Anda di halaman 1dari 22

DIN AL-ISLAM

Kelompok 9:
1. Deta Novian A. 2. Nensi Fitria Deli 3. Riznabela Sari Kurnia (13.7564) (13.7775) (13.7851)

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK JAKARTA

DIN AL-ISLAM

A. PENGERTIAN ISLAM Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata Islam berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT,


Artinya: Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati (Q.S. 2:112). Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaranNya . Hal senada dikemukakan Hammudah Abdalati . Menurutnya, kata Islam berasal dari akar kata Arab, SLM (Sin, Lam, Mim , , ) yang berarti kedamaian, kesucian,

penyerahan diri, dan ketundukkan. Dalam pengertian religius, menurut Abdalati, Islam berarti penyerahan diri kepada kehendak Tuhan dan ketundukkan atas hukum-Nya (Submission to the Will of God and obedience to His Law). Hubungan antara pengertian asli dan pengertian religius dari kata Islam adalah erat dan jelas. Hanya melalui penyerahan diri kepada kehendak Allah SWT dan ketundukkan atas hukum-Nya, maka seseorang dapat mencapai kedamaian sejati dan menikmati kesucian abadi. Ada juga pendapat, akar kata yang membentuk kata Islam setidaknya ada empat yang berkaitan satu sama lain, yaitu: 1. Aslama, artinya menyerahkan iri. Orang yang masuk Islam berarti menyerahkan diri lepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.

2. Salima, artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat. 3. Sallama, artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain (tugas dakwah atau amar maruf nahyi munkar)/ 4. Salam, artinya aman, damai atau senota. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika hanya pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama. Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan, Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Nama Islam bagi agama ini diberikan oleh Allah SWT sendiri. Dia juga menyatakan hanya Islam agama yang diridhai-Nya dan siapa yang memeluk agama selain Islam kehidupannya akan merugi di akhirat nanti. Islam juga dinyatakan telah sempurna sebagai ajaran-Nya yang merupakan rahmat dan karunia-Nya bagi umat manusia, sehingga mereka tidak memerlukan lagi ajaran-ajaran selain Islam.

Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpkul, yang jatuh, yang diatnduk dan diterkam binatang buas, kecuali sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan (bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (dihramkan juga) mengundi

nasih dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepadaKu. Pada hari ini Aku telah sempurnakan agamamu (Islam) dan Aku telah melimpahkan nikmat-Ku padamu, dan Aku ridha Islam sebagai agamamu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaha berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. AlMaidah :3). Menurut Al-Quran, semua agama yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul sebelum Muhammad pun pada hakikatnya adalah agama Islam dan pemeluknya disebut Muslim (Q.S. 2:136, 10:72 dan 84, 12:101, 3:52, 4:163-165). Bahkan, Hawariyun, yakni sebutan bagi pengikut Nabi Isa a.s., menyebut diri mereka Muslim (Q.S. 3:52). Inilah salah satu kekhasan agama Islam. Nama Islam tidak diasosiasikan pada pribadi seseorang, nama ras, suku, ataupun wilayah. Sebagaimana dikemukakan Abul Ala Al-Maududi , Islam sama sekali tidak seperti nama agama-agama lain yang dikaitkan dengan nama sesuatu atau seseorang. B. GARIS BESAR DAN SISTEMATIKA AJARAN ISLAM Ada 3 pokok yang diambil dari garis besar agama Islam, yaitu: 1. Aqidah Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan. Bentuk jamaknya ialah aqaid. Arti aqidah menurut istilah ialah keyakinan hidup atau lebih khas lagi iman. Sesuai dengan maknanya ini yang disebut aqidah ialah bidang keimanan dalam islam dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh seorang muslim/mukmin. Terutama sekali yang termasuk bidang aqidah ialah rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Akhir dan kepada qadadan qadar. Aqidah adalah sistem keyakinan yang mendasari seluruh aktivitas muslim. Ajaran Islam berisikan tentang apa saja yang mesti dipercayai, diyakini, dan diimani oleh setiap muslim. Karena agama Islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan kepada Allah swt, maka aqidah merupakan sistem kepercayaaan yang mengikat manusia

kepada Islam. Seorang manusia disebut muslim jika dengan penuh kesadaran dan ketulusan bersedia terikat dengan sistem kepercayaan Islam. Karena itu, aqidah merupakan ikatan dan simpul dasar dalam Islam yang pertama dan utama. Aqidah dibangun atas 6 dasar keimanan yang lazim disebut Rukun Iman. Rukun iman meliputi : iman kepada Allah swt, para malaikat, kitab kitab, para Rasul, hari akhir, dan Qodlo dan Qodar. Allah berfirman dalam QS.An-Nisa, ayat 136


Artinya: Wahai orang yang beriman, tetaplah beriman kepaada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, Rasul-Nya, hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh- jauhnya. Berdasarkan 6 fondasi tersebut, maka keterikatan setiap muslim yang semstinga ada pada setiap jiwa muslim adalah : a. Meyakini bahwa Islam adalah agama yang terakhir, mengandung syariat yang menyempurnakan syariat-syariat yang diturunkan Allah sebelumnya. b. Meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya gama yang benar di sisi Allah, Islam datang dengan membawa kebenaran yang bersifat absolut guna menjadi pedoman hidup agar kehidupan manusia selaras dengan fitrahnya. c. Meyakini bahwa Islam adalah agama yang unviersal serta berlaku untuk semua manusia dalam segala lapisan masyarakat dan sesuatu dengan tuntutan budaya manusia. 2. Syariah Komponen Islam yang kedua adalah syariah yang berisi peraturan dan perundangundangan yang mengatur aktifitas yang seharusnya dikerjakan manusia. Syariat adalah sistem nilai yang merupakan inti ajaran Islam. Syariah aatau sistem nilai Islam yang diciptakan oleh Allah sendiri. Dalam kaitan ini, Allah disebut Syaari atau pencipta hukum. Syariah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak Tuhan, sesama manusia dan alam

seluruhnya, peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut ibadah, dan yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam seluruhnya. Sistem nilai Islam secara umum meliputi dua bidang: a. Syariat yang mengatur hubungan manusia vertikal dengan Allah (ibadah mahdah). Disebut ibadah mahdah karena sifatnya yang khas dan sudah ditentukan secara pasti oleh Allah dan dicotohkan secara rinci oleh Allah. Dalam konteks ini, syariat berisikan ketentuan tentang tata cara peribadatan manusia kepada Allah, seperti kewajiban shalat, puasa, zakat, haji. b. Syariat yang mengatur hubungan manusia secara horizontal dengan sesama dan makhluk lainnya (muamalah). Muamalah meliputi ketentuan perundangundangnya yang mengatur segala aktivitas hidup manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan alam sekitarnya. Adanya sistem muamalah ini membuktikan bahwa Islam tidak meninggalkan urusan dunia, bahkan tidak pua melakukan pemisahan terhadap persoalan dunia maupun akhirat. Bagi Islam, ibadah yang diwajibkan Allah atas hambanya bukan sekedar bersifat formal belaka, melainkan disuruhnya agar semua aktivitas hidup dijalankan manusia hendaknya bernilai ibadah. Ajaran ini sesuai dengan ajaran Islam tentang tujuan diciptakannya manusia supaya beribadah. 3. Akhlak Akhlak adalah berasal dari bahasa Arab jamat dari khuluq yang artinya perangai atau tabiat. Sesuai dengan arti bahasa ini, maka akhlak adalah bagian ajaran islam yang mengatur tingkahlaku perangai manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran. Akhlak merupakan komponen dasar Islam yang ketiga yang berisi ajaran tentang perilaku atau sopan santun. Akhlak maupun syariah pada dasarnya membahas perilaku manusia, tetapi yang berbeda di antaranya adalah obyek materia. Syariah melihat perbuatan manusia darin segi hukum yaitu : wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Sedangkan akhlak melihat perbuatan manusia dari segi nilai / etika, yaitu perbuatan baik ataupun buruk.

Akhlak merupakan sistematika Islam, sebagai sistem, akhlak memiliki spektrum yang luas, mulai sikap terhadap dirinya, orang lain, dan makhluk lain, serta terhadap Allah SWT. Berikut adalah perkara-perkara yang berada dalam cakupan akhlak: a. Khalik 1) Beriman kepada Allah 2) Mentauhidkan Allah 3) Menghambakan diri 4) Berdoa kepada Allah 5) Ridho kepada Allah 6) Ihklas kepada Allah b. Mahluk 1) Manusia (a) Nabi Muhammad SAW - Beriman kepada Rasulullah SAW - Cinta kepada Rasulullah SAW - Bersalawat untuk Rasulullah SAW (b) Diri sendiri - Sabar - Tawadu - Benar - Iffah (c) Keluarga - Menikah bila mampu - Adil terhadap saudara - Membina dan mendidik keluarga, memenuhi haknya - Memelihara keturunan (kesuciannya) - Menjalin tali silaturahmi (d) Masyarakat - Ukhuah - Taawun - Adil - Pemurah - Pemaaf Menepati janji Musyawarah Wasiat kebenaran dalam Hilmun Amanah Syajaah Qanaah 7) Cinta dan benci karena Allah 8) Takwa karena Allah 9) Taubah kepada Allah 10) Tawakkal kepada Allah 11) Syukur kepada Allah 12) Zikrullah

2) Alam (flora & fauna) (a) Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam. (b) Memanfaatkan alam (c) Tidak mengeksploitasi sumber daya yang ada Aqidah, syariah, dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam. ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Aqidah sebagai sistem kepercayaan yang bermuatan elemen elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai sistem nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sdangkan akhlaq sebagai sistem etika menggambarkan arah dan tujuan yuang hendak dicapai agama. Oleh karena itu, ketiga komponen tersebut seyogyanya terintegrasi dalam diri seorang muslim. Integrasi ketiga komponen tersebut dalam ajaran Islam ibarat sebuah pohon. Akarnya adalah aqidah, sementar batang, dahan, dan daunnya adalah syariah, sedangkan buahnya adalah aqidah. Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya ditujukan kepada Allah sehingga tergambar akhlaq yang terpuji. Atas dasar hubungan itu, maka : Seseorang yang melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi oleh aqidah , maka orang itu termasuk dalam kategori kafir. Seseorang yang mengaku beraqidah, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik. Seseorang yang mengaku beraqidah dan melaksanakan syariah, tetapi dengan landasan aqidah yang tidak lurus, maka orang itu disebut munafik. C. Ad-Dinul Islam Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan diakui Allah. Firman

Artinya: Sesungguhnya agama yang benar dan diridhaio Allah ialah agama Islam, tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisabNya.(QS Ali Imran : 19)

Islam adalah salah satu cara hidup yang sempurnah yang dicipta sendiri oleh Allah dan juga merupakan nikmat Allah kepada kita. Firman Allah:

Oleh karena hanya Islam saja satu-satunya agama (cara hidup) di sisi Allah, maka Allah melarang kita mencari cara hidup selain daripada Islam. Firman Allah:

Artinya: Sesiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima daripadanya dan pada hari akhirat kelak ia termasuk ke dalam golongan orang orang yang rugi. (Ali Imran : 85)

Dinul Islam mengandung pengertian yang dalam dan sangat luas. Dengan demikian bagi yang telah memahami dan menghayatinya, diharapkan dapat dengan ikhlas dan sadar mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tujuan Ad-dinul Islam merupakan suatu arah yang harus dicapai oleh setiap muslim dan muslimat. Dengan mengetahui tujuannya maka akan timbul gairah atau semangat mengabdikan diri kepada Allah SWT. Setiap umat harus mengetahui apa yang ada dalam ruang lingkup dinul Islam, seperti pengetahuan yang menjelaskantentang sarana, amalan, pengabdian dan batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan RasulNya. Pengertian Dinul Islam dapat dilihat dari segi bahasa (logat) dan dari segi istilah (terminologi): 1. Dari segi bahasa dinul Islam terdiri atas dua kata: a. Addin berarti peraturan, undang-undang, pedoman, agama, tata cara dan adat istiadat.

Pada bagian ini, Ad Din berarti cara hidup. Ad Din adalah suatu sistem yang mencakup peraturan-peraturan yang menyeluruh, serta merupakan undang-undang yang lengkap dalam semua urusan hidup manusia untuk kita terima dan mengamalkannya secara total. Karena itu, Islam bukanlah sekedar agama, tapi juga suatu cara hidup serta suatu sistem, pedoman hidup dan juga peraturan-peraturan yang menyeluruh.Islam adalah Ad-Din yang telah diwahyukan Allah kepada Rasulullah SAW sebagai rahmat bagi seluruh semesta alam. Ia adalah Ad Din yang berintikan kepada dua hal, yaitu iman dan amal. Iman merupakan aqidah atau pokok, dan diatasnya berdiri syariat Islam. Dengan diutuskan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi penutup, maka syariat Islam telah menutup seluruh syariat nabi-nabi sebelumnya dan menempatkannya sebagai syariat terakhis yang sempurna. Tidak ada lagi syariat selain syariat Islam. Di dalamnya tidak terdapat perbedaan tatacara beribadah, asas-asa kehidupan dan undang-undnag yang berlaku bagi manusia dan seluruh alam hingga akhir kiamat.

Firman Allah SWT:

Yang artinya : Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. (QS. Al-Kafirun : 6)

b. Addin yang berarti pembalasan dan kiamat Ad-din atau Ad-Dain (jika huruf dalnya dibaca fathah) bermakna agama atau hutang. Sebagian ahli musafir menjelaskan bahwa ad-din di sana merupakan hari pembalasan. Allah menguasai manusia pada saat hidup namun sekaligus memberikan kelulasaan dan kebebasan untuk memilih jalan hidupnya masingmasing. Hanya saja Allah menyediakan balasan bagi makhluk yang sudah menempuh jalannya yang akan diberikan pada hari kiamat. Firman Allah SWT :

Yang artinya : Penguasa hari pembalasan (kiamat) (QS. Al-Fatihah : 4)

c. Addin yang berarti nasihat Rasulullah SAW bersabda : Dia itu nasihat. (Al-Hadist) 2. Dari segi istilah, dinul Islam diartikan seperti berikut ini: Addin atau Din ialah peraturan atau undang-undang yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam hubungan dengan Allah (khalik) dan hubungannya dengan sesama umat manusia (makhluk) agar tidak mengalami kekacauan dan hambatan.

Firman Allah SWT: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agam yang lurus, dan supaya mereka mendiriki shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). (QS Al-Bayyinah : 5)

Dinul Islam berarti peraturan atau pedoman yang datangnya dari Allah berupa wahyu kepada Rasul-Nya untuk seluruh manusia agar memperoleh keselamatan. Dengan tunduk atau pasrah kepada Allah, dinul Islam wajib dilaksanakan menurut tahap kemampuannya sehingga tercapainya kedamaian dan kebahagiaan dunia sampai akhirat.

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan mebawa petunjuk dan agam yang benar agar Dia memenangkan di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik benci. (QS. As-Saf : 9)

Berupaya mengetahui tujuan dinul Islam merupakan suatu keharusan bagi seorang hamba muslim karena dapat menimbulkan gairah mengamalkannya. Tujuan dinul Islam dapat disimpulkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut: 1. Dinul Islam bertujuan agar setiap muslim mentaati peraturan Allah dan Rasulnya serta peraturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Peraturan harus ditaati dan dilaksanakan. Hanya dengan mentaati dan melaksanakan peraturan tersebut hidup kita akan selamat di dunia sampai akhirat. 2. Dinul Islam bertujuan agar setiap muslim beriman kepada Alah dan berakidah secara benar, menghindari kemusyrikan, kekhurufatan dan ketahayulan. Tunduk dan pasrah kepadaNya untuk memperoleh hidayah dari Allah dengan disertai ikhtiar merupakan wewenang yang dianugerahkan Allah SWT kepada setiap manusia. 3. Dinul Islam bertujuan agar setiap muslim bertakwa, beribadah sesuai dengan tuntunan syariat yang didasarkan atas kemampuannya sebagai muslim. Dinul Islam tidak merupakan beban berat jika dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, kesadaran dan pemahaman yang tinggi apalagi pengamalan ibadah mengenai jenjang kesanggupan. 4. Dinul Islam bertujuan agar setiap muslim berakhlak mulia, beramal saleh, bergaul dan memelihara hubungan dengan semua makhluk Allah. Selain itu, setiap muslim harus berusaha memelihara lingkungan dan melestarikannya untuk memperoleh kedamaian dan ketentraman. Berikut adalah keunggulan agam Islam, sebagai agama yang addin:

AGAMA ISLAM

AQIDAH SIFAT TUHAN KENABIAN KITAB SUCI KETUHANAN Tauhid, Tuhan Alloh memiliki sifat- nabi adalah pri kitab suci Alhanya satu yaitu sifat yang mulia dan badi pilihan yang Quran Allah sempurna yang tidak terjaga dari segala firman mungkin oleh diserupai macam pun. tercela, adalah Alloh,

sifat bukan buatan atau bahkan rekaan Nabi

siapa

Yaitu sifat-sifat yang sebelum Quran dan hadits- nabi. hadits yang shohih, demikian, tanpa menyerupa- nabi

mereka Muhammad yang

tersebut dalam Al- diangkat menjadi mesti diriwayatkan Namun secara mutawatir

para sebagaimana adalah aslinya. Ada pun

AGAMA

AQIDAH KETUHANAN

SIFAT TUHAN

KENABIAN

KITAB SUCI Nabi

kan dengan si-fat- manusia sifat makhluk lain.

biasa perkataan

yang tidak me- shollallohu alaihi miliki sifat-sifat wa sallam adalah hadits, yang hadits pun diriwayatkan secara shohih atau hasan. mesti

ketuhanan.

YAHUDI

Meyakini keesaan Alloh Allah namun menyembah Uzair/Ezra diyakini anak tuhan

dianggap Yahudi

banyak kitab suci mereka sifat- telah musnah

memiliki sifat-si- fat memberi masih yang sempurna,

kurang sifat tercela pada ketika seperti para nabi, seperti : perkampungan diserbu

yg kikir, bodoh, faqir pemabuk, pezina, mereka sebagai dan lain-lainnya. mata

ke-ranjang oleh Bukhtunshir.

dan lain-lain, baik Pe-nulisan kembali sebelum maupun kitab setelah nabi. men-jadi dan Bahkan tidak TAURAT TALMUD la-gi

mereka tak segan- diketahui segan membunuh penulisnya para tidak dengan nabi yang waktu sesuai penulisannya. hawa dan

nafsu mereka.

AGAMA PROTESTAN

AQIDAH SIFAT TUHAN KENABIAN KETUHANAN Meyakini keesaan Alloh adalah sosok membolehkan Tuhan Tuhan namun yang

KITAB SUCI Injil versi King tidak

biasa seorang nabi me James,

mereka digambarkan dalam miliki masa lalu orisinil. buruk, Periwayatannya tidak mutawatir, shohih, aslinya lagi

dibagi 3 oknum; wujud manusia atau yang

yaitu Tuhan Bapa, diserupakan dengan sebagaimana Tuhan anak bentuk manusia.

Rosul Paulus yang tidak mantan musuh bahasa tidak besar Nabi Isa.

(Isa/yesus), da

diketahui. Bahkan dimungkinkan bagi mereka untuk melakukan revisi. KATHOLIK Sama Protestan seperti Alloh adalah sosok membolehkan namun yang biasa seorang Injil ver-si Douay nabi tidak lagi orisinil.

juga menyembah digambarkan dalam memi liki masa Periwayatannya Bunda Maria wujud manusia atau lalu yang buruk, tidak diserupakan dengan mereka bentuk manusia. juga tidak bahasa mutawatir, shohih, aslinya diketahui.

mengkultuskan

para nabi, bahkan tidak memberikan sebagian Tuhan kepa Banyak

sifat mengalami da penambahan yang tidak ada pada Injil versi Protestan.

para nabi.

AGAMA HINDU

AQIDAH KETUHANAN Tuhan tertingginya adalah

SIFAT TUHAN

KENABIAN

KITAB SUCI

dewa-dewa memiliki tidak

mengakui Veda, tidak hanya

sifat-sifat yang serba adanya para nabi. kidungkidung sifat Mereka hanya gubahan para reci kepada dan pertama yang

Is-wara kekurangan,

atau Trimurti yang yang ada pada suatu percaya

terdiri dari Dewa dewa tidak dimiliki para Reci yang dibuku kan tanpa Brahma, Dewa oleh dewa lainnya. bertapa menda dan diketahui pat dan penulis waktu Bah-

Wisnu dan Dewa Menggambarkan Ciwa

dewa dewi mereka wangsit berkenaan ditulisnya. dengan bentuk, berbentuk berbagai dengan ada yang mereka.

agama kan tidak semua orang diizinkan mendengar membaca Veda. dan kitab Hindu

manusia

dan ada pula yang berbentuk ada yang hewan, tampan

atau cantik, ada juga yang kejam. BUDHA Tuhan adalah Hyang tertinggi Tuhan tertinggi tidak mengenal Tripitaka, hanya jelek dan

Sang digambarkan Adhi sebagai

adanya para nabi. khutbah-khutbah reka hanya Sidharta Gautama ditulis

manusia Me

Budha. Selain itu, sedang duduk bersila mengakui adanya yang

mengimport pula dengan bertelanjang orang-orang suci abad sepening-gal dewa-dewi dari dada. Dan sifat-sifat yang ber-upaya Sidharta, belum Ditulis secara

agama Hindu atau dewa-dewi dari

lainnya mencapai tingkat lengkap. baru

ajaran sama dengan agama kebudhaan.

Animisme China. Hindu. Shidarta Gautama dan suci dianggap orang-orang yang telah

lengkap sekitar 4 abad setelah

meninggalnya Sidharta.

mencapai derajat kebudhaan ikut

AGAMA

AQIDAH KETUHANAN disembah.

SIFAT TUHAN

KENABIAN

KITAB SUCI

D. AGAMA SAMAWI DAN BUDAYA Para pakar memiliki beragam pengertian mengenai agama. Secara etimologi, kata agama bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan diambil dari istilah bahasa Sansekerta yang menunjuka pada sistem kepercayaan dalam Hinduisme dan Budhisme di India. Agama terdiri dari kata a yang berarti tidak dan gama yang berarti kacau. Dengan demikian, agama adalah sejenis yang menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengantarkan manusia menuju keteraturan dan ketertiban.

Ada berbagai cara menggolongkan agama-agama dunia. Ernst Trults seorang teolog Kristen menggolongkan agama-agama secara vertikal: pada lapisan paling bawah adalah agama-agama suku, pada lapisan kedua adalah agama hukum seperti agama Yahudi dan Islam; pada lapisan ketiga, paling atas adalah agama-agama pembebasan, yaitu Hindu, Buddha. Karena Ernst Trults adalah seorang Kristen, maka agama Kristen adalah puncak dari agama-agama pembebasan ini. Ram Swarup, seorang intelektual Hindu dalam bukunya; Hindu View of Christianity and Islam menggolongkan agama menjadi agama-agama kenabian (Yahudi, Kristen dan Islam) dan agama-agama spiritualitas Yoga (Hindu dan Buddha) dan mengatakan bahwa agama-agama kenabian bersifat legal dan dogmatik dan dangkal secara spiritual, penuh klaim kebenaran dan yang membawa konflik sepanjang sejarah. Sebaliknya agama-agama Spiritualitas Yoga kaya dan dalam secara spiritualitas dan membawa kedamaian. Ada yang menggolongkan agama-agama berdasarkan wilayah dimana agama-agama itu lahir, seperti agama Semitik atau rumpun Yahudi sekarang disebut juga Abrahamik (Yahudi, Kristen, dan Islam) dan agama-agama Timur (Hindu, Buddha, Jain, Sikh, Tao, Kong Hu Cu, Sinto). Ada pula yang menggolongkan agama sebagai agama langit (Yahudi, Kristen, dan Islam) dan agama bumi (Hindu, Buddha, dll.) Penggolongan ini paling disukai oleh orangorang Kristen dan Islam, karena secara implisit mengandung makna tinggi rendah, yang

satu datang dari langit, agama wahyu, buatan Tuhan, yang lain lahir di bumi, buatan manusia. Dr. H.M. Rasjidi, dalam bab Ketiga bukunya Empat Kuliyah Agama Islam Untuk Perguruan tinggi membagi agama-agama ke dalam dua kategori besar, yaitu agama-agama alamiah dan agama-agama samawi. Agama alamiah adalah agama budaya, agama buatan manusia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah agama Hindu dan Budha. Samawi artinya langit. Agama samawi adalah agama yang berasal dari Tuhan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah agama Yahudi, Kristen, dan Islam. 1. Agama samawi Agama samawi adalah agama yang benar-benar berasal dari Yang Ilahi. Oleh karena itu, agama samawi memiliki kitab suci. Menurut pandangan Islam, agama Samawi adalah agama yang bertalian dengan langit atau agama langit. Agama juga adalah soal keyakinan. Agama Samawi berarti agama monoteisme yang menaruh keyakinan dan kepercayaan hanya kepada satu Allah. Y.W.M Bakker berpendapat bahwa dasar gerakan agama ialah suatu kepercayaan kepada yang datang dari Tuhan. Agama tersebut berasal dari Tuhan. Agama samawi adalah agamanya murni dari Tuhan dan benar-benar berasal dari Tuhan. Agama Samawi, khususnya agama Islam mempunyai 6 ciri-ciri, yaitu:

Artinya : Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan AlHikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (Q.S AlBaqarah : 151) Agama Samawi, khususnya agama Islam mempunyai 6 ciri-ciri, yaitu: a. Membawa kitab suci yang dibawa oleh Nabi atau Rasul utusan Tuhan

Artinya : Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan). dan tahukah kamu, boleh Jadi hari kiamat itu (sudah) dekat ? ( Q.S Asy- Syura 17) b. Sistem kehidupan takluk dan mengarah kepada sistem dalam agama

Artinya : dan Katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (Q.S Al-Isra` : 81) c. Mentalitas penganutnya tidak dapat mengubah agama, tetapi agama mengubah mentalitas penganutnya.

Artinya : andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (Q.S Al-Mu`minun : 71) d. Kebenaran prinsip agama tidak luntur oleh kritik akal karena ajaran agam tersebut tidak bertentangan dengan akal

Artinya: Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang ragu. (Q.S Al-Baqarah : 147) e. Konsep agama serba monoteis, serba esa

Artinya : Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. f. Kebenarannya adalah universal, yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan

Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. ( Q.S Al-Baqarah : 2 ) 2. Agama budaya Agama Budaya juga disebut Agama Ardhi, Agama Bumi, kadang disebut agama Rayu Dan Agama Alam. Agama budaya adalah agama yang ajaran-ajarannya diciptakan oleh manusia sendiri, tidak diwahyukan oleh Allah melalui Rasul-Nya. Agama budaya mempunya 6 ciri-ciri, yaitu: a. Asal agama tidak melalui nabi atau rasul utusan Tuhan b. Tidak mempunyai kitab suci yang dibawa oleh nabi atau rasul utusan Tuhan, melainkan kitab yang disusun oleh manusia. c. Sistem merasa dan berpikir masyarakatnya sangat terikat oleh sistem seluruh kehidupan. d. Agama budaya sewaktu-waktu berubah karena perubahan mentalitas masyarakat penganutnya. e. Ajaran agama budaya tidak kuat bertahan atas kritik oleh akal. f. Konsep ketuhanan cenderung serba politeistis banyak Tuhan.

Contoh kitab agama budaya : a. Tripitaka Tripitaka adalah kitab umat Buddha. Setiap umat Buddha berpegang teguh kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat ucapan dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. b. Weda Weda merupakan kitab dari agama Hindu, weda adalah kitab suci umat Hindu yang disusun oleh seorang Maharesu dari kaum brahma krishna Dwaipayana Wyana bersama-sama muridnya.

c. Zen Avesta Zen avesta adalah kitab suci dari kaum Majusi atau yang dikenal dengan nama Zoroaster. d. Sishu Wujing Sishu wujing adalah kitab suci penganut konghuchu, Kitab ini disusun oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM. Agama Kong Hu Cu ini dianut oleh sebagian masyarakat Tionghoa (China) Perbedaan agama samawi dan budaya No 1 Agama Samawi Disiarkan oleh nabi atau rasul Allah 2 Berpedoman pada kitab suci AlQuran 3 Sistem kehidupan mengikuti aturan aturan Allah 4 Manusia tidak dapat mengubah agama 5 Agama tidah luntur karena kritik akal 6 Konsep agama serba monoteistis Konsep agama bersifat politeistis Agama berubah sebab kritik akal Agama ditetapkan oleh manusia Sistem kehidupan diatur oleh akal Tidak mempunyai kitab Agama Budaya Tidak mempunya nabi atau rasul

DAFTAR PUSTAKA

Modul Mata Kuliah Pendidikan Agama http://pusdai.wordpress.com/2008/11/12/arti-islam-etimologis-terminologis/ http://warkopmbahlalar.com/2436/pengertian-agama-menurut-islam/ http://tafsir.cahcepu.com/alkaafiruun/al-kaafiruun-1-6/ http://mindadidik.wordpress.com/tarbiyyah/islam-sebagai-ad-din/ http://blogs.itb.ac.id/curatcoret/2013/02/apakah-allah-menguasai-kita-hari-ini/ http://www.alquran-indonesia.com

Anda mungkin juga menyukai