Anda di halaman 1dari 14

RANGKUMAN TEORI BELAJAR

Oleh Subanji Makalah disajikan dalam seminar Desiminasi Matematika SD di Batu, 30 April 2 Mei 2007

Thorndike dan Skinner (absorption theory)


pada hakekatnya adalah pandangan behavioristik peserta didik dianggap sebagai kertas putih atau gelas kosong kekuatan hubungan stimulus respon (perlu latihan, tugas rumah, PR, tugas menulis, pertanyaan sebagai bentuk stimulus, agar mendapat respon dari siswa) fungsi S-R untuk memperkuat konsep (concept reinforcment) aliran behavioristik tidak mampu menumbuhkembangkan siswa dalam konteks sosial budaya yang beragam, kurang mampu: berpikir kreatif, mengambil keputusan, kolaborasi/kooperative, pemecahan masalah, pengelolaan diri.

Jean Piaget (Teori Perkembangan Kognitif)


merupakan teori konflik sosiokognitif yang berkembang menjadi aliran konstrukstivistik kemauan belajar anak banyak ditentukan oleh karsa individu keaktifan siswa merupakan faktor dominan keberhasilan belajar kemandirian merupakan jaminan ketercapaian hasil belajar yang optimal penataan lingkungan bukan penentu terjadinya belajar, tetapi mempermudah belajar bisa berakibat kontraproduktif, budaya individualistik dan sokratik (self-generated knowledge individualistic pursuit of truth), unggulan budaya barat

Lanjutan Piaget
teori psikogenesis: pengetahuan berasal dari individu, posisi siswa terpisah dengan interaksi sosial, penciptaan makna / pengetahuan akibat kematangan biologis, primer (individu) sekunder (sosial). Mengutamakan interaksi dalam kelompok sebaya, bukan yang lebih dewasa Klasifikasi perkembangan kognitif: sensory motor, pra operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Asumsi: konsep tersusun dalam jaringan labalaba yang disebut skemata, konsep terkait akan terhubung: perlunya mengkaitkan pengetahuan baru dengan yang sudah ada, pengetahuan prasyarat memudahkan siswa memahami konsep. Perubahan struktur kognitif melalui adaptasi yang berimbang (equlibrasi): dengan proses asimilasi dan akomodasi

Lev Vygotsky (Teori Konstruktivisme Sosial)


teori sosiogenesis: primer (kesadaran sosial) skunder (individu) tataran pertumbuhan kemampuan: sosial (interpsikologis, intermental) spikologis (intrapsikologis, intramental) pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif: faktor primer intermental, faktor skunder (diturunkan/derivatif) intramental terbentuk melalui internalisasi / penguasaan proses sosial Siswa berpartisipasi dalam kegiatan sosial tanpa makna, internalisasi / pengendapan, pemaknaan / konstruksi pengetahuan baru, transformatif (menyebabkan perubahan, tidak sekedar transfer)

Lanjutan Vygotsky

Tingkat perkembangan kemampuan: aktual (mandiri) dan potensial (dibimbing, kolaborasi sebaya) jarak: zona perkembangan proksimal) Perlunya contoh, demontrasi, prakteks dari orang yang lebih dewasa Proses konstruksi: konstruksi bersama, dengan bantuan yang diistilahkan dengan scaffolding (contoh petunjuk, pedoman, bagan/gambar, prosedur, balikan) Melandasi pembelajaran: kolaboratif/kooperative, pbl, kontekstual, autentik

Jerome Bruner (perkembangan mental, kebermaknaan)


enactive (manipulasi obyek langsung) iconic (representasi gambar) symbolic (manipulasi simbol)

George Polya (Problem solving/ pemecahan masalah)


prosedur: memahami, merencanakan, melaksanakan, mengecek Ciri: siswa tertentang, tidak ada prosedur tetap, ada usaha Model: tidak rutin, soal cerita, soal terapan Strategi: penemuan terbimbing (guided discovery), investigasi, multiple solution, multiple methods of solution Pengembangan: Higher Order Thinking (kritis, kreatif, analitik)

Lanjutan Polya
Proses: persiapan (koleksi, informasi, pengamatan, penyelidikan, pendapat) Analisis (definisi, klasifikasi, evaluasi) Inkubasi (pengendapan dalam pikiran) Iluminasi (munculnya ide baru tak terduga) Usaha sadar menjawab /

Dienes (Permainan)
Dengan permainan siswa menjadi lebih tertarik dan tidak bosan terhadap bahan pelajaran yang diberikan

Ausubel (Meaningful instruction pembelajaran bermakna)


Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan itu dirasakan bermakna bagi siswa Kebermaknaan: sesuai dengan struktur kognitif, sesuai struktur keilmuan, memuat keterkaitan Seluruh bahan (ihtisar/resume/rangkuman/ringkasan /bahan/peta) Peta konsep adalah bagan / struktur tentang keterkaitan seluruh konsep secara terpadu / terorganisir (herarkhis, distributive/menyebar)

John Dewey (CTL)


mengkaitkan bahan pelajaran dengan situasi dunia nyata mendorong siswa menghubungkan yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, pengalaman sesungguhnya dan penerapannya / manfaatnya strategi: authentic, inkuiri, praktek kerja, pemecahan masalah sangat cocok untuk pelajaran IPA

Freudenthal dan Treffers (RME: Realistic Mathematics Education)


pematematikaan: horizontal (H), diteruskan Vertikal (V); realistic (H+,V+) mekanistik (drill & practice: (H- dan V-); empiris (H+, V-); strukturilistik (H-, V+)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan Tematik Problem Posing Pemecahan Masalah Open Ended Realistik

Anda mungkin juga menyukai