Anda di halaman 1dari 2

Model Ideologi Kepemimpinan Islam Bicara tentang ideology tentunya bukanlah hal baru di kalangan mahasiswa utamanya mereka

yang kesehariannya dihabiskan dengan pergulatan dunia organisasi. Ideologi sudah menjadi semacam sarapan pagi, hidangan makan siang dan bahkan makanan penutup menjelang tidur malam. Ideology menjadi perbincangan yang tidak henti diperdengarkan demi kejelasan pengertian dalam memahami makna ideology yang sebenarnya. Ideology lahir dari berbedanya perspektif terhadap suatu permasalahan yang sama dengan alternative penjelasan berbeda. Tujuannya satu yakni agar penafsiran terhadap ideology menjadi lebih mudah dan gampang diterima. Perbedaan cara pandang inilah yang akhirnya menjadi pemecah yang melahirkan lahirnya berbagai ideology dunia. Banyak ideology dunia yang sudah dikenal saat ini misalnya ideology kapitalis, ideology liberal, sosialis komunis dan bahkan ideology agama. Ideology-ideologi ini berusaha memberikan tatanan serta petunjuk praktis dalam menjalankan semua aktivitas keseharian manusia. Ideology-ideologi yang telah ada dan masih eksis sampai hari ini bukanlah ideology yang lahir ecara instan. Ideology-ideologi ini telah menuai berbagai macam komentar baik positif maupun negative. Banyaknya krtikan terhadap masing-masing ideology inilah yang akhirnya menguatkan basis ideology sehingga adaptif dengan perkembangan zaman. Ideology agama misalnya adalah salah satu ideology yang telah dan masih ada sampai sekarang. Keberadaan ideology ini menjadi penyebab tertumpahnya berjuta-juta darah tak berdosa. Ideology inilah yang telah mengkotak-kotakkan keberadaan manusia dalam lingkup kehidupannya dengan manusia lain. Agama seakan menjadi pembenaran atas semua tindakan yang justru melahirkan berbagai macam permusuhan. Banyak kita temui topeng muslihat berlabelkan agama, mereka seakan tak tahu malu menyatakan diri sebagai kaum beragama dengan watak sempurna namun ternyata penuh dengan kebusukan moral yang tersimpan di dalamnya. Tak heran kemudian Marx menyimpulkan bahwa agama adalah candu dan bahkan lebih keras lagi Nietze dengan komentarnya Tuhan telah mati Tetapi janganlah apatis dengan keberadaan ideology ini. Agama merupakan alternative terbaik dalam menjamin kemaslahatan hubungan baik secara vertical dengan Tuhannya maupun horizontal sesama manusia. Ideology agama adalah sebuah kesempurnaan konsep tentang kebaikan dan kebenaran. Keadilan dan keberpihakan kepada yang lemah menjadi ciri khas ideology ini. Agama memberikan rumah baru bagi mereka yang ditendang oleh terbentuknya kelas-kelas masyrakat. Hari ini berapa banyak kita temui penindasan, pemerkosaan, perampokan, dan jenis kejahatan lain yang bahkan tak terhitung lagi jumlahnya. Berapa banyak korban yang telah ditelah akibat kejahatan-kejahatan ini. Berapa banyak juga orang-orang yang menjadi pelaku sekaligus korban dalam waktu bersamaan. Mungkin kalimat ini yang bisa menggambarkan semuanya: Tak tehitung lagi.

Apakah kemudian agama tidak mampu membendung semua itu? Jawabannya pasti bisa. Tetapi kemudian model agama yang seperti apa yang memiliki tingkat kesempurnaan sebagaimana dimaksud sehingga mampu menghilangkan keraguan akan kemampuannya dalam memperbaiki degradasi moral manusia era modern. Model agama yang dimaksud pastilah islam. Kenapa harus Islam? Islam merupakan agama yang diperuntukkan untuk memperbaiki keadaan manusia dari suatu masa hitam ke masa yang lebih terang dengan keberadaan konsep integrasi rasio dan hati sebagai filterisasi kebenaran. Keberadaan Islam meberikan angin segar terhadap penyama rataan kelas. Islam memberikan keleluasaan dalam memperbaiki kulaitas diri dengan mampu menjadi manusia-manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya. Islam memberikan konsep utuh tentang bagaimana menjalankan kehidupan dengan cara yang lebih baik. Salah satu contoh yang bisa kita jadikan ibrah dalam melihat secara umum konsep agama kaitannya dalam perbaikan kondisi manusia adalah konsep kepemimpinan. Islam menggambarkan kepemimpinan sebagai suatu instrument system dengan berusaha mengarahkan manusia guna menjadi hamba dengan kualitas amar maruf dan nahi munkar. Dalam Islam, kita semua adalah pemimpin dan setiap apa yang pernah kita pimpin akan dimanitai pertanggung jawabannya. Akan tetapi Islam juga menetapkan garis-garis besar tentang cara memimpin agar tidak keluar dalam proses perjalanan kepemimpinannya. Pemimpin dalam islam (yang memegang jabatan) haruslah orang-orang yang memang memiliki kualitas dalam hal kepemimpinan. Karena bicara kepemimpinan bukanlah hanya sebatas memberi perintah dan mengevaluasi perintah, melainkan bagaimana pemimpin tersebut mampu menjadi orang yang pertama kali bisa diperintah oleh perintahnya sendiri. Abu Dzar RA pernah bertanya kepada Nabi SAW tentang keputusan beliau yang tidak memberikan satu jabatan peting kepadanya. Nabi kemudian menjawabnya dengan satu pesan yang harusnya menjadi bahan renungan kita bersama. Pesan beliau adalah Wahai Abu Dzar, sungguh menurutku engkau seorang yang lemah (dalam manajement), sementara jabatan itu merupakan suatu amanah; dan sungguh jabatan itu kelak pada hari kiamat akan menjadi sumber kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang memangkunya dengan benar dan mampu menunaikan apa yang telah menjadi kewajibannya. Beliau memahami betul siapa yang bisa dan tidak mampu memangku suatu jabatan. Rasulullah SAW tidak pernah memberikan anjuran sebelum beliau mencontohkannya. Model kepemimpian Islam adalah model dimana seorang pemimpin haruslah mereka yang mempunyai keunggulan dalam hal penggunaan akal sebagai basis rasionalisasi, fisik sebagai kekuatan memulai dan hati sebagai pertimbangan baik buruknya kebijakan tersebut. Islam menganjurkan model pemimpin yang siap melayani sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik buat umat. Berbahgialah kita, karena kita lahir dan akan melahirkan generasi-generasi Islam yang Insya Allah akan menjadi pemimpin yang lebih progresif-professional sehingga tidak mencemari citra Islam.

Anda mungkin juga menyukai