Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH KASUS I INFEKSI SALURAN KEMIH Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Urinary

Disusun oleh: Kelompok 8


Ajeng Gustiani Anggun Friska YL Ayu Wulandari Desi Afriyanti Melda Iskawati Neni Afriani Nurnila Novi A Nurul Iklima Palupi Darmanti Riska Darwati T Safrina Darayani Shalha Ubaid S Taryana Wijaya K 220110110006 220110110049 220110110025 220110110019 220110110043 220110110062 220110110031 220110110055 220110110074 220110110068 220110110037 220110100093 220110110013

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013

MAKALAH KASUS I INFEKSI SALURAN KEMIH Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Urinary

Disusun oleh: Kelompok 8 Ajeng Gustiani Anggun Friska YL Ayu Wulandari Desi Afriyanti Melda Iskawati Neni Afriani Nurnila Novi A Nurul Iklima Palupi Darmanti Riska Darwati T Safrina Darayani Shalha Ubaid S Taryana Wijaya K Anggota Anggota Anggota Anggota Scriber 2 Scriber 1 Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Chair

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini membahas tentang Urinaty System khususnya mengenai Infeksi Saluran Kemih. Dalam penulisan makalah ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi dapat teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Etika Emaliyawati, M.Kep selaku dosen koordinator mata pelajaran Urinary System 2. Ibu Imas Rafiyah, S.Kp.,MNS selaku dosen tutor kelompok 2 3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.

Jatinangor, 1 Maret 2014

Penulis

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i Kata Pengantar ................................................................................................ iii Daftar Isi ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Tujuan ...................................................................................................... 1 1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 2

BAB II ANALISIS KASUS 2.2 Uraian Kasus .............................................................................................. 3 2.3 Pembahasan Kasus ..................................................................................... 3

BAB III LANDASAN TEORI....................................................................... 9 3.1 Anatomi Fisiologi Sistem urinary .............................................................. 9 3.2 Konsep Umum penyakit ............................................................................ 21

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 43 4.1 Simpulan ................................................................................................... 43 4.2 Saran ......................................................................................................... 43


DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 44

iv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala. Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan: a. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis karena infeksi hematogen. b. Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi. c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika. Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu. 1.2 Tujuan Tujuan umum Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) Tujuan khusus Mengetahui definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) Mengetahui etiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK) Mengetahui klasifikasi penyakit Otitis Media Mengetahui manifestasi klinis Infeksi Saluran Kemih (ISK) Mengetahui patofisiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
1|Makalah ISK Tutor 2 A2011

Mengetahui pemeriksaan diagnostik Infeksi Saluran Kemih (ISK) Mengetahui penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK) Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) 1.3 Batasan Masalah Apakah definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) ? Apakah etiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK) ? Apakah klasifikasi penyakit ISK ? Apa saja manifestasi klinis Infeksi Saluran Kemih (ISK)? Bagaimana patofisiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)? Apa saja pemeriksaan diagnostik Infeksi Saluran Kemih (ISK)? Bagaimana penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK) ? Bagaimanakah cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK)?

2|Makalah ISK Tutor 2 A2011

BAB II ANALISIS KASUS 2.1 Uraian Kasus Seorang wanita berusia 25 tahun status menikah post partum P1A0 (39 minggu pervagina). Satu minggu setelah melahirkan klien mengeluh sakit saat berkemih. Berkemih keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri. Saat dikaji lebih lanjut, untuk perawat hasil wawancara didapatkan klien mengeluh urgensi frekuensi dan disuria. Dari pemfis didapatkan TD 120/80, nadi 90x/menit, RR 24x/menit, suhu 39 derajat C, palpasi di area suprakubis teraba tegang tenderness. Perawat menganjurkan kepada klien supaya banyak minum minimal 3liter/hari. Hasil pemeriksaan urin warna keruh WBC (+++) kultur (+bakteri) piura eritrosit (+) klien mendapat terapi bakterim 3x 1 tablet 400mg peroral dan fenazopyridin 3x 1 tablet peroral. 2.2 Pembahasan Kasus STEP 1 Piura eritrosit (+) (Ajeng) : ada Sel Darah Merah di dalam urine (Anggun), ada nanah dalam urin(Nurnila) Terderness (Safrina) : sakit saat ditekan (Nurul), WBC (+++) (Riska) : adanya infeksi dari bakteri (Palupi) Dysuria (Ayu) : sakit saat berkemih (Melda)

STEP 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Apakah ada hubungan antara post partum dengan sulit berkemih ? (Nurul) Apakah alasannya perawat menganjurkan minum 3 L/hari ?(Riska) Ibu postpartum seperti apa yang terkena penyakit ini ? (Melda) Apakah pemeriksaan diagnostic lainnya? (Desi) Kenapa pasien ingin berkemih namun tidak keluar ?(Nurnila) Apa yang menyebabkan suprapubis tegang ketika di palpasi ? Apakah indikasi obat yang diberikan, cara kerja, kontraindikasi? (Shalha) Apakah pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit ini ? (Ajeng) 9. Apakah terapi lain untuk penyakit ini? (Desi) 10. Apakah penyebab dan faktor risiko penyakit ini ?(Ayu) 11. Apakah organ yang terganggu ? (Ayu) 12. Apakah diagnosa prioritas dalam penyakit ini?(Melda) 13. Apa saja peran perawat yang ada dalam kasus ini ?(Shalha)

3|Makalah ISK Tutor 2 A2011

STEP 3 1. Infeksi saluran bawah (Palupi) 2. Karena air putih meringankan rasa sakit, menekan bakteir keluar (Palupi) 3. Tidak menajaga kesehatan vagina, perawatan tidak tepat saat dalam merawat area genitalia (Anggun) 4. LO 5. Karena terjadi infeksi pada uretra sehingga akan terjadi inflamasi pada uretra, ketika terjadi inflamasi akan terjadi penyempitan uretra sehingga ketika berkemih, urin hanya keluar sedikit (Anggun) 6. Karena kandung kemih penuh karena sulit dikeluarkan (Ajeng) 7. LO 8. Menggunakan sabun khusus karena Ph berbeda, tidak menahan BAK, minum air putih minimal 8 gelas/hari, tidak boleh minum the dna kopi karena bisa menyababkan iritasi kandung kemih. (Safrina, Desi, Shalha) 9. LO 10. Infeksi bakteri, jamur, virus serta infeksi ginjal (Melda) 11. Uretra 12. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan infeksi pada salurak kemih bawah (Ajeng) 13. Penkes saat melahirkan, perawatan sebelum dan pada saat melahirkan, perhatikan saat membersihkan are genitalia (Desi, Riska)

STEP 4 Postpartum

Hygine kurang baik

Bakteri mudah masuk Faktor resiko? Infeksi pada uretra Mo yang menginfeksi?

Inflamasi

Saluran uretra sempit


4|Makalah ISK Tutor 2 A2011

BAK sedikit

Manfes lain?

Kandung kemih penuh

Tegang, tenderness

nyeri

UTI

Konsep umum STEP 5 Mind map Efek samping, indikasi, kontraindikasi obat

STEP 7 1. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih mulai dari uretra, buli-buli, ureter, sampai jaringan ginjal dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih biasanya terdapatamikroorganisme > 105 (Ajeng, Desi) 2. Organisme penyebab infeksi saluran kemih yaitu: Stafilokokus koagulase negatif (biasanya pada anak-anak) Eschericia coli Klebsiella aerobacter Proteus mirabilis Enterobacter cloacae Pseudomonas aeruginosa Staphylococcus saprophyticus Streptococcus pyogenes
5|Makalah ISK Tutor 2 A2011

Sebagian besar kuman penyebab ISK adalah kuman enterik, Escherichia coli ( 80 %) yang merupakan kuman terutama penyebab ISK pada wanita. Pada pria dan pasien di rumah sakit, ISK terutama disebabkan oleh kuman Proteus, Stafilokok dan bahkan Pseudomonas (30-40%). Faktor resiko onstruksi saluran kemih DM Kurang gizi Pemakaian kateter, siteskopi Usia lanjut Hormone estrogen Wanita karena uretra lebih pendek dari pria Kehamilan (karena saat hamil wanita akan mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone,termasuk kandung kemih dan ureter sehingga mereka menahan urin di bagian tersebut yang dapat meningkatkan factor resiko (Nurnila, Riska, Anggum, Melda) 3. Manifestasi klinis ISK adalah frekuensi berkemih sering namun sedikit, sakit pinggang, urgency, nyeri di area suprapubis, berkemih di malam hari, malaise, demam, mual muntah (Safrina, Ajeng) 4. Infeksi saluran kemih pada usia lanjut dibedakan menjadi : a. ISK Uncomplicated (simple) ISK yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomi maupun fungsional normal. ISK ini terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih. b. ISK Complicated Sering menimbulkan banyak masalah karena kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis, dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut : - Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap, dan prostatitis - Kelainan faal ginjal : GGA maupun GGK - Gangguan daya tahan tubuh - Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus spp yang memproduksi urease (Ayu, Nurul) 5. Pemeriksaan diagnostic pada ISK adalah :
6|Makalah ISK Tutor 2 A2011

a. Urinalisis Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis. b. USG dan radiografi pada abdomen c. Intravenous Urography

d. e. f. g. h.

Bakteriologis Pemeriksaan radiologis rontgen pada ginjal CT-sacan Tes kimiawi Tes plat celup (Melda, Riska, Palupi, Nurnila, Desi, Safrina)

6. Penatalaksanaan ISK Untuk sistitis ringan, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah minum banyak cairan. Aksi pembilasan ini akan membuang banyak bakteri dari tubuh, bakteri yang tersisa akan dilenyapkan oleh pertahanan alami tubuh. Antiseptik saluran kemih terbatas hanya untuk pengobatan ISK. - Nitrofurantion (Furadantin, Macrodantin), efektif untuk melawan organisme gram positif dan gram negatif terutama E. Coli. Obat ini digunakan untuk pengobatan ISK akut dan kronik. Dapat menimbulkan iritasi gastrointestinal. Dosis: PO 50-100 mg - Metanamin (mandelamie), untuk ISK kronik, PH urin harus asam, tidak boleh dipakai bersama sulfonamid. Dapat menyebabkan kristaluria sehingga harus banyak minum. Dapat menimbulkan iritasi gastrointestinal.
7|Makalah ISK Tutor 2 A2011

Quinolon (asam nalidiksat, sinoksasin, norfloksasin, siproflolaksasin), merupakan salah satu dari kelompok antiseptik saluran kemih terbaru dan efektif dalam melawan ISK bagian bawah. Analgesik saluran kemih Fenazopiridin hidroklorida (Pyridium), obat ini digunakan untuk meredakan nyeri, rasa terbakar, dan sering berkemih serta rasa dorongan berkemih yang merupakan gejala dari ISK bagian bawah. Obat ini dapat menimbulkan gangguan gastrointestinal, anemia hemolitik dan warna air seni menjadi merah kejinggaan/coklat. Analgesik ini diberikan bersamaan dengan antibiotik untuk kesembuhan yang lebih optimal. Antispasmodik (dimetil sulfoksida/DMSO, oksibutin, flavoksat), spasme saluran kemih akibat infeksi atau cedera dapat diredakan dengan antispasmodik yang bekerja langsung pada otot polos dari saluran kemih. Terapi baktrim Indikasi : ISK yang disebabkan oleh kuman E.coli, klebsiela, enterobacter, proteus Kontra indikasi : kerusakan parenkimhati, gagal ginjal berat, hamil Efek samping : diare, colitis pseudomembranosa, gangguan glomerulus, kandidiasis, leukemia Dosis : dewasa dan anak > 12 tahun = 2 tab 2x/hr Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian terapi Bactrim yaitu: a. Menyebabkan ruam berat pada kulit apabila terpapar sinar matahari langsung b. Menghindari makanan yang mengandung kalsium, antarida, dan sodium bikarbonat karena menyebabkan penurunan dalam penyerapan obat Meminum jus canberry untuk mencegah adisi bakteri pada saluran kemih (Safrina, Shalha, Nurnila, Nurul, Riska) 7. Pencegahan Minum yang cukup 2-3 liter/hari Jangan menahan untuk berkemih Hygiene yang baik Menghindari bahan yang dapat mengiritasi seperti busa dan mengenakan pakaian dari bahan nilon (Ajeng, Nurnila)

8|Makalah ISK Tutor 2 A2011

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Anatomi dan Fisiologi 3.1.1 Pengertian Sistem Urinaria

Sistem perkemihan disebut juga sistem urinaria atau renal system, adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). A. Susunan Sistem Urinaria Terdiri dari: 1. Dua buah ginjal yang mengambil zat sisa, mineral yang tidak dibutuhkan, dan kelebihan air dari darah sebagai urin. 2. Dua buah ureter (saluran panjang) yang mentransport urin ke kandung kemih/vesika urinaria/bladder. 3. Kandung kemih sebagai tempat penampungan urin sampai waktu yang tepat untuk dibuang. 4. Uretra sebagai saluran yang mengalirkan urin dari kandung kemih keluar tubuh.
9|Makalah ISK Tutor 2 A2011

1. Ginjal

Organ berwarna kemerahan dengan bentuk menyerupai kacang merah (kacang ercis), terletak di kedua sisi perut tepat di atas pinggang, dan mengarah ke bagian belakang tubuh. Jumlahnya ada dua, kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal 200 gram dan pada umumnya ginjal laki laki lebih panjang dari pada ginjal wanita.

Bagian dalam ginjal Setiap ginjal dilindungi oleh tiga lapisan luar: (1) selaput luar kuat dari jaringan ikat penyangga, disebut fasia renal; (2) satu lapis jaringan lemak, disebut kapsul adiposa; dan di dalamnya, (3) lapisan jaringan ikat lain, disebut kapsul renal. Badan utama ginjal Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu: a. Bagian kulit (korteks renal) Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyaringan darah ini banyak mengandung kapiler kapiler darah yang tersusun bergumpal gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi. Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu di antara glomerolus dan simpai bownman. Zat zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
10 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

b. Sumsum ginjal (medula renal), yang mengandung kapiler dan tubulus pembentuk urin (tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula). Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergarisgaris karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Di antara piramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urin yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

11 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

c. Rongga ginjal (pelvis renal), ruang di tengah-tengah tempat berkumpulnya urin. Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masingmasing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kaliks minor ini menampung urin yang terus keluar dari papila. Dari Kaliks minor, urin masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga ditampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

12 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Ginjal mengandung unit penyaring mikroskopis berupa satuan struktural dan fungsional ginjal terkecil yang disebut nefron. Tiap tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bownman, serta tubulus tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.

Kapsula Bownman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler glomerolus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celahcelah antara pedikel itu sangat teratur. Kapsula bownman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelokbelok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut angsa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.

13 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Fungsi Ginjal 1. Mengekskresikan zatzat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya amonia. 2. Mengekskresikan zatzat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obatobatan, bakteri dan zat warna). 3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi. 4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa. Tes Fungsi Ginjal 1. Tes untuk protein albumin Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam urin. 2. Mengukur konsentrasi urenum darah Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar normal (20 40) mg%. 3. Tes konsentrasi Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat jenis urinnya naik. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal Peredaran Darah Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut
14 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Persyarafan Ginjal Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2 (dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison. 2. Ureter Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) b. Lapisan tengah otot polos c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakangerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
15 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik. 3. Vesikula Urinaria (Kandung Kemih) Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius. Bagian vesika urinaria a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate. b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus. c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Proses Miksi (Rangsangan Berkemih) Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi
16 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih. Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila sarafsaraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh. Bila terjadi kerusakan pada sarafsaraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terusmenerus tanpa disadari) dan retensi urin (kencing tertahan). Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. Peritonium melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis. 4. Uretra Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok kelok melalui tengah tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya 20 cm.

17 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Uretra pada laki laki terdiri dari : a. Uretra Prostaria b. Uretra membranosa c. Uretra kavernosa Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
18 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

B. Urin (Air Kemih) Sifat sifat air kemih Jumlah eksresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya. Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh. Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat obatan dan sebagainya. Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak. Berat jenis 1.015 1.020. Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam). Komposisi air kemih Air kemih terdiri dari kira kira 95 % air Zat zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat Pigmen (bilirubin, urobilin) Toksin Hormon Mekanisme Pembentukan Urin Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 180L filtrat. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali. Tahap tahap Pembentukan Urin

a. Proses filtrasi Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bownman yang terdiri
19 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.

b. Proses reabsorpsi Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis. c. Augmentasi (Pengumpulan) Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urin dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urin sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urin dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

20 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Mikturisi Peristiwa penggabungan urin yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 23 ml urin. Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya. Ciri ciri Urin Normal Rata rata dalam satu hari 1 2 liter, tapi berbeda beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata rata 6. 3.2 Konsep Penyakit ISK 3.2.1 Definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15%.
21 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001) Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998) 3.2.2 Etiologi Beberapa jenis mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih seperti Eschericia coli. Bekteri ini merupakan penyebab tersering pada infeksi saluran kemih. Penyebab lain pada infeksi saluran kemih ini atara lain jamur dan virus. Beberapa penyakit lain yang menjadi penyebab ISK antara lain Infeksi ginjal dan BPH. Mikroorganisme dapat masuk ke dalam saluran kemih melalui beberapa cara seperti : 1. Endogen Penyebaran terjadi melalui kontak langsung. 2. Hematogen Penyebaran melalui peredaran darah. 3. Limfogen Penyebaran melalui pembuluh limfe 4. Eksogen Penyebaran mikroorganisme melalui kontaminasi dari pemakaian alat seperti kateter, sistokopi, dll. Infeksi yang paling sering terjadi sebagai akibat dari mikroorganisme yang terdapat pada feses yang naik dari perineum menuju uretra dan kandung kemih. Mikroorganisme kemudian melekat dan berkoloni di epithelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih. Ada beberapa hal yang dapat menigkatkan angka kejadian infeksi saluran kemih seperti : 1. Inflamasi 2. Abrasi mukosa uretra

22 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

3. Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap 4. Gangguan status metabolisme misalnya Diabetusmelitus,Kehamilan, dsb. 5. Imunosupresi 3.2.3 Manifestasi Klinis Bayi 1. Kolik : Keadaan dimana bayi menangis terus menerus secara berlebihan (lebih dari 3 jam sehari dan paling sedikit 4 hari dalam seminggu). Gangguan ini bisa terjadi sejak anak lahir sampai usia 3-4 bulan. Itu sebabnya, dikenal juga istilah kolik 3 bulan. 2. Ikterus : menguning sklera,kulit/jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh/akumulasi bilirubin. 3. Kurang nafasu makan 4. Muntah 5. Demam 6. Letargi 7. Iritabilitas 8. Peningkatan frekuensi penggantian popok karena basah 9. Retardasi pertumbuhan

Anak Pra Sekolah 1. Demam 2. Pancaran urine lemah/menetes 3. Urine berbau busuk 4. Hematuria : kehadiran sel-sel darah merah dalam urin 5. Enuresis : Ketidakmampuan berkemih pada usia dimana kontrol mikturisi (pembuangan urine) seharusnya sudah dimiliki 6. Nyeri abdomen 7. Sering berkemih 8. Urgensi 9. Disuria

23 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Anak Usia Sekolah 1. Diare 2. Urine kuat 3. Hematuria 4. Disuria 5. Sering berkemih 6. Urgensi 7. Perubahan kepribadian Secara umum, tanda dan gejalanya: Rasa panas/nyeri ketika buang air kecil Rasa ingin sering buang air kecil Urin berbau busuk, mengandung darah/nanah, dan terlihat keruh Rasa sakit yang menetap di perut bagian bawah Urin keluar protein (+) Epidemiologi

3.2.4

ISK tergantung banyak faktor; seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi (pencetus). Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1 % meningkat menjadi 5% selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30%, baik laki-laki maupun perempuan bila disertai faktor predisposisiseperti berikut litiasis, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosispapilar, diabetes mellitus pasca transplantasi ginjal, nefropati analgesik, penyakit sickle-cell, senggama, kehamilan dan peserta KB dengan table progesterone, serta kateterisasi. (Sukandar, E., 2004) 3.2.5 Klasifikasi

Infeksi Saluran Kemih dibagi menjadi : 1. Uretritis Merupakan peradangan yang terjadi pada uretra. Uretritis di golongkan
24 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

menjadi dua golongan, yaitu : a. Gonoreal Golongan ini adalah uretritis yang disebabkan oleh kuman Nesseria gonorhoeae. Penularan terjadi melalui kontak langung misalnya pada hubungan seks yang beresiko. b. Nongonoreal Uretritis jenis ini disebabkan oleh kuman selain Nesseria gonorhoeae, biasanya disebabkan oleh infeksi Clamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum. Manifestasi klinis dari uretritis antara lain : a. Mukosa hiperemis dan oedem b. Terdapat ciran eksudat yang purulen c. Adanya ulserasi pada uretra d. Rasa gatal e. Good morning sign f. Nanah pada awal miksi g. Nyeri pada saat miksi h. Kesulitan untuk memulai miksi i. Nyeri pada abdomen bagian bawah 2. Sistisis Merupakan inflamasi pada kandung kemih. Sistisis ini paling sering dikarenakan oleh menyebarnya infeksi dari uretra yang disebabkan oleh refluks urin dari uretra ke vesica urinarinaria, kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistokopi. Sistisis memiliki gejala klinis seperti : a. Disuria b. Peningkatan frekwensi berkemih c. Perasaan ingin berkemih d. Ada leukosit dalam urin e. Nyeri supra pubis f. Demam dengan disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah. 3. Pielonefritis Pielonefritis merupakan radang pada ginjal. Pielonefritis dibagi menjadi pielonefritis akut dan kronis. Pada pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih ascenden. Penularan dapat terjadi melalui cara hematogen, dan dapat menyerang salah satu atau kedua ginjal. Sementara pada pielonefritis kronis dapat terjadi karena infeksi yang berulang, biasanya terjadi pada penderita dengan batu ginjal, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter. Pielonefritis memiliki beberapa manifestasi klinis seperti : a. Demam b. Menggigil c. Nyeri pinggang
25 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

d. Disuria Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi: 1. ISK uncomplicated (simple) ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih. 2. ISK complicated Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut: a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis. b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK. c. Gangguan daya tahan tubuh d. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp yang memproduksi urease. 3.2.6 Pemeriksaan Diagnostik

1. Urinalisis a. Leukosuria Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap dugaan adalah ISK. Dinyatakan positif bila terdapat > 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya keterlibatan ginjal. Namun adanya leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi.

26 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Gambar 1. Leukosuria

b.

Hematuria Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila dijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat juga disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal, atau nekrosis papilaris.

2. Bakteriologis a. Mikroskopis Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak emersi. Biakan bakteri

b.

Gambar 2. Biakan bakteri Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna sesuai dengan criteria Cattell, 1996: Wanita, simtomatik >102 organisme koliform/ml urin plus piuria, atau > 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau
27 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Adanya pertumbuhan organisme pathogen apapun pada urin yang diambil dengan cara aspirasi suprapubik Laki-laki, simtomatik >103 organisme patogen/ml urin Pasien asimtomatik > 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.

3. Tes kimiawi Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali enterokoki, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari 100.000 - 1.000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas 90,7% dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak, infeksi oleh enterokoki dan asinetobakter. 4. Tes Plat-Celup (Dip-slide)

Gambar 3. Plat celup Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya dilapisi perbenihan padat khusus dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan digenangi urin. Setelah itu lempeng dimasukkan kembali ke dalam tabung plastik tempat penyimpanan semula, lalu dilakukan pengeraman semalaman pada suhu 37 C. Penentuan jumlah kuman/ml dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan pada lempeng perbenihan dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan
28 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

10.000.000 dalam tiap ml urin yang diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup akurat. Tetapi jenis kuman dan kepekaannya tidak dapat diketahui. 5. Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Dapat berupa pielografi intravena (IVP), ultrasonografi dan CTscanning.

3.2.7 Penatalaksanaan 1. Terapi Medis Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhaap flora fekal dan vagina. Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas: o Terapi antibiotika dosis tunggal o Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari o Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu o Terapi dosis rendah untuk supresi Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko

kekambuhan infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, factor kausatif (mis: batu, abses), jika muncul salah satu, harus segera ditangani. Setelah penanganan dan sterilisasi urin, terapi preventif dosis rendah. Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim /sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi. Berikut obat yang biasa diberikan kepada klien dengan infeksi saluran kemih Ulfaprim

29 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Kemasan dan no.Reg: Ulfaprim suspensi mengandung Sulfamethoxazole 200 mg dan Trimetoprim 40 mg / 5 mL, dalam botol 60 mL, No. Reg. : DKL0308509933A1. Ulfaprim tablet mengandung Sulfamethoxazole 400 mg dan

Trimetoprim 80 mg (1 box berisi 10 strip @ 10 tablet), No. Reg. : DKL0308509510A1. Nama Generik : Co-trimoxazole Nama Dagang : Bactrim (Roche), Kaftrim (Kimia Farma), Inatrim (Indo Farma), Primadex (Dexa Medica), Sanprima (Sanbe), Triminex (Konimex) Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Saluran Pencernaa, Infeksi Saluran Pernapasan, Infeksi kulit Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap komponen obat, anemia megaloblastik Bentuk Sediaan : Tablet ( 80 mg Trimethoprim 400 mg Sulfamethoxazole) Anak-anak dan bayi usia dua bulan atau lebih: Berat Badan (Kg) 20 30 40 Pemberian obat setiap 12 jam 1 tablet 1 tablet 2 tablet

Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun adalah: Dosis lazim: 2 kali sehari 2 tablet selama 10-14 hari infeksi berat: 2 kali sehari 3 tablet untuk pengobatan jangka panjang: 2 kali sehari 1 tablet Kaplet Forte (160 mg Trimethoprim 800 mg Sulfamethoxazole ) Sirup suspensi ( Tiap 5 ml mengandung 40 mg Trimethoprim 200 mg Sulfamethoxazole )

30 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Anak-anak dan bayi usia 2 bulan atau lebih: Berat Badan (Kg) 10 20 30 40 Dosis 5mL (1 sendok takar), 2x/hari 10mL (2 sendok takar), 2x/hari 5mL (3 sendok takar), 2x/hari 20mL (4 sendok takar), 2x/hari

Efek samping : - Hipersensitivitas ( demam, rash, fotosensitivitas ) - Gangguan pencernaan ( nausea, vomiting, diare ) - Hematotoxicity ( granulositopenia, trombositopenia) - Resiko Khusus : defisiensi G6PD, defisiensi asam folat, wanita hamil dan menyusui, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal. Phenazopyridine Indikasi : digunakan bersamaan dengan antibiotika untuk mengatasi infeksi saluran kemih, digunakan untuk mengobati iritasi atau rasa tidak enak sewaktu berkemih Efek Samping: pusing, sakit kepala, dan gangguan pencernaan Ciprofloxacin Nama Generik : Ciprofloxacin Nama Dagang : Ciproxin (Bayer), Interflox (Interbat), Nilaflox (Nicholas), Quidex (Ferron), Renator (Fahrenheit), Scanax (Tempo Scan Pasific) Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Sinusitis Akut, Infeksi Kulit, Infeksi Tulang dan Sendi, Demam Typhoid, Pneumonia Nosokomial Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap Ciprofloxacin atau golongan quinolon lain Bentuk Sediaan : Tablet, kaplet (250 mg, 500 mg, 750 mg); Tablet lepas lambat ( 500 mg, 1000 mg ) Dosis : Dewasa : 250 mg tiap 12 jam Efek Samping : ruam kulit, diare, mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala, susah tidur, jantung berdebar-debar, halusinasi
31 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Resiko Khusus : Pasien dengan gangguan ginjal, Wanita hamil dan menyusui. Nitrofurantoin Bersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak bakteri gram positif dan gram negative. Nitrofurantoin diabsorpsi dengan baik setelah ditelan tetapi dengan cepat dimetabolisme dan disekresikan sehingga tidak memungkinkan kerja antibakteri sistemik. Obat ini disekresikan di dalam ginjal. Dosis : untuk infeksi saluran kemih pada orang dewasa adalah 50-100 mg 4 x dalam 7 hari setelah makan. Efek samping : - Anoreksia - Mual - Muntah Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkinan adanya: o Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan o Interansi obat o Efek samping obat o Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal: o Efek nefrotosik obat o Efek toksisitas obat 2. Terapi Non-Medis 1. Bunga Sepatu Rebus 15 g akar kembang sepatu, 25 g meniran (Phyllanthus urinaria L), dan 30 g sambiloto (Androqap his panleulata) dalam 600 ml air sampai tersisa 300 ml. Saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari. Catatan: Wanita hamil dilarang minum rebusan tumbuhan obat ini.
32 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit berat, tetap konsultasikan dengan dokter. 2. Kemuning Cuci bersih 30 g akar kemuning kering 15 g, meniran (Phyllant bus urinaria L.), dan 20 g sambiloto (Androgaphis paniculata Nees.). Rebus ketiga bahan tersebut dalam 600 ml air sampai tersisa 300 ml. Setelah dingin, saring air rebusan, lalu minum 3 kali sehari masing-masing 100 ml. 3. Nona Makan Sirih Cuci bersih 15 g daunn nona makan sirih segar, lalu rebus dengan 3 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring air rebusan, lalu bagi dua untuk dimInum 2 kali pada waktu pagi dan sore hari. 4. Untuk mengatasi agar tidak lebih parah, pada waktu bangun di pagi hari. Buang air seni pada pagi hari dapat membantu mengeluarkan bakteri darikandung kamih yang akan keluar bersama urin. Jarang buang air seni menyebabkan beberapa bakteri mendapat peluang untuk berkembang biak dengan cepat dalam kandung kemih. 5. Minum air putih inimal 8 gelas atau 2,5 liter setiap hari. Air putih dapat melancarkan pengeluaran air seni dan dapat mencegah timbulnya penyakit infeksi saluran kemih. 6. Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing. 7. Setiap buang air seni, bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini mengurangi kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari rectum. 8. Membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliku keseimbangan pH sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih. 9. Buang air seni sesering mungkin ( setiap 3 jam ) untuk mengosongkan kandung kemih dan jangan menunda membuang air seni, karena perbuata ini justru merupakan penyebab terbesar dari infeksi saluran kemih. 10. Pilihlah toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh langsung ke permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya

membersihkan dulu pinggiran dudukan toilet. 11. Saat membersihkan saluran kencing gunakan air langsung keran.
33 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

12. Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila jarang diganti bakteri akan berkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab. 3.2.8 Patofisiologi Terlampir 3.2.9 Asuhan Keperawatan Pengkajian 1. Anamnesa Nama Usia Jenis Kelamin Alamat Pendidikan Agama Pekerjaan Status Suku Bangsa Tanggal Masuk RS Diagnosa Medis 2. Riwayat Kesehatan Keluhan Utama Klien mengeluh sakit saat berkemih Riwayat Kesehatan Sekarang Satu minggu setelah melahirkan, klien mengatakan sakit pada saat berkemih, keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri, pada saat wawancara klien mengeluh urgency, frequency, dan dysuria Riwayat Kesehatan Masa Lalu Klien mengatakan satu minggu yang lalu selesai melahirkan post partum P1A0 (39 minggu) pervaginam (Tanya kepada klien ada riwayat DM) Riwayat Kesehatan Keluarga : x : 25 Tahun : Perempuan ::::: Menikah (post partum P1A0/39 bulan pervaginam) ::: infection track urinary

34 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

(tanyakan kepada klien apakah ada anggota keluarga yang menderita DM karena kadar glukosa yang tinggi dapat menjadi resiko ISK) Riwayat psikososial (Tanyakan kepada klien tentang perasaan klien mengenai penyakit ini) Riwayat Alergi (tanyakan kepada klien punya alergi tidak ? terutama alergi obat antibiotik) 3. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum TD : 120/80mmhg P : 90x/menit RR : 24x/menit S : 39C Pemeriksaan Head To Toe Kepala : Dada : Punggung : (jika sudah ke ginjal maka akan sakit pinggang, nyeri ketok ginjal) Abdomen : palpasi area supra pubik teraba tegang dan tenderness Ekstremitas : 4. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan Lab : hasil pemeriksaan urin warna keruh, WBC (+++), cultur+bakteri, Pyuria, eritrosit (+) Analisa Data

Data DO DS Klien urgency, dan dysuria Pyuria Eritrosir (+)

Etiologi

Masalah pola

Syaraf nyeri teramgsang - Gangguan > menahan urin sebagai eliminasi kompensasi nyeri ->

keluar sedikit-sedikit -> mengeluh akumulasi urin

frekuency meningkat di kandung kemih -> impuls ke otak untuk miksi -> karena

35 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

nyeri, urin keluar sedikit sedikit -> gangguan pola eliminasi DO : DS Klien nyeri/sakit berkemih. Berkemih Inflamasi dalam -> reseptor Nyeri urinaria

vesika

mengeluh terangsang -> impuls ke saat otak untuk miksi -> urin bersifat asam -> urin sedikit- keluar melalui saluran ureter kemih

sedikit disertai nyeri (pada

tyerdapat inflamasi) -> terasa nyeri karena syaraf nyeri terangsang -> nyeri DO DS Urine keruh WBC (+++) Cultur+bakteri S : 39C Obstruksi neurogenik, kurang, wanita gangguan Infeksi hygine hamil relaksasi polos ->

mengalami semua otot

oeningkatan

Klien mengeluh urgency, mikroorganisme -> invasi frequency, dysuria ostium uretra externum > kolonisasi bakteri pada mukosa saluran kandung kem9ih (vesika urinaria, ureter) -> infeksi

36 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Nursing Care Planning

No. Diagnosa Keperawatan 1 Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain

Tujuan

Intervensi Keperawatan

Rasional

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat mempertahankan pola eliminasi secara adekuat KH : 1. Tidak terjadi tandatanda gangguan berkemih (urgensi,oliguri,disuria) 2. Klien dapat berkemih setiap 3 jam 3. Klien tidak kesulitan saat berkemih

1. Ukur dan catat urine setiap kali berkemih

1. Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untk mengetahui input/ output

2. Anjurkan untuk berkemih setiap 2 - 3 jam 2. Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria 3. Palpasi kandung kemih setiap 4 jam 3. Untuk mengetahui 4. Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urine adanya distensi kandung kemih 4. Memberikan informasi 5. Dorong,meningkatkan pemasukan cairan tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi

37 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

6. Kaji keluhan pada kandung kemih

5. Peningkatan hidrasi membilas bakteri

6. Retensi urine dapat terjadi 7. Bantu klien ke kamar kecil, memekai pispot/urinal dan menyebabkan distensi jaringan (kandung kemih/ginjal) 8. Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman 7. Untuk memudahkan klien dalam berkemih 9. Observasi perubahan tingkat kesadaran 8. Supaya klien tidak sukar berkemih

10. Kolaborasi : Awasi pemeriksaan laboratorium,elektrolit,bun,kreatinin Lakukan tindakan untuk memelihara 9. Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolitdapat menjadi

38 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

asam urine dan berikan obat-obatan untuk meningkatkan asam urine Rasional : Asam urin menghalangi

toksin pada susunan saraf pusat.

tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan 10. Asam urin menghalangi sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan infeksi saluran kemih tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan infeksi saluran kemih 2 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih, dan struktur traktus urinarius lain Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri hilang atau berkurang saat dan sesudah berkemih KH : 1. Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih 4. Pantau perubahan warna urine, pantau 3. Anjurkan minum banyak 2 - 3 liter jika tidak ada kontra indikasi 3. Untuk mmbantu klien dalam berkemih 2. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleran 2. Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot 1. Kaji Intensitas, lokasi, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri 1. Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi

39 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

2. Kandung Kemih tidak tegang 3. Pasien tampak tenang 4. Ekspresi wajah tenang

pola berkemih, masukan dan keluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang

4. Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan

5. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan 5. Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot

6. Berikan perawatan perineal

6. Untuk mencegah kontaminasi uretra

7. Jika dipasang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari 7. Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasukikandung kemih 8. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan 8. Relaksasi, menghindari 9. Kolaborasi : Berikan obat analgetik sesuai dengan terlalu merasakan nyeri dan naik saluran perkemihan

40 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

program terapi

9. Analgetik memblok lintasan nyeri 1. Tanda tanda vital menandakan adanya perubahan didalam tubuh.

Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan Infeksi sembuh dan mencegah komplikasi. KH : 1. Tanda-Tanda Vital dalam batas normal 2. Nilai Kultur Urine Negatif 3. Urine berwarna bening dan tidak berbau

1. Kaji suhu tubuh pasien selama 4 jam dan lapor suhu diatas 38,5 0C

2.Catat karakteristik urine 2. Untuk mengetahui /mengidentifikasi indikasi kemajuan atau 3. Anjurkan pasien untuk minum 2-3 liter jika ada kontra indikasi penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

4. Monitor Pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapi

3. Untuk mencegah statis urine

5. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih

4. Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita

41 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

6. Berikan keperawatan perineal,pertahankan agar tetap bersih dan kering

5. Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih

6. Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra

42 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

BAB IV PENTUPUP 4.1 Simpulan Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah ditemukannya kuman pada urin yang umumnya steril. Secara anatomi, ISK dibagi menjadi infeksi saluran kemih bagian atas dan infeksi saluran kemih bagian bawah. ISK bagian atas mencakup semua infeksi yang menyerang ginjal, sedangkan ISK bagian bawah mencakup semua infeksi yang menyerang uretra, kandung kemih dan prostat. Diagnosa keperawatan dalam kasus ini adalah Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain, Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih, dan struktur traktus urinarius lain, dan Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih. 4.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa Diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakitpenyakit dalam keperawatan anak salah satunya infeksi saluran kemih dan juga meningkatkan kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan yang baik dan benar. 2. Bagi Perawat Diharapkan bagi perawat agar dapat meningakatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawtan serta pengetahuan sehingga dapat memberikan asuhan keperawtan yang optimal pada pasien yang menderita penyakit infeksi saluran kemih dan perawat mampu menjadi edukator yang baik bagi pasien dan keluarganya. 3. Bagi Dunia Keperawatan Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan kekurangannya sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan serta, dapat di aplikasikan untuk mengembangakan ketrampilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami infeksi saluran kemih.

43 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

DAFTAR PUSTAKA Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. Jalal, Diana I. 2009. Medical Care of Cancer Patients Chapter 48. United States of America: BC Decker Inc. Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. Reeves, Charlene. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Buku 1. Jakarta: Salemba Medika. Suharyanto, Toto dan Madjid, Abdul. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Trans Info Media. Syamsuri Istamar. 2004. Biologi Untuk SMA. Jakarta : Erlangga. Syarifuddin. 1992. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

44 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

PATOFISIOLOGI Kelainan kongenital Obstruksi gangguan neurogenik Refleks pengaliran tidak lancar Urin statis di vesika urinaria Penimbunan cairan&kuman Aliran balik Perkembangan kuman meningkat Peningkatan MO Hygiene yang kurang bersih Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos (pengaruh hormon progesteron)

Penurunan fungsi uretro vesikuler

Kelainan anatomi Ureter sempit

Penularan secara assending dari anus menuju saluran kemih, pada wanita setelah lahir dari vagina keluar darah, sistem imun yang tidak stabil

Kandung kemih&ureter mengalami relaksasi otot polos Pengosongan kandung kemih tidak sempurna Peningkatan MO

Invasi ostium uretra externum Kolonisasi bakteri pada mukosa saluran kandung kemih ( vesika urinaria, ureter) Infeksi

Inflamasi

Reseptor dalam vesika urinaria terangsang

Merangsang leukosit respon imun Interaksi makrofag dan limfosit T

Impuls ke otak untuk miksi Peningkatan frekusensi BAK (frequency)

Mengeluarkan IL-4 Urin bersifat asam Memicu limfosit B Urin keluar melalui ureter (pada saluran kemih terdapat inflamasi)

Produksi ig E spesifik meningkat

Merangsang sintesis pirogen endogen

Reaksi antigen anti-bodi

Terasa nyeri karena syaraf nyeri terangsang

Merangsang IL-1

Bakteri >>antibodimati

nyeri

hipotalamus Peningkatan sekresi prostaglandin

Sisa antibodi yang mati mengakibatkan adanya nanah (eksudat) Terbawa saat urin keluar

Menahan urin sebagai kompensasi nyeri Keluar sedikit-sedikit

Peningkatan set point

Pyuria:warna urin keruh

Akumulasi urin meningkat di kandung kemih

Hipotalamus menganggap suhu tubuh yang rendah&memicu mekanisme peningkatan panas

Urin terus meningkat menekan di kandung kemih (menegang >kapasitas)

Supra pubik tegang

Impuls ke otak untuk miksi Tekanan dari luar

Suhu tubuh naik (39 c) Nyeri&tenderness Urin masih ada di ada di kandung kemih Impuls ke otak Urgency

Karena nyeri keluar sedikitsedikit

Gangguan pola eliminasi

Anda mungkin juga menyukai