Anda di halaman 1dari 7

L.1.

AHAMMIYYAH TARBIYAH

Sasaran :
• Memahami pentingnya tarbiyah dalam membentuk khairu ummah
dan akibat-akibat yang ditimbulkan karena tidak adanya tarbiyah.
• Mengetahui dan memahami marhalah yang ditempuh Rasulullah
SAW dalam menjalankan tarbiyah.
• Menyadari bahwa terbentuknya tarbiyah yang benar dapat
memberikan kebahagiaan yang besar dalam kehidupan ummat.

Ringkasan :
Tarbiyah Islamiyah yang dibawa oleh Rosul dan Islam adalah
untuk memperbaiki manusia. Keadaan jahiliyah yang dikenal dengan
ummat jahiliyah di zaman Rosul mempunyai ciri-ciri bodoh, hina,
lemah, miskin, dan berpecah-belah. Keadaan ini boleh berlaku pada
saat ini dan juga mungkin terdapat di kalangan muslim sendiri.
Kejahiliyahan ini membawa kita kepada kesesatan yang nyata. Allah
SWT melalui RasulNya memberikan tarbiyah dan Islam adalah tarbiyah
kepada manusia.
Al Qur’an menjelaskan berbagai marhalah dan metode tarbiyah.
Tarbiyah memiliki tiga marhalah yaitu tilawah, tazkiyah, mengajarkan
dan mempelajari kitab dan hikmah. Di antara pentingnya kita
mengikuti tarbiyah adalah karena Al Qur’an dan hadits menyuruh kita
untuk belajar, berilmu, dan mengikuti pendidikan seumur hidup dan
juga karena banyaknya keuntungan yang diperoleh dari tarbiyah ini.
Beberapa keuntungan tarbiyah yang kita rasakan adalah mendapat
petunjuk dari Allah SWT untuk memperoleh pengetahuan, harga diri
(prestise), kekuatan, dan persatuan. Keseluruhannya akan membentuk
khairu ummah.

Hasiyah
1. Ummat Jahiliyah
Syarah
• Ummat jahiliyah adalah ummat yang ada di zaman sebelum nabi
Muhammad SAW. Walaupun demikian ciri-ciri jahiliyah ini juga
didapati pada masyarakat saat ini. Keadaan masyarakat jahiliyah
adalah keadaan yang menggambarkan kerusakan dan kebodohan.
Mereka secara pendidikan, teknologi, dan kemahiran termasuk
tinggi tetapi peradaban, budaya, serta tingkah laku yang tercermin
pada budaya, seperti binatang. Memperturutkan hawa nafsu adalah
ciri kehidupan jahiliyah dan inilah yang menjadikannya sama
dengan binatang, serta kehidupan seksual yang dimotivasi oleh
faham hedonisme dan sebagainya.
• Masyarakat jahiliyah mempunyai berbagai ciri, diantara ciri-cirinya
adalah bodoh. Mereka bodoh karena tidak menerima hidayah. Abu
Jahal (Bapak Kebodohan) yang diberi gelar oleh ummat Islam bukan
karena dia bodoh ilmu, tetapi bodoh hidayah, sedangkan ia diberi
gelar oleh kaumnya dengan julukan abu hakam (Bapak Pengadil).
Tingkah laku yang mencerminkan kebodohan tidak menyadari
bahwa tingkah lakunya menghancurkan dirinya. Pribadi jahiliyah
tidak menyadari hakikat hidupnya, ia melihat kebaikan padahal
merupakan keburukan dan sebaliknya. Keadaaan jahiliyah akan
menghancurkan peradaban dan kebudayaan.
• Ummat jahiliyah dengan kebodohannya akan menjadikan dirinya
hina. Kehinaan yang menimpa dirinya adalah karena ia sendiri yang
menjadikan dirinya hina. Hina tidak terhormat karena kebanggaan
yang diciptakannya melekat di status, di kereta, di rumah, di
jawatan, dan sebagainya. Kehormatan yang bersifat materi ini
sementara dan kebanggaan jahiliyah akan menjauhkan ia menuju
ke derajat yang lebih rendah. Kehinaan terjadi apabila mereka tidak
menghargai dirinya sebagai manusia yang mulia. Tindakan bodoh
akan menjadikannya hina, walaupun tindakan tersebut dihiasi
dengan berbagai kebanggaan, tetapi pada hakikatnya menipu.
• Lemah sebagai akibat kejahiliahan. Kelemahan karena masa
dihabiskan untuk hawa nafsu dan kepakaran digunakan untuk
sementara dan kerusakan. Kelemahan ini terjadi karena individu
jahiliyah tidak dapat menghargai dirinya sehingga ia tidak boleh
mengaktualkan potensinya. Tidak adanya iman atau jahiliyah
menjadikan dirinya tidak ada dukungan dan tidak mempunyai
energi.
• Berpecah belah adalah ciri umat jahiliyah dimana pegangan mereka
tidak jelas dan pegangan tersebut hanyalah hawa nafsu. Hawa
nafsu tidak mempunyai kekuatan, ia senantiasa bergerak mengikuti
angin dan hawa nafsu pun tidak ada muara sehingga hawa nafsu
senantiasa berubah dan tidak mempunyai arah. Pegangan hawa
nafsu akan menjadikan kita tidak mempunyai panduan yang jelas
bahkan akan menyesatkan. Perpecahan muncul karena tidak ada
yang dapat dipegang, kesepakatan atau perjanjian akan mudah
berubah sesuai dengan ciri hawa nafsunya.

Dalil
• 39:64 ; Katakanlah (wahai Muhammad kepada orang-orang musyrik
itu setelah jelas dalil-dalil Allah yang demikian), patutkah kamu
menyuruhku menyembah atau memuja selain daripada Allah, hai
orang-orang yang jahil?”
• 25:63 ; Dan hamba-hamba Ar Rahman (yang diridhoiNya), ialah
mereka yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, dan
apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan
kata-kata yang baik.
• 33:72 ; Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanah kepada
langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk
memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya,
dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia
itu amat dholim dan amat bodoh.
• 95:4-5 ; Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan ke tempat
yang serendah-rendahnya (neraka).
• 4:28 ; Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan
manusia dijadikannya lemah.
• 35:14 ; Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar
seruanmu dan kalau kamu mereka mendengar, mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan
mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat
memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh
Yang Maha Mengetahui.
• 3:103 ; Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah
akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang bersaudara, dan
kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu,
agar kamu mendapat petunjuk.

2. Berada di dalam kesesatan yang nyata


Syarah
• Allah SWT menyebutkan bahwa mereka sebelum kedatangan Rosul
dalam kondisi jahiliyah (kesesatan yang nyata). Kesesatan ini
mempunyai berbagai ciri dan akibat yang jelas. Kesesatan berarti
dipengaruhi oleh syetan dan menjadikan syetan sebagai kawan
serta bertingkah laku yang berlawanan dengan nilai Islam.
Kesesatan juga berarti mengamalkan sesuatu yang dilarang. Akibat
kejahiliyahan itulah sehingga mereka berada dalam kesesatan
yang nyata.

Dalil
• 62:2 ; Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf
seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya
kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

3. Allah SWT melalui rasulnya memberikan tarbiyah


Syarah
• Turunnya Islam dengan kedatangan rasul adalah cara untuk
mengatasi dan menyelesaikan masalah masyarakat jahiliyah. Allah
SWT menurunkan ayatNya dan diterima rasul yang kemudian
disampaikan kepada manusia melalui tarbiyah yang merupakan
gerakan penyelamatan atas kerusakan yang disebabkan oleh
masyarakat jahiliyah di masa itu. Namun demikian peranan tarbiyah
di saat itu masih sangat diutamakan mengingat keadaan jahiliyah
terdapat kesamaan.

Dalil
• 2:151 ; Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu
yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al Hikmah (As
Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui.
• 3:164 ; Sesungguhnya Allah telah memberikan karunia kepada
orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka
seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan di
antara mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan
sesungguhnya sebelum (kedatangan rasul) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
• 62:2 ; Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada
mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka
Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

4. Tarbiyah
Syarah
• Nabi Muhammad SAW memperbaiki ummat jahiliyah dengan
melaksanakan tarbiyah. Tarbiyah memuat ayat-ayat Allah sehingga
dengan tarbiyah ini akan menghasilkan masyarakat yang sadar dan
menjadikan Allah sebagai ilah. Tarbiyah yang dilakukan rasul adalah
tarbiyah Qur’aniyah, yaitu tarbiyah dengan melakukan pendekatan
Qur’an. Tarbiyah Imaniyah juga tumpuan utama tarbiyah rasul.
• Beberapa cara rasul SAW melakukan tarbiyah adalah dengan cara
tilawah, tazkiyah, mengajarkan Al Kitab dan Al Hikmah (minhaj).

Dalil
• 96:1 ; Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
Menciptakan.
• 2:121 ; Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya,
mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu
beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya,
maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
• 91:7-10 ; Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.
• 92:17-21 ; Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari
neraka itu. Dan menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk
membersihkannya. Padahal tidak ada seorangpun memberikan
suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi (dia
memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhoan Tuhannya
Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.
• 3.79 ; Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan
kepadanya Al Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu dia berkata kepada
manusia,”Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku
bukan enyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah
kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
• 2:269 ; Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam
tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia
kehendaki. Dan baeangsiapa yang dianugerahi al hikmah itu, ia
benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya
orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari
firman Allah).

5. Kenikmatan yang besar


Syarah
• Individu dan masyarakat yang mengikuti tarbiyah dirinya akan
dibimbing, dibangun, dan dipelihara oleh nilai-nilai Islam yang
mulia. Dirinya akan jauh dari kejahiliyahan. Bebas dari jahiliyah
maka ia akan mengikatkan dirinya kepada Allah SWT sehingga
ikatan ini akan meninggikan status dari derajatnya di sisi Allah.
Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan juga di akhirat.
• Hasil tarbiyah adalah kenikmatan yang besar yaitu berupa
pengetahuan, harga diri, kekuatan, dan persatuan. Dengan ilmu
yang benar yang kita dapati melalui tarbiyah boleh menjadikan kita
manusia yang berilmu dan sadar atas tingkah laku yang kita
lakukan. Mempunyai ‘izzah Islam berarti mengembalikan dirinya
hanya kepada Allah, bukan kepada benda-benda yang tidak
bernilai. Dengan ‘izzah ini juga terdapat kekuatan Islam karena
semangat yang ditumbuhkan melalui tarbiyah dapat
membangkitkan suasana kecintaan dan perjuangan. Akhirnya
melalui tarbiyah kita dapat disatukan dengan fikrah dan amal.
• Banyak kenikmatan yang diperoleh melalui tarbiyah, selain tarbiyah
ini adalah sunnah nabi ataupun arahan dari Allah, maka tarbiyah ini
mengandung banyak manfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan
juga bangsa. Dengan tarbiyah pribadi manusia menjadi jauh dari
kebodohan yang kemudian ia dapat menaikkan harga dirinya
kepada derajat mulia dan iapun boleh mendapatkan kebahagiaan
dunia dan akhirat.
• Tanpa tarbiyah maka syetan senantiasa mengganggu dan
menjadikan kita sesat. Tanpa tarbiyah kita akan mudah sesat dan
kita akan dijauhkan dari Islam. Dengan tarbiyah maka tawasau bil
haq dan bish shobr akan berjalan sehingga dengan tarbiyah akan
tercegah kemungkinan syetan membawa kita kepada kesesatan.
• Suatu kerugian apabila kita meninggalkan tarbiyah. Tanpa tarbiyah
kita tidak mendapat kejayaan. Hadirnya tarbiyah untuk
menyelamatkan ummat jahiliyah adalah suatu hal yang beriringan
dengan turunnya Islam.
• Tarbiyah yang tidak dapat membentuk kenikmatan ini bukan
tarbiyahnya yang tidak benar, tarbiyah sebagai wasilah rabbaniyah
yang benar dan perlu diamalkan tetapi kemungkinan manusia yang
membawanya ke arah yang benar atau tidak mengikuti minhaj
sehingga tarbiyah tidak berkesan.

Dalil
• 93:7 ; Dan dia mendapatimu sebagai orang yang bingung, lalu Dia
memberikan petunjuk.
• 49:17 ;Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan
keimanan mereka. Katakanlah,”Jangan kamu merasa telah memberi
nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah
yang memberikan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu
kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar.”
• 96:5 ; Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
• 93:8 ; Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan,
lalu Dia memberikan kecukupan.
• 21:90 ; Maka Kami memperkenankan doanya, dan kami
anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat
mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang
baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas.
Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.

Khairu Ummah
Syarah
• Ummat jahiliyah berubah menjadi ummat Islam. Ummat Islam yang
berdakwah dan senantiasa peduli dengan keadaan sosial, ummat,
dan agamanya, maka ia disebut ummat yang baik. Ummat yang
baik adalah ummat yang menjalankan amar ma’ruf dan nahyi
munkar.

Dalil
• 3:104 ; Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang yang beruntung.

Ringkasan
• Ummat jahiliyah (39:64; 25:63) ciri-cirinya adalah bodoh (33:72),
hina (95:4-5); lemah (4:28); miskin (35:14); berpecah belah (3:103).
• Berada dalam kesesatan yang nyata (62:2)
• Allah SWT melalui RasulNya memberikan tarbiyah (2:151; 3:164;
62:2)
• Tarbiyah memiliki 3 marhalah, yaitu tilawah (96:1; 2:121, hadits),
tazkiyah (91:7-10; 92:17-21); mengalimkan tentang al kitab
(3:79)dan al hikmah (2:269, hadits)
• Hasilnya adalah kenikmatan yang besar yaitu petunjuk (93:7;
49:17) seperti pengetahuan (96:5), harga diri (63:8), kekuatan
(hadits), kekayaan (93:8), persatuan (21:90). Kesemuanya
membentuk kkairu ummah (3:104).

Anda mungkin juga menyukai