mg/dl), ketonemia, glukosuria Anak dengan DM tipe-1 cepat sekali menjurus ke-dalam ketoasidosis diabetik yang disertai atau tanpa koma dengan prognosis yang kurang baik bila tidak diterapi dengan baik. Oleh karena itu, pada dugaan DM tipe-1, penderita harus segera dirawat inap e. Diagnosis Anamnesis Gejala klinis Laboratorium : Kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan > 200 mg/dl. Ketonemia, ketonuria. Glukosuria. Bila hasil meragukan atau asimtomatis, perlu dilakukan uji toleransi glukosa oral (oral glucosa tolerance test). Kadar C-peptide. Marker imunologis : ICA (Islet Cell auto-antibody), IAA (Insulin autoantibody), Anti GAD (Glutamic decarboxylase auto-antibody). f. Penatalaksanaan Pada dugaan DM tipe-1 penderita harus segera rawat inap. Insulin Dosis total insulin adalah 0,5 - 1 UI/kg BB/hari. Selama pemberian perlu dilakukan pemantauan glukosa darah atau reduksi air kemih. Gejala hipoglikemia dapat timbul karena kebutuhan insulin berkurang selama fase honeymoon. Pada keadaan ini, dosis insulin harus diturunkan bahkan sampai kurang dari 0,5 UI/kg BB/hari, tetapi sebaiknya tidak dihentikan sama sekali. g. Komplikasi

Komplikasi jangka pendek (akut) yang sering terjadi : hipoglikemia dan ketoasidosis Komplikasi jangka panjang biasanya terjadi setelah tahun ke-5, berupa : nefropati, neuropati, dan retinopati. Nefropati diabetik dijumpai pada 1 diantara 3 penderita DM tipe-1. h. Pemantauan Ditujukan untuk mengurangi morbiditas akibat komplikasi akut maupun kronis, baik dilakukan selama perawatan di rumah sakit maupun secara mandiri di rumah, meliputi : keadaan umum, tanda vital. kemungkinan infeksi. kadar gula darah (juga dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan glukometer) setiap sebelum makan utama dan menjelang tidur malam hari. kadar HbA1C (setiap 3 bulan). pemeriksaan keton urine (terutama bila kadar gula > 250 mg/dl). mikroalbuminuria (setiap 1 tahun). fungsi ginjal. funduskopi untuk memantau terjadinya retinopati (biasanya terjadi setelah 3-5 tahun menderita DM tipe-1, atau setelah pubertas). tumbuh kembang. 2. Diabetes tipe 2 a. Pengertian Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya faktor

kegemukan (obesitas).

b. Patofisologi DM Tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin selsel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal ( Resistansi Insulin ) Patofisologi DM Tipe II sekresi insulin

dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan tidak terjadi pengrusakan sel-sel Langerhans secara otoimun (bersifat relatif ) Sel-sel kelenjar pankreas mensekresi insulin dalam dua fase. Fase pertama sekresi insulin terjadi segera setelah stimulus atau rangsangan glukosa yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah, sedangkan sekresi fase kedua terjadi sekitar 20 menit sesudahnya DM Tipe 2, sel-sel menunjukkan gangguan pada sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada perkembangan penyakit selanjutnya penderita DM Tipe 2 akan mengalami kerusakan sel-sel pankreas yang terjadi secara progresif, yang seringkali akan mengakibatkan defisiensi insulin, sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen. c. Gejala Klinik Diabetes seringkali muncul tanpa gejala Poliuria, polidipsi, polifagi Gejala lanjut : keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus) d. Komplikasi 1) HIPOGLIKEMIA Pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran) 2) HIPERGLIKEMIA Poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah (fatigue), dan pandangan kabur .

3) MAKROVASKULAR Tiga jenis komplikasi makrovaskular yang umum berkembang pada penderita diabetes adalah penyakit jantung koroner (coronary heart disease = CAD), penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease = PVD)

Kombinasi komplikasi makrovaskuler disebut sebagai : Syndrome X, Cardiac Dysmetabolic Syndrome, Hyperinsulinemic Syndrome, atau Insulin Resistance Syndrome 4) MIKROVASKULAR Retinopati nefropati neuropati e. Penatalaksanaan DM Tipe II tidak memerlukan insulin eksogen dalam

penatalaksanaannya. Dilakukan dengan melakukan perubahan gaya hidup (pola hidup). Pola Hidup untuk Penderita DM Tipe II Pengaturan Diet Olah Raga Menjaga keberseihan diri untuk menghindari komplikasi gangren bila telah mengalami DM lanjut. Waspadai kenaikan berat badan lebih dari BB Ideal Poliuri, polidipsi, polifagi Rasa berkunang kunag tanpa alasan Kelelahan yang tanpa sebab Pandangan mata kabur tanpa sebab sebelumnya Kesemutan dan rasa menjalar yang tidak diikuti gejala lain . Diabetes tidak dapat disembuhkan sepenuhnya , sudah saatnya kita melakukan tindakan pencegahan, antara lain tidak makan berlebihan , menjaga berat badan , dan rutin melakukan aktivitas fisik .

C. Gejala Diabetes Milletus Penyakit kencing manis atau diabetes mellitus memiliki gejala awal yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah hingga diatas 160-180 mg/dL. Kadar gula dalam darah yang tinggi akan membuat ginjal membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang akibat banyaknya glukosa yang dikeluarkan melalui air kemih. Akibatnya, penderita diabetes mellitus sering buang air kecil / kencing (poliuri) dan penderita diabetes juga mudah merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Banyaknya glukosa yang ke luar juga menyebabkan penderita penyakit diabetes seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi). Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria) 2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia) 3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia) 4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria) 5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya 6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki 7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu 8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba 9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya 10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit. Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1. Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.

D. Faktor Penyebab Diabetes Milletus Penyakit Diabetes Mellitus belum diketahui dengan pasti penyebabnya, namun kegemukan atau overweight diduga merupakan salah satu faktor pencetusnya. Penyakit Diabetes yang timbul akibat kegemukan ini biasanya terjadi pada usia lanjut alias umur diatas 40 tahun. Diabetes mellitus dapat disebabkan adanya riwayat keturunan, namun Diabetes bukan 100% penyakit turunan. Penyakit Diabetes dapat dipicu karenan gaya hidup yang buruk. Setiap orang dapat terkena penyakit Diabetes Mellitus, baik tua maupun muda. Waspada bagi anda yang memiliki orang tua yang merupakan pengidap diabetes, karena anda akan juga memiliki bakat gula darah jika tidak menjalankan gaya hidup yang baik / sehat. Penyebab diabetes mellitus sebenarnya bisa dengan berbagai macam cara misalnya : 1. Genetik atau Faktor Keturunan Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan ditularkan.

Anggota keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya. 2. Virus dan Bakteri Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM. 3. Bahan Toksik atau Beracun Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong. 4. Nutrisi Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor resiko pertama yang diketahui menyebabkan DM. Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit DM.

E. Pengobatan Diabetes Mellitus Perencanaan makan, olahraga serta usaha menurunkan berat badan adalah dasar dari bagaimana penderita diabetes millitus menghadapi penyakitnya. Tanpa perencanaan makan dan kedisiplinan menjalani misalnya, mustahil kiranya penderita dapat mengatasi penyakitnya. Bahkan diabetes millitus yang masih dalam tahap ringan dapat ditanggulangi/disembuhkan hanya dengan pola makan saja. Bila seluruh usaha diatas telah dijalankan

dengan baik tetapi kadar gula darah masih belum berada pada batas normal, barulah penderita memerlukan obat. Obat untuk penderita diabetes mellitus dikenal sebagai obat hipoglikemik atau obat penurun kadar glukosa dalam darah. Walaupun efektif dan mudah dipakai, penggunaan obat ini harus sesuai dosis atau berdasarkan petunjuk dokter. Bila dosis terlalu rendah komplikasi kronis akan muncul lebih dini. Sedang dosis yang berlebih atau cara pemakaian yang salah dapat menimbulkan hipoglikemia. Ada dua jenis pengobatan penyakit DM yaitu : 1. Pengobatan Medis Pengobatan medis yaitu pengobatan dengan disiplin kedokteran. Obat medis dapat dibagi dalam beberapa golongan : a) SULFONILUREA Golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi dengan cara merangsang keluarnya insulin dari sel b Pankreas. Dengan demikian bila pankreas sudah rusak dan tidak dapat memproduksi insulin lagi maka obat ini tidak dapat digunakan. Karena itu obat ini tidak berguna bagi penderita diabetes millitus tipe I. Namun, akan berkhasiat bila diberikan pada pasien diabetes millitus tipe II yang mempunyai berat badan normal.Penggunaan obat golongan sulfonilurea pada yang gemuk dan obesitas harus hati-hati. Karena mungkin kadar insulin dalam darah sudah tinggi (hiperinsulinemia). Hanya saja insulin yang ada tidak dapat bekerja secara efektif. Pada penderita diabetes mellitus dengan obesitas, pemberian obat golongan ini akan memacu pankreas mengeluarkan insulin lebih banyak lagi. Akibatnya keadaan hiperinsulmnemia menjadi lebih tinggi. Ini berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. b) BIGUANID Obat golongan biguanid bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin yang diproduksi oleh tubuh sendiri. Obat ini tidak merangsang peningkatan produksi insulin sehingga pemakaian tunggal tidak menyebabkan hipoglikemia. Obat golongan biguanid dianjurkan sebagai obat tunggal pada penderita diabetes

mellitus dengan obesitas (BBR> 120%). Untuk penderita diabetes mellitus yang gemuk (BBR> 110%) pemakaiannya dapat

dikombinasikan dengan obat golongan sulfonilunea.Efek samping yang sering terjadi dari pemakaian obat golongan biguanid adalah gangguan saluran cerna pada hari-hari pertama pengobatan. Untuk

menghindarinya, disarankan dengan dosis rendah dan diminum saat makan atau sesaat sebelum makan. Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan memakai obat golongan ini. c) ACARBOSE Acarbose bekerja dengan cara memperlambat proses pencernaan karbohidrat menjadi glukosa. Dengan demikian kadar glukosa darah setelah makan tidak meningkat tajam. Sisa karbohidrat yang tidak tercerna akan dimanfaatkan oleh bakteri di usus besar, dan ini menyebabkan perut menjadi kembung, sering buang angin, diare, dan sakit perut.Pemakaian obat ini bisa dikombinasi dengan obat golongan sulfonilurea atau insulin, tetapi bila terjadi efek hipoglikemia hanya dapat diatasi dengan gula murni yaitu glukosa atau dextrose. Gula pasir tidak bermanfaat.Acarbose hanya mempengaruhi kadar gula darah sewaktu makan dan tidak mempengaruhi setelah itu. Obat ini tidak diberikan pada penderita dengan usia kurang dan 18 tahun, gangguan pencernaan kronis, maupun wanita hamil dan menyusui. Acarbose efektif pada pasien yang banyak makan karbohidrat dan kadar gula darah puasa lebih dari 180 mg/dl. d) INSULIN Insulin diinjeksikan sebagai obat untuk menutupi kekurangan insulin tubuh (endogen) karena kelenjar sel b pankreas tidak dapat mencukupi kebutuhan yang ada. Pengobatan dengan insulin

berdasarkan kondisi masing-masing penderita dan hanya dokter yang berkompeten memilih jenis serta dosisnya. Untuk itu insulin digunakan pada pasien diabetes millitus tipe I. Penderita golongan ini harus mampu meyuntik insulin sendiri. Untuk sebagian penderita diabetes

millitus tipe II, juga membutuhkan pemakaian insulin. Indikasi berikut menunjukkan bahwa penderita perlu menggunakan insulin. a. Kencing manis dengan komplikasi akut seperti misalnya ganggren. b. Ketoasidosis dan koma lain pada penderita. c. Kencing manis pada kehamilan yang tidak terkendali dengan perencanaan makan. d. Berat badan penderita menurun cepat. e. Penyakit diabetes mellitus yang tidak berhasil dikelola dengan tablet hipoglikemik dosis maksimal. f. Penyakit disertai gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. Ada berbagai jenis insulin, yaitu: 1. Insulin Kerja Cepat (Short acting insuline), 2. Insulin Kerja Sedang (Intermediate acting insuline) 3. Insulin Premiks (Premixing insuline) yang merupakan campuran Short acting insuline dan Intermediate acting insuline. 4. Insulin yang memiliki daya kerja 24 jam (Long acting insuline). 2. Pengobatan Tradisional Pengobatan tradisional, pengobatan dengan menggunakan bahan dari tanaman berkhasiat obat sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Secara umum paham ini disebut herbalisme, yaitu satu usaha memperbaiki fungsi tubuh dengan menggunakan bahan tumbuh-tumbuhan, baik berasal dari satu tumbuhan ataupun dari ramuan beberapa tumbuhan. Dalam herbalisme ada prinsip dasar, yaitu menggunakan tumbuhan secara utuh. Jadi bukan mengambil zat yang bermanfaat untuk penyakit tertentu saja atau bahkan meggunakan campuran-campuran bahan sintetik. Pembuatan obat tradisional ini cukup sederhana, sehingga siapa saja yang mau mempelajarinya tentu dapat mengolahnya.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah kencing manis atau diabetes mellitus yaitu sebagai berikut: 1. Penyakit kencing manis atau diabetes mellitus (DM) adalah penyakit akibat terganggunya proses metabolisme gula darah di dalam tubuh, sehingga kadar gula dalam darah menjadi tinggi. 2. Terdapat dua tipe diabetes mellitus yaitu diabetes mellitus tipe satu dan diabetes mellitus tipe dua. 3. Kegemukan atau overweight merupakan salah satu faktor penyebab terbesar timbulnya penyakit diabetes mellitus. 4. Kadar gula dalam darah penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl.

B. SARAN Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan pada makalah kencing manis atau diabetes mellitus yaitu sebagai berikut: 1. Pada seseorang yang menderita diabetes mellitus sebaiknya melakukan perubahan gaya hidup (pola hidup). 2. Penderita DM Tipe II sebaiknya melakukan diet olah raga dan menjaga keberseihan diri untuk menghindari komplikasi gangren bila telah mengalami DM lanjut. 3. Waspadai kenaikan berat badan lebih dari berat badan ideal.

Anda mungkin juga menyukai