Anda di halaman 1dari 14

Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No.

OPTIMALISASI BANDWIDTH DAN KEAMANAN JARINGAN DENGAN FILTERISASI PADA WARUNG INTERNET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD
1

Tb. A. Hizbullah A

Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila

Abstract Mikrotik Routerboard is one of the alternative options for optimizing and security on a network that is widely used today. Mikrotik Routerboard offers exceptional performance equipped to manage a network. This study attempts to implement Bandwidth Management and filtering using Mikrotik Routerboard on a network of internet cafes. On optimizing bandwidth, queue tree techniques used while for the filtering used data type IP address and port. Implementation is done manually and use the script. Filtration compared to DNS Nawala Filtration network. Filtering testing using a browser and additional program using Visual Basic.NET programming language. Keywords: Mikrotik Routerboard, Bandwidth Optimization, Bandwidth Management, network filterization, network security.

1 1.1

Pendahuluan Latar belakang

Pemanfaatan teknologi jaringan sebagai media komunikasi data terus meningkat dan berkembang terutama dalam bidang jaringan internet yang mana merupakan suatu jaringan yang kompleks. Seiring dengan tingginya tingkat kebutuhan serta pemanfaatan teknologi jaringan menyebabkan para pengguna menginginkan sebuah jaringan yang maksimal baik dari segi efisiensi maupun tingkat keamanan. Kebebasan penyediaan informasi diinternet hampir tidak dibatasi, penggunaan internet oleh masyarakat luas akan menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial, etika, politik maupun ekonomi yang tak bisa dihindari. Contoh kecil seperti informasi-informasi mengenai pornografi dan pornoaksi yang bisa dengan mudah diakses dan diunduh. Perbedaan negara tentu juga menjadi dasar dari perbedaan budaya dan adat istiadat yang dianut. Indonesia memiliki cara sendiri untuk membatasi penyebaran pornografi dan pornoaksi yang dapat menghancurkan moral bangsa. Salah satunya dengan mengeluarkan UU No. 11 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan UU No. 44 tahun 2008 tentang pornografi. Hal ini menegaskan bahwa negara menentang apapun itu yang berhubungan dengan pornografi dan kejahatan dunia maya. Penyedia jasa akan layanan internet atau yang biasa disebut sebagai provider internet terus berkembang di Indonesia, contoh penyedia jasa yang sederhana yaitu warung internet atau biasa disebut warnet. Jasa yang disediakan bervariasi, mulai dari hanya browsing hingga game online multyplayer. Pada warnet sederhana, akses menuju situs-situs yang mengandung unsur pornografi tidaklah di batasi. Hal ini menjadi masalah tersendiri dikarenakan tidak ada pembatasan usia dalam bermain di warnet dan operator warnet pun tidak bisa menjaga secara penuh para pelanggannya. Tidak hanya itu, penggunaan warnet untuk browsing dan game online multyplayer tanpa management bandwidth yang baik akan sangat mengganggu pangunjung warnet. Hal ini dikarenakan terjadi tarik menarik jumlah bandwidth yang terbatas dari ISP (Internet Service Provider) antara pengunjung warnet.

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Hal 103 dari 116

Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan Mikrotik Routerboard

1.2

Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut adalah bagaimana mengoptimalkan suatu jaringan pada warung internet, dengan filterisasi serta management bandwidth menggunakan Mikrotik Routerboard.

1.3

Batasan Masalah

Pada penelitian ini, implementasi keamanan jaringan difokuskan hanya pada filterisasi, sedangkan untuk management bandwidth menggunakan teknik queue tree.

1.4

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengoptimalkan sebuah jaringan warung internet dengan cara melakukan proses filterisasi dan pembatasan hak akses pada situs-situs tertentu (situs berbahaya dan mengandung unsur pornografi) dengan menggunakan Mikrotik Routerboard. 2. Mengimplementasikan proses manajemen bandwidth serta mengoptimalkannya menggunakan Mikrotik Routerboard pada sebuah jaringan warung internet sehingga menghasilkan koneksi internet yang stabil .

1.5

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan suatu solusi alternatif bagaimana melakukan filterisasi untuk pembatasan akses internet dan pengaturan bandwidth yang optimal sehingga menghasilkan stabilitas koneksi yang baik dan maksimal pada jaringan dengan menggunakan teknologi Mikrotik Routerboard. Selain itu penelitian ini juga mengajak para pemilik warung internet agar menjadikan warung internetnya sebagai tempat hiburan yang mendidik dan bersih dari pornografi, hal ini tidak hanya untuk mendukung program pemerintah akan tetapi dalam rangka menjaga moral bangsa.

Metodologi

Pada penelitian ini digunakan metode stress test. Pengujian stress dilakukan dengan cara mengakses beberapa alamat web yang telah disaring oleh Mikrotik Routerboard pada komputer yang terdapat di warnet baik dengan menggunakan browser maupun dengan menggunakan program tambahan. Pada pengujian management bandwidth, akan dilakukan pengujian dengan cara mengunduh data secara bersamaan menggunakan beberapa komputer.

3 3.1

Pembahasan Analisis Permasalahan dan Kebutuhan Jaringan

Permasalahan yang terjadi pada warung internet adalah tidak adanya penyaringan terhadap situs-situs yang berisi konten negatif dan berbahaya. Contoh, situs-situs yang mengandung unsur pornografi yang sangat mudah diakses siapa saja sedangkan pemerintah telah secara tegas melarang. Selain itu penggunaan akan layanan internet untuk browsing dan Game online Multyplayer secara bersamaan akan mengganggu aktivitas untuk kedua layanan tersebut karena terjadi perebutan bandwidth yang diakibatkan tidak adanya pengelolaan bandwidth yang baik.

Hal 104 dari 116

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

Pada penelitian ini Mikrotik yang digunakan yaitu Mikrotik Routerboard RB750. Mikrotik dengan tipe ini memiliki level lisensi 4. PC yang akan digunakan berjumlah 9 buah PC. 1 buah PC digunakan sebagai server dan 8 buah PC lainnya digunakan sebagai client.

3.2

Desain Topologi

Desain topologi yang digunakan adalah desain topologi star (Gambar 1). Pada Gambar 1 terlihat bahwa modem difungsikan sebagai bridge yang menghubungkan internet ke jaringan warnet. Ini berarti IP address lokal maupun publik, gateway serta DNS diletakkan pada Mikrotik. Pada desain topologi (Gambar 1) Mikrotik difungsikan sebagai gateway padai jaringan warnet sekaligus sebagai Traffic filtering (Firewall). Semua akses lalulintas data baik yang masuk maupun keluar jaringan akan melewati Mikrotik terlebih dahulu untuk diperiksa baru kemudian dilanjutkan ketujuannya.

Gambar 1. Desain Topologi Jaringan

Gambar 2. Desain warung internet 3.3 Implementasi Mikrotik Routerboard RB750

Implementasi jaringan Menggunakan Mikrotik dimulai dengan mengkonfigurasi modem yang awalnya PPPOE menjadi Bridge terlebih dahulu. Setelah modem dalam mode bridge, tahap

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Hal 105 dari 116

Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan Mikrotik Routerboard

selanjutnya mulai memasang Mikrotik pada jaringan dan memulai instalasi Mikrotik mulai dari pengaturan interface, gateway, DNS hingga filterisasi.

3.4

Optimalisasi Management Bandwidth

Banyak teknik yang bisa digunakan pada Mikrotik, pada penelitian ini digunakan teknik queue tree untuk melakukan management bandwidth. Konfigurasi queue tree membutuhkan pengaturan pada mangle. Pada mangle terlebih dahulu akan di buat dua buah mark, mark packet dan mark conection. Baik konfigurasi pada mangle maupun pada queue tree akan dibuat sesuai jumlah PC yang akan digunakan seperti terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Management bandwidth menggunakan Queue tree

3.5

Pengujian dan Perbandingan

Pada proses pengujian baik itu pengujian filterisasi maupun management bandwidth, pengujian dilakukan dengan menggunakan metode stress test. Untuk filterisasi ada dua cara pengujian yang dilakukan. Cara pertama, pengujian dilakukan dengan menggunakan browser, dan pengujian kedua dilakukan dengan cara melihat response sample situs menggunakan program PING yang dikembangkan oleh peneliti. Sedangkan untuk pengujian Management Bandwidth akan dilakukan dengan cara mengunduh data secara bersamaan menggunakan beberapa komputer. 3.5.1 Pengujian Filterisasi Menggunakan Browser

3.5.1.1 Pengujian Menggunakan Mikrotik RB750 Saat pengguna mengakses situs yang termasuk dalam daftar filterisasi, akan terjadi delay selama beberapa saat pada browser. Setelah itu tampilan pada browser akan tampak seperti pada Gambar 4. Pada Gambar 4 dapat terlihat bahwa situs tidak dapat diakses, pesan yang tampak pun seperti pesan error yang menunjukkan server yang dituju sedang bermasalah sehingga tidak memancing kecurigaan

Hal 106 dari 116

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

user. Pada pengujian yang dilakukan menggunakan dua browser baik itu Mozzila Firefox maupun Google Chrom, terlihat bahwa situs yang dicoba diakses telah terblokir dengan baik oleh Mikrotik dan tak dapat diakses melalui jaringan warnet.

Gambar 4. Tampilan situs terblokir

3.5.2

Pengujian Menggunakan DNS Nawala

Gambar 5. Hasil pemblokiran oleh Nawala pada browser Google Chrome

Pada Gambar 5 dapat terlihat bahwa situs yang dicoba diakses menggunakan browser Google Chrome mengandung unsur pornografi dan pornoaksi, dan seperti terlihat pada Gambar 5, terdapat pesan peringatan dari Nawala yang menunjukan bahwa situs tersebut diblokir dengan cukup baik oleh komputer yang dipasangi DNS Nawala. 3.5.3 Pengujian Filterisasi Menggunakan Program PING

Pada pengujian ini diambil 20 sample situs untuk pengujian. Pengujian yang dilakukan
menggunakan tipe data alamat IP dan domain atau nama situs. Parameter kesuksesan pengujian ini berupa hasil response dari perintah PING. Jika response menunjukan reply dengan alamat IP asli maka dapat dikatakan lolos penyaringan atau gagal di blok, apabila response menunjukan timed out, maka dapat dikatakan penyaringan sukses.

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Hal 107 dari 116

Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan Mikrotik Routerboard

Gambar 6. Pengujian menggunakan masukan nama situs

Gambar 7. Pengujian menggunakan masukan alamat IP 3.5.3.1 Pengujian Menggunakan Mikrotik RB750 Mikrotik Routerboard telah menyaring dengan baik seluruh situs yang telah dimasukkan kedalam daftar penyaringan Mikrotik Routerboard. Hal ini dapat dilihat dari hasil reply dan timeout pada Gambar 8. Hasil reply berjumlah 0 dan hasil timeout berjumlah 20, hasil ini menunjukan bahwa 20 sample situs telah berhasil diblok oleh Mikrotik Routerboard. Dengan kata lain filterisasi Mikrotik berhasil dengan baik.

Hal 108 dari 116

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

PING Result Mikrotik


25 Jumlah Situs 20 15 10 5 0 Reply Timeout Hasil PING PING Result 0 20

Gambar 8. Hasil PING Mikrotik Routerboard

3.5.3.2 Pengujian Menggunakan DNS Nawala

PING Result DNS Nawala


20 19 Jumlah Situs 15 10 5 1 0 Reply Hasil PING Timeout PING Result

Gambar 9. Hasil PING DNS Nawala

Gambar 9 memperlihatkan terdapat sebuah reply pada hasil pengujian menggunakan program
PING. Ini menunjukan dari 20 sample situs yang diambil terdapat satu situs yang lolos dari proses penyaringan.

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Hal 109 dari 116

Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan Mikrotik Routerboard

3.5.4

Perbandingan Filterisasi DNS Nawala dan Mikrotik RB750

Masing-masing sistem memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan perbandingan antara sistem DNS Nawala dan sistem filterisasi pada Mikrotik Routerboard (RB750) seperti yang terlihat pada table 1. Perbandingan yang didapat disesuaikan dengan kondisi jaringan dan alat-alat yang terdapat di warung internet. Tabel 1. Perbandingan DNS Nawala dan Mikrotik RB750
DNS Nawala Kemudahan dalam implementasi Filterisasi mudah dinonaktifkan oleh user/client Update pemblokiran situs baru harus menunggu proses dari tim Nawala Pemblokiran hanya menggunakan IP address Dibutuhkan server proxy agar DNS Nawala lebih efektif Mikrotik RB750 Implementasi rumit, dibutuhkan keahlian khusus Filterisasi hanya bisa dinonaktifkan oleh admin atau pengelola Update pemblokiran situs baru bisa langsung dilakukan oleh admin atau pengelola Pemblokiran bisa menggunakan IP address, Port dan Protocol Bisa menggunakan redirect DNS

Pada tabel 1 dapat terlihat perbedaan sistem filterisasi menggunakan DNS Nawala dan Mikrotik RB750. Secara keseluruhan Mikrotik RB750 lebih unggul dibandingkan dengan DNS Nawala terutama dalam hal keamanan dan update. Bila tanpa membuat sebuah server proxy, penggunaan DNS Nawala rentan untuk ditidakaktifkan. Pengguna hanya perlu mengganti alamat DNS Nawala yang telah dipasang dengan alamat open DNS yang mudah ditemukan di internet. Cara penggantian IP DNS sama dengan cara pemasangan DNS. Sedangkan untuk dapat mematikan fungsi filterisasi pada mikrotik, hanya dapat dilakukan oleh admin atau pengelola hal ini dikarenakan user diharuskan login terlebih dahulu untuk dapat merubah sistem pada Mikrotik.

Perbandingan Sistem
19 20 Jumlah Situs 15 10 5 0 DNS Nawala 1 0 Sukses Gagal Mikrotik Gagal Sukses 20

Sukses : Jumlah situs yang berhasil tersaring Gagal : Jumlah situs yang lolos penyaringan

Gambar 10. Hasil perbandingan proses PING

Hal 110 dari 116

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

Jika dilihat dari diagram hasil proses penyaringan kedua sistem diatas, dapat disimpulkan bahwa jaringan yang mengimplementasikan Mikrotik lebih unggul dibandingkan dengan jaringan yang mengimplementasikan DNS Nawala. 3.5.5 Pengujian Management Bandwidth

Pengujian Management Bandwidth pertama akan dilakukan dengan menggunakan 3 buah PC yang digunakan sebagai parameter keberhasilan. Masing-masing PC akan dicoba untuk melakukan proses mengunduh sejumlah data dari internet dengan ukuran yang telah ditentukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah Mikrotik dapat membagi rata bandwidth yang tersedia atau tidak sesuai dengan management bandwidth yang telah diterapkan. Pada pengujian pertama, nilai level perioritas akan disamakan. Data pengujian bisa dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data Sampel Pengujian Bandwidth


Nama PC PC 1 PC 2 PC 3 Ukuran data yang di unduh 99,78 Mb 99,78 Mb 99,78 Mb Level Perioritas 8 8 8

Gambar 11. Pengujian Bandwidth dengan level perioritas yang sama

Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap implementasi Management Bandwidht menggunakan Mikrotik Routerboard, didapatkan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini terlihat pada Gambar 12, bandwidth yang diperoleh oleh ketiga PC penguji memiliki jumlah bandwidth rata-rata yang hampir sama yaitu pada kisaran angka 300 kbps, yang artinya bandwidth terbagi rata.

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Hal 111 dari 116

Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan Mikrotik Routerboard

Gambar 12. Hasil pengujian Bandwidth

Pada pengujian kedua, peneliti mencoba menerapkan fungsi level perioritas dengan dua perbedaan level perioritas pada Queue tree. PC yang digunakan berjumlah 4 buah PC yang masing-masing akan melakukan aktivitas mengunduh secara bersamaan dengan ukuran data yang telah ditentukan oleh peneliti. Dua PC diberikan perioritas tertinggi dan dua PC sisanya akan diberikan nilai perioritas yang rendah serperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data sample pengujian fungsi perioritas
Nama PC PC 1 PC 2 PC 6 PC 7 Ukuran data yang di unduh 200 Mb 200 Mb 200 Mb 200 Mb Level Perioritas 1 1 8 8

PC perioritas 1

PC perioritas 8

Hal 112 dari 116

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

Gambar 13. Pengujian Bandwidth dengan perbedaan level perioritas

Pada Gambar 13 terlihat bahwa PC 1 dan PC 2 dengan level perioritas 1 mendapatkan jumlah bandwidth lebih besar, yaitu pada kisaran 400 Kbps sedangkan PC 6 dan PC 7 yang diberikan level perioritas 8 hanya mendapatkan bandwidth pada kisaran 119 Kbps hampir mendekati nilai Limit-at. Meskipun fungsi perioritas digunakan, aturan Limit-at dan Max-limit tetap berjalan. Sehingga PC dengan perioritas yang rendah tetap mendapatkan nilai Limit-at dan PC dengan perioritas yang tinggi tetap tidak akan melebihi nilai Max-limit yang telah ditentukan.

Gambar 14. Hasil pengujian Management Bandwidth dengan menggunakan level perioritas Gambar 14 memperlihatkan bahwa fungsi level perioritas telah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari perbedaan jumlah bandwidth yang didapat oleh ke 4 PC penguji. Nilai selisih jumlah bandwidth yang didapat pada pengujian dengan dua level perioritas berada pada kisaran 270-280 kbps. Pada Gambar 11 dan Gambar 13 terlihat bandwidth telah dibagi dengan baik oleh queue tree sistem Mikrotik. Penggunaan fungsi level perioritas pun berjalan dengan baik. Namun total bandwidth yang diperoleh dari dua pengujian Management Bandwidth diatas masih melebihi nilai Max-Limit parent yang telah ditentukan yang ditandai dengan warna merah pada parent download. Hal ini disebabkan oleh total bandwidth yang diberikan oleh ISP tidak tepat 1 Mb, total bandwidth yang diberikan oleh ISP bisa mencapai hingga 1229 Kbps. Pada pengujian perioritas yang diperlihatkan oleh Gambar 13 terlihat perbedaan jumlah bandwidth yang cukup signifikan. Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan pengujian kembali menggunakan level perioritas yang berbeda-beda, untuk melihat selisih jumlah bandwidth yang bisa didapat oleh tiap client jika dari semua PC yang di uji menggunakan level perioritas yang berbeda. Pada pengujian ini diasumsikan 4 buah PC client yang sedang aktif dengan level perioritas yang berbeda-beda sedang melakukan aktivitas mengunduh data yang sama besarnya dengan spesifikasi seperti pada Tabel 4.

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Hal 113 dari 116

Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan Mikrotik Routerboard

Tabel 4. Data sample pengujian level perioritas


Nama PC PC 2 PC 3 PC 7 PC 8 Ukuran data yang di unduh 175 Mb 175 Mb 175 Mb 175 Mb Level perioritas 2 3 4 1

Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar selisih jumlah bandwidth yang didapat oleh tiap level perioritas yang terapkan pada masing-masing PC penguji. Selain itu, pengujian juga dilakukan untuk melihat apakah fungsi perioritas berjalan dengan baik atau tidak. Hasil dari pengujian bisa dilihat pada Gambar 15.

level perioritas

rata-rata bandwidth

Gambar 15. Hasil pengujian fungsi perioritas dengan level yang berbeda

Pada Gambar 15 terlihat bahwa level perioritas berjalan dengan baik. Jumlah bandwidth yang didapat oleh PC 8 yang menggunakan level perioritas tertinggi (level 1) mendapatkan jumlah bandwidth yang paling besar hingga mencapai angka 681 kbps, sedangkan 3 PC sisanya mendapatkan jumlah bandwidth di bawah angka 150 kbps. selisih jumlah bandwidth yang didapat oleh PC client dengan level perioritas 2-4 pada pengujian level perioritas tidak terpaut cukup jauh dengan jumlah bandwidth yang didapat oleh PC yang menggunakan level perioritas 1 (satu) yang selisihnya mencapai kisaran 500 kbps. Hal ini dikarenakan adanya nilai Limit-at dan Max-limit serta level perioritas yang berbedabeda dari keempat PC yang digunakan untuk pengujian.

Hal 114 dari 116

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

Pada pengujian sebelumya (Gambar 11) yang menggunakan level perioritas yang sama terlihat bandwidth terbagi rata, begitu pula pada pengujian yang hanya menggunakan 2 level perioritas yang berbeda terhadap 4 buah PC, selisih yang didapat tidak sebesar seperti pada pengujian dengan menggunakan 4 level perioritas (lihat Gambar 13). Tiap PC dengan perioritas yang sama pun mendapatkan bandwdth yang sama sesuai dengan level perioritasnya. Hal ini menunjukkan bahwa queue tree telah berjalan dengan baik. Pada awal eksekusi, Mikrotik akan terlebih dahulu memberikan nilai limit-at pada semua PC yang aktif kemudian sisa bandwidth yang ada akan dibagikan kembali sesuai dengan level perioritas yang dimiliki oleh masing-masing PC, itulah yang menyebabkan PC dengan level perioritas 1 mendapatkan jumlah bandwidth paling besar diantara yang lain. Bisa disimpulkan bahwa Penentuan pemberian nilai Limit-at dan Max-limit serta penerapan level perioritas yang berbeda-beda akan sangat berpengaruh pada jumlah bandwidth dan selisih yang didapatkan oleh setiap PC. Dengan diterapkannya level perioritas pada queue tree menyebabkan Mikrotik akan selalu mendahulukan PC dengan level perioritas paling tinggi untuk dilayani.

4 4.1

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi Mikrotik Routerboard yang diterapkan pada jaringan warung internet memberikan hasil yang baik, dalam segi optimalisasi Bandwidht dan filterisasi. 2. Dari hasil pengujian menggunakan Mikrotik Routerboard diperoleh data timedout sebanyak 20 situs dan data reply sebanyak 0 situs. Sedangkan untuk DNS Nawala diperoleh data timedout sebanyak 19 situs dan data reply sebanyak 1 situs. 3. Filterisasi atau penyaringan dengan menggunakan Mikrotik Routerboard lebih baik dari DNS Nawala. 4. Pengembangan program PING sebagai program pengujian tambahan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.NET cukup berhasil. Program mampu memperlihatkan situs-situs yang tersaring oleh Mikrotik dan yang tidak tersaring. 5. Management bandwidth menggunakan teknik queue tree memberikan hasil yang baik. Hal ini terlihat pada pengujian bandwidth yang dilakukan. Bandwidth terbagi rata antara tiap PC client yang dijadikan PC uji sesuai dengan level perioritasnya.

4.2

Saran

Ekplorasi implementasi Mikrotik untuk jaringan selain yang telah peneliti kerjakan masih mungkin dilakukan. Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti menyarankan untuk dilakukan implementasi keamanan dan optimalisasi jaringan menggunakan Mikrotik pada jaringan yang menggunakan hotspot seperti rtrwnet atau instansi tertentu.

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Hal 115 dari 116

Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan Mikrotik Routerboard

5
[1] [2] [3]

Refference
Chris Novan. dan Riyadi Valens. 2010. Mikrotik Most Wanted Untuk Pengembangan Usaha Anda. Citraweb Nusa Infomedia. Faulkner. 2001. Internet Bandwith Management Alternatives for Optiizing Network Performance. Faulkner Information Services. Husaini. 2008. Implementasi PC Router, DNS Server, Active Directori dan Proxy Server Menggunakan Windows Server 2003 untuk Pengembangan Jaringan Komputer. Skripsi, Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Mancill, T. 2002. Linux Routers : A Primer for Network Administrator. 2nd ed. Prentice Hall. Manfield, Richard. 2004. Visual Basic.NET Weekend Crash Course. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Purbo, O. W. 2000. Linux Untuk Warung Internet. Elex Media Komputindo. Jakarta. Rafiudin, R. 2006. Membangun Firewalll dan Traffic Filtering Berbasis Cisco. Penerbit Andi. Yogyakarta Staff of Linux Journal. 2004. Build Your Own Router. Linux Journal Issue 126 October 2004. Supriyadi Andi. dan Gartina Dhani. 2007. Memilih Topologi Jaringan Dan Hardware Dalam Desain Sebuah Jaringan Komputer. Informatika Pertanian Volume 16 No. 2 Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Tanutama, L. 1996. Jaringan Komputer. Elex Media Komputindo. Jakarta. Taringan, A. 2009. Bikin Gateway Murah Pakai Mikrotik. Penerbit Ilmu Komputer. Yogyakarta. Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. ANDI.Yogyakarta. Stalling William. 2001. Komunikasi Data dan Komputer : Dasar-dasar Komunikasi Data. Edisi Bahasa Indonesia. Salemba Teknika. Jakarta. http://www.mikrotik.com/testdocs/ros/2.9/root/queue.php (Februari 2012) http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=29 (Februari 2012)

[4] [5] [6] [7] [8] [9]

[10] [11] [12] [13] [14] [15]

Hal 116 dari 116

2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai