Anda di halaman 1dari 10

ASKEP LUKA BAKAR (COMBUSTIO)

December 4, 2012 by Ns. Andy Armyanto,S.Kep LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO (LUKA BAKAR) 1. Pengertian Luka bakar adalah suatu luka yang terjadi karena adanya kontak antara kulit dengan panas kering, panas basah, bahan kimia, arus listrik dan radiasi (Long, 1996). Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik (Effendy, 1999). 1. Etiologi Penyebab dari luka bakar yang terbanyak dikarenakan oleh sengatan api akibat dari kelalaian, ceroboh dan sifat ingin tahu dari anak- anak sehingga banyak sekali oorban luka bakar adalah anak- anak. 1. Patofisiologi Akibat dari luka bakat tersebut kulit akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan, hal itu tergantung dari faktor penyebab dan lamanya kontak dengan sumber panas. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi itegritas kulit dan kematiankematian sel. Luka bakar dapat dibedakan menjadi 3 menurut kedalamannya : 1. Luka bakar derajat I Luka bakar derajat I merusak bagian kulit yaitu epidermis, ini biasa dikarenakan akibat terjemur matahari. Pada awalnya terasa nyeri dan kemudian gatal akibat stimulasi reseptor sensoris dan biasanya akan sembuh dengan spontan tanpa meninggalkan jaringan parut. 1. Luka bakar derajat II Luka bakar ini mengenai kulit bagian epidermis dan dermis, termasuk kelenjar keringat dan sebasea, saraf sensoris ddan motorik, kapiler dan folikel rambut. Luka ini akan sembuh dalam waktu berkisar 3 sapai 35 hari. Namun bila luka ini mengalami infeksi atau suplai darahnya mengalami gangguan maka luka ini dapat berubah menjadi luka bakar dengan kedalamannya penuh. 1. Luka bakar derajat III Yang terkena dalam luka bakar derajat III adalah bagian lapisan lemak. Pada lapisan ini banyak mengandung kelenjar keringat dan akar folikel rambut. Luka akan tampak berwarna

putih , coklat, merah atau hitam. Luka ini tidak akan menimbulkan rasa nyeri karena semua reseptor sensoris telah mengalami kerusakan total. 1. klasifikasi luka bakar Luka bakar diklasifikasikan : 1. Keparahannya 1. Luka bakar minor, yakni cedera luka bakar ketebalan partial yang kurang dari 15 % LPTT pada orang dewasa dan 10 % LPTT pada anak- anak. 2. Luka bakar sedang yakni cedera ketebalan partial dengan 15 % sampai 25 % dari LPTT pada orang dewasa atau 10 % sampai 20 % LPTT pada anak- anak. 3. Luka bakar mayor, yakni cedera ketebalan partial lebih dari 25 % LPTT pada orang dewasa atau 20 % pada anak- anak, mengenai daerah mata, wajah, telinga, kaki dan perineum. 4. Lokasi Luka bakar pada kepala, leher dan dada seringkali mempunyai kaitan erat dengan komplikasi pulmonal. Luka bakar yang mengenai wajah erat kaitannya mengenai mata yang dapat menyebabkan abrasia kornea. Bila pada telinga dapat menyebabkan kordritis aurikuler dan rentan terhadap infeksi serta kehilangan jaringan lebih lanjut. Bila luka bakar mengenai ekstrimitas akan menyebabkan kehilangan waktu yang lama untuk dapat bekerja kembali. Luka bakar yang mengenai daerah peritoneum akan memudahkan terjadinya infeksi akibat autokontaminasi oleh urine dan feses. 1. Ukuran luka bakar Ukuran luka bakar ditentukan dengan salah satu dari dua metode yaitu role of nine atau diagram Lund & Browder. Ukuran luka bakar ditunjukan dengan presentasi LPTT (luas permukaan tubuh total). 1. Usia korban luka bakar Usia sangat mempengaruhi keparahan dan keberhasilan dalam perawatan luka bakar. Angka kematian terjadi lebih tinggi jika luka bakar terjadi pada anak- anak yang berusia kurang dari 4 tahun, terutama mereka kelompok uasia 0- 1 tahun dan klien berusia 65 tahun. 1. Penatalaksanaan Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penatalaksanaan luka bakar yaitu ; penyembuhan luka, infeksi dan penganan luka. 1. Penyembuhan luka Proses penyembuhan luka terbagi dalam tiga fase yaitu inflamasi, fibroblastik dan maturasi. 1. Infeksi

Masalah yang sering terjadi yaitu adanya infeksi yang anantinya akan diikuti terjadinya sepsis, sehingga perlu diperhatikan adanya tanda- tanda infeksi meliputi merah, bengkak, nyeri dengan jumlah mikroorganisme lebih dari 100.000/gram jaringan. 1. Penanganan luka Penanganan luka merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya infeksi maupun menghindari terjadinya sindrom kompartement karena adanya luka bakar circumferencial. Pathways Diagnosa keperawatan Derajat I 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d stimulasi saraf sensoris, luka 2. Gangguan perfusi jaringan b/d kerusakan jaringan epidermis. Derajat II 1. 2. 3. 4. Gangguan integritas kulit b/d terjadi lepuh dan oedem pada kulit. Gangguan pernafasan b/d penyumbatan saluran pernafasan karena oedem Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang kodisinya. Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit b/d haluaran cairan elektrolit me

Derajat III 1. Resti infeksi b/d terbukanya lapisan kulit pelindung. 2. Resti injuri b/d penurunan kesadaran 3. Intervensi Keperawatan Diagnosa Gangguan rasa nyaman nyeri b/d stimulasi saraf sensoris, lukaGangguan perfusi jaringan b/d kerusakan jaringan epidermis Tujuan Rasa nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam dengan KH :- pasien mengatakan nyeri berkurang. Intervensi Tutup luka sesegera mungkin.Berikan tempat tidur ayunan sesuai indikasi

Tutup jari/ ekstrimitas pada posisi yang berfungsi menggunakan bebat dan Posisi fungsi menurunkan papan kaki sesuai keperluan deformitas/ kontraktur dan - Pasien menunjukan meningkatkan kenyamanan. Gangguan integritas skala nyeri pada angka 3. Ubah posisi dengan sering kulit b/d terjadi dan rentang gerak pasif dan Gerakan dan latihan dapat lepuh dan oedem - Ekspresi wajah klien aktif sesuai indikasi menurunkan kekakuan sendi dan pada kulit rileks. kelelahan otot. Kaji keluhan nyeri, Gangguan Setelah dilakukan perhatikan lokasi/ karakter Nyeri hampir selalu ada pada pernafasan b/d tindakan keperawatan dan intensitas (skala 0-10) hampir setiap derajat dan yang penyumbatan selama 2 X 24 jam pasien paling berat saat ganti balutan saluran pernafasan dapat memperlihatkan Bantu pasien untuk

Rasional Suhu berubah dan gerakan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada pemajanan ujung sarafPeninggian linen dari luka membantu menurunkan nyeri

karena oedem

mengungkapkan perasaannya atau debridemen. tentang nyeri. Cemas b/d - Nadi perifer teraba Pernyataan memungkinkan kurangnya dengan kualitas dan Kolaborasi pemberian pengungkapan emosi dan dapat pengetahuan kuantitas yang sama. analgetik sesuai indikasi meningkatkan mekanisme tentang kodisinya koping. - Pengisisan kapiler Kaji warna, sensasi, gerakan, Gangguan baik dan warna kulit nadi perifer dan pengisian Dengan analgetik membantu keseimbangan normal pada area yang kapiler pada ektrimitas luka meningkatkan rasa nyaman cairan, elektrolit b/d cidera. bakar melingkar haluaran cairan Pembentukan oedem dapat secar elektrolit Setelah dilakukan Tinggikan ektrimitas yang cepat menekan pembuluh darah, tindakan keperawatan sakit dengan tepat. sehingga mempengaruhi Resti infeksi b/d selama 2 X 24 jam pasien sirkulasi. terbukanya lapisan dapat memperlihatkan Monitor TTV secara teratur kulit pelindung. hasil KH : tiap 30 menit Meningkatkan sirkulasi sistemik Resti injuri b/d penurunan kesadaran - Pada kulit pasien tumbuh adanya regenerasi kulit - Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka Perhatikan jaringan nekrotik Disritmia jantung dapat terjadi dan kondisi sekitar luka karena perpindahan elektrolit Evaluasi warna sisi graft dan Memberikan informasi tentang donor kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulai the graft Kaji reflek menelan

hasil :

Setelah dilakukan asuhan Dorong batuk/ latihan nafas Mengevaluasi keefektifan keperawatan selama 3 X dalam dan perubahan posisi sirkulasi dan mengidentifikasi 24 jam tidak ada terjadinyta komplikasi. sering gangguan siositem perbafasan dengan KH : Hisapan pada perawatan Dugaan cidera inhalasi ekstrem, pertahankan teknik - menunjukan bunyi steril. Meninggikan ekspansi, nafas yang benar memobilisasi, dan drainase Selidiki perubahan perilaku/ - Frekuensi dalam mental contoh gelisah agitasi, Membantu mempertahankan rentang normal kacau mental jalan nafas bersih, tetapi harus waspada karena oedem trakeal. . Kolaborasi pemberian pelembab O2 melalui cara Perubahan kesadaran dapat Setelah mendapatkan yang tepat. menunjukan terjadinya hipoksia. pendidikan kesehatan tentang kodisinya pasien Berikan informasi kesehatan O2 memperbaiki hipoksemia dan tidak sring bertanya asidosis, pelembab menurunkan dengan KH : terjadinya pengeringan saluran Kaji ulang perawatan luka pernafasan. bakar, identifikasi sumber - paham akan yang tepat untuk perawatan kodisinya, prognosis dan pasien rawat jalan dan Pasien akan mengetahui akan pengobatan bahannya. kodisi tubuhnya - berpartisipasi dalam Awasi TTV. Perhatikan Meningkatkan kemampuan

program pengobatan Tidak terjadi gangguan haluaran urine setelah dilkakukan tindakan keperawatan dengan KH :

pengisian kapiler dan kekuatan nadi perifer

merawat diri setelah pulang dan meningkatkan kemandirian.

Awasi haluaran urine dan Memberikan pedoman untuk berat jenis. Observasi warna penggantian cairan dan mengkaj urine dan hemates sesuai respon kardiovaskuler indikasi Urine dapat berwarna merah - menunjukan haluaran Pertahankan pencatatan karena adanya darah dan urin yang adekuat, TTV kumulatif yang jumlah dan mioglobin. stabil dan membran tipe pemasukan cairan mukosa lembab Penggantian masif/ cepat dengan Kolaborasi pemasangan urine tipe cairan yang berbeda Infeksi tidak terjadi kateter tak menetap setelah dilakukan Memungkinkan obsevasi ketat perawatan selama 3 X 24 Implementasikan teknik fungsi ginjal dan mencegah stati jam KH : isolasi yang tepat sesuai atau reflek urine. indikasi bebas eksudat Tergantung luasnya luka dan purulen dan tidak demam Gunakan sarung tangan untuk menurunkan infeksi silang masker, skort dan teknik injuri tidak terjadi setelah aseptik kuat selama proses Mencegah terpajan pada menjalani perawatan perawatan organisme infeksius dengan KH : Jauhkan benda tajam yang Mencegah terjadinya fraktur - tidak ada cidera ada disekitar pasien Pasien tidak akan terjatuh Pasang pengaman pada tempat tidur

DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (1996). Text book of Medical- Surgical Nursing. EGC. Jakarta. Doengoes Merillynn. (1999) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans. Guidelines for planing and documenting patient care. Alih bahasa : I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta. Effendi Christantie, (1999). Perawatan pasien luka bakar. EGC. Jakarta

ASKEP LUKA BAKAR (COMBUSTIO)


December 4, 2012 by Ns. Andy Armyanto,S.Kep LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO (LUKA BAKAR)

1. Pengertian Luka bakar adalah suatu luka yang terjadi karena adanya kontak antara kulit dengan panas kering, panas basah, bahan kimia, arus listrik dan radiasi (Long, 1996). Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik (Effendy, 1999). 1. Etiologi Penyebab dari luka bakar yang terbanyak dikarenakan oleh sengatan api akibat dari kelalaian, ceroboh dan sifat ingin tahu dari anak- anak sehingga banyak sekali oorban luka bakar adalah anak- anak. 1. Patofisiologi Akibat dari luka bakat tersebut kulit akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan, hal itu tergantung dari faktor penyebab dan lamanya kontak dengan sumber panas. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi itegritas kulit dan kematiankematian sel. Luka bakar dapat dibedakan menjadi 3 menurut kedalamannya : 1. Luka bakar derajat I Luka bakar derajat I merusak bagian kulit yaitu epidermis, ini biasa dikarenakan akibat terjemur matahari. Pada awalnya terasa nyeri dan kemudian gatal akibat stimulasi reseptor sensoris dan biasanya akan sembuh dengan spontan tanpa meninggalkan jaringan parut. 1. Luka bakar derajat II Luka bakar ini mengenai kulit bagian epidermis dan dermis, termasuk kelenjar keringat dan sebasea, saraf sensoris ddan motorik, kapiler dan folikel rambut. Luka ini akan sembuh dalam waktu berkisar 3 sapai 35 hari. Namun bila luka ini mengalami infeksi atau suplai darahnya mengalami gangguan maka luka ini dapat berubah menjadi luka bakar dengan kedalamannya penuh. 1. Luka bakar derajat III Yang terkena dalam luka bakar derajat III adalah bagian lapisan lemak. Pada lapisan ini banyak mengandung kelenjar keringat dan akar folikel rambut. Luka akan tampak berwarna putih , coklat, merah atau hitam. Luka ini tidak akan menimbulkan rasa nyeri karena semua reseptor sensoris telah mengalami kerusakan total. 1. klasifikasi luka bakar Luka bakar diklasifikasikan : 1. Keparahannya 1. Luka bakar minor, yakni cedera luka bakar ketebalan partial yang kurang dari 15 % LPTT pada orang dewasa dan 10 % LPTT pada anak- anak.

2. Luka bakar sedang yakni cedera ketebalan partial dengan 15 % sampai 25 % dari LPTT pada orang dewasa atau 10 % sampai 20 % LPTT pada anak- anak. 3. Luka bakar mayor, yakni cedera ketebalan partial lebih dari 25 % LPTT pada orang dewasa atau 20 % pada anak- anak, mengenai daerah mata, wajah, telinga, kaki dan perineum. 4. Lokasi Luka bakar pada kepala, leher dan dada seringkali mempunyai kaitan erat dengan komplikasi pulmonal. Luka bakar yang mengenai wajah erat kaitannya mengenai mata yang dapat menyebabkan abrasia kornea. Bila pada telinga dapat menyebabkan kordritis aurikuler dan rentan terhadap infeksi serta kehilangan jaringan lebih lanjut. Bila luka bakar mengenai ekstrimitas akan menyebabkan kehilangan waktu yang lama untuk dapat bekerja kembali. Luka bakar yang mengenai daerah peritoneum akan memudahkan terjadinya infeksi akibat autokontaminasi oleh urine dan feses. 1. Ukuran luka bakar Ukuran luka bakar ditentukan dengan salah satu dari dua metode yaitu role of nine atau diagram Lund & Browder. Ukuran luka bakar ditunjukan dengan presentasi LPTT (luas permukaan tubuh total). 1. Usia korban luka bakar Usia sangat mempengaruhi keparahan dan keberhasilan dalam perawatan luka bakar. Angka kematian terjadi lebih tinggi jika luka bakar terjadi pada anak- anak yang berusia kurang dari 4 tahun, terutama mereka kelompok uasia 0- 1 tahun dan klien berusia 65 tahun. 1. Penatalaksanaan Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penatalaksanaan luka bakar yaitu ; penyembuhan luka, infeksi dan penganan luka. 1. Penyembuhan luka Proses penyembuhan luka terbagi dalam tiga fase yaitu inflamasi, fibroblastik dan maturasi. 1. Infeksi Masalah yang sering terjadi yaitu adanya infeksi yang anantinya akan diikuti terjadinya sepsis, sehingga perlu diperhatikan adanya tanda- tanda infeksi meliputi merah, bengkak, nyeri dengan jumlah mikroorganisme lebih dari 100.000/gram jaringan. 1. Penanganan luka Penanganan luka merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya infeksi maupun menghindari terjadinya sindrom kompartement karena adanya luka bakar circumferencial.

Pathways Diagnosa keperawatan Derajat I 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d stimulasi saraf sensoris, luka 2. Gangguan perfusi jaringan b/d kerusakan jaringan epidermis. Derajat II 1. 2. 3. 4. Gangguan integritas kulit b/d terjadi lepuh dan oedem pada kulit. Gangguan pernafasan b/d penyumbatan saluran pernafasan karena oedem Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang kodisinya. Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit b/d haluaran cairan elektrolit me

Derajat III 1. Resti infeksi b/d terbukanya lapisan kulit pelindung. 2. Resti injuri b/d penurunan kesadaran 3. Intervensi Keperawatan Diagnosa Gangguan rasa nyaman nyeri b/d stimulasi saraf sensoris, lukaGangguan perfusi jaringan b/d kerusakan jaringan epidermis Tujuan Rasa nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam dengan KH :- pasien mengatakan nyeri berkurang. Intervensi Tutup luka sesegera mungkin.Berikan tempat tidur ayunan sesuai indikasi

Tutup jari/ ekstrimitas pada posisi yang berfungsi menggunakan bebat dan Posisi fungsi menurunkan papan kaki sesuai keperluan deformitas/ kontraktur dan - Pasien menunjukan meningkatkan kenyamanan. Gangguan integritas skala nyeri pada angka 3. Ubah posisi dengan sering kulit b/d terjadi dan rentang gerak pasif dan Gerakan dan latihan dapat lepuh dan oedem - Ekspresi wajah klien aktif sesuai indikasi menurunkan kekakuan sendi dan pada kulit rileks. kelelahan otot. Kaji keluhan nyeri, Gangguan Setelah dilakukan perhatikan lokasi/ karakter Nyeri hampir selalu ada pada pernafasan b/d tindakan keperawatan dan intensitas (skala 0-10) hampir setiap derajat dan yang penyumbatan selama 2 X 24 jam pasien paling berat saat ganti balutan saluran pernafasan dapat memperlihatkan atau debridemen. Bantu pasien untuk karena oedem hasil : mengungkapkan perasaannya tentang nyeri. Pernyataan memungkinkan Cemas b/d - Nadi perifer teraba pengungkapan emosi dan dapat kurangnya dengan kualitas dan meningkatkan mekanisme Kolaborasi pemberian pengetahuan kuantitas yang sama. koping. analgetik sesuai indikasi tentang kodisinya - Pengisisan kapiler Kaji warna, sensasi, gerakan, Dengan analgetik membantu Gangguan baik dan warna kulit meningkatkan rasa nyaman nadi perifer dan pengisian keseimbangan normal pada area yang kapiler pada ektrimitas luka

Rasional Suhu berubah dan gerakan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada pemajanan ujung sarafPeninggian linen dari luka membantu menurunkan nyeri

cairan, elektrolit b/d cidera. bakar melingkar haluaran cairan elektrolit Setelah dilakukan Tinggikan ektrimitas yang tindakan keperawatan sakit dengan tepat. Resti infeksi b/d selama 2 X 24 jam pasien terbukanya lapisan dapat memperlihatkan Monitor TTV secara teratur kulit pelindung. hasil KH : tiap 30 menit Resti injuri b/d penurunan kesadaran - Pada kulit pasien tumbuh adanya regenerasi kulit

Pembentukan oedem dapat secar cepat menekan pembuluh darah, sehingga mempengaruhi sirkulasi.

Meningkatkan sirkulasi sistemik

Disritmia jantung dapat terjadi Perhatikan jaringan nekrotik karena perpindahan elektrolit dan kondisi sekitar luka Memberikan informasi tentang Evaluasi warna sisi graft dan kebutuhan penanaman kulit dan - Mencapai kemungkinan petunjuk tentang donor penyembuhan tepat sirkulai the graft waktu pada area luka Kaji reflek menelan Mengevaluasi keefektifan Setelah dilakukan asuhan Dorong batuk/ latihan nafas sirkulasi dan mengidentifikasi keperawatan selama 3 X dalam dan perubahan posisi terjadinyta komplikasi. 24 jam tidak ada sering gangguan siositem Dugaan cidera inhalasi perbafasan dengan KH : Hisapan pada perawatan ekstrem, pertahankan teknik Meninggikan ekspansi, - menunjukan bunyi memobilisasi, dan drainase steril. nafas yang benar Selidiki perubahan perilaku/ Membantu mempertahankan - Frekuensi dalam mental contoh gelisah agitasi, jalan nafas bersih, tetapi harus rentang normal waspada karena oedem trakeal. kacau mental . Kolaborasi pemberian pelembab O2 melalui cara yang tepat.

Perubahan kesadaran dapat menunjukan terjadinya hipoksia.

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang kodisinya pasien Berikan informasi kesehatan tidak sring bertanya dengan KH : Kaji ulang perawatan luka bakar, identifikasi sumber - paham akan yang tepat untuk perawatan kodisinya, prognosis dan pasien rawat jalan dan pengobatan bahannya. - berpartisipasi dalam program pengobatan Tidak terjadi gangguan haluaran urine setelah dilkakukan tindakan keperawatan dengan KH : Awasi TTV. Perhatikan pengisian kapiler dan kekuatan nadi perifer

O2 memperbaiki hipoksemia dan asidosis, pelembab menurunkan terjadinya pengeringan saluran pernafasan. Pasien akan mengetahui akan kodisi tubuhnya Meningkatkan kemampuan merawat diri setelah pulang dan meningkatkan kemandirian.

Memberikan pedoman untuk penggantian cairan dan mengkaj Awasi haluaran urine dan berat jenis. Observasi warna respon kardiovaskuler urine dan hemates sesuai indikasi Urine dapat berwarna merah karena adanya darah dan - menunjukan haluaran Pertahankan pencatatan

urin yang adekuat, TTV kumulatif yang jumlah dan mioglobin. stabil dan membran tipe pemasukan cairan mukosa lembab Penggantian masif/ cepat dengan Kolaborasi pemasangan urine tipe cairan yang berbeda Infeksi tidak terjadi kateter tak menetap setelah dilakukan Memungkinkan obsevasi ketat perawatan selama 3 X 24 Implementasikan teknik fungsi ginjal dan mencegah stati jam KH : isolasi yang tepat sesuai atau reflek urine. indikasi bebas eksudat Tergantung luasnya luka dan purulen dan tidak demam Gunakan sarung tangan untuk menurunkan infeksi silang masker, skort dan teknik injuri tidak terjadi setelah aseptik kuat selama proses Mencegah terpajan pada menjalani perawatan perawatan organisme infeksius dengan KH : Jauhkan benda tajam yang Mencegah terjadinya fraktur - tidak ada cidera ada disekitar pasien Pasien tidak akan terjatuh Pasang pengaman pada tempat tidur

DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (1996). Text book of Medical- Surgical Nursing. EGC. Jakarta. Doengoes Merillynn. (1999) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans. Guidelines for planing and documenting patient care. Alih bahasa : I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta. Effendi Christantie, (1999). Perawatan pasien luka bakar. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai