Anda di halaman 1dari 7

Frenektomi 1.

Definisi Frenektomi merupakan salah satu tindakan bedah preprostetik dimana sebagian atau seluruh frenulum yang bermasalah dibuang secara bedah dengan tujuan untuk mengembalikan keseimbangan kesehatan mulut dan retensi serta stabilitas gigi tiruan.Frenektomi dapat dilakukan pada frenulum labialis (frenektomi labial) dan frenulum lingualis (angkilotomi). Pembuangan frenulum lingualis (angkilotomi) dilakukan pada penderita angkiloglosia sehingga lidah yang tadinya tidak dapat dijulurkan keluar mulut menjadi dapat dijulurkan. Frenektomi juga dapat dilakukan untuk alasan estetik.

2. Etiologi Alasan dilakukannya frenektomi antara lain frenulum yang mengganggu fungsi bicara, fungsi alat orto lepasan, dan fungsi protesa gigi. Alasan estetik juga dapat menjadi penyebab dilakukannya frenektomi, misalnya terjadi diastema di antara insisivus sentral rahang atas karena perlekatan frenulum yang mengganggu.

Gambar : Frenulum yang mengakibatkan diastema (Sumber : http://www.klikdokter.com/tanyadokter/read/2010/05/04/8978/frenulectomy diakses 21 April 2014)

3. Indikasi dan Kontraindikasi

3.1 Indikasi Indikasi frenektomi adalah sebagai berikut : (1) Mengatasi mukogingival problem (2) Optimasi kebersihan mulut (3) Pertimbangan estetik (4) Perlekatan frenulum yang tinggi dengan resesi gingival (5) Keperluan perawatan ortodontik (6) Midline gigi diastema setelah erupsi gigi kaninus permanen (7) Frenulum lingualis yang menghambat lidah menyentuh gigi insisivus sentral rahang atas (8) Perlekatan frenulum yang tinggi dengan peradangan gigi yang belum ditangani dengan root planning dan kebersihan mulut yang baik.

3.2 Kontraindikasi Kontraindikasi dilakukannya frenektomi antara lain : (1) Ukuran frenulum normal dan frenulum rendah (2) Keadaan frenulum tidak mengganggu pemakaian sikat gigi, fungsi bicara, fungsi alat orto lepasan dan fungsi protesa gigi (3) Kondisi sistemik yang tidak memperkenankan adanya tindakan bedah minor.

4. Prosedur 4.1 Frenektomi labial Perlekatan frenulum labialis terdiri dari pita tipis jaringan fibrosa yang tertutup oleh mukosa yang memanjang dari bibir dan pipi ke periosteum alveolaris. Tinggi perlekatan ini bervariasi pada setiap individu. Pada pasien edentulous, perlekatan frenulum ini dapat mengganggu stabilitas gigi tiruan, menyebabkan ketidaknyamanan pemakaian gigi tiruan dan menyebabkan gigi tiruan terlepas saat fungsi. Beberapa teknik bedah efektif untuk memotong perlekatan (frenulum) ini. Eksisi sederhana dan z-plasty efektif untuk frenulum yang sempit, sedangkan untuk frenulum yang lebar dapat dilakukan vestibuloplasti.

Gambar Frenektomi : a. frenulum labialis yang terlalu ketat b. setelah frenektomi (Sumber :Principles of Oral and Maxillofacial Surgery 5th edition U.J.Moore)

Langkah-langkah frenektomi labialis adalah sebagai berikut : (1) Lakukan anestesi infiltrasi lokal di sekitar region frenulum yang akan dibedah (2) Mukosa diambil dengan melakukan insisi elips di sekitar frenulum (3) Setelah mukosa diambil, dilakukan penyesetan dari lateral pada bidang supraperiosteal perlekatannya (4) Penempatan jahitan pertama sangat penting karena cenderung menentukan ke kedalaman vestibular. Jahitan ini melalui tiga lapisan, yaitu mukosa, periosteum, dan kemudian mukosa lagi. (5) Penutupan disempurnakan dengan jahitan terputus atau dengan teknik kontinu (6) Eksisi spina nasalis anterior yang menonjol dan frenulum labialis di dekatnya terkadang dilakukan bersamaan. untuk membebaskan pita fibrosa dari tempat

4.2 Frenektomi lingual Frenektomi/frenotomi lingual terkadang dilakukan pada anak-anak atas anjuran ortodontis, dokter gigi anak, atau orangtua. Baik pada anak-anak maupun dewasa yang edentulous dapat digunakan teknik yang sama, walaupun pada bayi terkadang cukup dengan frenotomi sederhana. Prosedur frenektomi lingual adalah :

(1) Anestesi lokal (2) Lidah diimobilisasi dengan jahitan pada bagian ujungnya (3) Garis besar ditentukan dengan insisi mucosal (4) Frenulum dieksisi dengan gunting atau tang fiksasi jaringan dimana tempat diseksi lebih dekat ke arah lidah, bukan ke dasar mulut (5) Penutupan dilakukan dengan gut/ bahan lain yang dapat diabsorpsi karena pembukaan jahitan sering sulit dan menyakitkan (6) Untuk mencegah dan mengurangi edema lingual, pasien disarankan untuk mengulum es sesering mungkin.

5. Komplikasi Komplikasi yang mungkin timbul akibat frenektomi adalah perdarahan, pembengkakan, infeksi, dan nyeri yang berlebihan.

5.1 Perdarahan Perdarahan ini dapat terjadi selama operasi ( perdarahan primer ) atau beberapa jam sampai beberapa hari setelah pembedahan (perdarahan sekunder). Perdarahan ini dapat terjadi oleh sebab lokal atau sistemik. Penyebab lokal biasanya meliputi lepasnya bekuan darah, luka yang terinfeksi, trauma pada luka atau lepasnya jahitan. Sedangkan penyebab sistemik dapat berupa kelainan darah.Penanggulangan dengan melakukan pembersihan daerah luka serta penekanan dengan kasa dibasahi vasokonstriktor lokal, kompres dingin dan penjahitan atau pemberian coagulation promoting agent seperti gelatin sponge,

thrombin, dan lain-lain. Bila tindakan tersebut tidak dapat mengatasi perdarahan sebaiknya dikonsulkan ke bagian penyakit dalam.

5.2 Pembengkakan Biasanya terjadi karena trauma yang berlebihan atau karena infeksi. Penanggulangannya dapat dikontrol dengan kompres dingin yaitu dengan kantung es atau kain dingin.

5.3 Infeksi Untuk mencegah infeksi dianjurkan untuk memelihara kebersihan mulut dan diberi obat kumur antiseptik. Apabila infeksi telah terjadi, tindakan lokal yang perlu dilakukan adalah mengirigasi luka dengan NaCl fisiologis hangat serta pengulasan antiseptik pada tepi luka, diberikan pula obat antibiotik.

5.4 Rasa sakit yang berlebihan Keadaan ini biasanya timbul karena pergerakan bibir, pipi, atau lidah pada saat berbicara atau pada waktu mengunyah. Penanggulangannya diberikan obat analgetik, obat kumur antiseptik yang hangat.

Referensi : Pedersen, Gordon W.1996.Buku Ajar Praktis Bedah Mulut.Jakarta:EGC.

Miloro, Michael et al.2004.Petersons Principles of Oral and Maxillofacial Surgery 2nd Edition.Ontario:BC Decker Inc.

Moore,U.J.2001.Principles

of

Oral

and

Maxillofacial

Surgery

5th

edition.London:Blackwell Science Ltd.

Anda mungkin juga menyukai