Anda di halaman 1dari 2

KANTIN SEKOLAH Sinar matahari yang begitu hangat menembus celah-celah jendela kelas.

Suasana tenang menyelimuti ruang kelas pada pagi itu. Hanya suara Bu Tia dan bunyi detik jam yang terdengar. Jari-jemari Bu Tia dengan pelan menunjuk angka-angka yang tertulis rapi di papan putih, sembari menjelaskan di depan para murid. Angka demi angka terpampang dengan rumus yang tidak disukai Dodi. Untuk membuang kejenuhannya, diraihnya ponsel dari saku, dan memasang headset di kedua telinganya. Dodi mulai memutar lagu favoritnya tanpa menghiraukan pelajaran pagi itu. Akhirnya, bel istirahat pun terdengar, namun Dodi tetap terpaku duduk di bangkunya. Ia masih asyik mendengarkan lagu. Hey!! Mamat dan Memet mengagetkan Dodi dari belakang. Sontak, Lisa kaget dan segera melepas headset dari kedua telinga. Ah! Kalian mah, cuma bisa ngagetin aja. Ayo deh, ke kantin sekarang. Gue udah laper banget nih.. gerutu Dodi sembari meletakkan ponsel dan headsetnya ke dalam laci meja. Mereka bertiga pergi melangkahkan kaki menuju kantin. Tak jauh berbeda dengan biasanya, setiba di kantin Dodi dan kedua temannya itu selalu menerobos keramaian kantin. Tak peduli siapa-pun disitu. Keegoisan mereka sudah menjadi kegiatan sehari- hari yang mereka lakukan. Ketika hendak memesan makanan, di kantin Bu Har. Tiba- tiba Crattt tanpa sengaja Brandy menyenggol Doni hingga minumannya sedikit tumpah ke baju Dodi yang pada saat itu tengah berada di samping Doni. Aaaaaaaa!! teriak Dodi tanpa memedulikan keramaian kantin. Dodi segera menyeret Brandy dan Doni hingga menjauh dari kerumunan anak-anak di kantin. Dodi membentak Doni dan Brandy penuh rasa kesal. Woy! Lo tuh punya mata nggak sih? Jalan aja pake numpahin minuman ke gue. Pokoknya tanggung jawab. Gue nggak mau tau kata Lisa sambil menarik rambut Brandy. Lepasin Dod, tolong. Maafin aku, aku nggak sengaja. jawab Brandy terbata-bata Alah! Ngomongnya aja nggak sengaja. Ujar Mamat seraya menjorokkan pundak Brandy. Ihh, Mat.. Sumpah, aku beneran nggak sengaja. Lagian kotornya nggak terlalu keliatan kok lanjut

Brandy. Heh, bener-bener nggak sengaja, tau! Kalian tau sendiri kan, keadaan kantin tuh gimana? Ini sih cuma kena sedikit aja. Kalian mah lebay, gini aja diheboh- hebohin ucap Doni membela sahabatnya, Brandy. Eh Bran! Tunggu balesan gue nanti. gerutu Dodi sembari meninggalkan kantin. Hari demi hari, Brandy lewati dengan penuh cemoohan dari Dodi. Hingga pada suatu hari, Brandy berhasil menemukan dompet Dodi. Disaat jam istirahat, Dodi menemui Brandy dan Dodi di kantin. Bukankah dari kemarin aku dibully abis-abisan sama Dodi? Apa maksud Dodi kemari? batin Brandy penuh tanya. Bran, makasih banyak ya.. Udah ngembaliin dompet gue, barusan gue ke ruang BK. Kata Bu Luna, lo yang nemuin dompet gue. Iya kan? Ternyata lo orangnya baik banget, jujur, sederhana, sopan. Udah gitu, pinter lagi! Maafin gue ya, Bran? Selama ini, gue malah nyiksa elo cuma karena hal sepele. Sepele banget. Sumpah deh, sekarang gue nyesel banget ujar Dodi sembari duduk di samping Brandy. Eh iya, hampir aja gue lupa. Gue kan udah janji tuh, bakal kasih ini buat siapa aja yang berhasil nemuin dompet gue ketus Dodi sembari menyerahkan tiga lembar uang seratus ribuan. Brandy hanya menggeleng senyum. Dodi.. Sebelum kamu minta maaf juga udah aku maafin jawab Brandy, Eh, aku nggak mengharapkan uang itu. Sama sekali! Sebelumnya, aku malah nggak tau soal perjanjianmu itu lanjut Brandy.

Anda mungkin juga menyukai