Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyakit gangguan syaraf menetap akibat kerusakan pembuluh darah otak yang berlangsung selama 15 20 menit dan terus menerus menyerang ratusan ribu penduduk di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir. Banyak sekali kerugian yang ditimbulkan akibat Stroke, baik fisik, mental maupun sosial. Stroke memberikan pengaruh secara ekonomis akibat dari insiden, prevalensi dan dampak kecacatan dari stroke sendiri sehingga menurunkan mental pribadi. Para penderita Stroke tidak hanya memerlukan biaya tinggi untuk pengobatan maupun rehabilitasi, namun juga terancam kehilangan waktu produktifnya. Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menambahkan, bahwa para IPS (Insan Pasca Stroke) merasa kondisi tubuhnya yang cacat ini menyebabkan mereka tidak berdaya dan merasa perlu dibantu oleh anggota keluarga lain. Bila tidak diberikan semangat, selamanya mereka akan bergantung dengan anggota keluarga lain dan tidak mandiri (Herman dan Syamsuddin : 2007). Saat ini Stroke menempati urutan ketiga di dunia sebagai penyakit mematikan setelah penyakit jantung dan kanker. Di Indonesia Stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan Stroke, sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan sisanya mengalami cacat ringan atau berat (Narnia rainz : 2008). Oleh sebab itu apabila tidak ada upaya penanggulangan Stroke yang lebih baik maka jumlah penderita Stroke pada tahun 2020 diprediksikan akan meningkat 2 kali lipat (Sudomo : 2007). Pada stroke pasien bisa mengalami hemiplegic dan hemi parase sehingga terjadi gangguan mobilisasi, dampak dari tirah baring yang

lama dan gangguan mobilisasi ini bisa menyebabkan kerusakan jaringan kulit yang biasa disebut dekubitus. kasus dekubitus banyak terjadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang atau penyakit degenerative. Dekubitus adalah kerusakan jaringan terlokalisir yang di sebabkan karena adanya penekanan jaringan lunak di atas tulang yang menonjol (bony prominence) akibat adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu lama yang menyebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah yang tertekan sehingga terjadi insufierensi aliran darah, anoreksia, iskemic jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel Dalam dunia keperawatan menjaga dan mempertahankan integritas kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah merupakan suatu aspek yang penting didalamnya. Intervensi dalam keperawatan kulit klien akan menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan (Heri, 2008). selama kurun waktu 3 bulan terakhir (juli sampai dengan agustus 2012) diperoleh data 46 paien yg menderita stroke di Ruang Imam bonjol RSUD kanjuruhan kepanjen dan dari 46 pasien tersebut diperoleh 10% pasien yang mengalami dekubitus.pasien yang mengalami dekubitus disebabkan selama perawatan tidak mendapatkan penanganan yang sesuai,misalnya pasien yang imobilisasi tidak dilakukan alih baring. Selain itu disebabkan adanya gangguan asupan makanan dan dari penyakit stroke.

Dari fenomena tersebut penulis tertarik untuk melakukan studi kasus yang berjudul Upaya menjaga integritas kulit dan jaringan dengan menggunakan teknik pencegahan dekubitus (presur, user propencion) pada pasien dengan CVA Infark diruangan Imam bonjol RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang tahun 2012. 1.2 Rumusan Masalah

Rumusan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya menjaga integritas kulit dan jaringan dengan menggunakan teknik pencegahan dekubitus (presur, user propencion) pada pasien dengan CVA Infark diruangan Imam bonjol RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang tahun 2012. 1.3 Tujuan Penelitian Studi kasus ini untuk membahas menjaga integritas kulit dan jaringan dengan menggunakan teknik pencegahan dekubitus (presur, user propencion) pada pasien dengan CVA Infark diruangan Imam bonjol RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang tahun 2012. 1.4 Definisi Konsep 1.4.1 Definisi CVA Stroke adalah ganguan fungsi otak yang mengakibatkan aliran darah ke otak berkurang sehingga otak kekurangan suplai darah yang terjadi secara cepat dan mendadak tanpa kesadaran. Apabila otak secara terus menerus kekurangan suplai darah maka akan terjadi kematian pada individu. Gejala awal stroke umumnya kelumpuhan, kelemahan, hilangnya sensasi di wajah, lengan atau tungkai disalah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara atau memahami, kesulitan menelan dan hilangnya sebagian penglihatan di satu sisi (Feigin, 2006). 1.4.2 Dekubitus Dekubitus adalah kerusakan jaringan terlokalisir yang di sebabkan karena adanya penekanan jaringan lunak di atas tulang yang menonjol (bony prominence) akibat adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu lama yang menyebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah yang tertekan sehingga terjadi insufierensi aliran darah, anoreksia, iskemic jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel (Sari, 2007).

1.4.3 kerusakan integritas kulit Kerusakan integritas kulit adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko terhadap kerusakan jaringan epidermis dan dermis adanya warna kemerahan pada daerah luka, terjadi nekrosis sekitar ulkus, karena pada data sebelumnya penulis hanya menuliskan terdapatnya luka dikepala, keluar pus, luka terbalut kasa (Carpenito, 2000; 302). 1.5 Manfaat Studi kasus 1.5.1 Bagi pasien Mendapatkan informasi yang tepat dalam pencegahan dekubitus dengan menjaga integritas kulit. 1.5.2 Bagi Perawat Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan pada khususnya perawat dalam menangani pasien stroke. Dalam menjaga integritas kulit dan mencegah kejadian dekubitus. 1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai dokumentasi dan dan referensi tentang keilmuan dalam menjaga integritas kulit dengan pencegahan dekubitus pada klien stroke. 1.5.4 Bagi Lahan studi kasus Studi kasus sebagai bahan masukan dan informasi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. 1.6 Keterbatasan studi kasus 1.6.1 waktu penyusunan studi kasus 12 hari. 1.6.2 studi kasus 1 hari kurang dari 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai