Anda di halaman 1dari 7

493 Performa ika nila best ...

(Muhammad Hunaina Fariduddin Ath-thar)


ABSTRAK
Target kenaikan produksi perikanan sampai dengan 353% dan ketersediaan perairan payau telah
meningkatkan kesempatan untuk mengembangkan strain baru yang cocok untuk dibudidayakan di perairan
tersebut. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui performa benih ikan nila BEST (Best
Enhanced Strain Tilapia) dalam media salinitas. Hasil yang diperoleh meperlihatkan bahwa larva dapat
hidup dengan sintasan di atas 80% pada salinitas 0 hingga 15 ppt. Sedangkan rata-rata sintasan untuk benih
35 cm pada berbagai salinitas menunjukkan bahwa LC
50
didapatkan setelah 3 jam ikan dipelihara dalam
media bersalinitas 21,5 ppt. Pada benih 58 cm, sintasan dari berbagai salinitas menunjukkan bahwa LC
50
didapatkan setelah 36 jam ikan dipelihara dalam media bersalinitas 15 ppt. Disimpulkan bahwa larva dan
benih ikan nila BEST dapat hidup dengan baik hingga salinitas 15 ppt. Pengamatan pertumbuhan panjang
memperlihatkan bahwa hanya salinitas 7,5 ppt yang memberikan perbedaan terhadap kontrol (0 ppt) pada
tingkat P<0,05. Untuk pertambahan bobot badan hasil terbaik diperoleh pada salinitas 2,5 ppt dengan
perbedaan nyata terhadap 15 ppt (P<0,05) dan sangat nyata terhadap kontrol (P<0,01). Sedangkan pada
biomassa, perbedaan nyata hanya terdapat anatara salinitas 7,5 ppt dengan kontrol (P<0,01). Secara
berurutan mulai dari salinitas 0; 7,5; dan 15 ppt, pertumbuhan mutlak panjang, bobot badan, dan biomassa
total adalah sebagai berikut: L
0ppt
=2,10,23, W
0ppt
= 7,00.29, B
0ppt
= 139,86.72; L
7,5ppt
= 2,30.06,
W
7,5ppt
= 8,20,42, B
7,5ppt
= 164,38,46; L1
5ppt
= 2,30,21; W
15ppt
7,80,45; B
15ppt
= 155,68,95.
Pengamatan setelah 50 hari, secara berurutan mulai dari ukuran 35 salinitas 0 dan 5 ppt serta ukuran 5
8 salinitas 0 dan 5 ppt untuk pertumbuhan mutlak bobot adalah sebagai berikut: 35
0ppt
: 4,00,34; 3
5
15ppt
: 4,80,27; 58
0ppt
: 7,40,35; 58
15ppt
: 9,20,98. Pengamatan pertumbuhan bobot badan
memperlihatkan bahwa pada kedua ukuran ikan pertumbuhan mutlak menunjukkan hasil terbaik pada
salinitas 15 ppt.
KATA KUNCI: nila BEST, Oreochromis sp., salinitas, pertumbuhan
PENDAHULUAN
Potensi perikanan budidaya secara nasional diperkirakan sebesar 15,59 juta ha yang terdiri atas
potensi air tawar sebesar 2,23 juta ha; air payau 1,22 juta ha; dan budidaya laut 12,14 juta ha.
Sedangkan pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing baru mencapai 10,1% untuk budidaya air
tawar; 40% budidaya air payau; dan 0,01% untuk budidaya laut. Mengingat pemanfaatan potensi
perikanan budidaya yang masih demikian rendah maka diperlukan langkah-langkah konkrit mendorong
peningkatan produksi ikan yang permintaan pasarnya sangat besar baik untuk konsumsi dalam negeri
maupun luar negeri. Banyaknya lahan tambak yang tidak dioperasikan lagi (idle) merupakan lahan
tidur yang perlu dioptimalkan.
Salah satu jenis ikan yang dapat dibudidayakan pada areal bekas tambak udang adalah ikan nila
Oreochromis niloticus. Ikan ini memiliki banyak keunggulan untuk dikembangkan dibandingkan dengan
jenis ikan lainnya karena sifat biologi yang menguntungkan seperti mudah berkembang biak,
pertumbuhannya cepat, pemakan segala bahan makanan (omnivora), daya adaptasinya luas, dan
toleransinya tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan. Kemampuan adaptasi terhadap lingkungan
dan sistem budidaya intensif menghasilkan penyebaran usaha budidaya nila yang luas di seluruh
dunia, demikian juga di negara-negara Asia yang menjadi penghasil nila terbesar (Pullin, 1997; FAO,
2004).
Peranan ikan sebagai sumber pangan yang semakin besar menuntut peningkatan produksi
perikanan yang dapat dilakukan dengan optimalisasi lahan dan penggunaan strain unggul.
Ketersediaan perairan payau membutuhkan jenis dan strain yang dapat dibudidayakan di perairan
tersebut. Namun demikian, belum tentu semua jenis varietas unggulan toleran terhadap salinitas
PERFORMA IKAN NILA BEST DALAM MEDIA SALINITAS
Muhammad Hunaina Fariduddin Ath-thar dan Rudhy Gustiano
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar
Jl. Raya Sempur No. 1, Bogor 16151
E-mail: rgustiano@yahoo.com
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 494
tinggi. Gustiano et al. (2005) melaporkan bahwa keunggulan suatu strain ikan nila di Indonesia
berkaitan dengan lingkungan yang sesuai di mana strain tersebut dapat mengekspresikan keunggulan
genetiknya secara optimal. Untuk strain yang memiliki keunggulan yang sangat besar dan mempunyai
toleransi lingkungan yang luas potensi sifat unggul tetap muncul di lingkungan berbeda meskipun
tidak optimal (Matricia et al., 1989; Kusdiarti et al., 2008; Winarlin et al., 2008) atau sistem pemeliharaan
berbeda (Huwoyon & Gustiano, 2008; Arifin et al., 2009). Sedangkan hasil-hasil riset sejenis di luar
Indonesia telah dilaporkan di Filipina oleh Romana & Doyle (1992), Kuwait oleh Ridha (2008) dan di
Afrika oleh Moluwa & Gjerde (2006). Selain itu, ukuran penebaran ikan juga berperan penting terhadap
keberhasilan. Beberapa penelitian tentang uji salinitas telah dilakukan di Indonesia antara lain pada
Pangasius sutchi (Hardjamulia et al., 1986) dan ikan Pangasius djambal (Subagja & Gustiano, 2006).
Berkaitan dengan nila, beberapa jenis unggul nila hasil pemuliaan di Indonesia seperti Nirwana, Jati
Umbulan, dan BEST (Bogor Enhanched Strain Tilapia) (Gustiano, 2008), menyediakan varietas pilihan
yang dapat digunakan. Namun demikian, belum tentu semua jenis varietas toleran terhadap salinitas
tinggi karena toleransi ikan nila juga dipengaruhi oleh strain. Beberapa kegiatan budidaya nila di
lingkungan bersalinitas telah dikemukakan oleh Fineman-kalio (2008), Ridha (2008), Chowdhury
(2006), Basiao et al. (2005), Kamal & Mair (2005), Jamil et al. (2004), Garcia-Ulloa (2001), Tayamen et
al. (2002), Rosario et al. (2004), Nugon (1997), Villegas (1990), dan Watanabe et al. (1985).
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi toleransi benih ikan nila BEST pada berbagai
salinitas berbeda, dalam rangka penyediaan ikan yang dapat dibudidayakan dan dikembangkan untuk
areal tambak.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di Laboratorium Genetika dan Perbenihan, Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Tawar (BRPBAT). Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila BEST (Bogor Enhanched Strain Tilapia)
hasil pemuliaan BRPBAT yang dinyatakan sebagai varietas baru pada tahun 2008 (Gustiano, 2008).
Perlakuan yang diberikan adalah salinitas 0 (kontrol), 7,5 ppt; 15,0 ppt; 21,5 ppt; dan 30,0 ppt
dengan masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Perlakuan salinitas dibuat dengan cara mencampurkan
garam tambak dengan air tawar. Kemudian air bersalinitas yang telah dibuat ditera dengan
refraktometer ATAGO (PAL-03S) untuk menentukan salinitas yang diinginkan. Sebelum air bersalinitas
digunakan sebagai media pemeliharaan ikan uji, air diaerasi terlebih dahulu selama 24 jam dan
ditera lagi untuk mengetahui kestabilan salinitas yang dibuat. Metode perlakuan dilakukan dengan
memindahkan ikan secara langsung ke dalam media bersalinitas tanpa dilakukan aklimatisasi salinitas.
Masing-masing perlakuan menggunakan akuarium ukuran 50 cm x 50 cm x 40 cm yang diisi air
bervolume 40 L. Ikan uji yang digunakan adalah benih Nila BEST ukuran 35 dan 58 cm. Sebanyak
25 ekor ikan uji dipelihara pada setiap akuarium perlakuan. Ikan diamati untuk mengetahui respons
dan daya toleransinya terhadap salinitas yang diuji setiap selang waktu 1 jam untuk mendapatkan
nilai LC
50
.
Untuk performa pertumbuhan ikan uji berupa benih ukuran 58 cm. Ikan dipelihara dalam akuarium
ukuran 100 cm x 40 cm x 60 cm yang diberi aerasi dengan kepadatan 20 ekor untuk setiap perlakuan
salinitas berbeda (0,0; 7,5; 15,0; 21,5) yang diulang sebanyak 4 kali. Selama pemeliharaan, ikan
diberi pakan komersial berbentuk pelet sebanyak 5%/hari dari bobot badan. Pengamatan panjang
baku, bobot badan, dan biomassa total dilakukan setiap 10 hari sekali selama 30 hari pengamatan.
Untuk sintasan dilakukan penghitungan secara akumulatif setiap 10 hari. Sedangkan biomassa
dilakukan dengan cara menimbang total ikan yang ada di dalam akuarium. Sedangkan untuk perlakuan
pertumbuhan antar ukuran (35 cm dan 58 cm), pengamatan dilakukan selama 50 hari, secara
berurutan mulai dari ukuran 35 salinitas 0 dan 5 ppt serta ukuran 58 salinitas 0 dan 5 ppt. Analisis
data dilakukan dengan analisis sidik ragam yang diteruskan dengan Duncan test untuk mengetahui
tingkat perbedaan antar perlakuan yang diamati
HASIL DAN BAHASAN
Rata-rata sintasan ikan ukuran 35 dari berbagai salinitas menunjukkan bahwa LC
50
dari didapatkan
setelah 3 jam dipelihara dalam media bersalinitas 21,5 ppt (Tabel 1).
495 Performa ika nila best ... (Muhammad Hunaina Fariduddin Ath-thar)
Sedangkan rata-rata sintasan untuk ikan ukuran 58 cm pada berbagai media salinitas menunjukkan
bahwa LC
50
dari ikan ukuran 58 didapatkan setelah 36 jam dipelihara dalam media bersalinitas 5
ppt (Tabel 2).
Hasil yang diperoleh di atas menunjukkan bahwa ukuran strain nila BEST juga berpengaruh
terhadap lama waktu toleransi benih ikan nila terhadap salinitas tertentu. Holliday (1969) menyatakan
bahwa kemampuan ikan untuk bertahan pada media bersalinitas tergantung pada kemampuan untuk
mengatur cairan tubuh sehingga mampu mempertahankan tingkat tekanan osmotik yang mendekati
normal. Kemungkinan ikan yang berukuran lebih besar mempunyai kemampuan mengatur cairan
tubuh yang lebih baik. Kesempurnaan organ dari ikan uji merupakan salah satu faktor utama yang
mendukung keberhasilan dari adaptasi ikan-ikan uji yang digunakan terhadap perlakuan yang
diberikan seperti dilaporkan pada ikan Pangasius djambal (Legendre et al., 2000; Slembrouck et al.,
2003).
Hasil yang pengamatan yang diperoleh disajikan pada Tabel 3. Tabel tersebut merupakan
pengamatan hingga hari ke-30. Gambar 1 memperlihatkan bahwa ikan uji yang digunakan tidak
berbeda nyata pada bobot badan awal dan menunjukkan perbedaan sejalan dengan waktu
pengamatan. Sehingga dalam pembahasan selanjutnya dapat dikemukakan bahwa perbedaan
pertumbuhan yang diperoleh adalah benar-benar cerminan dari pengaruh salinitas yang diberikan.
Pada hasil penelitian ini ditampilkan data pada salinitas 0; 2,5; dan 5 ppt karena pada salinitas 7,5
ppt ikan hanya dapat bertahan hingga 6 jam.
Pada tabel tersebut terlihat beberapa indikasi yang menunjukkan perbedaan keragaan ikan dari
salinitas yang diamati.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, data pengamatan pertumbuhan panjang badan
memperlihatkan bahwa peningkatan salinitas dapat menghasilkan perbedaan pertumbuhan panjang
pada tingkat P<0,05 (Gambar 1). Untuk pertumbuhan bobot, ikan pada perlakuan salinitas 2,5 ppt
memberikan hasil terbaik. Perlakuan 2,5 ppt berbeda sangat nyata dengan kontrol (P<0,01) dan
berbeda nyata dengan salinitas 15 ppt (P<0,05). Sedangkan pertambahan biomassa, perlakuan 7,5
ppt memberikan peningkatan biomassa terbaik, dengan perbedaan yang sangat nyata dengan kontrol
(P<0,01) dan berbeda nyata dengan salinitas 15 ppt (P<0,05). Pengamatan sintasan menunjukkan
Tabel 1. Rata-rata sintasan (%) benih ikan nila ukuran 35 cm pada
berbagai salinitas
2 4 6 8
0,0 100 100 100 100
7,5 100 100 100 100
15,0 100 100 100 100
21,5 100 100 53,39,44 53,39,44
30,0 100 68,319,06 0 0
Waktu (jam)
Salinitas
(ppt)
Tabel 2. Rata-rata sintasan (%) benih ikan nila ukuran 58 cm pada berbagai salinitas
6 12 18 24 30 36 42
0,0 100 100 100 924,90 786,00 786,00 786,00
7,5 100 100 100 100 100 100 100
15,0 100 100 868,25 7722,16 7322,16 7030,26 6732,79
21,5 0 0 0 0 0 0 0
30,0 0 0 0 0 0 0 0
Waktu (jam)
Salinitas
(ppt)
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 496
bahwa peningkatan salinitas tidak mematikan ikan, terlihat dengan sintasan 100% pada setiap
perlakuan. Namun demikian peningkatan salinitas memberikan pengaruh yang positif dan negatif
terhadap indikator pertumbuhan yang diamati.
Secara keseluruhan pertambahan nilai karakter yang diamati selama percobaan disajikan pada
Tabel 4. Menurut Guner et al. (2005), salinitas yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan
antar perlakuan akibat efek salinitas yang mempengaruhi metabolisme terhadap perubahan fungsi
pada sel klorid epitel insang dan aktivitas Na
+
-K
+
-ATPase. Pengaruh tersebut menyerap energi yang
seharusnya untuk pertumbuhan dan digunakan sebagai sumber energi pada perubahan proses
metabolisme tersebut. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi tidak optimal.
Sedangkan untuk salinitas yang sesuai dengan kondisi fisiologis dan sistem osmoregulasi ikan dapat
Tabel 3. Data pengamatan pertambahan panjang, bobot
badan, dan sintasan selama 30 hari pengamatan
0 7,5 15
Panjang
T0 5,50,14 5,70,12 5,60,40
T1 5,90,08 6,60,13 6,40,35
T2 6,60,07 7,20,08 7,10,38
T3 7,50,25 8,10,08 7,90,26
Bobot
T0 6,10,34 6,80,45 6,61,20
T1 7,90,35 9,80,64 9,61,48
T2 9,70,59 11,60,58 12,01,60
T3 13,00,31 15,00,61 14,31,52
Sintasan
T0 100,00,00 100,00,00 100,00,00
T1 100,00,00 100,00,00 100,00,00
T2 100,00,00 100,00,00 100,00,00
T3 100,00,00 100,00,00 100,00,00
Salinitas (ppt)
Gambar 1. Bobot badan ikan nila pada berbagai waktu pengamatan
Rataan; Rataan+SD
Rataan-SD
Salinitas
B
o
b
o
t

t
u
b
u
h
Hari ke 0
Waktu pengamatan
0
50
100
150
200
250
300
350
0,0 2,5 5,0
Hari ke 10
Waktu pengamatan
0,0 2,5 5,0
Hari ke 20
Waktu pengamatan
0
50
100
150
200
250
300
350
0,0 2,5 5,0
Hari ke 30
Waktu pengamatan
0,0 2,5 5,0
497 Performa ika nila best ... (Muhammad Hunaina Fariduddin Ath-thar)
meningkatkan pertumbuhan sebagaimana nampak pada salinitas 2,5 ppt. Selain adanya pengaruh
tersebut di atas, menurut Verdegem et al. (2008) salinitas juga mempengaruhi kondisi parameter
darah ikan (haematokrit, leukokrit, limfosit, granulosit, osmolaritas plasma, dan total plasma pro-
tein).
Hasil pengamatan yang diperoleh disajikan pada Tabel 5. Tabel tersebut merupakan pengamatan
hingga hari ke-40. Pada tabel tersebut terlihat beberapa indikasi yang menunjukkan perbedaan dari
dua ukuran ikan yang diamati pada kondisi salinitas yang berbeda.
Sedangkan dari data pertumbuhan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada kedua ukuran
ikan yang diamati di mana pertumbuhan bobot lebih tinggi pada salinitas 5 ppt (Tabel 6).
Guner et al. (2005) menyatakan bahwa salinitas yang sesuai dengan kondisi fisiologis dan sistem
osmoregulasi ikan dapat meningkatkan pertumbuhan sedangkan salinitas yang terlalu tinggi dapat
mempengaruhi pertumbuhan antar perlakuan akibat efek salinitas yang mempengaruhi metabolisme
terhadap perubahan fungsi pada sel klorid epitel insang dan aktivitas Na
+
-K
+
-ATPase. Pengaruh tersebut
menyerap energi yang seharusnya untuk pertumbuhan dan digunakan sebagai sumber energi pada
perubahan proses metabolisme tersebut. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi
tidak optimal. Sedangkan untuk salinitas yang sesuai dengan kondisi fisiologis dan sistem
osmoregulasi ikan dapat meningkatkan pertumbuhan sebagaimana nampak pada salinitas 15 ppt.
Tabel 4. Pertambahan panjang, bobot badan, sintasan, dan biomassa
pada berbagai salinitas setelah pemeliharaan 30 hari
Panjang Bobot
0 2,10,23 7,00.29 100,00,00 139,86.72
7,5 2,30.06 8,20,42 100,00,00 164.38,46
15 2.30,21 7.80,45 100,00,00 155,68,95
Salinitas
(ppt)
Sintasan
Pertambahan
biomassa
Pertambahan
Tabel 5. Data pengamatan pertumbuhan bobot badan selama 40 hari pengamatan
pada dua ukuran strain ikan di salinitas 0 dan 15 ppt
* dalam gram
0 10 20 30 40
35 0 4,10,39 5,90,41 7,20,68 7,80,35 8,00,34
15 3,40,19 5,80,15 6,90,31 7,30,18 8,20,15
58 0 6,10,39 7,90,41 9,70,68 13,00,35 13,50,63
15 6,61,20 9,61,48 12,01,60 14,31,52 15,81,77
Ukuran
(cm)
Salinitas
(ppt)
Pengamatan (hari ke)*
Tabel 6. Pertumbuhan mutlak bobot badan selama
40 hari pengamatan pada dua ukuran strain
ikan di salinitas 0 dan 15 ppt
35 58
0 4,00,34 7,40,35
15 4,80,27 9,20,98
Benih ikan ukuran (cm)
Salinitas
(ppt)
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 498
Gambar 2 menunjukkan penurunan pertambahan bobot dari setiap titik sampel tetapi terlihat
bahwa ikan ukuran 58 menunjukkan grafik yang lebih stabil. Hal ini seperti yang disampaikan oleh
Watanabe (1985) bahwa toleransi terhadap salinitas berhubungan erat dengan ukuran ikan. Semakin
besar ikan maka akan semakin mudah beradaptasi dengan kenaikan salinitas.
Holliday (1969) menyatakan bahwa kemampuan ikan untuk bertahan pada media bersalinitas
tergantung pada kemampuan untuk mengatur cairan tubuh sehingga mampu mempertahankan tingkat
tekanan osmotik yang mendekati normal. Kemungkinan ikan yang berukuran lebih besar mempunyai
kemampuan mengatur cairan tubuh yang lebih baik. Kesempurnaan organ dari ikan uji merupakan
salah satu faktor utama yang mendukung keberhasilan dari adaptasi ikan-ikan uji yang digunakan
terhadap perlakuan yang diberikan seperti dilaporkan pada ikan Pangasius djambal (Legendre et al.,
2000; Slembrouck et al., 2003).
DAFTAR ACUAN
Arifin, O.Z., Huwoyon, G.H., & Gustiano, R. 2009. Growth Performance of the Black (BEST) and Red
(Red NIFI) Nile Tilapia (Oreochromis Niloticus) under Separate Rearing Condition. Poster pada World
Ocean Conference, Manado, 1115 Mei 2009.
Basiao, Z.U., Eguia, R.V., & Doyle, R.W.. 2005. Growth Response of Nile Tilapia Fry to Salinity Stress in
the Presence of an Internal Reference Fish. Aquaculture Research, 36: 712720.
Chowdhury, M.A.K., Yang Yi, Lin, C.K., & El-Haroun, E.R. 2006. Effect of Salinity on Carrying Capacity
of Adult Nile Tilapia Oreochromis Niloticus L. in Recirculating Systems. Aquaculture Research, 37:
16271635
FAO. 2004. Tilapias as Alien Aquatics in Asia and the Pacific: A review. FAO Fisheries Technical Papers
T453. ISBN: 9251052271: 74 pp.
Fineman-Kalio, A.S. 2008. Preliminary Observations on the Effect of Salinity on The Reproduction and
Growth of Freshwater Nile Tilapia, Oreochromis niloticus (L.), Cultured in Brackishwater Ponds.
Aquaculture Research, 19: 313320.
Garcia-Ulloa, Manuel, Tzetzangamr, R.L.V., & Martinez, M. 2001. Growth and Feed Utilization of the
Tilapia Hybrid Oreochromis mossambicus X 0. niloticus Cultured at Different Salinities under Con-
trolled Laboratory Conditions. J. of the World Aquaculture Society, 32: 117121.
Guner, Yusuf, Osman, Z., Hasmet, A., Muhammet, A., & Volkan, K. 2004. Effects of Salinity on the
Osmoregulatory Functions of the Gills in Nile Tilapia (Oreochromis niloticus). Turkey J. Veterinaryt
Animal Science, 29: 12591266.
Gambar 2. Pertambahan bobot setiap titik sampel pada ikan nila BEST ukuran 35 cm
dan 58 cm di salinitas 0 dan 15 ppt
499 Performa ika nila best ... (Muhammad Hunaina Fariduddin Ath-thar)
Hardjamulia, A., Prihadi, T.H., & Subagyo. 1986. Pengaruh Salinitas terhadap Pertumbuhan dan Daya
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Jambal Siam (Pangasius sutchi). Bulletin Penelitian Perikanan Darat,
5: 111117.
Holliday, F.G.T. 1969. The Effects of Salinity on the Eggs And Larvae of Teleosts. In. Hoar, W.S. &
Randall, D.J. (Eds), Fish Physiology, 1: 293311.
Huwoyon, G.H. & Gustiano, R. Uji Keragaan Ikan Nila dan Hitam dalam Pemeliharaan Bersama di
Kolam. Prosiding Seminar Nasional Perikanan 2008 (Editors: A. Permadi et al.), Jakarta. hlm. 225
228.
Ismail, W. & Wardoyo, S.E. 1997. Peningkatan Produksi Ikan Nila Melalui Penerapan Teknologi Budidaya
KJA di Perairan Umum Pantai/Laut. Prosiding Simposium Perikanan Indonesia II. Puslitbang Perikanan-
JICA-Unhas-Diskan Dati I Sulsel-Ispikani-AMPI.
Jamil, K., Muhammad, S., Faisal, A., & Lin, H. 2004. Salinity Tolerance and Growth Response of Juve-
nile Oreochromis mossambicus at Different Salinity Levels. J. of Ocean University of China (Oceanic and
Coastal Sea Research), 3: 5355.
Kamal, A.H.M.M. & Mair, G.C. 2005. Salinity Tolerance in Superior Genotypes of Tilapia, Oreochromis
niloticus, Oreochromis mossambicus and Their Hybrids. Aquaculture, 247: 189201.
Legendre, M., Pouyaud, L., Slembrouck, J., Gustiano, R., Kristanto, A.H., Subagja, J., Komarudin, O.,
Sudarto, & Maskur. 2000. Pangasius djambal: A New Candidate Species for Fish Culture in Indone-
sia. IARD Journal, 22: 114.
Nugon, R.W. Jr. 2003. Salinity Tolerance of Juveniles of Four Varieties of Tilapia. Thesis. Faculty of the
Louisiana State University and Agriculture and Mechanical College
Pullin, R.S.V. 1997. World Tilapia Culture and its Future Prospects. In: Pullin, R.S.V., Lazard, J., Legendre,
M., Amon Kothias, J.B., & Pauly, D. (Eds.). The Second International Symposium on Tilapia in Aquacul-
ture, ICLARM conference Proceding 41. International Center for Living Aquatic Resources Manage-
ment, Manila, Philippines.
Rosario, W.R., Chevassus-Au-Louis, C.G.B., Morissens, P., Muyalde, N.C., Cruz, A.E., Vera F., Poivey, J.P.
2004. Selection From an Interspecific Hybrid Population of Two Strains of Fast Growing and Salin-
ity Tolerant Tilapia. In: New Dimensions on Farmed eds. by Remedios B. Bolivar, Graham C. Mair,
Kevin Fitzsimmons. Tilapia 6th International Symposium on Tilapia in Aquaculture Philippine Interna-
tional Convention Center Roxas Boulevard, Manila, Philippines September 1216, 2004.
Slembrouck, J., Pamungkas, W., Subagja, J., Hadie, W., & Legendre, M. 2003. Larval Biology. In
Slembrouck, J., Komarudin, O., Maskur, & Legendre, M. (eds). Technical Manual for Artificial Propa-
gation of the Indonesian Catfish, Pangasius djambal. Karya Pratama, Jakarta, hlm. 8793.
Subagja, J. & Gustiano, R. 2006. Pengaruh Salinitas terhadap Sintasan dan Keragaan Pertumbuhan
Pangasius djambal Bleeker 1986. SAINTEKS, 13(2): 101106.
Tayamen, MM., Reyes, R.A., Danting, M.J., Mendoza, A.M., Marquez, E.B., Salguet, A.C., Gonzales,
R.C., Abella, T.A., & Vera-Cruz, E.M. 2002. Tilapia Broodstock Development for Saline Waters in
the Philippines. NAGA-ICLARM Quarterly, 25(1): 3236.
Villegas, C.T. 1990. Evaluation of the salinity tolerance of Oreochromis mossambicus, O.niloticus and
their F1 hybrids. Aquaculture, 85: 281292.
Verdegem, M.C.J., Hilbrands, A.D., & Boon, J.H. 2008. Influence of Salinity and Dietary Composition
on Blood Parameter Values of Hybrid Red Tilapia, Oreochromis niloticus (Linnaeus) O. mossambicus
(Peters). Aquaculture Research, 28: 453459.
Wardoyo, S.E. 2005. Pengembangan Budidaya Ikan Nila Oreochromis niloticus di Indonesia. Orasi
Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Pusat Riset Perikanan Budidaya, Jakarta.
Watanabe, W.O., C.M. Kuo, C.M., & Huang, M.C. 1985. Salinity Tolerance of Nile Tilapia Fry (Oreochromis
niloticus), spawned and hatched at various salinities. Aquaculture, 48: 159176.

Anda mungkin juga menyukai