Teman-teman sekalian,
Secara sederhana lingkungan adalah ruang tempat kita hidup. Karena di
dalam lingkungan, kita dapat berlari, kita dapat berjalan, kita makan dan kita bisa
melakukan segala aktivitas dan rutinitas kita sehari-hari. Namun lingkungan tentu
tidak hanya sebatas manusia sebagai makhluk hidup saja tetapi ada juga makhluk
tidak hidup atau yang sering kita sebut dengan abiotik. Mereka saling berinteraksi
dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya sehingga ketika satu komponen
lingkungan rusak maka akan mempengaruhi komponen yang lainnya. Hal inilah yang
menjadi alasan mengapa keseimbangan dan interaksi menjadi parameter utama
dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Masih banyak lagi yang seharusnya bisa kita lakukan. Contohnya melakukan
peremajaan kembali dengan cara yang sederhana seperti menanam pohon di
lingkungan sekitar kita. Hal ini sangat membantu kita untuk mendapatkan udara yang
bersih. Kedua, bagi teman-teman yang sekolahnya jauh dari rumah, selagi masih
bisa dijangkau dengan naik sepeda, bersepedalah! Hal itu justru sangat
menguntungkan kita. Selain untuk olahraga, hal itu juga membantu mengurangi
polusi udara.
Ketiga, jangan membakar sampah karena akan mengakibatkan pencemaran
udara. Mulailah melakukan pemilahan antara sampah-sampah organik dan
anorganik. Untuk sampah organik, kita bisa saja mengolahnya kembali, dibuat
menjadi makanan ternak, komposting atau pengomposan dan juga biogas. Untuk
sampah anorganik, kita bisa menjual ke pasar loak tergantung apa jenisnya atau bisa
juga di daur ulang.
Teman-teman sekalian,
Mungkin sebagian besar orangtua kita seperti orangtua saya juga kurang
mengerti mengenai maksud pemilahan sampah organik dan anorganik. Nah, untuk
itulah kita sangat dibutuhkan. Kita sebagai kaum terpelajar yang sudah dibekali ilmu
oleh bapak dan ibu guru kita seharusnya bisa mensosialisasikan hal tersebut. Kalau
bisa tidak hanya kepada orangtua, kepada tetangga-tetangga atau kepada teman-
teman yang belum tahu perlu kita beritahukan. Karena itulah manfaat dan tugas kita
sebagai siswa atau kaum terpelajar yang peduli pada lingkungan. Kita harus bisa
menyadarkan mereka bahwa kita adalah bagian dari lingkungan dan lingkungan
adalah bagian dari alam. Kita semua berada dalam satu lingkaran yang berputar
yang akan saling menguntungkan jika sama-sama menjaga dan akan memusnahkan
jika dirusak. Namun tetap manusia adalah makhluk paling dominan, yang paling
menentukan bagaimana nasib lingkungan selanjutnya.
Namun di samping itu semua, saya perlu tegaskan sekali lagi. Jika
membuang sampah pada tempatnya pun masih belum bisa kita lakukan dengan
baik, bagaimana mungkin kita juga bisa menyadarkan orang lain? Artinya jika hal-hal
kecil saja belum bisa kita lakukan, mustahil kita bisa melakukan hal-hal yang besar.
Jawabannya hanya satu yaitu ”perubahan tak datang sendiri, kita yang memulainya.”
Lalu kapan akan kita mulai? Jawabannya adalah sekarang!!! Memang terkadang
memulai ini sesuatu yang teramat sangat sulit. Namun jika kita sudah berani
memulai pasti ada keinginan untuk melanjutkan. Kesadaran adalah awal dari
kepedulian.
Jika kesadaran kita akan lingkungan sudah tumbuh, maka kita akan dengan
mudah membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon di lingkungan sekitar,
tidak membakar sampah, memilah sampah organik dan anorganik, dan akhirnya
mampu menjadi duta lingkungan dalam masyarakat yang akan menyadarkan
masyarakat betapa pentingnya menjaga lingkungan.
Yang artinya kurang lebih mengajak kita untuk memulihkan dunia atau bumi kita
untuk saya, untuk kamu, dan semua makhluk. Kita diajak untuk lebih peduli pada
kehidupan, menjadikan bumi sebagai tempat yang lebih baik lagi.
Save it for our children. Menjaganya untuk generasi selanjutnya.