Anda di halaman 1dari 3

1. Segera setelah bencana (24jam) Perawat perlu menilai dengan cermat : a.kerusakan lingkungan yang terjadi b.

jenis cidera yang dialami c. penderitaan yang dialami d. kebutuhan dasar yang harus dipenuhi segera pada tahap ini yang perlu dilakukan segera adalah : a. Pertolongan kedaruratan untuk masalah-masalah fisik b. Memenuhi kebutuhan dasar c. Untuk membantu individu melalui fase krisisnya maka perawat perlu memfasilitasi kondisi yang dapat menyeimbangkan krisis seperti menjadi sumber koping ( sistem pendukung) bagi klien 2. Minggu pertama sampai ketiga setelah bencana a. Berikan informasi yang sederhana dan mudah diakses tentang lokasi jenazah b. Mendukung kluarga jika jenazah dimakamkan tanpa acara tertentu c. Bantu mencari anggota keluarga yang terpisah pada individu yang beresiko seperti lansia, ibu hamil, anak, dan remaja d. Anjurkan pasien dan keluarga untuk melakukan aktivitas kelompok yang terorganisir seperti ibadah bersama e. Motivasi tim anggota lapangan untuk terlibat dalam proses berkabung ( misal : tahlilan). f. Lakukan aktivitas rekreasi bagi anak-anak. g. Informasikan pada korban tentang reaksi psikologis normal yang terjadi setelah bencana. yakinkan mereka bahwa hal tersebut normal dan berlangsung sementara dan akan hilang dengan sendirinya dan dialami oleh semua orang. h. Infrmasikan tentang reaksi stress yang normal pada masyarakat secara masal ( libatkan ulama, guru dan pemimpin sosial lainnya ). i. Motivasi para korban untuk bekerja berasama memenuhi kebutuhan mereka seperti membersihkan lokasi bersama2, memasak bersama j. Libatkan korban yang masih sehat dalam melaksanakan bantuan k. Motivasi pempimpin masyarakat dan tokoh kunci lainnya untuk terlibat dalam diskusi kelompok dan dapat memotivasi klien untuk berbagi perasaan l. Pastikan informasi yang diterima akurat m. Pastikan distribusi bantuan merata n. Berikan pelayanan dengan empati yang sehat dan tidak memihak pada salah satu bagian masyarakat ( golongan minoritas). 3. Setelah minggu ketiga bencana Pada fase ini perawat dapat melakukan tindakan dengan menggunakan metode pemberian informasi, konseling, dan bimbingan antisipasi. Setelah melalui fase akut tindakan yang dapat perawaat lakukan adalah :

a. Tindakan psikososial secara umum. Tujuan perawat melakukan tindakan ini adalah agar sebagian besar klien dan keluarga mampu beradaptasi terhadap kondisi psikososial dengan menggunakan mekanisme koping yang dimiliki walaupun dukungan dari keluarga/ orang lain di lingkungan nya sangat minim atau tidak ada. Tindakan yang perawat lakukan adalah pertolongan pertama pada masalah psikososial sbb : 1).indentifikasi individu dengan koping yang tidak efektif yang ditandai dengan gejala psikologis yang dilakukan. 2). Bina hubungan saling percaya. 3). Penuhi kebutuhan fisik yang mendesak. 4). Mobilisasi dukungan sosial ( tetapi jangan memaksa) 5). Cegah timbulnya bahaya yang lain ( seperti terjangkitnya penyakit menular). 6). Mulai berkomunikasi : mendengarkan masalah mereka, sampaikan keprihatinan, berikan bantuan yang berkelanjutan (tetapi jangan pernah memaksa). 7). Sampaikan bahwa semua korban bencana merasakan perasaan yang sama. 8). Tetap mensupervisi perawatan sampai reaksi berlalu. b. Tindakan psikososial khusus. Tindakan yang dapat perawat lakukkan pada fase ini antara lain konseling trauma, berduka, dan bimbingan antisipasi. 1). Konseling terhadap trauma : Dengarkan ungkapan perasaan pasien dengan penuh perhatian. Tanyakan dan klarifikasi untuk menggali lagi pengalamannya tetapi jangan memaksa bila pasien menolak. Coba memahami penderitaan yang dialami pasien dan keluarganya. Sampaikan bahwa perawat akan selalu membantu dan perlihatkan bahwa perawat memahami apa yang dirasakannya. Sampaikan bahwa orang lain pun akan mengalami hal yang sama bila mengalami kejadian seperti yang dialami pasien, Bicarakan cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah. 2). Konseling terhadap proses berduka. Perawat dapat membantu klien dan keluarga dengan memberikan konseling. Langkah2 yang dapat perawat lakukan adalah : Lakukan pendekatan dengan cara yang lemah lembut Tanyakan tentang kondisi keluarganya dan bicarakan tentang korban yang meninggal Motivasi untuk berbagi informasi tentang anggota keluarga yang meninggal ( misalnya menunjukkn dan membicarakan foto anggota keluarga )

Fokuskan pembicaraan pada hubungan dengan orang2 terdekat sebelum bencana dan arti kehilangan secara pribadi 3). Bimbingan antisipasi : Bantu klien untuk menerima bahwa reaksi yang mereka perlihatkan adalah normal sehingga dapat mengurangi rasa tidak berarti dan putus asa Berikan informasi tentang reaksi stress yang alamiah dan intensitas perasaan dapat berkurang seiiring dengan berjalannya waktu Lakukan pertemuan2 yang berisi berbagai informasi yang perlu diketahui korban Jangan fokuskan perhatian hanya pada reaksi akibat stress secara individual tetapi fokuskan pada kekuatan kelompk untuk menghadapi krisis secara bersama-sama 4). Konseling krisis : Bersama klien mengidentifikasi masalah yang menyebabkan klien meminta pertolongan Bantu klien untuk membuat daftar alternatif dan strategi untuk mengatasi masalahnya Bantu klien untuk menilai dukungan sosial yang tersedia untuknya Bantu klien untuk mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya Bantu klien untuk melaksanakan keputusan yang sudah diambil Diskusikan persepsi klien tentang kemampuannya 5). Konseling untuk menyelesaikan masalah : Mengidentifikasi masalah Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah melalui curhat pendapat Bandingkan keuntungan dan kerugian dari tiap masalah Identifikasi solusi yang paling sesuai untuk klien Implementasikan bentuk penyelesaian yang telah dipilih

Anda mungkin juga menyukai