Anda di halaman 1dari 5

Bab 2 : Hasil Pembacaan atau Litelatur dari buku, jurnal dan lain-lain serta petikan pendapat penulis terhadap

teori-teori kepimpinan. Pemimpin berasal dari kata asing leader dan kepemimpinan berasal dari leadership. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memeliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu.Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktifitas yang harus dilakukan. (Kartono, 2005) Pemimpin merupakan agen perubahan, orang yang bertindak mempengaruhi orang lain lebih dari orang lain mempengaruhi dirinya.( Gibson, Ivancevich, dan Donnelly , 2000) Peranan kepemimpinan erat kaitannya dengan fungsi pergerakan ( actuating) dalam manajemen. Fungsi pergerakan mencakup kegiatan memotivasi,

kepemimpinan, komunikasi , pelatihan, dan sebagainya. Kepemimpinan sangat diperlukan agar semua sumberdaya yang telah diorganisasi dapat digerakkan untuk merealisasikan tujuan organisasi (Kasminto,2007) Pengertian kepemimpinan iaitu proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Griffin & Ebert, 1999). Kepemimpinan merupakan suatu upaya dari seorang pemimpin untuk dapat merealisasikan tujuan organisasi melalui orang lain dengan cara memberikan motivasi agar orang lain tersebut mau melaksanakannya, dan untuk itu diperlukan adanya keseimbangan antara kebutuhan individu para pelaksana dengan tujuan organisasi. Berdasarkan Abd. Hamed et al, kepimpinan adalah suatu proses di mana pemimpin akan cuba mempengaruhi perlakuan pekerjanya bagi melaksanakan sesuatu tugas untuk mencapai matlamat kerja bagi unit dan organisasi. Seseorang pemimpin seharusnya mempunyai pengikut serta mempengaruhi perlakuan pekerja dengan berbagai cara untuk mencapai matlamat. Kepemimpinan dipandang sangat penting karana dua hal: pertama, adanya kenyataan bahawa penggantian pemimpin seringkali mengubah kerja suatu unit, instansi atau organisasi; kedua, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi adalah

kepemimpinan, mencakup proses kepemimpinan pada setiap jenjang organisasi, kompetensi dan tindakan pemimpin yang bersangkutan (Yukl, 1989). Kepemimpinan adalah jenis khusus hubungan kekuasaan yang ditentukan oleh anggapan para anggota kelompok bahwa seorang dari anggota kelompok itu memiliki kekuasaan untuk menentukan pola perilaku terkait dengan aktivitasnya sebagai anggota kelompok, pen.(Yukl, 1989) Sehubungan dengan ketiga kategori pengertian di atas, Watkins (1992) mengemukakan bahwa kepemimpinan berkaitan dengan anggota yang memiliki kekhasan dari suatu kelompok yang dapat dibedakan secara positif dari anggota lainnya baik dalam perilaku, karakteristik pribadi, pemikiran, atau struktur kelompok. Pengertian ini tampak berusaha memadukan ketiga kategori pemikiran secara komprehensif karena dalam definisi kepemimpinan tersebut tercakup karakteristik pribadi, perilaku, dan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok. Berdasarkan pengertian tersebut maka teori kepemimpinan pada dasarnya merupakan kajian tentang individu yang memiliki karakteristik fisik, mental, dan kedudukan yang dipandang lebih daripada individu lain dalam suatu kelompok sehingga individu yang bersangkutan dapat mempengaruhi individu lain dalam kelompok tersebut untuk bertindak ke arah pencapaian suatu tujuan. Lewin, Lippitt, dan White (Dunford, 1995), pada tahun 30-an melakukan studi terkait dengan tingkat keketatan pengendalian, dan melahirkan terminologi gaya kepemimpinan autocratic, democratic, dan laissez-faire. Gaya kepemimpinan pertama yang diperkenalkan ialah Gaya Kepemimpinan Authoritarian. Kepemimpinan otoriter (Authoritarian) adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik ialah menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya. Selain itu, pemimpin perlu menunjukkan keakuaannya dalam menegakkan disiplin. Sebagai seorang

pemimpin otoriter, dia perlu bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi dan menggunakan pendekatan punitif dalam hal terhadinya penyimpangan oleh

bawahan.

Gaya

kepemimpinan

kedua

ialah

Gaya

kepemimpinan

Demokratis

(democratic) . Gata kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada

permasalahan selalu mengikut sertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi. Mereka menyedari bahawa mahu tidak mahu organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. Selain itu, mereka melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya. Pemimpin sebagai gaya demokratis

memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia. Biasanya pemimpin demokratik merupakan seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti. Gaya kepemimpinan ketiga ialah Gaya Kepemimpinan Bebas ( Laissez Faire). Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Gaya kepemimpinan bebas memberikan kuasa kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nya menuntut keterlibatannya langsung. Bagi penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindah yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri. Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum. Berdasarkan kepribadiannya dapat dibagi menjadi empat macam gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan karismatis, gaya kepemimpinan diplomatis, gaya kepemimpinan otoriter, dan gaya kepemimpinan moralis. Berdasarkan interaksi dan pengarahan (direction) dengan pembantuan (support) kepemimpinan situasional dibagi menjadi 4 macam gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan Telling (Directing/Structuring), gaya kepemimpinan Selling (Problem Solving/Coaching), gaya kepemimpinan Participating (Developing/Encouraging) dan delegating

(Kasminto, 2007).

Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Gaya kepemimpinan yang tepat dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi. Gaya yang paling efektif adalah gabungan 3 unsur, yaitu: jati diri pimpinan, bawahan, dan situasi secara menyeluruh. Suatu kepemimpinan akan menjadi efektif apabila pemimpin tersebut memiliki kecerdasan-kecerdasan dasar yang harus dimiliki oleh pemimpin. Selain itu, untuk keberhasilannya pemimpin harus dapat mengerjakan segala tugas dan peranannya dalam organisasi. Gaya kepemimpinan sangat menentukan efektif atau tidaknya kepemimpinan seseorang. Gaya kepemimpinan pada dasarnya lebih dititik beratkan kepada cara berpikir dan bertindak seorang pemimpin atas kepemimpinan formalnya yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan seseorang yang diterapkan dalam memimpin organisasi harus disesuaikan dengan kondisi organisasi. Terdapat enam teori kepemimpinan iaitu teori orang-orang terkemuka, teori lingkungan, teori personal situasional, teori interaksi harapan, teori humanistik dan teori pertukaran. 1. Teori orang-orang terkemuka: Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter. 2. Teori lingkungan: Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yangmemungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan danadaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam daririndividu melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa. 3. Teori personal situasional : Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada kelompok.

4. Teori interaksi harapan : Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi. 5. Teori humanistik : Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapan-harapan, nilai-nilai dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung. 6.Teori pertukaran : Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang cukup tinggi merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akankehilangan kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala kewajibannya. Daripada perbincangan di atas perlu saya tegaskan bahawa kepimpinan adalah proses dimana seseorang individu itu mempengaruhi anggota-anggota lain didalam kumpulannya kearah mencapai tujuan dan matlamat kumpulan itu.Dalam erti kata yang lain, kepimpinan ialah proses yang sangat berkaitan dengan pengaruh dimana seseorang itu berjaya mempengaruhi mereka yang dipimpin supaya mengubah sikap dan tingkah laku mereka. Tegasnya, pemimpin memimpin dan dipimpin. Kepimpinan ialah tenaga penting di sebalik kejayaan organisasi dan organisasi tidak boleh mencapai kejayaan tanpa kepimpinan yang berkesan.

Anda mungkin juga menyukai