Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM NASIONAL BAGI ANAK INDONESIA KELOMPOK KESEHATAN

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pada United Nation General Assembly Special Session on Children yang diselenggarakan pada bulan Mei 2002 di New York, negara-negara peserta menegaskan kembali dan mendeklarasikan komitmen terhadap kesejahteraan anak. Komitmen tersebut dikenal sebagai A World Fit for Children! "#$%&. 'elain berisi pernyataan tentang tekad berbagai negara untuk terus memperjuangkan kesejahteraan dan kemaslahatan anak, dokumen tersebut juga berisi hasil telaah terhadap kemajuan yang telah di(apai dan ren(ana aksi untuk men(apai target yang telah ditetapkan dan disepakati oleh negara-negara peserta. 'ebagai pengejawantahan komitmen terhadap deklarasi #$% tahun 2002, setiap negara yang terlibat dan merati)ikasinya perlu mengembangkan suatu program nasional bagi anak. *okumen tentang program nasional tersebut sangat diperlukan sebagai pedoman bagi berbagai pihak yang berkepentingan dan terlibat dalam upaya men(apai target #$%. +da , area pokok yang mendapat perhatian khusus dalam deklarasi #$% tahun 2002, yaitu peningkatan hidup sehat "promoting healthy lives&, penyediaan pendidikan berkualitas "providing quality education&, perlindungan terhadap abuse, eksploitasi, dan kekerasan "protecting against abuse, e ploitation and violence &, dan penanggulangan -./0+.*' "combating !"#$A"%S&. 'ebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, .ndonesia menyusun Program Nasional 1agi +nak .ndonesia "PN1+.& yang men(akup keempat komponen tersebut. *okumen ini khusus berisi tentang PN1+. 1idang Kesehatan. 1.2 LANDASAN

1.2.1. Konvensi Hak-hak Anak "Convention on the &ights of the Child&. Kon2ensi -ak-hak +nak menekankan beberapa prinsip dasar dalam pemenuhan hak-hak anak, yaitu3 non-diskriminasi4 kepentingan yang terbaik bagi anak4 hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan4 dan penghargaan terhadap pendapat anak.

1.2.2. Un an!-"n an! Re#"$%ik In onesia No&o' 2( Tah"n 2))2 *en*an! Pe'%in "n!an Anak +UUPA,. Pasal-pasal yang berhubungan dengan kesehatan dalam 55P+ adalah3 Pasal , tentang hak anak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi serta mendapat perlindungan. Pasal 6 tentang hak anak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial. Pasal ,, tentang kewajiban pemerintah dalam menyediakan )asilitas dan upaya kesehatan yang komprehensi) bagi anak. Pasal ,7 tentang tanggung jawab orang tua dalam menjaga kesehatan dan merawat anak. Pasal ,8 tentang kewajiban negara, pemerintah, keluarga dan orang tua dalam mengusahakan agar anak yang lahir terhindar dari penyakit yang mengan(am kelangsungan hidup dan0atau menimbulkan ke(a(atan. Pasal ,9 tentang kewajiban negara, pemerintah, keluarga dan orang tua untuk melindungi anak dari upaya transplantasi organ tubuhnya untuk pihak lain. 1.2.(. Un an!-"n an! RI No&o' 2( Tah"n 1--2 *en*an! Keseha*an +UU Keseha*an,. 1.2... Mi%%eni"& Deve%o#&en* Goa%s +MDG, Pada tahun 2000 telah di)ormulasikan M*: yang men(akup 6 tujuan utama. ;ima dari 6 tujuan utama tersebut terkait dengan bidang kesehatan, yaitu3 eradikasi kemiskinan yang ekstrim dan kelaparan4 penurunan kematian anak4 peningkatan kesehatan ibu4 pemberantasan -./0+.*', malaria dan penyakit-penyakit lain4 pengembangan kemitraan global untuk pembangunan. 1.2./. Dek%a'asi A World Fit for Children +012, *alam *eklarasi #$% ditekankan 6 prinsip yang mendasari gerakan global untuk men(iptakan dunia yang (o(ok bagi anak. Prinsip yang terkait dengan kesehatan adalah care for every child yang menyebutkan bahwa setiap anak harus memulai kehidupan dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Kelangsungan hidup, perlindungan, pertumbuhan dan perkembangan anak dalam keadaan sehat dan gi<i yang memadai, merupakan hal yang paling mendasar dari pembangunan manusia. 5ntuk itu perlu diselenggarakan berbagai upaya untuk menanggulangi penyakit menular, mengatasi penyebab utama gi<i kurang, dan membesarkan anak dalam lingkungan yang sehat dan aman yang memungkinkan anak menjadi sehat )isik, mental dan emosional serta memiliki kemampuan sosial dan mampu belajar. 1.( . PRINSIP-PRINSIP DASAR 1.(.1. Pen eka*an sik%"s hi "#. 2

Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan proses panjang yang berkesinambungan. *erajat kesehatan anak pada masa balita sangat berkaitan erat dengan tingkat kesehatannya pada masa bayi baru lahir. 1ayi lahir sehat terkait erat dengan tingkat kesehatan maternal. *erajat kesehatan maternal terkait erat dengan tingkat kesehatan pada masa remaja. *erajat kesehatan pada periode remaja sangat terkait dengan kondisi kesehatan anak semasa balita. *engan demikian, derajat kesehatan anak tidak dapat di(apai dengan upaya yang dilakukan sesaat, melainkan merupakan hasil dari upaya yang berkesinambungan selama kehidupan anak. *engan demikian upaya pembangunan kesehatan anak tidak dapat dipenggal-penggal untuk kurun umur tertentu, meskipun masing-masing kurun umur memiliki karakteristik masalah kesehatan yang berbeda. Pendekatan siklus hidup memberikan penekanan bahwa upaya pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh satu generasi akan dinikmati hasilnya oleh generasi berikutnya. 5paya kesehatan tidak hanya memberikan man)aat pada generasi yang melaksanakannya. ;ebih dari itu, man)aat terbesar justru akan dinikmati oleh generasi berikutnya. 1.(.2. Pen eka*an keseha*an &as3a'aka*. Pendekatan kesehatan masyarakat adalah suatu pendekatan yang mengupayakan pen(apaian tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang setinggi-tingginya bagi seluruh masyarakat. 5payaupaya yang diselenggarakan di)okuskan dan diprioritaskan pada masalah-masalah kesehatan masyarakat utama yang mengan(am dan0atau menimpa keseluruhan masyarakat disertai aplikasi model pengembangan program yang sistematik untuk memastikan bahwa programprogram yang dikembangkan rele2an dan e)ekti) dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat utama. 1.. ARAHAN UNTUK MASA MENDATANG

World !ealth 'rgani(ation memberikan arahan bagi pengembangan upaya kesehatan anak dan remaja pada masa depan, yaitu3 =. Peningkatan kesehatan ibu dan neonatal 2. Peningkatan status gi<i >. Pen(egahan dan penanggulangan penyakit-penyakit menular ,. Pen(egahan dan penanggulangan ke(elakaan dan kekerasan 7. Penurunan an(aman lingkungan ")isik& 8. Peningkatan kesehatan remaja 9. Promosi perkembangan psikososial dan kesehatan jiwa anak

BAB 2. ANALISIS SITUASI KESEHATAN ANAK INDONESIA 2.1 POPULASI ANAK INDONESIA

Menurut '5'?N+' 200= jumlah penduduk .ndonesia 202.909.,=6 jiwa dengan rasio lakilaki0perempuan hampir seimbang "=,00>&. +nak umur 0-, tahun men(apai 7,6persen dari total penduduk .ndonesia, sedangkan anak umur sekolah 7-=, tahun men(apai 20,98persen. Meskipun proporsi anak umur 0-=@ tahun dari seluruh penduduk .ndonesia sejak tahun =@@8 telah menurun dari ,2.@persen menjadi ,=.=persen. Namun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk maka jumlah anak umur 0-=@ tahun juga terus meningkat. -al ini berarti bahwa populasi anak .ndonesia yang harus diperhatikan dan diperjuangkan kesejahteraannya terus meningkat. 1eban untuk menanggulangi masalah kesehatan anak juga terus meningkat. 2.2 STATUS KESEHATAN ANAK

*ata '5'?N+' 200= menunjukkan bahwa tingkat kematian bayi dan balita yang telah sempat menurun ternyata (enderung meningkat kembali. Aabel 2.2.= berikut ini menyajikan +K1, angka kematian anak "+K+& dan +K1+ menurut hasil '5'?N+' =@@7, =@@6 dan 200=. *isamping kemajuan yang (ukup bermakna tersebut, tingkat kematian bayi dan balita di .ndonesia masih yang tertinggi di antara negara-negara anggota +sso(iation o) 'outh-?ast +sian Nations "+'?+N&. Masalah lain timbul dari besarnya 2ariasi antar propinsi, maupun relati) besarnya perbedaan antara tingkat kematian di daerah rural dan urban. Ta$e% 2.2.1 AKB4 AKA4 an AKBA i In onesia Men"'"* Te&#a* Tin!!a% Hasi% SUSENAS 1--/4 1--5 an 2))1 Aempat tinggal '5'?N+' =@@7 '5'?N+' =@@6 '5'?N+' 200= +ngka Kematian 1ayi Perkotaan ,7 >7 >@ Pedesaan 88 7, 7@ Kota B *esa 80 ,@ 7= +ngka Kematian +nak Perkotaan => 6 =0 Pedesaan 28 =@ 2= Kota B *esa 22 =7 =9 +ngka Kematian 1alita Perkotaan 76 ,2 ,@ Pedesaan @0 9, 96 Kota B *esa 6= 87 86 'umber3 1adan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, *epartemen Kesehatan Cepublik 4

.ndonesi "2002&. ;aporan *ata '5'?N+' 200=. Menurut '5'?N+' 200= penyebab utama kematian bayi umur D= tahun adalah kematian perinatal ">8 persen&, diikuti oleh pnemonia "26 persen&, diare "@ persen&, penyakit saluran (erna ", persen&, tetanus "> persen& dan penyakit syara) "> persen&. Penyebab kematian utama pada periode neonatal "bayi umur D26 hari& adalah prematuritas disertai berat lahir rendah "2@,2 persen&, as)iksia lahir "29 persen&, tetanus neonatorum "@,7 persen&, masalah pemberian makan "@,7 persen&, kelainan kongenital "9,> persen&, gangguan hematologi0ikterus "7,8 persen&, pnemonia "2,6 persen&, dan sepsis "2,2 persen&. Penyebab utama kematian balita umur =-, tahun adalah pneumonia "2> persen&, diare "=> persen&, penyakit syara) "=2 persen&, ti)us "== persen& dan penyakit saluran (erna "8 persen&. Keberhasilan program imunisasi telah menurunkan mortalitas akibat penyakit yang dapat di(egah dengan imunisasi "di)teri, pertusis, (ampak& dengan (ukup tajam dari 72,8 "'KCA =@@8& menjadi =,, per =00.000 penduduk "'KCA 200=&. Penyebab kematian utama anak umur 7-=, tahun adalah ti)us, diare dan pnemonia, dan untuk anak umur E=7 tahun "remaja& adalah ke(elakaan, tuberkulosis, dan komplikasi maternal. Menurut '*K. =@@9 pre2alensi diare pada balita masih sekitar =0 persen dan pertusis sekitar @ persen. -asil 'ur2ai 'osial-?konomi Nasional "'5'?N+'& tahun =@@@ menunjukkan bahwa lebih dari = persen bayi dan balita menderita (ampak dalam periode sebulan sebelum saat pengumpulan data dilakukan. -asil menggembirakan di(apai dalam upaya eradikasi polio, dimana sejak =@@8 tidak lagi ditemukan kasus baru. .nsidens (ampak pada anak umur D= tahun, =-, tahun dan 7-=, tahun mengalami penurunan yang bermakna yaitu berturut-turut dari 20,7 menjadi @ per =0.000 penduduk, dari =6,, menjadi 9,, dan dari 6,, menjadi >,,. *emikian pula terjadi penurunan yang bermakna pada insidens di)teri dan pertusis. Menurut '5'?N+' 200=, sebanyak ,@,= persen bayi umur D= dan 7,,6 persen anak balita umur =-, tahun mengeluh sakit dalam sebulan terakhir. *i antara anak umur 0-, tahun tersebut ditemukan pre2alens panas sebesar >>,, persen, batuk 26,9 persen, batuk dan na)as (epat =9,0 persen dan diare ==,, persen. Pre2alensi gejala-gejala penyakit tersebut di perkotaan dan pedesaan tidak terlalu berbeda. *ata morbitas pada anak umur 7-=, tahun relati) jarang. Menurut 'KCA =@@7 pola penyakit anak laki-laki dan perempuan umur 7-=, tahun relati) sama. Penyakit yang paling sering terjadi adalah anemia "72,6 persen pada laki-laki, ,@,2 persen pada perempuan&, diikuti dengan penyakit periodontal ">0,2 persen pada laki-laki, >>,8 persen pada perempuan&, in)eksi akut saluran na)as atas "2@,2 persen pada laki-laki, 2@,8 persen pada perempuan&, gangguan telinga luar "2>,> persen pada laki-laki, 22,9 persen pada perempuan&, dan tonsilitis kronik "=0,7 persen pada laki-laki, =>,9 persen pada perempuan&. Menurut '5'?N+' 200= pre2alensi disabilitas )ungsi tubuh pada bayi umur D= tahun, =-, tahun, 7-=, tahun berturut-turut 2@,@ persen, >=,8 persen dan 2,,2 persen. Pre2alens kelainan struktur organ pada bayi D= tahun, =-, tahun, 7-=, tahun berturut-turut 2,7 persen, >,> persen dan >,8 persen. Pada anak umur 7-=, tahun ditemukan pula sebanyak partisipasi dan 5

akti2itas @,8 persen. 'e(ara keseluruhan 2@,@ persen bayi umur D= tahun, >2,6 persen anak umur =-, tahun dan >0,= persen anak umur 7-=, tahun menderita satu jenis disabilitas atau lebih. Fenis disabilitas )ungsi tubuh yang paling banyak diderita anak-anak adalah disabilitas )ungsi pen(ernaan, metabolisme dan endokrin dan disabilitas )ungsi kardio2askuler, hematologi, imunologi dan perna)asan. Ta$e% 2.2.2 P'eva%ensi Disa$i%i*as 1"n!si T"$"h Pa a Anak + a%a& #e'sen, Fenis *isabilitas $ungsi Aubuh Mental 'ensorik dan nyeri 1i(ara dan suara Kardio2askuler, hematologi, imunologi dan pen(ernaan Pen(ernaan, metabolisme dan endokrin 5rogenital dan reproduksi Neuromuskuloskeletal dan pergerakan Kulit, rambut dan kuku D= tahun =,0 =,0 =8,9 =7,2 Kelompok 5mur =-, tahun 7-=, tahun >,0 2,, =,> =,6 >,0 0,8 ==,8 7,9 =@,8 =6,=

0,= 0,, 0,> 0,= =,7 =,@ =,> 'umber 3 1adan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan *epartemen Kesehatan Cepublik .ndonesia "2002&. 'ur2ei Kesehatan Nasional 200=. ;aporan 'KCA 200=3 'tudi Morbiditas dan *isabilitas. Fenis kelainan struktur organ yang terbanyak diderita anak-anak adalah kelainan mata dan telinga. Ta$e% 2.2.( P'eva%ensi Ke%ainan S*'"k*"' O'!an Pa a Anak + a%a& #e'sen,

Fenis Kelainan 'truktur Grgan 'istem syara) Mata dan telinga Pembentukan suara Kardio2askuler, imunologi, dan sistem perna)asan Pen(ernaan, metabolisme dan endokrin 'istem urogenital Kulit, kuku dan rambut

D= tahun =,0 =,7 -

Kelompok 5mur =-, tahun 7-=, tahun 0,= =,7 =,, 0,7 0,9 0,= 0,> 0,> 0,7

0,= 0,2 0,7 =,0 0,6 'umber 3 1adan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan *epartemen Kesehatan Cepublik .ndonesia "2002&. 'ur2ei Kesehatan Nasional 200=. ;aporan 'KCA 200=3 'tudi 6

Morbiditas dan *isabilitas. 'edangkan jenis disabilitas partisipasi dan akti2itas yang paling banyak diderita anak umur 7=, tahun adalah disabilitas belajar dan menerapkan pengetahuan, serta disabilitas komunikasi. Ta$e% 2.2.. P'eva%ensi Disa$i%i*as Pa'*isi#asi an Ak*ivi*as Pa a Anak U&"' /-1. Tah"n Fenis *isabilitas Partisipasi dan +kti2itas Pre2alens "persen& 1elajar dan menerapkan pengetahuan 7,= Komunikasi 7,> Mobilisasi 0,= Merawat diri sendiri 0,= Melakukan kegiatan rumah tangga 2,= Melakukan interaksi hubungan antar perseorangan 0,, Pendidikan, pekerjaan dan ekonomi 2,0 1ermasyarakat, sosial dan kehidupan bernegara =,9 'umber 3 1adan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan *epartemen Kesehatan Cepublik .ndonesia "2002&. 'ur2ei Kesehatan Nasional 200=. ;aporan 'KCA 200=3 'tudi Morbiditas dan *isabilitas. 2.(. STATUS KESEHATAN IBU

*erajat kesehatan anak tidak dapat dipisahkan dari derajat kesehatan ibu. *ata '5'?N+' 200= menunjukkan +ngka kematian ibu "+K.& sebesar >@, per =00.000 kelahiran hidup. *alam kurun waktu =7 tahun +K. tidak menunjukkan penurunan, malah terlihat stagnant. *ari hasil sur2ei tahun 200= tersebut terlihat bahwa penyebab kematian ibu tertinggi adalah perdarahan termasuk abortus adalah >,,> persen, diikuti oleh eklampsia "2>,9 persen&. *ata rumah sakit menunjukkan bahwa kematian ibu di rumah sakit semakin meningkat, yaitu dari , per =000 kelahiran hidup pada tahun =@@, menjadi 6 per =000 pada tahun =@@@. Case fatality rate kasus maternal juga meningkat dari 0,, persen "=@@> dan =@@,& menjadi 0,7 persen "=@@8& dan 0,6 persen "=@@@&. 2... STATUS GI6I

*ari berbagai sumber data dari tahun =@68 sampai =@@@, pre2alens 11;C berkisar antara 9=8 persen. *iperkirakan ada 7 juta bayi lahir, maka setiap tahun diperkirakan >77.000 sampai 9=0.000 bayi lahir dengan kondisi 11;C. *ata terakhir menurut '5'?N+' 200= menunjukkan bahwa pre2alensi pendek0sangat pendek pada balita men(apai >, persen, pada anak usia sekolah 7-=, tahun 0,= persen. Pre2alensi kurus0sangat kurus pada balita =8 persen, dan apda anak usia sekolah 0,7 persen. 7

Pre2alensi balita dengan gi<i kurang0gi<i buruk "under)eight& >= persen. *ata ini menunjukkan adanya penurunan pre2alensi gi<i kurang dibandingkan dengan kondisi pada tahun =@6@. Namun demikian ditinjau dari jumlah penduduk dan proporsi balita, jumlah balita dengan gi<i buruk pada tahun 2002 dapat dikatakan lebih tinggi daripada tahun =@6@. 'edangkan pre2alensi gi<i kurang pada anak usia sekolah adalah sebesar 0,, persen pada anak laki-laki dan 0,7 persen pada anak perempuan. 'elain itu, terlihat pula bahwa jumlah dan proporsi balita dengan gi<i buruk (enderung meningkat dari tahun 2000 ke tahun 2002. -asil 'usenas 200= juga menunjukkan bahwa status gi<i balita di desa lebih rendah daripada di kota, dan status gi<i balita di Kawasan Aimur .ndonesia lebih rendah daripada di kawasan lain. *ata ini menunjukkan bahwa se(ara umum krisis multi-dimensi di .ndonesia juga menimbulkan dampak negati) terhadap status gi<i balita. Masalah gi<i lain yang (ukup penting adalah adalah de)isiensi gi<i mikro. Meskipun .ndonesia sudah dinyatakan bebas dari Hero)talmia pada tahun =@@2, balita di .ndonesia berisiko untuk kembali mengalami Hero)talmia. -al ini disebabkan proporsi balita dengan serum retinol D20g0=00m; masih tinggi. 'elain itu kebiasaan balita mengkonsumsi sayur dan buah berwarna masih belum membudaya. Pre2alens gangguan akibat kekurangan yodium ":+KY& pada anak usia sekolah telah menurun dari >0 persen pada tahun =@60 menjadi @,6 persen pada tahun =@@6. Namun demikian masih dijumpai sekitar 9 persen ke(amatan endemik berat "pre2alens :+KY E>0 persen& dan 7,= persen kabupaten endemik berat. *ata tahun =@68 menunjukkan pre2alens anemia de)isiensi besi pada perempuan hamil sebesar 9> persen, yang kemudian menurun menjadi 8>,7 persen pada tahun =@@2 dan 70,@ persen pada tahun =@@7. *ata '5'?N+' 200= menunjukkan pre2alensi anemia diantara balita men(apai ,6 persen, dengan pre2alensi tertinggi pada bayi D= tahun. Pre2alensi anemia pada balita di desa lebih tinggi daripada di kota. 'edangkan pre2alensi anemia pada anak umur 7-=, tahun masih sekitar 26,> persen. *ata tentang status gi<i remaja sangat terbatas. 1erdasarkan data 'KCA =@@7 sekitar 7=,9 persen remaja perempuan menderita anemia. *i *K. Fakarta sekitar =9,@ persen siswa ';A+ menderita anemia "1udiarso, ;ubis dan Kristanti, =@@@& dan ,2,= persen memiliki .ndeks Massa Aubuh ".MA& di bawah normal menurut standard Ahomas. *ata lain menunjukkan bahwa pada remaja umur =>-=@ tahun di Fawa 1arat terdapat pre2alensi K?P =8,6 persen dan pre2alensi anemia ,2,, persen. 'edangkan di 1ali pre2alensi K?P >0,2 persen dan pre2alensi anemia ,,,7 persen. 2./ KETERSEDIAAN AIR BERSIH DAN 7AMBAN SANITER

-asil '5'?N+' 200= menunjukkan bahwa aksesibilitas terhadap sumber air bersih yang terlindung dalam kurun waktu > tahun tidak banyak berubah, yaitu hanya meningkat dari 9> persen menjadi 97 persen "6> persen di Fawa-1ali, 7@ persen di 'umatera, dan 80 persen di Kawasan Aimur .ndonesia&, sementara penggunaan jamban saniter meningkat dari >6,@ 8

persen menjadi 8=,8 persen. 2.8 PERILAKU KESEHATAN

*ata terakhir menunjukkan adanya penurunan pre2alens +'. eksklusi) "bayi mendapat hanya +'. saja sampai umur , bulan& dari 87,= persen "'usenas =@@6& menjadi ,@,2 persen "'usenas 200=&. Proporsi bayi mendapatkan +'. eksklusi) di perdesaan lebih tinggi daripada di perkotaan dan di Kawasan Aimur .ndonesia lebih tinggi daripada di kawasan Fawa, 1ali dan 'umatera. 'edangkan ibu menyusui bayinya sampai umur =2-=7 bulan sekitar 68 persen, dan sekitar 88 persen menyusui sampai bayi umur 22-2> bulan. -anya sekitar 8 persen bayi umur 8-9 bulan belum mendapatkan makanan pendamping +'. "'usenas 200=&. Proporsi ini hampir sama antara perdesaan dan perkotaan. +kan tetapi kualitas makanan tambahan yang diberikan kepada bayi kebanyakan tidak adekuat. 5mumnya makanan tambahan tersebut hanya mengandung sekitar 70 persen dari jumlah energi yang disarankan #-G dan sekitar >0 persen dari kandungan mikronutrien yang dibutuhkan anak. *i antara penduduk yang mempunyai keluhan sakit hanya >8,8 persen yang berobat jalan ke sarana pelayanan kesehatan, sebesar 29,6 persen berobat ke Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, >0,77 persen ke dokter praktek, =,,7, persen ke rumah sakit, =,,>9 persen ke petugas kesehatan lain, serta >,7 persen ke dukun0tabib0 sinshe "'usenas 2000&. -asil 'usenas 200= menunjukkan bahwa dari penduduk yang mengeluh sakit dalam = bulan terakhir ada sekitar 78,> persen yang mengobati sendiri. Kondisi ini lebih rendah dari 'usenas =@@6 yang men(apai 82,2 persen. *i antara yang mengobati sendiri sekitar 67,2 persen menggunakan obat modern, 26,9 persen menggunakan obat tradisional, dan 6,7 persen menggunakan (ara lainnya. Penggunaan obat tradisional meningkat hampir 2 kali lipat, dimana pada tahun =@@6 hanya men(apai =7 persen. Posyandu adalah Pos Pelayanan Aerpadu yang diselenggarakan oleh masyarakat di tingkat desa. -asil 'ur2ei Potensi *esa "PG*?'& tahun 2000 menunjukkan bahwa @2 persen desa telah memiliki Posyandu. *i antara desa yang tidak memiliki Posyandu, 70 persen menyatakan mudah menjangkau Posyandu "di desa lain&. 1erdasarkan data tersebut se(ara keseluruhan @8 persen desa se(ara )isik memiliki aksesibilitas ke Posyandu relati) mudah. Namun demikian peman)aatan Posyandu oleh balita belum seperti yang diharapkan. Menurut 'usenas 200=, hanya ,0 persen balita dilaporkan dibawa ke Posyandu dalam = bulan terakhir dan sekitar 26 persen balita tidak pernah dibawa mengunjungi ke Posyandu. Fika ditinjau dari kelompok umurnya, yang terbanyak meman)aatkan Posyandu adalah bayi 0-== bulan. 'elanjutnya proporsi tersebut menurun seiring dengan meningkatnya umur anak. *i perkotaan lebih banyak yang tidak meman)aatkan Posyandu dibandingkan di perdesaan ">0,8 persen 2s 27,9 persen&. -asil 'usenas 200= menunjukkan bahwa sekitar 29,9 persen penduduk umur E=0 tahun merokok dalam = bulan terakhir. Pre2alensi merokok di antara penduduk laki-laki adalah 7,,7 persen dan di antara penduduk perempuan =,2 persen. 'ekitar @2 persen perokok 9

menyatakan kebiasaan merokoknya di dalam rumah ketika berada bersama dengan anggota rumah tangga lainnya. 'ekitar @,, persen perokok mulai merokok pada usia =0-=, tahun, dan terbanyak mulai pada usia =7-=@ tahun "7@,= persen&. 2.9 PELA:ANAN KESEHATAN

*alam upaya meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan, sampai dengan tahun 2000, telah dibangun sarana kesehatan berupa 9.299 Puskesmas "=.6=6 dengan rawat inap&, 2=.769 Puskesmas Pembantu, 7.06, Puskesmas Keliling, @>7 rumah sakit umum "milik pemerintah, swasta, dan AN.& disertai penempatan tenaga kesehatan di berbagai sarana tersebut dan 7,.=20 bidan di desa. Namun demikian penampilan dan mutu pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak, masih belum optimal. ;emahnya manajemen, belum mantapnya pelayanan rujukan, penyebaran sarana dan prasarana kesehatan yang tidak merata dan kurangnya dukungan logistik dan biaya operasional menyebabkan mutu pelayanan belum seperti yang diharapkan. Meskipun angka rata-rata kunjungan per hari di Puskesmas pada tahun =@@8 sudah (ukup tinggi "=06 kunjungan per Puskesmas per hari&, namun tidak sedikit Puskesmas yang kunjungan rata-ratanya per hari D=0 orang. 5paya untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas digalakkan sejak tahun =@@,. Peningkatan mutu "quality assurance& tersebut diarahkan pada upaya pelayanan kesehatan dasar yang memiliki daya ungkit besar dalam menurunkan +K1, +K., dan tingkat morbiditas penyakit-penyakit utama sebagaimana diuraikan sebelumnya, yaitu pelayanan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gi<i, imunisasi, penanggulangan .'P+, pemberantasan diare, malaria, tuberkulosis paru dan 2ektor demam berdarah, penyuluhan kesehatan, dan upaya kesehatan sekolah. Menurut data Pro)il Kesehatan .ndonesia tahun 200=, (akupan K= "pelayanan antenatal yang pertama kali& @0,7 persen. %akupan K, "pelayanan antenatal , kali& 9,.27 persen. *ata 'usenas 200= menunjukkan bahwa pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. 'ebanyak 76,@ persen persalinan, penolong pertamanya adalah tenaga kesehatan "terdiri dari 6,, persen dokter, ,@,9 persen bidan dan 0,6 persen paramedis lain& dan 8, persen penolong terakhirnya adalah tenaga kesehatan "@,= persen dokter, 7>,6 persen bidan dan =,= persen paramedis lain&. Pada 'usenas 200= (akupan K1 +kti) menurun dari 77,, persen "=@@6& menjadi 7>,6 persen. Metode kontrasepsi yang dipergunakan berturut-turut dari yang terbanyak adalah suntik 27,6 persen, pil =>,, persen, alat kontrasepsi dalam rahim "+K*C& 8,, persen dan susuk ,,6 persen. Penggunaan 1uku Kesehatan .bu dan +nak "1uku K.+& ditingkat keluarga " home based& dimaksudkan agar keluarga mempunyai buku (atatan dan in)ormasi kesehatan dan tumbuh kembang anak. Model penggunaan 1uku K.+ pertama kali diterapkan di .ndonesia pada tahun =@@8. Pada saat ini telah digunakan di 2, pro2insi di 2=, kabupaten0kota. 'ekitar =0.000 bidan dan 70.000 kader posyandu dilatih dalam penggunaan 1uku K.+ dan sekitar 7 juta 1uku K.+ telah di(etak dan dibagikan kepada ibu-ibu hamil. 'etelah anak lahir, buku tersebut menjadi milik anak sekaligus untuk pembinaan perkembangan anak sejak usia dini 10

"early child development&. Menurut laporan Pro)il Kesehatan 200=, (akupan pemeriksaan neonatal "bayi D= bulan& adalah 98.28 persen. Meskipun kegiatan deteksi dini dan stimulasi perkembangan anak telah dilaksanakan di unit pelayanan K.+ di puskemas sejak tahun =@@0, namun data-data tentang pelaksanaan kegiatan tersebut masih sangat terbatas. Kegiatan lainnya adalah manajemen terpadu balita sakit "integrated management of childhood illness& yaitu pendekatan holistik dan terpadu dalam tatalaksana penyakit-penyakit yang menjadi penyebab utama kematian neonatal, bayi dan anak balita mulai diterapkan pada tahun =@@9 di 2 propinsi "2 kabupaten di Fawa Aimur dan = kabupaten Fawa 1arat&. 'ampai saat ini sudah >0 pro2insi menerapkan MA1' di sekitar =87 kabupaten0kota. Program imunisasi telah memperlihatkan hasil yang menggembirakan. *ata yang tersedia dari pen(atatan program imunisasi pada tahun 200= menunjukkan (akupan -epatitis 1-= pada bayi umur 0-9 hari > persen, dan -epatitis 1-> 89,= persen. %akupan imunisasi 1%: pada bayi 0-== bulan men(apai @8,6 persen, *PA-> @0,8 persen, Polio-, @0,, persen, (ampak 6@,@ persen. %akupan imunisasi *A pada murid kelas = '* men(apai @7 persen, imunisasi AA pada murid kelas 2-8 '* sebesar @,,8 persen, dan (akupan imunisasi AA lengkap "AA-2& pada ibu hamil men(apai 9=,@ persen. *ata yang sama menunjukkan (akupan pemberian @0 tablet besi pada ibu hamil men(apai 8=,2 persen. %akupan pemberian kapsul yodium men(apai ,,,7 persen pada ibu hamil, 77,, persen pada ibu ni)as, dan 6>,> persen pada anak '*. Pemberian 2itamin + men(akup 77,97 persen bayi, 89,6 persen anak balita dan ,0,29 persen ibu ni)as. Program Faring Pengaman 'osial 1idang Kesehatan "FP'-1K& yang dilaksanakan sejak pertengah tahun =@@6 merupakan salah satu upaya Pemerintah Cepublik .ndonesia untuk mengatasi dampak krisis ekonomi terhadap derajat kesehatan anak-anak dari keluarga miskin. 'ebanyak =2.@67.=26 keluarga miskin "gakin& dari =>.@@9.0>0 sasaran gakin telah memiliki Kartu 'ehat "K'& dan sebanyak 8.6=7.70= gakin ",6,9 persen& telah meman)aatkan )asilitas kesehatan yang tersedia. 'ejauh ini bentuk pelayanan kesehatan bagi gakin di)okuskan pada pelayanan kesehatan ibu "yaitu pelayanan kebidanan dasar, pertolongan persalinan dan pelayanan ni)as& dan PMA Pemulihan pada anak umur 8-2> bulan dan ibu hamil dengan K?K. 'ampai dengan bulan *esember 2002 dari 66,.09= bumil gakin, (akupan pelayanan antenatal men(apai 6>,, persen, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 92,2 persen, dan (akupan pelayanan ibu ni)as 60,= persen. 'ebanyak @,8 persen bumil gakin telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas perawatan maupun ke rumah sakit. *ari sasaran =>7.,@6 bayi gakin berumur 8-== bulan yang memperoleh PMA Pemulihan sebanyak ,0,2 persen, dan dari 2,0.>62 anak gakin berumur =2-2> bulan sebanyak >6,9 persen mendapat PMA Pemulihan. *ari >0.220 ibu hamil "bumil& dengan kekurangan energi kronik "K?K&, yang memperoleh PMA Pemulihan adalah 78,2 persen. PMA Penyuluhan diberikan kepada >@,6 persen dari ,=>.>97 anak berusia 2,-7@ bulan.

11

2.5

PEMBERDA:AAN KELUARGA

Pembangunan kesehatan juga dilaksanakan melalui pemberdayaan keluarga. Aerkait dengan pelayanan kesehatan anak telah didirikan berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat, antara lain Pos Pelayanan Aerpadu "Posyandu& yang mengintegrasikan 7 program, yaitu "=& pemantauan pertumbuhan anak dan upaya perbaikan gi<i, "2& pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pemantauan perkembangan anak, ">& pelayanan keluarga beren(ana, ",& imunisasi dan "7& penanggulangan diare. -ingga saat ini telah terbentuk sekitar 2,0.000 Posyandu. 'ejalan dengan penempatan bidan di desa, masyarakat desa berpartisipasi dalam penyediaan dan pengembangan Pondok 1ersalin *esa "Polindes&. +danya Polindes menyebabkan masyarakat memiliki aksesibilitas yang lebih baik terhadap pelayanan kebidanan dasar, persalinan, pelayanan ibu ni)as, serta pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir, bayi, balita dan anak pra-sekolah. 'ampai saat ini telah didirikan >>.06> Polindes. 5ntuk memper(epat ter(apainya 2isi .ndonesia 'ehat 20=0 pemberdayaan masyarakat dilaksanakan pula dalam bentuk berbagai gerakan, misalnya :erakan 'ayang .bu ":'.&, :erakan +nti Madat, :erakan Peningkatan Penggunaan +'., :erakan Pita Putih "'a)e Motherhood&, :erakan Pita Merah "-./0+.*'&, Cumah 'akit 'ayang 1ayi, :ebrak Malaria, :erakan Aerpadu Nasional Auberkulosis ":erdunas A1&, dan sebagainya.

12

BAB (. ;ISI4 MISI DAN TU7UAN (.1 ;ISI DAN MISI PNBAI

/isi dan Misi PN1+. menga(u pada 2isi dan misi .ndonesia 'ehat 20=0. +dapun de)inisi sehat yang dimaksud adalah de)inisi sehat sesuai dengan de)inisi #-G, yaitu suatu keadaan yang tidak hanya semata-mata bebas dari penyakit dan ke(a(atan, tetapi suatu keadaan sehat )isik, mental dan sosial. (.1.1 ;isi :ambaran anak .ndonesia di masa depan yang ingin di(apai melalui pembangunan kesehatan anak adalah setiap anak .ndonesia hidup dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan yang sehat dan berperilaku hidup sehat, memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan komprehensi) yang bermutu se(ara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Cepublik .ndonesia. (.1.2 Misi =. 2. >. ,. 7. 8. (.2 Menempatkan kesehatan anak sebagai prioritas utama dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan nasional. Mengembangkan kemampuan keluarga, orang tua dan wali anak dalam memenuhi hak-hak anak untuk menjadi sehat. Menggerakkan berbagai potensi masyarakat dalam mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan anak. Meningkatkan derajat kesehatan anak melalui berbagai upaya lintas sektor terkait. Mengembangkan pelayanan kesehatan )isik, mental dan sosial bagi anak .ndonesia yang berkualitas dan tersedia se(ara merata, adil dan terjangkau. Meningkatkan lingkungan )isik, mental dan sosial yang sehat bagi anak. TU7UAN4 TARGET DAN INDIKATOR

(.2.1 T"<"an Aujuan PN1+. bidang Kesehatan menga(u M*:, yang meliputi3 =. ?radikasi kelaparan dan kemiskinan 2. Menurunkan angka kematian anak >. Meningkatkan kesehatan ibu ,. Pemberantasan -./0+.*', malaria dan penyakit lain 7. Menjamin kesinambungan lingkungan

13

(.2.2 Ta'!e* an in ika*o' Ta'!e* an in ika*o' PNBAI &en!a=" #a a *a'!e* an in ika*o' 0124 3ai*"> =. Menurunnya +K1 dan +K1+ pada tahun 20=7 menjadi =0> dari kondisi 200= - Menurunnya angka kematian bayi menjadi =9 per =000 kelahiran hidup pada tahun 20=7, terutama di)okuskan pada upaya menurunkan angka kematian neonatal. - Menurunnya angka kematian balita menjadi 2> per =000 kelahiran hidup pada tahun 20=7. - Menurunnya angka kematian karena pneumonia dari 7 menjadi 2 per =000 kelahiran hidup pada tahun 20=0. - Menurunnya angka kematian akibat diare diantara balita dari 2,7 menjadi = per =000 kelahiran hidup pada tahun 20=0. - Menurunnya angka kematian akibat (ampak pada tahun 2007 menjadi =02 dari keadaan pada tahun 200=. - ?liminasi tetanus neonatorum pada tahun 2007. - Menurunnya angka kesakitan malaria menjadi = per =000 penduduk dan angka kematian karena malaria sebanyak 97 persen serta menjamin 80 persen penduduk di daerah berisiko malaria I terutama anak dan wanita I menggunakan kelambu yang mengandung insektisida. - Meningkatnya angka kesembuhan penderita A1% dengan 1A+ positi) menjadi > 67 pada tahun 20=0. - *esa0kelurahan men(apai Universal Child "mmuni(ation "5%.& =00 persen pada tahun 20=0. - Menurunnya kasus Acute Flacid *aralysis "+$P& yang ditemukan per =00.000 penduduk < =7 tahun menjadi = - Meningkatnya (akupan kunjungan neonatus menjadi @0 persen dan (akupan kunjungan bayi menjadi @0 persen pada tahun 20=0. - Meningkatnya (akupan bayi berat lahir rendah "11;C& yang ditangani menjadi =00 persen. - Neonatal risiko tinggi0komplikasi yang ditangani men(apai 60 persen. - Meningkatnya (akupan manajemen terpadu pada balita sakit pneumonia, diare, malaria, (ampak, *1*, in)eksi telinga, gi<i kurang, menjadi =00 persen pada tahun 20=0. 2. Menurunnya +K. pada tahun 20=7 menjadi =0> dari kondisi pada tahun 200=. - Menurunnya +K. menjadi =27 per =00.000 kelahiran hidup pada tahun 20=0. - Meningkatnya kunjungan ibu hamil K, menjadi @7 persen pada tahun 20=0. - Meningkatnya pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan menjadi @0 persen pada tahun 20=0. - %akupan ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk =00 persen pada tahun 20=0. - Meningkatnya penanganan kasus komplikasi obstetrik menjadi E20 persen pada tahun 20=0. - +kses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus men(apai 60 persen tahun 20=0. 14

.bu hamil risiko tinggi0komplikasi yang ditangani men(apai 60 persen pada tahun 20=0. .bu hamil mendapat @0 tablet $e men(apai @0 persen pada tahun 20=0. Menurunnya pre2alens anemia gi<i pada ibu hamil "kadar hemoglobin D6 gr persen& menjadi 20 persen dan anemia pada wanita usia subur menjadi =7 persen pada tahun 20=0. Menurunnya angka kehamilan yang tidak diinginkan dari =9,= persen menjadi == persen pada tahun 20=0. Meningkatnya kabupaten0kota yang mempunyai sedikitnya , puskesmas PGN?* menjadi 80 persen pada tahun 20=0. Aersedianya tenaga pro)esional dan )asilitas di C' Kabupaten untuk pelayanan PGN?K.

3. Menurunnya pre2alensi gi<i kurang pada balita menjadi pada tahun 20=7 menjadi =0> dari kondisi pada tahun 200= dengan perhatian khusus pada anak di bawah 2 tahun dan penurunan angka 11;C. - Menurunnya pre2alensi balita bawah garis merah D=7 persen pada tahun 20=0. - %akupan balita gi<i buruk mendapat perawatan =00 persen pada tahun 20=0. - Meningkatnya pemberian +'. eksklusi) sampai umur 8 bulan menjadi 60 persen pada tahun 20=0. - Meningkatnya pemberian +'. disertai makanan pendamping +'. pada anak umur 8 bulan sampai 2 tahun menjadi 60 persen pada tahun 20=0 - Menurunnya pre2alensi 11;C menjadi D7persen pada tahun 20=0. - %akupan balita mendapat kapsul /itamin + 2 kali per tahun @0 persen pada tahun 20=0. - ?radikasi kretin baru pada bayi pada tahun 20=0. - Menurunnya total goitre rate menjadi => persen pada tahun 20=0. - Menurunnya pre2alensi anemia pada balita menjadi =8 persen pada tahun 20=0. - Menurunnya pre2alensi balita pendek0sangat pendek menjadi =0,> persen pada tahun 20=7. - Menurunnya pre2alensi balita kurus0sangat kurus menjadi 7,> persen pada tahun 20=7 4. Menurunnya proporsi rumah tangga yang tidak memiliki aksesibilitas terhadap )asilitas sanitasi dan air bersih yang terjangkau pada tahun 20=7 menjadi =0> dari proporsi pada tahun 200=. - Meningkatnya (akupan air bersih dari 9>,7 persen menjadi @=,2 persen pada tahun 20=7 - Meningkatnya (akupan jamban saniter dari @> persen menjadi @9,9 persen pada tahun 20=7 5. Penyelenggaraan program nasional perkembangan anak dini usia " early child development&. - Meningkatnya (akupan pelayanan kesehatan bagi balita dan anak pra-sekolah menjadi 60 persen pada tahun 20=0. - Meningkatnya balita yang naik berat badannya menjadi 60 persen - Meningkatnya (akupan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak balita dan 15

prasekolah menjadi @0 persen pada tahun 20=0. 'edikitnya 60 persen balita memiliki 1uku K.+ pada tahun 20=0. Pelayanan gangguan jiwa pada anak di sarana pelayanan kesehatan umum men(apai =7 persen pada tahun 20=0. Aersedianya tenaga pro)esional dan )asilitas di C' Kabupaten untuk pelayanan rujukan kesehatan dan tumbuh kembang anak. %akupan posyandu purnama yang menyelenggarakan kegiatan perkembangan anak dini usia sedikitnya ,0 persen.

6. Penyelenggaraan program kesehatan nasional remaja. - Meningkatnya (akupan pemeriksaan kesehatan siswa '* dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih0:uru 5K'0*okter Ke(il =00 persen pada tahun 20=0 - Meningkatnya (akupan pelayanan kesehatan remaja 60 persen pada tahun 20=0. 7. Penyelenggaraan program nasional kesehatan reproduksi. - %akupan K1 akti) menjadi 90 persen pada tahun 20=0. - Meningkatnya (akupan kasus e)ek samping0komplikasi K1 =00 persen pada tahun 20=0. - 'edikitnya 60 persen Puskesmas memberikan pelayanan Kesehatan Ceproduksi "PKC? dan PKCK& pada tahun 20=0.

16

BAB .. S T R A T E G I +da lima strategi utama untuk mewujudkan 2isi dan menjalankan misi Program Nasional Kesehatan 1agi +nak .ndonesia. Kelima strategi utama tersebut adalah3 =. Peningkatkan mutu, distribusi dan keterjangkauan upaya kesehatan termasuk pembiayaan, sumberdaya dan manajemen kesehatan. 2. Peningkatkan kerja sama lintas sektor termasuk dengan dukungan lembaga eksekuti) dan legislati) di semua tingkatan administrasi. >. Pemberdayaan keluarga, orang tua dan0atau wali anak. ,. Pemberdayaan masyarakat termasuk ;'M, organisasi pro)esi, dan swasta. 7. Melaksanakan penelitian dan pengembangan untuk mendukung program kesehatan dan kesejahteraan anak.

17

BAB ;. KEGIATAN POKOK =. Peningkatkan mutu, distribusi dan keterjangkauan upaya kesehatan termasuk pembiayaan, sumberdaya dan manajemen kesehatan. Penambahan sarana dan prasarana, tenaga kesehatan dan pengembangan mobile services Peningkatan mutu layanan melalui kegiatan standardisasi, akreditasi, serti)ikasi, penjaminan mutu, pelatihan dan pengembangan model-model inter2ensi yang tepat guna, lokal spesi)ik dan berdaya ungkit tinggi Pemantapan sistem pembiayaan kesehatan melalui pengembangan jaminan kesehatan dan jaring pengaman sosial bagi anak dari keluarga miskin Peningkatan akses anak-anak pada situasi khusus "mis. anak-anak di wilayah terpen(il, anak-anak korban ben(ana, anak-anak dalam pengungsian, anak-anak dalam wilayah kon)lik, anak-anak terlantar& terhadap pelayanan kesehatan komprehensi) yang bermutu Peningkatkan mutu, distribusi dan keterjangkauan upaya kesehatan termasuk pembiayaan, sumberdaya dan manajemen kesehatan meliputi upaya kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai berikut3 =.=. Pelayanan kesehatan keluarga =.=.=. Pelayanan kesehatan balita dan anak pra-sekolah yang men(akup pelayanan neonatal esensial, MA1', deteksi dini dan stimulasi perkembangan pada anak. =.=.2. Pelayanan kesehatan maternal3 pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar dan komprehensi). =.=.>. 5saha kesehatan sekolah dan pelayanan kesehatan remaja. =.=.,. Pelayanan kesehatan reproduksi esensial. =.2. Perbaikan gi<i =.2.=. Penanggulangan anemia gi<i pada ibu hamil, wanita usia subur dan balita. =.2.2. Peningkatan pemberian +'. eksklusi) dan MP-+'.. =.2.>. Penanggulangan gi<i kurang termasuk pemantauan pertumbuhan anak, pemberian makanan tambahan "PMA& dan sur2ei kewaspadaan pangan dan gi<i. =.2.,. 'uplementasi 2itamin +, yodium, <at besi. =.>. Pen(egahan dan pemberantasan penyakit =.>.=. Pen(egahan dan pemberantasan .'P+, diare, malaria, tuberkulosis, PM', -./0+.*'. =.>.2. ?liminasi tetanus neonatorum. =.>.>. .munisasi untuk 9 ma(am antigen termasuk upaya ?radikasi Polio dan Ceduksi %ampak. =.,. Pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja, termasuk gangguan perkembangan anak serta pen(egahan dan penanggulangan penyalah-gunaan narkotik, psikotropika dan <at adikti). 18

=.7. Penyediaan air bersih dan jamban saniter. =.8. Promosi perilaku hidup bersih dan sehat termasuk pen(egahan ke(elakaan dan (edera pada anak 2. Peningkatan kerja sama lintas sektor termasuk lembaga eksekuti) dan legistlati) di semua tingkatan administrasi. 2.=. Melakukan ad2okasi kepada lembaga-lembaga eksekuti) dan legislati), unit-unit peren(ana, dan sektor-sektor terkait agar senantiasa mengutamakan program kesehatan dalam rangka pemenuhan hak-hak anak. 2.2. Memastikan adanya kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berpihak pada kepentingan kesehatan, utamanya kesehatan anak "healthy public policy&. 2.>. Memastikan dukungan lintas sektor dalam penyelenggaraan upaya peningkatan derajat kesehatan anak. >. Pemberdayaan Keluarga 9.=. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu, suami "ayah&, wali anak dan pengasuh anak dalam perawatan dan pengasuhan anak dini usia "0-8 tahun&. 9.2. Meningkatkan perilaku men(ari pertolongan kesehatan "health see+ing care, se(ara tepat waktu ke tenaga pro)esional. ,. Pemberdayaan Masyarakat ,.=. Peningkatan 5paya Kesehatan 1erbasis Masyarakat antara lain melalui re2italisasi Posyandu, peman)aatan Polindes. ,.2. Melaksanakan berbagai pelatihan bagi kader, tokoh masyarakat dan tenaga sukarela lainnya dalam rangka mengakti)kan berbagai kegiatan kesehatan berbasis masyarakat. ,.>. Mengembangkan kewaspadaan dan kesiagaan masyarakat dalam menanggulangi berbagai masalah kesehatan ibu dan anak. ,.,. Mengembangkan peran akti) ;'M, organisasi pro)esi dan swasta, organisasi pemuda, 'aka 1akti -usada, dan sebagainya, dalam upaya peningkatan derajat kesehatan anak. ,.7. Menggali dan memobilisasi potensi masyarakat dalam penyelenggaraan upaya peningkatan derajat kesehatan anak 7. Penelitian dan Pengembangan 7.= Mendukung dan turut melaksanakan upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang tepat guna, e)ekti) dan e)isien. 7.2 Mendukung dan0atau turut melaksanakan upaya pengembangan metode dan pengelolaan pelayanan kesehatan yang e)ekti) dan e)isien 7.> Mengembangkan dan melaksanakan prinsip-prinsip peren(anaan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berbasis data " evidence based&, termasuk pengembangan 'istem .n)ormasi Kesehatan dan 'istem .n)ormasi Manajemen 7., Mengembangkan berbagai peraturan perundang-undangan dan landasan hukum yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pelayanan kesehatan, khususnya untuk anak 19

BAB 8. KELEMBAGAAN Pengembangan kelembagaan dilakukan melalui , upaya utama, yaitu3 pemantapan kelembagaan di tingkat pusat4 pemantapan kelembagaan di daerah, baik di propinsi maupun kabupaten0kota4 pemantapan kelembagaan lintas sektor, baik di tingkat pusat maupun kabupaten0kota4 dan pemantapan peran lembaga swadaya masyarakat4 dan Pemantapan kelembagaan di tingkat pusat dilakukan untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan perannya dalam mengembangkan kebijakan, menetapkan standard, dan melakukan pemantauan dan penilaian. 5paya pemantapan dilakukan antara lain dengan3 Penguatan unit-unit yang menangani masalah kesehatan anak di *epartemen Kesehatan Pembentukan lembaga nasional yang menangani masalah kesehatan anak, misalnya berbentuk .nstitut Nasional 5ntuk Kesehatan +nak "National "nstitute for Child !ealth&. *i tingkat propinsi dan kabupaten0kota pemantapan kelembagaan perlu dilakukan khususnya sehubungan dengan dilaksanakannya desentralisasi dan otonomi daerah. 5paya khusus perlu dilakukan misalnya untuk3 Pemantapan organisasi *inas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten0Kota, disertai dengan upaya pengembangan kapasitas organisasi, pengembangan sumber daya manusia, dan pengembangan kemampuan pendanaan. Pemantapan organisasi pemberi pelayanan kesehatan anak baik pemerintah maupun swasta "rumah sakit, puskesmas, klinik, rumah bersalin, balai kesehatan, laboratorium kesehatan, dan lain-lain&. Pengembangan komunikasi dan koordinasi antar *inas Kesehatan Kabupaten0Kota, khususnya dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang terjadi lintas wilayah. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh upaya sektor kesehatan. 5ntuk menanggulangi suatu masalah kesehatan se(ara mendasar perlu ditanggulangi )aktor)aktor pengaruh yang bukan merupakan masalah kesehatan. Peran sektor-sektor lain sangat dibutuhkan untuk menanggulangi berbagai penyebab mendasar. 5paya untuk meningkatkan peran dan kontribusi lintas sektor antara lain3 Meningkatkan peran dan akti)itas berbagai kelompok kerja lintas sektor yang sudah ada, misalnya kelompok kerja nasional dalam bidang kesehatan reproduksi, penanggulangan -./0+.*', safe motherhood, gi<i, dan lain-lain. Menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga lintas sektor dari sektor-sektor terkait seperti Menteri Koordinator Kesejahteraan Cakyat, *epartemen Pendidikan Nasional, *epartemen 'osial, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, dan *epartemen Pertanian. Peran dan partisipasi ;embaga-lembaga 'wadaya Masyarakat ";'M& merupakan salah satu kun(i keberhasilan pembangunan kesehatan. 5ntuk itu Pemerintah perlu bekerja sama dengan ;'M dan mendorong berdiri dan berkembangnya berbagai ;'M yang peduli dan0atau bergerak di bidang kesehatan. 20

BAB 9. P E N D A N A A N *ana dan sumber daya yang dibutuhkan untuk men(apai tujuan PN1+. bidang kesehatan meliputi dana dan sumber daya untuk3 pengembangan sumber daya manusia4 pengembangan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan4 pengadaan obat dan bahan habis pakai4 pengembangan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan "pelayanan kesehatan keluarga, perbaikan gi<i, pen(egahan dan pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan&4 pengembangan peran serta masyarakat4 pengembangan kelembagaan4 dan penelitian dan pengembangan teknologi. Kebutuhan untuk pengembangan sumber daya manusia akan men(akup dana dan sumber daya lain untuk3 Melaksanakan pelatihan bagi tenaga kesehatan yang sudah ada, terutama bagi tenaga kesehatan di unit-unit pelayanan kesehatan terdepan seperti Puskesmas Pembantu "Pustu&, Pondok 1ersalin *esa "Polindes&, dan Puskesmas, Cumah 'akit Kabupaten0Kota. Melaksanakan pengangkatan dan penempatan tenaga kesehatan baru, terutama untuk daerah-daerah sulit dan0atau terpen(il. Kebutuhan untuk pengembangan sarana pelayanan kesehatan akan men(akup dana dan sumber daya lain untuk3 Menambah sarana dan prasarana pelayanan kesehatan baru I khususnya sarana pelayanan kesehatan terdepan seperti Pustu, Polindes, Puskesmas dan Cumah 'akit Kabupaten0Kota I terutama dikaitkan dengan adanya pemekaran wilayah "kabupaten0kota baru&. Memelihara dan mereno2asi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan lama. Menambah alat kesehatan sehingga sesuai dengan standard yang ditetapkan. Kebutuhan untuk pengadaan obat dan bahan habis pakai men(akup dana dan sumber daya lain untuk3 Menyediakan obat esensial termasuk mikronutrien. Menyediakan 2aksin untuk imunisasi dasar "tuberkulosis, *PA, polio, (ampak, hepatitis&. Menyediakan makanan tambahan bagi anak, khususnya anak umur 8-2, bulan. Kebutuhan untuk pengembangan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan meliputi dana dan sumber daya untuk Melaksanakan pelayanan kesehatan. Manajemen pelayanan kesehatan termasuk pengembangan sistem in)ormasi kesehatan dan sistem in)ormasi manajemen. Melaksanakan kegiatan super2isi, pemantauan dan e2aluasi Melaksanakan sistem kewaspadaan dini. 21

Mengembangkan model inter2ensi yang berdaya ungkit tinggi.

Kebutuhan untuk pengembangan peran serta masyarakat men(akup dana dan sumber daya lain untuk3 Melakukan re2italisasi berbagai kegiatan kesehatan berbasis masyarakat "misalnya re2italisasi 2,0.000 Posyandu&. Melaksanakan berbagai kegiatan untuk mendorong berdiri dan berperan-akti)nya ;'M yang peduli kesehatan. Kebutuhan untuk pengembangan kelembagaan men(akup dana dan sumber daya lain untuk3 Melakukan berbagai kegiatan dalam rangka ad2okasi kepada lembaga-lembaga legislati), unit-unit peren(ana, dan berbagai sektor terkait. Melakukan berbagai kegiatan untuk mendorong terbentuk dan berperan-akti)nya berbagai kelembagaan di tingkat pusat sampai kabupaten0kota "misalnya .nstitut Nasional 5ntuk Kesehatan +nak, Konsil Kesehatan Kabupaten0Kota&. Kebutuhan untuk pengembangan teknologi men(akup dana dan sumber daya lain untuk3 Menjalin kerja sama dengan berbagai institusi yang melakukan penelitian tentang kesehatan 1ekerja sama dengan institusi pelaksana penelitian melakukan berbagai penelitian terapan dalam bidang kesehatan ibu dan anak.

22

DA1TAR RU7UKAN 1adan Penelitian dan Pengembangan *epartemen Kesehatan Cepublik .ndonesia "2002&. Survei -esehatan Nasional .//01 2aporan %ata Susenas .//03 Status -esehatan, *elayanan -esehatan, *erila+u !idup Sehat dan -esehatan 2ing+ungan1 JJJJJJJJJJ "2002&. Survei -esehatan Nasional .//01 2aporan Studi 4ortalitas .//03 *ola *enya+it *enyebab -ematian di "ndonesia1 JJJJJJJJJJ "2002&. Survei -esehatan Nasional .//01 2aporan S-&5 .//03 Studi 4orbiditas dan %isabilitas1 1adan Pusat 'tatistik Fakarta "2002&. 'tatistik Kesejahteraan Cakyat 2002. *epartemen Kesehatan Cepublik .ndonesia "2002&. 'istem Kesehatan Nasional "*ra) Can(angan +gustus 200>& *epartemen Kesehatan Cepublik .ndonesia "2002&. *rofil -esehatan "ndonesia .//0. *epartemen Kesehatan dan Kesejahteraan 'osial Cepublik .ndonesia "2000&. *rofil -esehatan "ndonesia .///. *epartemen Kesehatan Cepublik .ndonesia "=@@@&. "ndonesia Sehat ./0/1 Kelompok 'tudi Kesehatan Ceproduksi $akultas Kesehatan Masyarakat 5ni2ersitas .ndonesia, *epartemen Kesehatan Cepublik .ndonesia dan #orld -ealth Grgani<ation "200=&. *enilaian Situasi -esehatan Ana+ Umur Se+olah 5ermasu+ &ema6a di "ndonesia1 Pemerintak Cepublik .ndonesia "2002&. Undang7undang &epubli+ "ndonesia No1.8 5ahun .//. 5entang *erlindungan Ana+1 JJJJJJJJJJ "200=&. "ndonesia Country &eport1 9th :ast Asia and *acific 4inisterial Consultation on Shaping the Future Agenda for Children1 Pemerintah Cepublik .ndonesia dan 5N.%?$ "200=&. National &eport on Follo)7up to the World Summit for Children ;0<</7.///,1 JJJJJJJJJJ "2000&. 5he Situation of Children and Women in "ndonesia, ./// 5ni(e) ?+PCG 200>. &eport of the Si th :ast Asia and *acific 4inisterial Consultation 'n Children 97= 4ay .//8 >ali, "ndonesia #orld -ealth Grgani<ation "200=&. Strategic %irections for "mproving the !ealth and %evelopment of Children and Adolescents1

23

Anda mungkin juga menyukai