Pengertian
Instalasi adalah fasilitas penyelenggara pelayanan medik,pelayanan penujang medik, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan, latihan, dan pemeliharaan sarana RS.
Farmasi rumah sakit adalah seluruh aspek kefarmasian yang dilakukan disuatu rumah sakit.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu bagian/unit/divisi atau fasilitas dirumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dikepalai oleh seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Tugas IFRS Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, tugas pokok farmasi Rumah Sakit adalah sebagai berikut: a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi c. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi
Lanjutan,,,
e. Melakukan pengawasan berdasarkan aturanaturan yang berlaku f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi g. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi h. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit.
Fungsi IFRS
Fungsi farmasi rumah sakit yang tertera pada Kepmenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit adalah sebagai berikut: a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi b. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan
Personalia Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah sumber daya manusia yang melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit yang termasuk dalam bagan organisasi rumah sakit dengan persyaratan : Terdaftar di Departeman Kesehatan Terdaftar di Asosiasi Profesi Mempunyai izin kerja. Mempunyai SK penempatan
Menurut Kepmenkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Struktur organisasi minimal di Instalasi Farmasi Rumah Sakit yaitu : a. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit b. Administrasi Farmasi c. Pengelolaan perbekalan farmasi d. Pelayanan farmasi klinik e. Manajemen mutu
fungsi pelayanan farmasi rumah sakit sebagai pengelola perbekalan farmasi dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Manajerial Fasilitas Distribusi dan pengendalian obat Pelayanan informasi obat Jaminan terapi obat yang tradisional Penelitian Pemberian konsumsi obat dan produk biologik yang aman Mutu dalam pelayanan penderita yang diberikan IFRS
KOMITE MEDIK
Komite Medik
Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan kata kelola klinis agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya, melalui kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis
Susunan organisasi komite medik sekurangkurangnya terdiri dari Ketua Sekretaris subkomite
Definisi PFT
Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) adalah suatu kelompok
penasehat staf medik yang bertugas memberi saran dan juga bertindak sebagai garis penghubung komunikasi organisasional antara staf medik dan instalasi farmasi rumah sakit dalam penggunaan obat di rumah sakit,
Tujuan PFT
Penasehat
Panitia memberi nasehat dan ikut membantu dalam membuat formulasi kebijakan mengenai evaluasi, seleksi dan kegunaan terapetik obat di rumah sakit.
Pendidikan
Panitia memberi nasehat dan ikut membantu dalam mendesain program formulasi untuk memenuhi kebutuhan staf profesional (dokter, perawat, farmasis dan praktisi kesehatan lainnya) guna melengkapi pengetahuan mutakhir dalam hal-hal yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat
Tujuan PFT
Penggunaan obat secara rasional (POSR) : DRP Minimal
Meningkatkan efektivitas, Keamanan dan nilai ekonomis dari penggunaan obat di rumah sakit.
Semua anggota harus berasal dari berbagai bagian RS Ketua adalah orang yang paling disegani di RS (dokter) Sekretaris adalah Ketua IFRS sebagi Apt yang disegani dan dihormati Anggota harus mencakup semua elemen, SMF, Apt, hingga perawat
Pelaksana PFT
Dokter : ketua dan anggota (wakil dari spesialisasi yang ada)
Apoteker : sekretaris (dari instalasi Farmasi) Perawat : Anggota (dari bidang Perawatan) Manajemen RS dan Koordinator QA
Dasar Hukum :
PERMENKES 085/1989 tentang kewajiban menuliskan resep dan/atau menggunakan obat generik di fasilitas kesehatan pemerintah JUKLAK DIRJEN YANMED 0428/1989 JUKNIS DIRJEN YANMED 1467/1989 tentang pembentukan KFT di rumah sakit
TUGAS PFT
1. Memformulasikan kebijakan tentang evaluasi, seleksi dan terapi obat yang digunakan di RS 2. Memformulasikan kebijakan RS untuk meningkatkan pengetahuan dokter, perawat dan farmasi RS tentang obat dan penggunaan obat
2. 3.
4. 5.
9.
10.
11.
2.
3.
4.
5.
Kebijakan PFT
1. Pengusulan obat baru 2. Menetapkan kategori obat 3. Obat-obat yang tidak memenuhi kategori disebut obat Non formularium 4. Blanko resep 5. Menetapkan kebijakan dalam dispensing 6. Mengadakan ketentuan dan peraturan untuk menentukan Perwakilan perusahaan Farmasi 7. Penarikan obat 8. Mengusun aturan untuk order obat bagi Penderita Rawat Jalan
Obat yang dievaluasi dan disetujui oleh PFT adalah (kategori obat)
1. Obat Formularium ( Formularium drugs) 2. Obat yang disetujiu dalam kondisi 3 Periode (Drug approved on A Conditional Trial Period) 3. Obat Formulasi Khusus ( Specialized Formulary Drugs) 4. Obat yang diselidiki ( Investigational Drug)
Kategori Obat
1. OBAT FORMULARIUM
Obat yang direkomendasi sbg obat esensial untuk perawatan pasien dan ada di pasaran. Semua dokter boleh menulis obat ini. 2. OBAT YANG DISETUJUI UNTUK PERIODE PERCOBAAN Obat yang sudah beredar di pasaran, tapi baru diusulkan masuk formularium dan perlu dievaluasi selama 3 atau 6 atau 12 bulan oleh PFT. Selama masa ini dokter boleh menulis obat ini, kemudian dievaluasi dan diputuskan diterima atau ditolak .
Kategori Obat
3. OBAT FORMULARIUM KHUSUS
Obat yang beredar di pasaran, direkomendasikan untuk pasien tertentu. Obat ini diterima rapat PFT atas usul anggota PFT atau dokter lain dan ditentukan siapa saja yang boleh menulis resep obat itu. 4. OBAT UJI KLINIK (INVESTIGATIONAL DRUGS) Obat ini belum beredar di pasaran, tapi oleh BPOM diijinkan dipakai oleh peneliti utama untuk Uji Klinik, dibawah tanggung jawab PFT .
Kategori Obat
5. OBAT NONFORMULARIUM Dapat ditulis oleh dokter dalam jumlah yang terbatas dan diberikan pada kondisi khusus dan kasus tertentu yanghanya dapat diberikan oleh anggota staf medik senior, dengan menggunakan blanko permohonan obat non formularium
Sistem Formularium
Sistem formularium adalah suatu metode yang dilaksanakan staf medik suatu rumah sakit, bekerja sama melalui PFT, untuk mengevaluasi, menilai dan menseleksi seluruh sediaan obat yang tersedia di perdagangan dan mempertimbangkan produk yang paling berguna dalam perawatan penderita.
Formularium
Formularium rumah sakit adalah suatu dokumen yang selalu dimutakhirkan, yang berisi kumpulan sediaan obat terpilih dan informasi pendukung penting lainnya yang merefleksikan pertimbangan klinik mutakhir dari staf medik di rumah sakit dan direvisi secara terus menerus
Formularium RS
Adalah kompilasi dari nama obat yang telah disepakati untuk digunakan di RS, beserta informasi tentang dosis, indikasi, kontra indikasi, peringatan, efek samping, toksisitas dll
Membantu klinisi untuk memilih obat yang paling efektif, aman, ekonomis (POSR) Perlu di revisi secara berkala sesuai perkembangan ilmu farmasi dan kedokteran
Isi Formularium
Formularium harus berisikan tiga pokok bagian, yaitu :
Informasi tentang kebijaksanaan dan prosedur rumah sakit Daftar sediaan obat obat Serta informasi khusus
Pembuatan Formulariium
Pembuatan formularium harus didasarkan pada pengakajian polpulasi penderita penyakit, gejala dan penyebab dan kemudian ditentukan gol farmakologi terapi yang diperlukan.
Kriteria penerimaan dan Penghapusan obat di Formularium 1. Faktor Institusional (berdasarkan pola
penyakit dan populasi penderita penyakit tertentu di rumah sakit) 2. Faktor obat (untung dan rugi untuk pasien, seperti aspek fardin, farkin, rute pemberian, dilakukan dengan membendingkan dengan produk lain yang sejenis) 3. Faktor harga
Susunan Formularium
1. 2. 3. 4. Halaman judul Nama anggota PFT Daftar isi Informasi kebijakan RS dan prosedur mengenai obat : - bahasan dan pelaksanaan sistem formularium - peresepan dan penyerahan obat - pelayanan farmasi rumah sakit - tatacara menggunakan formularium
Susunan Formularium
5. Produk yang digunakan : - termasuk item dan perubahan edisi sebelumnya - nama generik dan paten - kelas terapi
6. Tambahan : - aturan untuk menghitung dosis anak - standar waktu pemberian obat - formulir permintaan obat non formularium - formulir permohonan obat untuk masuk formularium
Kelompok 1
DASAR HUKUM
DIRJEN BINA FARMASI dan ALKES Dep.Kes RI Tahun 2008, tentang PEDOMAN PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI DI RUMAH SAKIT
Adalah suatu siklus kegiatan yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya dimulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, penghapusan, monitoring dan evaluasi
PENGADAAN
PENERIMAAN
PENGHAPUSAN
PENYIMPANAN
PENGENDALIAN
DISTRIBUSI
PERENCANAAN
Menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang dibutuhkan untuk pelayanan pasien
TUJUANNYA :
Untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Tahapan perencanaan
Kompilasi penggunaan
Perhitungan kebutuhan Evaluasi perencanaan
Cara Evaluasi:
1. 2. 3. 4.
Analisa ABC Analisa VEN Analisa Kombinasi ABC dan VEN Revisi daftar perbekalan farmasi
PENGADAAN
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah di rencanakan dan di setujui melalui pembelian, produksi, dan hibah. TUJUANNYA : Mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga layak,dengan mutu yang baik, pengiriman barang terjmin dan tepat waktu, proses berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan.
PENERIMAAN
Merupakan kgiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan.
TUJUANNYA:
Untuk menjamin perbekalan farmasi yang di terima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu kedatangan.
1. Harus mempunyai MSDS/ Material Safety Data Sheet untuk bahan berbahaya 2. Mempunyai certificate of origin untuk alkes 3. Sertifikat analisa produk
PENYIMPANAN
Suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang di terima pada tempat yang di nilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat
Tujuan : 1. Memelihara mutu sediaan farmasi 2. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab 3. Menjaga ketersediaan 4. Memudahkan pencarian dan pengawasan
Pengaturan Penyimpanan
Menurut bentuk sediaan dan Alfabetis Menerapkan sistem FIFO dan FEFO Menggunakan almari, rak dan pallet Menggunakan almari khusus untuk menyimpan narkotika dan psikotropika Menggunakan almari khusus untuk perbekalan farmasi yang memerlukan penyimpanan pada suhu tertentu Dilengkapi kartu stock obat
DISTRIBUSI
Kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inaop dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
Tujuan:
Supaya tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis dan jumlah.
1. Resep perorangan 2. Sistem distribusi persediaan lengkap di ruang 3. Sistem distribusi dosis unit 4. Sistem distribusi kombinasi
PENGENDALIAN
Suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan pogram yang telah di tetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit-unit pelayanan.
Tujuan:
supaya tidak terjadi kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit unit pelayanan
Kegiatan 1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata rata periode tertentu 2. Menentukan stok pengaman di gudang 3. Menentukan waktu pemesanan sampai obat diterima
PENGHAPUSAN
Merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar
Tujuan:
menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat dikekola sesuai dengan standar yang berlaku. adanya penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi resiko terjadinya penggunaan obat sub standar.
PROSEDUR PENGAPUSAN
Menyusun daftar perbekalan farmasi yang akan dihapuskan beserta alasannya. Melaporkan kepada atasan mengenai perbekalan farmasi yang akan dihapuskan. Membuat permohonan penghapusan perbekalan farmasi yang kadarluarsa dan rusak kepada pemerintah. Turun persetujuan pengapusan dalam bentuk surat keputusan pemerintah Melaksanakan permusnahan perbekalan farmasi sesuai perintah
PENCATATAN&PELAPORAN
Pencatatan
Pencatatan bertujuan memonitor transaksi perbekalan farmasi yang masuk dan keluar Pencatatan secara manual (buku & kartu Stok) dan komputerisasi
1. 2. 3. 4.
Jumlah perbekalan farmasi yang tersedia (sisa stok) Jumlah perbekalan farmasi yang diterima Jumlah perbekalan farmasi yang keluar Jumlah perbekalan farmasi yang rusak/hilang/ kadaluarsa 5. Jangka waktu kekosongan perbekalan farmasi
Pelaporan
Kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi perbekalan farmasi
Tujuan :
Tersedianya data yang akurat untuk bahan evaluasi Tersedianya informasi yang akurat Tersedianya data yang lengkap untuk membuat perencanaan
6. 7. 8.
Meningkatkan produktivitas para pengelola perbekalan farmasi di rumah sakit agar dapat ditingkatkan secara optimum.
Jenis-jenis system distribusi obat untuk penderita rawat tiggal (PRT), yaitu :
Sistem distribusi obat resep individu sentralisasi dan/ atau desentralisasi Sistem distribusi obat persediaan lengkap diruang Sistem distribusi obat kombinasi resep individu dan persediaan di ruang/ sentralisasi/ desentralisasi Sistem distribusi obat dosis unit sentralisasi/ desentralisasi
Sistem distribusi obat resep individual sentralisasi adalah tatanan kegiatan penghantaran sediaan obat oleh IFRS sentral sesuai dengan yang di tulis di resep atas nama PRT tertentu melalui perawat keruang penderita tersebut.
Keuntungan system distribusi obat resep individual 1. Semua resep dikaji langsung oleh apoteker yang dapat memberi keterangan atau informasi kepada perawat berkaitan dengan obat yang dipakai. 2. Memberi kesempatan interaksi profesional antara apoteker-dokter-perawat-penderita. 3. Pengendalian perbekalan yang mudah 4. Mempermudah penagihan biaya kepada pasien
1. Kemungkinan keterlambatan sediaan obat sampai ke penderita 2. jumlah kebutuhan personel di IFRS meningka 3. Memerlukan jumlah perawat waktu yang lebih banyak untuk penyimpanan obat di ruangan pada waktu konsumsi obat 4. Terjadinya kesalahan obat karena kurang pemeriksaan sewaktu penyiapan konsumsi.
Ruang adalah tatanan kegiatan penghantaran sediaan obat sesuai dengan yang ditulis dokter pada order/resep obat, yang disiapkan dari persediaa ruang oleh perawat dan dengan mengambil dosis/unit obat dari wadah persediaan yang langsung diberikan kepada penderita di ruang itu.
4. Sistem
1. Kemungkinan keterlambatan sediaan obat sampai kepada penderita (obat resep individual) 2. Kesalahan pemberian obat yang disiapkan dari persediaan ruang dapat terjadi. 3. Keterbatasan tempat yang cukup untuk tempat penyimpanan obat
Sistem distribusi dosis unit merupakan metode dispensing dan pengendalian obat yang dikoordinasikan IFRS dalam rumah sakit.Sistem dosis unit dapat berbeda dalam bentuk, tergantung pada kebutuhan khusus rumah sakit
Sistem distribusi obat dosis unit dapat di operasikan dengan salah satu metode di bawah ini, yaitu :
1. Sistem distribusi obat dosis unit sentralisasi 2. Sistem distribusi obat dosis unit desentralisasi 3. Sistem distribusi obat kombinasi
Keuntungan System Distribusi Obat Desentralisasi Ada berbagai keuntungan penerapan IFRS desentralisasi bagi berbagai pihak yang terlibat, antara lain :
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9.
Obat dapat segera tersedia untuk dikonsumsikan pada penderit Pengendalian obat dan akuntabilitas semakin baik Apoteker dapat berkomunikasi secara langsung dengan dokter dan perawat System distribusi obat berorientasi penderita sangat berpeluang diterapkan untuk penyerahan obat kepada penderita melalui perawat Apoteker dapat mengkaji kartu pengobatan penderita dan dapat berbicara dengan penderita secara efisien Informasi obat dari apoteker segera tersedia bagi dokter dan perawat Waktu kerja perawat dan penyiapan obat untuk digunakan penderita Spesialisasi terapi obat bagi apoteker dalam bidang perawatan penderita dapatdikembangkan dan diberikan secara efisien. Apoteker lebih mudah melakukan peneltian klinik obat dan stud asesmen mutu terapi obat penderita
IFRS
Semua apoteker praktik klinik harus cakap sebagai penyelia untuk bekerja secara efektif dengan asisten apoteker dengan teknisi lainnya. Apoteker biasanya bertanggung jawab untuk pelayanan distribusi dan pelayanan klinik. Pengendalian inventarisasi obat dalam IFRS keseluruhan lebih rumit karena lokasi IFRS cabang yang banyak untuk obat yang sama. Komunikasi langsung dalam IFRS keseluruhan lebih sulit karena anggota staf berpraktik dalam lokasi fisik yang banyak. Lebih banyak alat diperlukan, misalnya acuan informasi obat dan alat untuk meracik. Jumlah dan keakutan penderita menyebabkan beban kerja distribusi obat dapat melebihi kapasitas ruangan.
PERENCANAAN SUATU SISTEM DISTRIBUSI OBAT BAGI PENDERITA RAWAT TINGGAL Desain sistem distribusi Perencanaan spesifikasi 1. Spesifikasi pelayanan 2. Spesifikasi penghantaran pelayanan 3. Spesifikasi pengendalian mutu pelayanan obat
Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian
KELOMPOK 4
Pengertian
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Tujuan
Tujuan pelayanan kefarmasian adalah menyediakan dan memberikan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta informasi terkait agar masyarakat mendapatkan manfaatnya yang terbaik. Pelayanan kefarmasian yang menyeluruh meliputi: - Promotif - Preventif - Kuratif - Rehabilitatif
Pelaksanaan
A. Bagan Organisasi Kerangka organisasi meminimal mengakomodasi penyelenggaraan pengelolaan perbekalan, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu, dan harus selalu dinamis sesuai perubahan yang dilakukan yang tetap menjaga mutu sesuaiharapan pelanggan.
B. Kebijakan dan Prosedur Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus tertulis dan dicantumkan tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut. Peraturan dan prosedur yang ada harus mencerminkan standar pelayanan farmasi yang sesuai dengan peraturan dan tujuan dari pada pelayanan farmasi itu sendiri.
C. Pengelolaan Perbekalan Farmasi Pengelolaan Perbekalan Farmasi merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan,penerimaanm, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan. D. Pelayanan Kefarmasian Dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan Adalah pendekatan profesional yang bertanggung jawab dalam menjaminpenggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien
E. Pengkajian Resep Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari seleksi persyaratanadministarasi, persyaratan farmasi dan persyaratan klinis baik untuk pasienrawat inap maupun rawat jalan.
G. Pemantauan Dan Pelaporan Efek Samping Obat Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi.
H. Pelayanan Informasi Obat Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
I. Konseling Merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. J. Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah Melakukan pemeriksaan kadar beberapa obat tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit. K. Ronde/Visite Pasien Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya
L. Pengkajian Penggunaan Obat Merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien.
Evaluasi
Pembagian Evaluasi Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi, dibagi tiga jenis program evaluasi: Prospektif Konkuren Retrospektif Metode Evaluasi Audit Review Survei Observasi
Pengendalian Mutu
Merupakan kegiatan pengawasan, pemeliharaan dan audit terhadap perbekalanfarmasi untuk menjamin mutu, mencegah kehilangan, kadaluarsa, rusak dan mencegah ditarik dari peredaran serta keamanannya sesuai dengan Kesehatan, Keselamatan Kerja Rumah Sakit\
Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Unsur masukan (input) Unsur proses Unsur lingkungan Standar standar yang digunakan
Tahapan Program Pengendalian Mutu Mendefinisikan kualitas pelayanan farmasi yang diinginkan dalam bentuk kriteria Penilaian kulitas pelayanan farmasi yang sedang berjalan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan Pendidikan personel dan peningkatan fasilitas pelayanan bila diperlukan Penilaian ulang kualitas pelayanan farmasi Up date kriteria. Indikator dan Kriteria Untuk mengukur pencapaian standar yang telah ditetapkan diperlukan indikator, suatu alat/tolok ukur yang hasil menunjuk pada ukuran kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Makin sesuai yang diukur dengan ndikatornya, makin sesuai pula hasil suatu pekerjaan dengan standarnya