Anda di halaman 1dari 12

BAB 8.

1. PENDAHULUAN
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut. Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. idup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu. Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk. !isitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. "tulah hal yang khusus manusiawi. !alam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.

2. PEMBAHASAN

!alam berbagai literature tentang ilmu akhlak islami, dijumpai uraian tentang akhlak yang secara garis besar dapat dibagi dua bagia, yaitu# akhlak yang baik $akhlak al-karimah%, dan akhlak yang buruk $akhlak mad&mumah%. 'erbuat adil, jujur, sabar, pemaaf, dermawan dan amanah misalnya termasuk dalam akhlak yang baik. Sedangkan berbuat yang dhalim, berdusta, pemarah, pendendam, kikir dan curang termasuk dalam akhlak yang buruk. Secara teoritis macam-macam akhlak tersebut berinduk pada tiga perbuatan yang utama, yaitu hikmah $bijaksana%, syaja(ah $perwira)ksatria% dan iffah $menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat%. ukum-hukum akhlak ialah hukum-hukum yang bersangkut paut dengan perbaikan jiwa $moral%# menerangkan sifat-sifat yang terpuji atau keutamaankeutamaan yang harus dijadikan perhiasan atau perisai diri seseorang seperti jujur, adil, terpercaya, dan sifat-sifat yang tercela yang harus dijauhi oleh seseorang seperti bohong, d&alim, khianat. Sifat-sifat tersebut diterangkan dalam Al-*ur(an dan AsSunnah dan secara Khusus dipelajari dalam "lmu Akhlak $etika% dan "lmu Tasawuf.

A. ETIKA
!ari segi etimologi $ilmu asal usul kata%, etika berasal dari bahasa +unani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. !alam kamus umum bahasa "ndonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang a&a&-a&a& akhlak $moral%. !ari pengertian kebahsaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. ,enurut ahmad amin mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. 'erikutnya, dalam encyclopedia 'ritanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya. !ari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut. -ertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. .

Kedua dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula uni/ersal. "a terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. !engan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. 0tika lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilainilai yang ada. Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relati/e yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan &aman. !engan cirri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk. 'erbagai pemikiran yang dikemukakan para filosof barat mengenai perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berfikir. !engan demikian etika sifatnya humanistis dan antroposentris yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia. !engan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasulkan oleh akal manusia.

B. MORAL
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti kebiasaan. !i dalam kamus umum bahasa "ndonesia dikatan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. 'erdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai $ketentuan% baik atau buruk, benar atau salah. 1ika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.

Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. -ertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat. !engan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat. !engan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat. 0tika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. ,oral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada. Kesadaran moral serta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan 3alb, fu(ad. !alam kesadaran moral mencakup tiga hal. -ertama, perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral. Kedua, kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara uni/ersal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis. Ketiga, kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan. 'erdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. 1ika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri. 4rang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari luar.

C. AKHLAK
Kata akhlak secara etimologi berasal dari kata khala3a yang berarti mencipta, membuat atau menjadikan. Akhla3 adalah kata yang berbentuk mufrad jamaknya adalah khulu3u, yang berarti perangai, tabi5at, adapt atau khal3un yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. 1adi, akhlak secara etimologi berarti perangai, adat, tabi5at,

atau system perilaku yang dibuat oleh manusia. Akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tetagantung kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasanya, meskipun secara sosiologis di "ndonesia kata akhlak sudah mengandung konotasi baik sehingga orang yang berakhlak berarti orang yang berakhlak baik.

!alam kamus besar bahasa "ndonesia, kata akhlak diartikan budi pekerti datau kelakuan. Akhlak adalah hal ihwal yang melekat dalam jiwa, daripadanya timbul perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa dipikirkan dan diteliti oleh manusia. Apabila hal ihwal atau tingkah laku itu menimbulkan perbuatan-perbuatan yang baik lagi terpuji oleh akal dan syara5, maka tingkah laku itu dinamakan akhlak yang baik atau akhlak yang muia $akhla3 al-karimah%. Sebaliknya, bila perbuatan-perbuatan yang buruk maka tingkah laku itu dinamakan akhlak yang buruk atau akhlak yang tercela $akhla3 al-ma&hmumah%. 4leh karena itu, akhlak disebut tingkah laku atau hal ihwal yang melekat kepada seseorang karena telah dilakukan berulang-ulang atau terusmenerus, sebab seseorang yang jarang memberikan uangnya kemudian dia memberi karena ada kebutuhan yang tiba-tiba maka orang itu tidak dikatakan berakhlak dermawan karena perbuatanya tidak melekat dalam jiwanya. Selain itu, disyaratkan timbulnya perbuatan itu dengan mudah tanpa dipikir lagi. 1adi, orang yang memaksakan diri memberikan uangnya atau memaksa dirinya diam dengan rasa berat diwaktu marah, maka tidak dikatakan bahwa orang itu berahlak dermawan, lapang hati dan sabar. Sedangkan akhlak bersifat uni/ersal, adalah kebaikan dan keburukan yang bersumber kepada wahyu $al-3uran% dan hadist, sehingga dia berlaku umum untuk seluruh umat di setiap tempat dan masa. 4leh karena itu, dipandang dari sumbernya, akhlak bersifat tetap dan berlaku untuk selama-lamanya. 7ntuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. "bn ,iskawaih $w. 6.8 )8929 ,% yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu, "mam Al-:ha&ali $898;-8888 ,% yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul "slam $pembela "slam%, karena kepiawaiannya dalam membela "slam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari "bn ,iskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

!efinisi-definisi akhlak tersebut secara subtansial tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima cirri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu# pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiaannya. Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. "ni tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. -erbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Kelima, sejalan dengan cirri yang keempat perbuatan akhlak $khususnya akhlak yang baik% adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas sematamata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian. 1ika dilihat dan ditelaah, ruang lingkup akhlak terbagi menjadi dua bagian, yaitu< -ertama, akhlak terhadap sang khali3. Allah S=T menciptakan mausia bukan hanya untuk menghiasi dan meramaikan dunia. Tidak hanya sebagai kelengkapan saja, tetapi berfungsi sebagai makhluk $yang diciptakan%. ,anusia wajib tunduk kepada peratuaran Allah S=T. al ini menunjukan kepada sifat manusia sebagai hamba. Kewajiban manusia terhadap Allah S=T sebagai salah satu contoh akhlak terhadap khali3 diantaranya adalah kewajiban diri manusia terhadap Allah S=T, dengan ibadah seperti shalat, d&ikir, dan doa. Kewajiban terhadap keluarga adalah dengan mendidik anak dan istri agar dapat mengenal Allah S=T, menjalani perintahNya dan menjauhi larangan-Nya. Kewajiban harta adalah agar harta yang diperoleh adalah harta yang halal dan mampu menunjang ibadah kepada Allah S=T, misalnya dengan cara bersedekah, atau ber&akat serta membelanjakan harta itu di jalan Allah S=T, dan hanya takut kepada Allah S=T, mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya juga termasuk akhlak terhadap sang khalik +ang kedua, akhlak terhadap sesama makhluk. Adalah sikap harus saling menghormati dan saling mengasihi, yang muda menghormati yang tua dan yang tua mengasihi yang muda. >ontoh lain terdapat pada salah satu prinsip hidup di dalam islam, yakni kewajiban memperhatikan kehidupan antara sesame orang-orang beriman. Kedudukan seorang muslim dengan muslim lainya adalah bersaudara, ibarat satu jasad $badan%, kedudukan seorang muslim dengan muslim lainya mempunyai hubungan yang erat. ak muslim atas muslim lainya ada ? macam yaitu # 8. Apabila berjumpa maka ucapkanlah salam. .. Apabila ia mengundangmu maka patuhilah undangan itu. 2. Apabila meminta nasehat maka berilah nasehat.

6. Apabila ia bersin lalu memuji allah maka doakanlah. ;. Apabila ia sakit maka tengoklah. ?. Apabila ia meninggal dunia maka iringilah jena&ahnya. "ni adalah sebagian contoh dari pergaulan yang harus dijalani oleh dan terhadap sesama makhluk, dan masi banyak lagi contoh akhlak terhadap sesame makhluk, yang apabila dijelaskan secara rinci dapat diklasifikasikan kepada beberapa aspek antara lain. 1. Akhlak Terhadap Diri Sendiri ,anusia yang bertanggung jawab ialah pribadi yang mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri, bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban yang dipikul diatas pundaknya, kewajiban-kewajibanya adalah bertanggung jawab terhadap kesehatanya, pakaianya, minum dan makanya dan bahkan apa yang menjadi miliknya, melenyapkan dan memerangi kesenangan hawa nafsu, tidak pernah mencemaskan ri&ky dan sebagainya. Karena setiap manusia adalah khalifah di muka bumi ini yang harus dan wajib memberikan sikap dan tauladan yang baik, bagi diri sendiri maupun orang lain. 2. Akhlak Terhadap I ! dan Bapak Seorang muslim wajib menghoramti dan menyayangi ibu dan bapaknya dab terutama menjaga lisanya agar agar jangan sampai menyakiti mereka atau berkata kasar apalagi sampai membentak keduanya. ,emelihara dan menjaga mereka di hari tuaya, mencintai mereka dengan kasih saying yang tulus serta mendoakan setelah mereka tiada. Karena doa seorang anak yang shaleh adalah diantara do5a yang akan diterima dan diijabah oleh Allah S=T, Karena itu termasuk salah satu hubungan yang tidak terputus setelah kematian.

D. "ALAN MENU"U AKHLAKUL KARIMAH


'erbicara tentang implementasi akhlakul karimah tentu tidak luput dari proses pembinaan yang tidak kenal lelah. Karena akhlakul karimah tidaklah cukup hanya berupa /isi di atas kertas. !an akhlakul karimah dalam bentuk sebuah tatanan moral masyarakat juga tidak mungkin dapat terwujud hanya melalui sarana dan media fisik yang mensosialisasikannya. 4leh karena itu, harus dipahami bersama bahwa terwujudnya tatanan masyarakat yang berpijak pada nilai-nilai akhlak yang baik, mesti dicapai dengan usaha keras semua lapisan masyarakat yang menyadari urgensitas tujuan mulia ini. !an upaya-upaya yang dilakukan tentunya tidak hanya berwujud fisik belaka, tetapi

harus ditekankan kepada proses pembinaan (tarbiyah) moral dan akhlak masyarakat secara komprehensif dan terus menerus. Sebagai pemuda "slam, kita tentu menyadari dengan baik tentang peran yang harus diemban untuk turut berpartisipasi dalam perjuangan bersama membangun masyarakat yang berakhlak mulia. ,eski tidak mudah, namun cita-cita mulia tersebut bukanlah impian yang mustahil untuk diwujudkan. Aebih mendasar lagi, karena upaya mewujudkannya merupakan sebuah misi kenabian, ibadah dan jihad yang sangat tinggi kedudukannya di hadapan Allah S=T. !emikian pentingnya kedudukan akhlak di mata "slam. Sehingga disamping untuk mengentaskan manusia dari kehidupan jahiliyah kepada cahaya "slam, dan memurnikan penghambaan manusia hanya kepada Allah semata, Basulullah perlu menegaskan satu diantara tujuan ke-rasulan-nya adalah untuk penyempurnaan akhlak. Sebagaimana yang tersirat dalam sabda Basulullah s.a.w, Tidaklah aku diutus untuk manusia kecuali untuk menyempurnakan akhlak. 4ptimisme dan kerja keras mutlak diperlukan untuk memperjuangkan terwujudnya masyarakat yang berakhlakul karimah. ,engapaC Karena sekali lagi bahwa proses yang harus dilalui tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, melainkan harus dengan pengorbanan yang sempurna dan tak kenal waktu. Sehingga ketika segala upaya sudah dilaksanakan dengan maksimal dan ikhlas, niscaya Allah S=T. akan segera memenuhi janjinya. DSesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS. Shaad: 46) 7ntuk memulai derajat kemuliaan, dalam hal ini untuk menjadi muslim yang berakhlak mulia, setiap muslim harus memiliki keinginan yang kuat dan sungguhsungguh untuk menerapkan nilai-nilai, sikap dan perbuatan yang baik seperti, sabar, tawakkal, ikhlas, ramah, tawadhu5 dan lain-lain serta memiliki keinginan yang kuat dan sungguh-sungguh pula untuk meninggalkan dan menjauhi nilai-nilai, sikap dan perbuatan-perbuatan yang tidak baik seperti, sombong, dengki, iri, dendam dan lainlain. Ketika ada niat dan keinginan untuk meninggalkan kegiatan, perbuatan dan sikap atau sifat yang tidak baik, harus disadari betul bahwa harus melalui perjuangan panjang dan berliku, tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Karena pada hakikatnya yang dilawan adalah diri sendiri dan yang harus dikalahkan juga diri sendiri. -otensi batiniyah yang dianugrahkan oleh Allah S=T berupa akal, 3alb $hati% dan nafsu, jika tidak mampu dibimbing secara benar, maka akan dapat menjerumuskan manusia kepada akhlak yang tidak terpuji, moral yang rusak dan sifat-sifat diri yang tercela. Aebih-lebih mengendalikan diri dari nafsu.

,anusia berakhlak adalah manusia yang suci dan sehat hatinya sedangkan manusia tidak berakhlak adalah manusia yang kotor dan sakit hatinya. Namun sering kali manusia tidak sadar kalau hati)rohaninya sakit. Kalaupun dia sadar tentang hatinya yang sakit, ia tidak mau dan tidak berusaha untuk mengobatinya. -adahal penyakit hati jauh lebih berbahaya dari pada penyakit jasmani. Seorang yang sedang mengidap penyakit jasmani, kalaupun memang sudah tidak dapat diobati dan tidak bisa sembuh maka akan berujung pada kematian, dan kematian bukanlah akhir dari segala persoalan melainkan pintu yang semua orang akan memasukinya. Tetapi penyakit hati jika tidak bisa diobatidan disembukan maka akan berakhir kepada penderitaan didunia dan kecelakaan pula di akhirat. -erbaikan akhlak adalah tujuan dari pendidikan dan kehidupan manusia secara keseluruhan. -endidikan secara indi/idual dimasukan untuk membersihkan hati dari godaan hawa nafsu $syahwat% dan amarah $ghadhab%, hingga jernih bagaikan cermin yang dapat menerima cahaya Tuhan. !idalam hati yang jernih dan bersih itu, iman akan dengan mudah tumbuh dan berkembang subur. "a akan menebarkan cahaya ke seluruh anggota tubuh yang lain baik lahir maupun batin. ati orang yang bersih, bila ia taat kepada Allah S=T akan semakin terang dan bercahaya, dan akan semakin baik pula akhlaknya, hati yang kotor apabila ia melakukan dosa dan maksiat akan menghitamkan hatinyadan akan kabur pula perbuatan dan akhlaknya. "man Al-:ha&ali mengemukakan tanda-tanda orang yang hatinya bersih, beriman dan berakhlak mulia, yakni< 8% Khusyu5 dalam shalatnya .% 'erpaling dari hal-hal yang tidak bermanfaat 2% Selalu kembali kepada Allah S=T 6% ,engabdi hanya kepada Allah S=T ;% Selalu memuji dan mengagungkan Allah S=T ?% 'ergetar hatinya apabila disebut)diperdengarkan nama Allah S=T @% Tawadhu5 dan tidak sombong E% Arif dalam menghadapi orang-orang awam F% ,encintai orang lain seperti mencintai dirinya sendiri 89% ,enghormati tamu 88% ,enghargai dan menghormati tetangga 8.% 'erbicara selalu baik, santun dan penuh makna 82% Tidak banyak bicara dan besikap tenang dalam menghadapi segala persoalan 86% Tidak menyakiti orang lain, baik dengan sikap maupun perbuatanya -ara sufi juga mengemukakan banyak tanda-tanda manusia berakhlak, antara lain# $8% ,emiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya, $.% Tidak menyakiti orang lain, $2% 'anyak kebaikan, $6% 'enar dan jujur dalam ucapanya, $;% Tidak banyak berbicara tetapi banyak bekerja, $?% Sabar, $@% atinya selalu bersama Allah S=T, $ E% Tenang , $F% Suka berterima kasih, $89% Bidha terhadap ketentuan

Tuhan, $88% 'ijaksana, $8.% ati-hati dalam bertindak, $82% !isenangi kawan dan lawan, $86% Tidak -endendam, $8;% Tidak Suka mengadu domba, $8?% Sedikit makan dan tidur, $8@% Tidak pelit dan dengki, dan $8E% cinta karena Allah S=T dan benci juga karen Allah S=T.

#. KESIMPULAN
89

Akhirnya dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa etika, moral, susila dan akhlak sama, yaitu menentukan hokum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriyah. -erbedaaan antara etika, moral, dan susila dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. 1ika dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik buruk itu adalah al-3ur(an dan al-hadis. Namun demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan. 7raian tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa etika, moral dan susila berasala dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berdasarkan petunjuk Al*ur(an dan adis. !engan kata lain jika etika, moral dan susila berasal dari manusia sedangkan akhlak berasal dari Tuhan. Setiap muslim)muslimah harus ber-akhlaku l karimahterhadap diri sendiri antara lain dengan berprilaku gigih, berinisiatif dan rela b e r k o r b a n . , u s l i m ) m u s l i m a h y a n g b e r p r i l a k u s e p e r t i t e r s e b u t t e n t u a k a n memperoleh banyak hikmah. Selain itu setiap muslim)m uslimah harus ber-akhlaku karimah terhadap lingkungan, antara lain dengan bersik ap terpuji terhadaptumbuhan, hewan, dan lingkungan alam agar memperoleh banyak hikmah

DA$TAR PUSTAKA
Achmad, ,udlor. Tt. Etika dalam Islam. Al-"khlas. Surabaya. Al-1a&airi, Syekh Abu 'akar. .992. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Aentera. 1akarta.

88

'akry, 4emar. 8FE8. Akhlak Muslim. Aangkasa. 'andung. alim, Bidwan. 8FE@. Hukum Adat dalam Tanya Jawab. :halia "ndonesia. 1akarta. "lyas, +unahar. 8FFF. Kuliah Akhlak. Lembaga Pengka ian dan Pengamalan Islam. +ogyakarta. Kusumamihardja, Supan dkk. 8F@E. !tudia Islami"a. -t :iri ,ukti -asaka. 1akarta. ,asyhur, Kahar. 8FE?. Menin au berbagai A aran# $udi%ekerti&Etika dengan A aran Islam. Kalam ,ulia. 1akarta. ,ustofa, Ahmad. 8FFF. Ilmu $udaya 'asar. >G -ustaka Setia. 'andung. Nata, Abuddin. .992. Akhlak Tasawu(. -T Baja :rafindo -ersada. 1akarta Bifa(i, ,ohammad. 8FE@. )** Hadits $ekal 'akwah dan Pembina Pribadi Muslim. =icaksana. Semarang. http<))wi&anies.blogspot.com).99@)9E)akhlak-etika-moral.html http<))sdmdakwah.blogsome.com).99@)9;)89)?) http<))www.scribd.com)doc)?..;6FE6)Akhlakul-karimah 'uku -endidikan Agama "slam

Ca%a%an

8.

Anda mungkin juga menyukai